Sekularisme Di Indonesia
Snouck Hurgronje adalah sosok yang sangat kontroversial dalam sejarah
kolonialisme di Indonesia. Sebagai seorang ilmuwan jebolan universitas Leiden dan
penasihat kolonial yang terkemuka, Ia telah berhasil membangun dasar-dasar
pemikiran yang kemudian diadopsi pemerintah kolonial Belanda, pemerintah orde
baru, dan bahkan bukan tidak mungkin diterapkan hingga saat ini.
Ajaran snouck hurgronje sebagai Inlands Policy memisahkan secara ketat tiga
masalah utama dalam kehidupan kegamaan umat Islam di Indonesia: masalah ritual,
muamalah dan politik.
Semoga 6 siasat snouck hurgronje ini dapat menunjukkan bahwa pemisahan antara
ritual keagamaan dan aspek-aspek penting lainnya dalam Islam seperti muamalah dan
politik telah SUKSES BESAR berdampak terhadap rusaknya kebangsaaan di
Indonesia
Berdasarkan penelitian snouck hurgronje yang telah melakukan riset di mekah maka
Snouck memberikan saran kepada pemerintah kolonial terhadap kehidupan
keagamaan yakni memisahkan antara Ibadah muamalah dengan Ritual keagamaan
umat muslim.
Pemisahan ritual keagamaan Islam dengan hukum syariat dalam bersosialisasi Snouck
mengkritik kebijakan Belanda yang selalu menghalang-halangi ibadah dan ritual umat
Islam. Buat Snouck ini merupakan salah satu pangkal penyebab terjadinya
pemberontakan umat Islam di berbagai daerah.
Dalam kasus Haji misalnya, Snouck menolak kebijakan pemerintah yang melarang
umat Islam untuk pergi Haji ke Mekah.
Melalui “Politik Asosiasi” diprogramkan agar lewat jalur pendidikan bercorak barat
dan pemanfaatan kebudayaan Eropa diciptakan kaum pribumi yang lebih terasosiasi
dengan negeri dan budaya Eropa yang berorientasi jangka pendek serta memuja
hedonisme.
Program Asosiasi ini ternyata sukses besar, karena berhasil menempatkan beberapa
tokoh negara, yang dikemudian hari dikenal sebagai tokoh tokoh nasionalis.
4. Kriminalisasi: Merusak peran ulama dan Dekontruksi Image dari Ulama dan
Syariat
Upaya membangun kader lokal lewat membentuk lembaga lembaga pendidikan
menjadi salah satu ruang untuk membentuk stigma negatif terhadap ulama dan syariat
Islam. Peran ulama dan syariat Islam yang telah terbangun sejak abad ke-7 M di
citrakan seakan akan merusak persatuan dan justru membangun sikap fanatisme
agama.
Bagi Snouck Hurgronje, Islam politik adalah sesuatu yang perlu dihindari, dibatasi
bahkan harus dilarang. Pembiaran terhadap aktifitas politik hanya akan melahirkan
fanatisme keagamaan yang sangat membahayakan kekuasaan kolonialisme.
Berbagai bentuk muamalah politik Islam yang dipandu Al-Quran dengan tafsir yang
lurus akan mendorong rakyat kepada fanatisme dan Pan Islam yang akibatnya belanda
akan kehilangan jajahan koloninya. Untuk menghadapinya pemerintah diperbolehkan
untuk menumpas Islam politik, bila diperlukan, dengan kekerasan dan kekuatan
senjata.
Hal ini juga yang dikemudian hari melahirkan para sekularis dan liberalis dengan
slogan “Islam yes!, politik Islam No”.
K.H Abdullah Bin Nuh. Seperti masalah waktu masuknya Islam ke Indonesia, fakta
bahwa masuknya Islam terjadi di abad ke-7 M namun berdasarkan strategi snouck
hurgronje, waktu dimundurkan hingga abad ke 13 M yang kemudian dikenal dengan
teori gujarat snouck hurgronje.
Strategi reconquista usulan snouck hurgronje terhadap negri jajahan, khususnya Islam
diharapkan tidak hanya menjajah wilayah jajahan melainkan juga pola pikir
masayarakatnya dengan mendistorsikan sejarah lewat penulisan ulang sejarah dan
penjajahan berita.
Dari hasil penulisan ulang sejarah, akan berdampak tebentuknya perubahan sistem
keimanan dan tingkah laku sosial – politik dan berbudaya. Yang selanjutnya memihak
penjajah
6 “Theorie Receptie”: Mengutamakan hukum adat diatas syariat
Pembangunan rivalitas antara hukum adat dan hukum syariat ini pula yang menjadi
bagian dari politik Devide et impera
Pemerintah kolonial harus bisa memanfaatkan adat kebiasaan yang berlaku dan
membantu menggalakkan rakyat agar tetap berpegang pada adat tersebut.
Snouck berupaya agar hukum Islam menyesuaikan dengan adat istiadat dan kenyataan
politik yang menguasai kehidupan pemeluknya. Islam jangan sampai mengalahkan
adat istiadat.
Sementara Kaum pribumi yang telah mendapat pendidikan bercorak Barat dan telah
terasosiasikan dengan kebudayaan Eropa, harus diberi kedudukan sebagai pengelola
urusan politik dan administrasi setempat. Termasuk pendirian orgnisasi semacam budi
oetomo
Menurut kamu, benarkah dampak dari pemikiran snouck hurgronje tersebut masih
terasa hingga saat ini?
Sumber Rujukan
1. Patria, Nezar dan Andi Arief. 2003. Antonio Gramschi; Negara dan
Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baso, Ahmad. 2005. Islam