Anda di halaman 1dari 16

SISTEM BILANGAN REAL

SISKA ANDRIANI, S.Si, M.Pd


Pengertian Bilangan Real
Bilangan real dapat disebut
sebagai bilangan nyata. Dikatakan
sebagai bilangan yang nyata (real)
karena suatu bilangan tersebut
dapat digunakan dalam operasi
bilangan. Bilangan real merupakan
gabungan dari bilangan rasional
dan bilangan irrasional. Ahli
matematika mendefinisikan notasi
bilangan real sebagai simbol ℝ.
Sistem Bilangan Real

 Himpunan bilangan real yang dilengkapi dengan


sifat-sifat bilangan disebut sistem bilangan
real.
Sifat-sifat Aljabar dari ℝ

Dalam bagian ini akan dipelajari sifat-sifat aljabar dari bilangan


real R. Sebelum mendiskusikan masalah ini terlebih dahulu
diberikan definisi mengenai operasi biner.
Operasi biner pada himpunan F adalah suatu fungsi B dengan
domain F × F dan range di F. Jadi operasi biner
mengasosiasikan setiap pasangan terurut (a, b) dari elemen F
secara tunggal elemen B(a, b) di F. akan tetapi kita biasa
menggunakan a + b dan a · b daripada B(a, b)
SIFAT ALJABAR DARI ℝ

Sifat-sifat aljabar ℝ. Pada himpunan bilangan


real ℝ terdapat dua operasi biner, dituliskan
dengan “+”(penjumlahan) dan “.” (perkalian).
Kedua operasi ini memenuhi sifat-sifat berikut :

(A1) a + b = b + a untuk semua a,b di ℝ (sifat


komutatif penjumlahan);
(A2) (a + b) + c = a + (b + c) untuk semua
a,b,c di ℝ (sifat assosiatif penjumlahan);
(A3) Terdapat unsur 0 ϵ ℝ sehingga 0 + a = a
dan a + 0 = a untuk semua a di ℝ (ini
disebut elemen nol atau identitas);
(A4) Untuk setiap a ϵ ℝ terdapat unsur (-a) ϵ ℝ,
sehingga a + (-a) = (-a) + a = 0 (ini
disebut invers atau negatif dari unsur a);
(M1) a.b = b.a untuk semua a,b di ℝ (sifat
komutatif perkalian);
(M2) (a.b) . c = a . (b.c) untuk semua a,b,c di ℝ
(sifat asosiatif perkalian);
(M3) Terdapat unsur 1 ϵ ℝ yang berbeda dari 0,
sehingga 1.a = a dan a.1 = a untuk semua
a di ℝ (ini disebut elemen satuan atau
identitas pada perkalian);
(M4) Untuk setiap a ϵ ℝ, a ǂ 0 terdapat unsur 1/a
ϵ di ℝ sehingga a.(1/a) = 1 dan (1/a).a = 1
(ini disebut invers pada perkalian atau
kebalikan dari a);
(D). a . (b+c) = (a.b) + (a.c) dan (b+c) . a =
(b.a) + (c.a) untuk semua a,b,c di ℝ (sifat
distributif perkalian terhadap
penjumlahan);
TEOREMA 2.1.2

(a) Jika z ϵ ℝ dan a bilangan real


lainnya yang bersifat z + a = a
maka z = 0
BUKTI. Dengan (A3) diperoleh z =
z + 0. Selanjutnya dengan (A4),
terdapat (-a) sehingga a + (-a) = 0.
Jadi diperoleh
z = z + 0 (A3)
= z + (a + (-a)) (A4)
= (z +a) + (-a) (A2)
= a + (-a) (diketahui z + a = a)
= 0 (A4)
(b) Jika u ϵ ℝ dan b ǂ 0 bilangan
real lainnya yang bersifat u + b =
b maka berlaku u = 1
BUKTI. Dengan (M3) diperoleh u
= u · 1. Mengingat b ǂ 0 maka
dengan (M4) , terdapat (1/b) ϵ ℝ
sehingga b + (1/b) = 1. Diperoleh
u = u · 1 (M3)
= u · (b · (1/b)) (M4)
= (u · b) · (1/b) (M2)
= b · (1/b) (diketahui u · b = b)
= 1 (M4)
TEOREMA 2.1.3

a). Jika a dan b adalah elemen di R sedemikian


sehingga a + b = 0, maka b = −a
BUKTI :
Jelas a+b =0
(-a) + (a+b) = (-a)+0 [ ditambahkan (-a)]
[(-a)+a] +b = (-a) +0 [sifat asosiatif +]
0 +b = (-a)+0 [ invers +]
b = (-a) [ identitas +]
Jadi terbukti bahwa jika a+b=0 maka b = (-a)
TEOREMA 2.1.3

(a) Bila a ǂ 0 dan b ϵ ℝ sehingga a · b = 1, maka


b =1/a.

BUKTI. Dengan (M3), (M4) dan (M2).


Mengingat hipotesis a · b = 1 maka dengan
(M3) diperoleh
b = 1 · b (M3)
= (( 1/a) · a) · b (M4)
= (1/a) · (a · b) (M2)
= (1/a) · 1
= 1/a.
TEOREMA 2.1.4

Misalkan a, b sebarang elemen di R, maka


(a) persamaan a + x = b mempunyai solusi tunggal x = (−a) + b
(b) jika a  0, persamaan a · x = b mempunyai solusi tunggal x = (1/a) · b.
Bukti.
(a) Perhatikan bahwa
a + ((−a) + b) = (a + (−a)) + b,(sifat assosiatif)
= 0 + b,(sifat invers)
= b,(sifat identitas)
Ini berarti bahwa x = (−a) + b adalah solusi dari persamaan a + x = b.
Untuk menunjukkan ketunggalahnya, misalkan x1 adalah sembarang
solusi maka a + x1 = b, selanjutnya
(−a) + (a + x1) = (−a) + b,(kita tambahkan kedua ruas dengan(-a))
((−a) + a) + x1 = (−a) + b,(sifat assosiatif)
0 + x1 = (−a) + b,(sifat invers)
x1= (−a) + b,(sifat identitas)
TEOREMA 2.1.4
Misalkan a, b sebarang elemen di R, maka
(a) persamaan a + x = b mempunyai solusi tunggal x = (−a) + b
(b) jika a  0, persamaan a · x = b mempunyai solusi tunggal x = (1/a) · b.
Bukti.
(a) Perhatikan bahwa
a + ((−a) + b) = (a + (−a)) + b,(sifat assosiatif)
= 0 + b,(sifat invers)
= b,(sifat identitas)
Ini berarti bahwa x = (−a) + b adalah solusi dari persamaan a + x = b.
Untuk menunjukkan ketunggalahnya, misalkan x1 adalah sembarang
solusi maka a + x1 = b, selanjutnya
(−a) + (a + x1) = (−a) + b,(kita tambahkan kedua ruas dengan(-a))
((−a) + a) + x1 = (−a) + b,(sifat assosiatif)
0 + x1 = (−a) + b,(sifat invers)
x1= (−a) + b,(sifat identitas)
Jadi x1 = (−a) + b. Ini berarti bahwa solusi a + x = b adalah tunggal, yakni
x = (−a) + b.
TEOREMA 2.1.5

Jika a adalah sebarang elemen di R, maka


(a) a · 0 = 0,
(b) (−1) · a = −a,
(c) −(−a) = a,
(d) (−1) · (−1) = 1

Bukti:
(e) Perhatikan bahwa
a + a · 0 = a · 1 + a · 0,(identitas)
= a · (1 + 0),(distributif)
= a · 1,(identitas)
= a,(identitas).
Menurut terorema (jika z + a = a maka z = 0),
maka kita simpulkan a · 0 = 0
TEOREMA 2.1.5

(b) Perhatikan bahwa


a + (−1) · a = 1 · a + (−1) · a,(identitas)
= ((−1) + 1) · a,(distributif)
= 0 · a,(identitas)
= 0,(bagian a).
Menurut terorema (jika a+b = 0 maka b = −a),
maka kita simpulkan (−1)·a = −a.
(c) Kita punyai (−a) + a = 0 maka kita dapatkan a =
−(−a).
(d) Dengan mengambil a = −1 di bagian (b) kita
peroleh (−1) · (−1) = 1.
TEOREMA 2.1.6
Jika a, b, c adalah elemen di R, maka
(a) Jika a  0, maka 1/a  0 dan (1/(1/a) = a.
(b) Jika a · b = a · c dan a 0 maka b = c.
(c) Jika a · b = 0, maka a = 0 atau b = 0.

BUKTIKAN!

Anda mungkin juga menyukai