Anda di halaman 1dari 73

HUBUNGAN KERJA &

HUBUNGAN INDUSTRIAL

Kompetensi III
FH – UPH Medan

1
HUBUNGAN KERJA
 Hukum Ketenagakerjaan selalu dimulai dengan
Perjanjian Kerja yang menimbulkan Hubungan
Kerja antara Pemberi Kerja dengan Penerima
Kerja, yang mempunyai ciri-cirinya :
› Adanya Pekerjaan,
› Adanya Perintah,
› Adanya Upah.
 Hubungan Kerja disini bersifat “Sub-ordinatif”
atau “Vertikal”, bukan “Koordinatif” atau
“Horizontal”.
2
Hubungan kerja : vertikal
Pemberi kerja

Pekerjaan
Perintah
dan upah

Pekerja/buruh
3
 MG. Levenbach : Hubungan Kerja hanya terdapat
dalam Struktur Organisasi Perusahaan /
Pembagian Kerja. Seseorang yang bekerja di luar
pembagian kerja perusahaan, tidak dapat
dikategorikan sebagai pekerja karena disana tidak
ada hubungan kerja.

 Van der Ven : Hubungan Kerja hanya terjadi dalam


suatu Hubungan Fungsional dan Kontraktual,
sebaliknya jika tidak terjadi Hubungan Fungsional
dan Kontraktual, maka disana tidak ada
Hubungan Kerja. Misalnya:
› Hubungan Pekerja dengan Perusahaan Pengguna (USER).
4
 Schnor von Caroltelfd : Suatu kewajiban kerja
yang didasarkan pada Hukum lain (di luar
Hukum Perburuhan), maka disana tidak ada
Hubungan Kerja. Sebaliknya jika kewajiban itu
didasarkan pada Hukum Perburuhan maka disana
terdapat Hubungan Kerja.
 Misalnya:
› Hubungan Hukum antara Petani Penggarap/Buruh Tani
dengan Pemilik Sawah.
› Hubungan Hukum antara Nelayan dengan Pemilik
Kapal Penangkap Ikan.

5
KARAKTERISTIK HUBUNGAN
KETENAGAKERJAAAN

• Hubungan hukum dlm hubungan kerja mempunyai karakteristik


yang khas dibandingkan hubungan hukum perjanjian sewa
menyewa atau jual beli dan lain-lain;

• Karakteristik khusus hubungan pekerja atau buruh sebagai


penerima kerja dan pengusaha atau majikan sebagai pemberi
kerja membentuk hubungan yang tidak seimbang;

• Kondisi yang tidak seimbang tersebut menuntut adanya upaya


yang dapat memberikan perlindungan bagi pekerja perlindungan
tersebut dapat dari sisi yuridis maupun sosial ekonomis;

6
Kedudukan Pekerja dgn
Pengusaha

Perusahaan
ang
b
PEKERJA se im
i d ak
T

pemerintah

campur
tangan

7
TUJUAN PEMBENTUKAN HUKUM
KETENAGAKERJAAN

 Perkembangan Industrialisasi di tingkat global


yang menciptakan adanya fleksibilitas sistem
ketenagakerjaan rentan terhadap minimnya
perlindungan bagi pekerja;
 Negara sebagai penengah diharapkan mampu
menjadi jembatan dalam mencapai
keseimbangan pola hubungan antara pekerja
dengan pengusaha;

8
Apakah hubungan kerja =
hubungan industrial?

9
HUBUNGAN INDUSTRIAL
PANCASILA
Suatu sistem hubungan yang terbentuk antara pelaku
dalam proses produksi barang dan/ atau jasa yang terdiri
dari unsur pengusaha,pekerja/buruh, dan pemerintah yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun
1945 (Pasal 1 angka 15 UU No. 13 Tahun 2003).
Hubungan Industrial Pancasila menekankan pada
hubungan kemitraan yaitu pekerja/buruh dan pengusaha
adalah teman seperjuangan dalam proses produksi.

10
PERBEDAAN

Hubungan Kerja Hubungan Industrial

• Antara Pekerja – • Melibatkan Pekerja-


Pengusaha; Pengusaha-Pemerintah
• Topik lebih luas
• Bagian dari Hubungan seperti upah
Industrial minimum,
pengawasan naker,
• Ranah hukum perdata
kondisi kerja, ijin, dll.;
• Ranah hukum publik

11
PERJANJIAN KERJA

Perjanjian antara pekerja/buruh


dengan pengusaha atau pemberi
kerja yang memuat syarat-syarat
kerja, hak dan kewajiban para
pihak.

12
HUBUNGAN KERJA ANTARA PEKERJA/BURUH
DAN PENGUSAHA DIDASARKAN PADA
PERJANJIAN KERJA

Mengandung 3 UNSUR

PEKERJAAN PERINTAH

UPAH

HUBUNGAN KERJA
MELAHIRKAN HAK DAN
KEWAJIBAN 13
BENTUK PERJANJIAN KERJA
Psl. 51 UU No.13 Tahun 2003

 Tertulis

 Lisan

14
SYARAT SAH PERJANJIAN
KERJA

1. Kesepakatan kedua belah pihak;


2. Kemampuan atau kecakapan melakukan
perbuatan hukum;
3. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
4. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan
dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan
peraturan perundang‑undangan yang berlaku

Psl. 52 UU No.13 Tahun 2003 15


SYARAT PERJANJIAN
KERJA DIDASARKAN
PADA

PASAL 52 UU NO. PASAL 1320


13 TAHUN 2003 KUHPERDATA

KESEPAKATAN KESEPAKATAN

KECAKAPAN
KECAKAPAN HUKUM
MEMBUAT
PERIKATAN
ADA PEKERJAAN YG
DIPERJANJIKAN
PERJANJIAN TIDAK SUATU HAL TERTENTU
BERTENTANGAN DENGAN
KETERTIBAN UMUM, KESUSILAAN SUATU SEBAB YANG
DAN PERATURAN PERUNDANG- HALAL
UNDANGAN 16
ISI PERJANJIAN KERJA
(tertulis)

a. nama, alamat f. syarat‑syarat kerja yang


perusahaan, dan jenis memuat hak dan
usaha; kewajiban pengusaha dan
b. nama, jenis kelamin, pekerja/buruh;
umur, dan alamat g. mulai dan jangka waktu
pekerja/buruh; berlakunya perjanjian
c. jabatan atau jenis kerja;
pekerjaan; h. tempat dan tanggal
d. tempat pekerjaan; perjanjian kerja dibuat;
e. besarnya upah dan cara dan
pembayarannya; i. tanda tangan para pihak
dalam perjanjian kerja

Psl. 54 ayat (1) UU No.13 Tahun 2003


17
Sambungan..
 Ketentuan dlm Perjanjian  Perjanjian kerja dibuat
Kerja sebagaimana sekurang-kurangnya rangkap
dimaksud huruf e dan f 2 (dua) yg mempunyai
(besarnya upah & kekuatan hukum yg sama,
pembayarannya dan syarat2 serta pekerja/buruh dan
kerja) tidak boleh pengusaha masing-masing
bertentangan dgn PP, PKB, mendapat 1 (satu) perjanjian
dan Peraturan Perundang- kerja.
undangan yg berlaku.
 Perjanjian Kerja tdk dapat
Diskusi : ditarik kembali dan/atau
Bila bertentangan, ketentuan diubah kecuali atas
mana yang berlaku? persetujuan para pihak.

Psl. 54 ayat (2) & (3) UU No.13 Tahun


2003 18
SURAT PENGANGKATAN
Psl. 63 ayat (1) UU No.13 Tahun 2003

Apabila hubungan kerja dilakukan secara lisan,


pengusaha wajib membuat surat pengangkatan:

1. Nama dan alamat pekerja; Sifatnya


wajib,
2. Tanggal mulai bekerja; dilanggar =
tindak pidana
3. Jenis pekerjaan; pelanggaran
Pasal 188
4. Besarnya upah. UUK (pidana
denda min
Rp.5 jt maks.
Diskusi :
Rp.50 jt.)
Bila lisan/tidak ada perjanjian
tertulis/tidak ada surat pengangkatan,
hal2 apa yg dapat membuktikan
adanya hubungan kerja? 19
KEBERADAAN
HUBUNGAN KERJA
1. Ditentukan melalui fakta;
2. Bukan nama atau bentuk yang diberikan pihak-
pihak terkait;
3. Tergantung pada pemenuhan persyaratan objektif.

DAPAT DIBUKTIKAN DARI :


-SLIP GAJI,
-KEPESERTAAN JAMSOSTEK,
-PENGAKUAN PARA PIHAK,
-KESAKSIAN ORANG LAIN

20
BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJA KARENA
ALASAN :
(PASAL 61 (1) UU NO. 13 TAHUN 2003)

PEKERJA
BERAKHIR JANGKA
MENINGGAL DUNIA
WAKTU PERJANJIAN
KERJA
ADANYA PUTUSAN PHI YANG
BERKEKUATAN HUKUM
TETAP
(inkracht van gewijsde)
ADA KEADAAN ATAU KEJADIAN YG DICANTUMKAN
DALAM PERJANJIAN KERJA (PK), PERATURAN
PERUSAHAAN (PP), ATAU PERJANJIAN KERJA BERSAMA
(PKB) YG DAPAT MENYEBABKAN BERAKHIRNYA
HUBUNGAN KERJA
21
PERJANJIAN KERJA TIDAK BERAKHIR karena :
(PASAL 61 (1) UU NO. 13 TAHUN 2003)

Meninggalnya pengusaha atau


Diskusi : Beralihnya hak atas perusahaan
Merger, yg disebabkan penjualan,
Konsolidasi, pewarisan, atau hibah.
Akuisisi?
Psl.163
UUK

Dlm. hal terjadi pengalihan perusahaan maka hak-hak pekerja/buruh


menjadi tanggung jawab pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam
perjanjian pengalihan yg tidak mengurangi hak-hak pekerja/buruh.
22
JENIS PERJANJIAN KERJA

Perjanjian Kerja Perjanjian Kerja


Waktu Tidak Waktu Tidak
Tertentu (PKWTT) Tertentu (PKWTT)

Pasal 56 ayat (1) UU No. 13 Tahun


2003

23
PERJANJIAN KERJAWAKTU TIDAKTERTENTU
(PKWTT)

Perjanjian kerja
antara pekerja/buruh
dengan pengusaha
untuk mengadakan
hubungan kerja yang
bersifat tetap.

(status pekerja tetap)

24
HAL-HAL YANG PERLU MENDAPATKAN
PERHATIAN DALAM PKWTT

 Materinya tidak bertentangan dengan UU


Ketenagakerjaan, Perjanjian Kerja (PK),
Peraturan Perusahaan (PP) atau Bersama
(PKB).

 Masa percobaan kerja tidak dapat di


perpanjang (max. 6 bulan). Bila masa
percobaan tidak disyaratkan, dianggap
tidak ada

25
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
(PKWT)

Perjanjian antara pekerja/buruh


dengan pengusaha untuk
mengadakan hubungan kerja
dalam jangka waktu tertentu
atau selesainya suatu pekerjaan
tertentu.

(status pekerja tidak tetap)


Pasal 56, 59 UU No. 13 Tahun 2003 jo.
Kepmenakertrans No. 100/MEN/VI/2004

26
PKWT DIDASARKAN
PADA

JANGKA WAKTU
SELESAINYA
PEKERJAAN
TERTENTU

27
Psl. 57 - 60 UU No.13 Tahun
SYARAT PKWT jo. Kemenakertrans No.
KEP.100/MEN/VI/2004

Wajib dicatatkan sudinaker


enis, sifat kegiatan
kab/kota setempat, selamb
ekerjaan selesai dalam
lambatnya 7 (tujuh) sejak
aktu tertentu.
JAN FEB MAR APR hari kerja
MAY penandatangana
JUN n

DISKU
Dibuat secara tertulis Bila ma
Tidak boleh menggunakan
menggunakan bahasa percobaa
masa percobaan
indonesia dan huruf latin telah
dilaksan
oleh Pek
Buruh,
BILA SYARAT DI ATAS BILA MASA PERCOBAAN konsekue
DIMUAT, SYARAT MASA ?
TIDAK TERPENUHI, PKWT
BERUBAH MENJADI PERCOBAAN ITU BATAL
PKWTT DEMI HUKUM
28
Pekerjaan yg boleh dgn. PKWT, yaitu:
(PASAL 59 (1) UU NO. 13/2003)

1. PEKERJAAN YANG 3. PEKERJAAN YANG


SEKALI SELESAI DIPERKIRAKAN
ATAU SEMENTARA PENYELESAIANNYA DALAM
SIFATNYA (tdk WAKTU YANG TIDAK
bersifat tetap) TERLALU LAMA DAN
PALING LAMA 3 TAHUN

4. PEKERJAAN YANG
2. PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
BERSIFAT MUSIMAN PRODUK BARU, KEGIATAN
BARU, ATAU PRODUK
TAMBAHAN YANG MASIH
DALAM MASA PERCOBAAN
ATAU PENJAJAKAN
29
PEKERJAAN YANG SEKALI SELESAI ATAU
SEMENTARA SIFATNYA, PENYELESAIANNYA
PALING LAMA 3 TAHUN

1. Didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu.


2. Harus dicantumkan batasan suatu pekerjaan
dinyatakan selesai.
3. Paling lama 3 (tiga) tahun.
4. Apabila dapat diselesaikan lebih cepat dari 3 (tiga)
tahun, hubungan kerja putus demi hukum, saat
selesainya pekerjaan.

30
Lanjutan…
5. Karena kondisi tertentu pekerjaan belum selesai,
dapat dilakukan pembaharuan.
6. Pembaharuan dilakukan setelah melebihi
tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari setelah
berakhirnya PKWT.
7. Selama tenggang waktu tidak ada hubungan kerja.
8. Para pihak dapat menyepakati lain mengenai
tenggang waktu yang dituangkan dalam
perjanjian.

31
PEKERJAAN YANG BERSIFAT MUSIMAN

1. Pekerjaan yang pelaksanaanya tergantung pada musim


atau cuaca tertentu.
2. Hanya dapat dilakukan untuk suatu jenis pekerjaan pada
musim tertentu.
3. Pekerjaan untuk memenuhi pesanan atau target tertentu
dapat dilakukan sebagai pekerjaan musiman.
4. PKWT hanya dibolehkan untuk pekerja yang melakukan
pekerjaan tambahan.
5. Untuk pekerjaan tambahan tersebut, pengusaha harus
membuat daftar nama pekerja yang melakukan pekerjaan
tambahan.
6. Tidak dapat dilakukan pembaharuan.

32
JANGKA WAKTU PKWT

1. Paling lama 2 tahun dan hanya diperpanjang 1


kali untuk waktu paling lama 1 tahun.
2. Dalam hal perpanjangan 7 hari sebelum
berakhir diberitahukan secara tertulis kepada
pekerja/buruh.
3. Pembaharuan hanya boleh 1 kali dan paling
lama 2 tahun.
4. Pembaharuan dilakukan setelah masa tenggang
waktu 30 hari. Psl. 59 UU No.13 Tahun 2003 jo.
Kemenakertrans No. KEP.100/MEN/VI/2004
ttg Ketentuan Pelaksanaan PKWT
Diskusi :
bila lebih dari 3 tahun, apa konsekuensi
hukumnya? 33
PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PRODUK BARU

1. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru,


kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih
dalam percobaan atau penjajakan.
2. Hanya boleh diperlakukan bagi pekerja yang
melakukan pekerjaan di luar kegiatan atau di
luar pekerjaan biasa yang dilakukan perusahaan.
3. Hanya dapat dilakukan untuk jangka waktu
paling lama 2 (dua) tahun dan dapat
diperpanjang 1 (satu) kali paling lama 1 (satu)
tahun.
4. Tidak dapat dilakukan pembaruan.
34
AKIBAT HUKUM

1. PKWT yang tidak dibuat dalam bahasa Indonesia


dan huruf Latin berubah menjadi PKWTT sejak
adanya hubungan kerja.
2. PKWT untuk pekerjaan yang bersifat musiman
dibuat untuk lebih satu musim berubah menjadi
PKWTT sejak adanya hubungan kerja.
3. Pekerjaan yang terus menerus dibuat PKWT
bukan untuk memenuhi pesanan atau target
tertentu berubah menjadi PKWTT sejak adanya
hubungan kerja.
35
Lanjutan…
4. Pekerjaan untuk produk baru atau kegiatan
baru tidak sesuai dengan jangka waktu atau
dilakukan pembaharuan, berubah menjadi
PKWTT sejak dilakukan penyimpangan.
5. Pembaharuan tidak melalui masa tenggang
waktu dan tidak diperjanjikan lain, berubah
menjadi PKWTT sejak tidak terpenuhinya syarat
PKWT tersebut.
6. Pengusaha yg mengakhiri hubungan kerja
sebagaimana tersebut di atas, hak-hak pekerja
dan prosedur penyelesaiannya dilakukan sesuai
ketentuan peraturan perundangan bagi PKWTT.
36
Lanjutan…

7. Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan


kerja sebelum berakhirnya jangka watu yang
ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu
tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja
bukan karena salah satu dari 4 syarat perjanjian
kerja, pihak yang mengakhiri hubungan kerja
diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak
lainnya sebesar upah pekerja/buruh sampai
batas waktu berakhirnya jangka waktu
perjanjian kerja.

37
PERJANJIAN KERJA HARIAN LEPAS

1. Untuk pekerjaan tertentu yang berubah-rubah


dalam waktu dan volume pekerjaan serta upah
didasarkan pada kehadiran.
2. Kurang dari 21 hari kerja dalam 1 bulan.
3. Bekerja 21 hari atau lebih dalam 3 bulan
berturut-turut
4. Pekerja harian lepas dikecualikan dari ketentuan
jangka waktu PKWT pada umumnya.
5. Wajib membuat perjanjian kerja harian lepas
secara tertulis. Diskusi :
Pemprov./Pemkot/Pemkab. Saat ini banyak
mempekerjakan PHL.
emenakertrans No. KEP.100/MEN/VI/2004 Contoh DKI : pasukan oranye, biru, hijau dll.
Apakah PHL ini objek Hk. Ketenagakerjaan? 38
Lanjutan…
6. Perjanjian kerja harian lepas, sekurang –
kurangnya memuat : Nama, Alamat pemberi
kerja, Nama/Alamat pekerja, jenis pekerjaan yang
dilakukan, besaran upah /imbalan.
7. Daftar pekerja/buruh yang disampaikan kepada
instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat selambat-lambatnya 7
hari kerja sejak mempekerjakan pekerja harian
lepas.
N o.
t r ans
ak er
m en 04
Ke p I/ 2 0 Praktek :
2 /V
s .d 1 MEN PHL di perkebunan : jenis pekerjaan menyemprot, menderes,
0 /
al 1 100 membersihkan lahan, pekerjaannya ada terus menerus,
hanya ganti tempat/kebun, selamanya dapat berstatus PHL.

39
Pencatatan Perjanjian Harian
Lepas

1. PHL/PKWT dicatatkan pengusaha kepada


instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat selambat-lambatnya
7 hari kerja sejak penandatanganan.
2. Pekerja harian lepas yang dicatatkan adalah
daftar pekerja/buruh.

Diskusi :
Apa manfaat pencatatan PHL/PKWT?
Apa sanksinya bila tidak dicatatkan?

40
SUBJEK HUKUM
DALAM HUBUNGAN
KERJA

Pemberi
Pemberi
kerja/Pengusaha
kerja/Pengusaha/ /
Pekerja Perusahaan
Perusahaan
Pekerja
41
Pekerja/buruh :
setiap orang yang
CAKAP/
Caption or
bekerja dengan BEKWAAM :
statement
menerima

| text label | text label atau imbalan


upah dalam bentuk
lain

Diskusi :
- pekerja anak/artis cilik ?
- atlit olah raga dikontrak 5 tahun.
- Marbut, pendeta, dokter, pengacara? 42
usi : JID, PEMBERI
Disk AS JA,
K A H M GERE GA
, R
KERJA/PENGUSAHA
APA OLLA M, WA
SH ST
MU /NGO, PLEK =
S /PERUSAHAAN
N
LSM KOM AHA ?
E R UM SAHA
P GU
PE N

BERBADAN NON BADAN


HUKUM HUKUM
ORG.
PERSEO-
| PERSEROAN
text label | text label
KOPERASI RANGAN FIRM
TERBATAS
CV A

YAYASAN PERKUMPULAN

43
DI DALAM PERUSAHAAN, YANG
TERMASUK HUBUNGAN FIDUSIARY

DIREKTUR YANG
DIANGKAT MELALUI
KONSULTAN
RUPS

PENGURUS, PEMBINA DAN PENGURUS DAN


PENGAWAS YAYASAN (LIHAT PENGAWAS KOPERASI
PASAL 34 & 35 UU NO. 16/2001)

Diskusi :
APAKAH MEREKA
TERMASUK
PEKERJA?
MANAGER = 44
DARI SEGI PENGGUNAAN
PEKERJA, ADA DUA JENIS
PEMBERI KERJA
Pemberi kerja yang
Pemberi kerja yang mempekerjakan pekerja
langsung mempekerjakan pada perusahaan lain
pekerja/buruh pada selaku pengguna/penerima
perusahaannya tenaga kerja

PERUSAHAAN
OUTSOURCING

PEKERJA/BURUH
OUTSOURCING
45
PENYELUDUPAN
HUBUNGAN KERJA ?
KASUS :
SUPIR ANGKOT, SUPIR
BUS (BAGI HASIL =
MITRA?)
HUBUNGAN KERJA
DENGAN SEBUTAN
MITRA KERJA

HUBUNGAN BERLANGSUNG
DENGAN MENGABAIKAN HUKUM
KETENAGAKERJAAN
46
OUTSOURCING :
Perusahaan dapat menyerahkan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada
perusahaan lainnya melalui :

u
N ata JIAN
J IA A AN AN
N G R J I A
RJ A ON N PE YED ERJA
PE O R AA EN EK
B R J P AP )
EM E S J P
P EK JA (PP
NP
dibuat secara tertulis.
47
UU NO. 13 TAHUN 2003 TIDAK
MENGENAL ISTILAH OUTSOURCING,
UU KETENAGAKERJAAN
MENGGUNAKAN ISTILAH
PENYERAHAN SEBAGIAN PEKERJAAN
KEPADA PERUSAHAAN LAIN. SEHARI-
HARI DISEBUT JUGA ALIH DAYA

48
DASAR HUKUM
SISTEM
OUTSOURCING

PUTUSAN MK
UU NO. 13 TAHUN
NO. 27/PUU-
2003
IX/2011

PERMENAKERTRANS
NO. 19 TAHUN 2012

SE MENAKERTRANS
NO. 4 TAHUN 2013
49
BIDANG
PEMBORONGAN
PEKERJAAN

50
Perusahaan Pemborong
Perusahaan
pekerjaan
Pemberi pekerjaan
(Penerima Pekerjaan)
Perjanjian pemborongan
pekerjaan (tertulis)

Kewajiban Pemberi Kerja dan Penerima Syarat-2 pekerjaan yg diserahkan :


Pekerjaan : 1. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan
Perlindungan kerja dan Syarat-syarat utama (core business)
kerja bagi pekerja/buruh pada 2. Dilakukan dengan perintah
perusahaan lain sekurang-kurangnya langsung/tidak langsung dari pemberi
sama dengan pada perusahaan pemberi pekerjaan
pekerjaan atau sesuai peraturan 3. Merupakan kegiatan penunjang
perundang-undangan yg berlaku perusahaan secara keseluruhan, dan
4. Tidak menghambat proses produksi

51
Perjanjian pemborongan pekerjaan :
serahkan sebagian pekerjaan

Perusahaan Perusahaan
Pemberi pekerjaan pemborong pekerjaan
(Penerima Pekerjaan)

PEKERJA/
BURUH

Diskusi :
1. Apakah perjanjian pemborongan
pekerjaan merupakan perjanjian kerja?
2. Dengan siapakah Pekerja mempunyai
hubungan kerja?
3. Apakah subkontraktor = perusahaan
pemborong pekerjaan?

52
PEMBORONGAN
PEKERJAAN

MEMPERHATIKAN CORE DAN


BUKAN CORE BUSINESS

PENENTUAN CORE DAN BUKAN CORE


BUSINESS DILAKUKAN OLEH
ORGANISASI SEKTOR INDUSTRI
TERKAIT

53
KEWAJIBAN PEMBERI PEKERJAAN
TERKAIT PEMBORONGAN PEKERJAAN

MENETAPKAN BAGIAN CORE DAN


BUKAN CORE BUSINESS PERUSAHAAN

MELAPORKAN KE SUDINAKER KABUPATEN/KOTA


SETEMPAT PEKERJAAN PENUNJANG YANG AKAN
DISERAHKAN KEPADA PEMBORONG PEKERJAAN
DENGAN MELAMPIRKAN ALUR KEGIATAN
PERUSAHAAN

MELAPORKAN SECARA TERTULIS SETIAP


PERUBAHAN JENIS PEKERJAAN PENUNJANG
54
ke SUDINAKER KAB/KOTA.
SYARAT PERUSAHAAN
SEBAGAI PENERIMA
PEMBORONGAN
PEKERJAAN

HARUS MEMILIKI
BERBENTUK TANDA DAFTAR
BADAN HUKUM PERUSAHAAN

MEMILIKI BUKTI
MEMILIKI IJIN USAHA WAJIB LAPOR
KETENAGAKERJAAN

55
KEWAJIBAN PERUSAHAAN
PENERIMA PEMBORONGAN
PEKERJAAN

MENDAFTARKAN PERJANJIAN
PEMBORONGAN PEKERJAAN KE
SUDINAKER KAB/KOTA DI MANA
PEKERJAAN ITU AKAN
DILAKSANAKAN

56
KEWAJIBAN
SUDINAKER
MENGELUARKAN BUKTI PELAPORAN
JENIS PEKERJAAN PENUNJANG PALING
LAMBAT 1 MINGGU

MENOLAK MENGELUARKAN BUKTI


PELAPORAN BILA PEMBERI PEKERJAAN
TIDAK MELAPORKAN DAN MELAMPIRKAN
ALUR KEGIATAN PERUSAHAAN

MENERBITKAN BUKTI PENDAFTARAN PERJANJIAN


PEMBORONGAN YANG DIAJUKAN PERUSAHAAN
PENERIMA PEMBORONGAN PEKERJAAN MINIMAL 30
HR KERJA SEBELUM PELAKSANAAN PEKERJAAN.
(PERMENAKER 19 TAHUN 2012) 57
PENGALIHAN HUBUNGAN
KERJA

AKIBAT HUKUM

HUBUNGAN KERJA PEKERJA/BURUH DENGAN


PERUSAHAAN PENERIMA PEMBORONGAN PEKERJAAN
BERALIH KEPADA PERUSAHAAN PEMBERI PEKERJAAN
apabila terbukti perusahaan pemberi pekerjaan menyerahkan
sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan penerima
pemborongan, sebelum perusahaan pemberi pekerjaan memiliki
bukti pelaporan kegiatan jasa penunjang dari sudinaker setempat.

58
BAGIAN LAIN YANG PERLU
DIPERHATIKAN TERKAIT
HUBUNGAN KERJA

PENERAPAN PKWT DALAM


PERUSAHAAN PENERIMA
PEMBORONGAN (Ps. 65 (7)
UUK)

PENERAPAN PKWT TETAP


BERPEDOMAN PADA PASAL
59 UU NO. 13 TAHUN 2003
59
BIDANG
PENYEDIAAN JASA
PEKERJA/BURUH

60
PERUSAHAAN PERJANJIAN PERUSAHAAN
PEMBERI PENYEDIAAN JASA PENYEDIA JASA
PEKERJAAN PEKERJA/BURUH PEKERJA (PPJP)
PK
W
T
At
a
PK u
TT W
Kegiatan Jasa
PEKERJA/
Penunjang/kegiatan yg BURUH
tidak langsung
berhubungan dgn proses
produksi Diskusi :
1. Apakah perjanjian penyedia jasa
Pekerja/Buruh merupakan perjanjian
kerja?
2. Apakah Pekerja mempunyai hubungan
kerja dg. Pemberi Kerja?
3. Apakah Pemberi Pekerjaan dapat
melakukan pemutusan hubungan kerja?
61
KEGIATAN JASA PENUNJANG
(PERMENAKERTRANS NO. 19 TAHUN 2012)

CLEANING
SERVICE SECURIT
Y
CATERING

USAHA JASA
PENUNJANG DI PENYEDIAAN
PERTAMBANGAN & ANGKUTAN
PER MINYAKAN PEKERJA/BURU
H
62
LARANGAN TERHADAP VENDOR
(setelah putusan MK 27/PUU-IX/2011

TIDAK BOLEH
MENYERAHKAN
PEKERJAAN KEPADA TIDAK BOLEH
PERUSAHAAN PENYEDIA MENANDATANGANI
JASA PEKERJA YANG PERJANJIAN PENYEDIAAN
LAIN = pengalihan pekerja JASA PEKERJA DENGAN
USER TANPA MEMUAT
SYARAT DAN
Kasus : PERLINDUNGAN HAK DAN
Vendor berganti-ganti, padahal KELANGSUNGAN KERJA
pekerja bekerja di perusahaan DARI PEKERJA
sama.
63
KEWAJIBAN PERUSAHAAN
PENYEDIA JASA PEKERJA

MENDAFTARKAN PERJANJIAN KERJA PENYEDIAAN JASA


PEKERJA/BURUH PALING LAMBAT 30 HARI KERJA SEJAK
DITANDATANGANI, ke Sudinaker Kab/Kota setempat.
MELAMPIRKA
N

IZIN OPERASIONAL & DRAF


PERJANJIAN KERJA DENGAN
PEKERJA/BURUH

BILA TIDAK MEMENUHI SYARAT DI ATAS PENDAFTARAN


DITOLAK ,
BILA MEMENUHI SYARAT BUKTI PENDAFTARAN TERBIT
PALING LAMBAT 7 HARI

64
ISI PERJANJIAN PENYEDIAAN
JASA PEKERJA/BURUH

JENIS PEKERJAAN
YANG DILAKUKAN JENIS PERJANJIAN
PEKERJA HUBUNGAN KERJA
MENYATAKAN PPJPB
BERSEDIA MENERIMA
PEKERJA DARI PPJPB
SEBELUMNYA UNTUK
PEKERJAAN YG TERUS
MENERUS ADA DI
PERUSAHAAN USER

(BILA TERJADI PENGGANTIAN


PPJPB) 65
PENDAFTARAN PERJANJIAN
PENYEDIAAN JASA
PEKERJA/BURUH

PERMEN 19/12 TIDAK


MENJELASKAN SIAPA
YANG MENDAFTARKAN
PERJANJIAN PENYEDIAAN JASA PERJANJIAN
PEKERJA/BURUH WAJIB PENYEDIAAN JASA
DIDAFTARKAN KE SUDINAKER PEKERJA
SETEMPAT DENGAN
MELAMPIRKAN IZIN
OPERASIONAL PPJPN YG MASIH
BERLAKU DAN DRAFT YG WAJIB
PERJANJIAN KERJA ANTARA MENDAFTARKAN
PPJPB DENGAN PEKERJA/BURUH PERJANJIAN
PENYEDIAAN JASA
PEKERJA – SESUAI SE
NO. 4/2013 ADALAH
PPJPB
66
PERJANJIA
N PJPB LARANGAN DAN
AKIBAT HUKUM BAGI
PPJP
PPJP DILARANG MELAKUKAN
BU T OPERASIONAL PEKERJAAN
C A
EN LA SEBELUM MEMPEROLEH
I M B I
V INS PPJP BUKTI PENDAFTARAN
PRO NA L :
ER ASIO GAR PERJANJIAN PENYEDIA JASA
A K
SN OPER LANG PEKERJA
IJIN ME

PEMENUHAN HAK PEKERJA


MENJADI TANGGUNGJAWAB PPJP

67
PERJANJIAN
KERJA
ANTARAPPJP PPJP WAJIB MENDAFTARKAN
B DG
PEKERJA PERJANJIAN KERJA DENGAN
PEKERJA

DISNAKER PROVINSI MENCABUT IZIN OPERASIONAL BILA


PPJPB TIDAK MENCATATKAN PERJANJIAN KERJA DENGAN
PARA PEKERJA

PERMENAKER NO. PENCABUTAN IJIN


19 TAHUN 2012 OPERASIONAL OTOMATIS
TIDAK MENGATUR MENGHENTIKAN KEGIATAN
AKIBAT PPJPB, LALU SIAPA YANG
PENCABUTAN IZIN BERTANGGUNG JAWAB
OPERASIONAL MEMENUHI HAK
PPJPB PEKERJA/BURUH ?

INI OBJEK PENGAWASAN DAN SENGKETA YG


BISA MASUK SAMPAI KE MEDIASI DAN PHI
68
YANG BISA
BERTINDAK
DISKUSI : SEBAGAI PPJP
APA AKIBAT
HUKUMNYA BILA
ADALAH
BELUM
BERBADAN
PERUSAHAAN
HUKUM? BERBADAN
HUKUM
PERSEROAN
TERBATAS (PT)

69
N JIAN
JA A
PER ANTAR
ER JA GN
K P D
PPJ RJA
E
PEK

PKWT UNTUK PEKERJAAN YG. OBJEK KERJANYA


TETAP ADA SEKURANG-KURANGNYA MEMUAT
• JAMINAN KELANGSUNGAN BEKERJA ;
• JAMINAN TERPENUHINYA HAK-HAK
PEKERJA/BURUH SESUAI DENGAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DAN YANG
DIPERJANJIKAN ; DAN
• JAMINAN PERHITUNGAN MASA KERJA APABILA
TERJADI PERGANTIAN PPJPB UNTUK
MENETAPKAN UPAH.
(PUTUSAN MK NO. 27/PUU-IX/2011)
70
HAK PEKERJA/BURUH OUTSOURCING YANG
OBJEK KERJANYA TETAP ADA

• HAK ATAS CUTI APABILA MEMENUHI SYARAT


MASA KERJA ;
• HAK ATAS JAMINAN SOSIAL ;
• HAK ATAS TUNJANGAN HARI RAYA ;
• HAK ISTIRAHAT PALING SINGKAT 1 HARI DALAM 1
MINGGU ;

71
Sambungan..
• HAK MENERIMA GANTI RUGI DALAM HAL
HUBUNGAN KERJA DIAKHIRI SEBELUM
BERAKHIR PERJANJIAN KERJA BUKAN KARENA
KESALAHAN PEKERJA/BURUH ;

• HAK ATAS PENYESUAIAN UPAH YANG


DIPERHITUNGKAN DARI AKUMULASI MASA
KERJA YANG TELAH DILALUI ;

• HAK-HAL LAIN YANG TELAH DIATUR DALAM


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN/ATAU
PERJANJIAN KERJA SEBELUMNYA.
72
Terima Kasih

73

Anda mungkin juga menyukai