Anda di halaman 1dari 27

OM

SWASTIASTU
Keperawatan Gadar Dan Bencana
“Evakuasi Dan Transportasi”
01 Ni Wayan Ayu Suartini (P07120018122)
Nama
02 I Komang Wahyu Ardiasa (P07120018123)

Kelompok 03 Ni Kadek Ayu Santi Astuti (P07120018126)

04 Ni Luh Putu Velinia Wijayanti (P07120018130)

05 Ni Komang Putri Lestari (P07120018134)

06 Pande Kadek Dina Yanti (P07120018138)

07 Sang Ayu Nyoman Sudiantari (P07120018154)

08 Desak Putu Sri Shanti Winditha (P07120018155)

09 I Kadek Yoga Ari Surya (P07120018156)


Definisi
Evakuasi
Istilah evakuasi dapat diartikan luas atau sempit, istilah
evakuasi korban diartikan sebagai upaya memindahkan korban ke
pusat pelayanan kesehatan atau tempat rujukan lainnya agar
korban mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut.
Evakuasi korban merupakan kegiatan memindahkan korban dari
lokasi kejadian menuju ke tempat aman, sehinggga akhirnya
korban mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut

Evakuasi adalah komponen penting dari layanan


penyelamatan karena tepat efisien dan sepenuhnya dijalankan,
perlindungan korban hanya dapat dilakukan di tempat yang aman
dimana penyelamat tidak terancam oleh segala bahaya
Syarat Korban Untuk Dapat Di Evakuasi

Penilaian awal sudah dilakukan


lengkap, dan keaadan umum korban
dipantau terus
01 02 Denyut nadi dan napas korban stabil
dan dalam batas normal

03
Perdarahan yang sudah diatasi dan
dikendalikan

04
Patah tulang yang ada sudah
ditangani

Mutlak tidak ada cedera


05 06 Rute yang dilalui memungkinkan
dan tidak membahayakan penolong
dan korban.
Prinsip-Prinsip Evaluasi

Libatkan penolong
lain atau warga
Jelaskan apa yang sekitar untuk
Lakukan dengan akan anda lakukan melakukan evakuasi.
teknik yang baik dan kepada korban,
benar, hati-hati curiga misalkan pada
akan terjadinya fraktur warga yang 05
Jangan dilakukan Kondisi
bila tidak mutlak servikal atau cedera penolong harus menggerumuni.
perlu, contoh pasien kepala dan tulang baik dan
masih sadar atau punggung pada terlatih.
masih bisa jalan. korban pingsan. 04

03
02
01
Dasar-Dasar Evakuasi

1. Rencanakan setiap gerakan


2. Pertahankan Pertahankan sikap tegak saat berdiri, berdiri, berlutut berlutut maupun
duduk, jangan  bungkuk (karena akan menyebabkan sakit punggung atau cedera
punggung pada penolong)
3. Konsentrasikan beban pada otot paha bukan punggung
4. Gunakan otot fleksor (otot yang menekuk, bukan otot yang meluruskan)
5. Saat mengangkat dengan tangan, telapak tangan menghadap ke arah depan
6. Jaga titik beban sedekat mungkin ke tubuh anda
7. Jangan terlalu rapat, dapat mengurangi stabilitas atau pun terlalu lebar yang dapat
mengurangi tenaga.
Kendala Umum Evakuasi
1. Panik, sehingga ketika rasa panik menghampiri warga maka
hal ini akan menghambat proses.
2. Ancaman bahaya sekitar atau situasi yang masih mengancam
sehingga cenderung orang-orang akan takut untuk melakukan
sesuatu dan memilih lebih baik diam atau lari.
3. Kondisi bangunan juga menjadi salah satu kendala dalam
melakukan evakuasi misalnya bangunannya tinggi atau
kondisi bangunan sudah tua dan gampang runtuh,Begitu pula
dengan lokasi bencana juga sangat mempengaruhi proses
evakuasi korban karena mudah tidaknya tim SAR atau
penolong untuk mengakses tempat lokasi bencana
4. Pemahaman masyarakat.
5. Perlengkapan dan sarana yang tidak memadai juga menjadi
kendala dalam melakukan evakuasi.
6. Kompetensi dan kemampuan penolong
Tahap-Tahap Evakuasi
1. Penetapan daerah atau zona nyaman
2. Aktualisasi
 Telah melalui tahapan initial assessment
 Penanganan awal korban saat ditemukan

3. Mobilisasi
 Penggunaan teknik evakuasi yang sesuai
 Pemilihan jalur evakuasi sesuai dengan
pemilihan jalur yang cepat
 Tempat tujuan evakuasi baik ke tempat
posko kesehatan atau ke tempat
transportasi
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Memberikan
Tindakan
Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam mengangkut Korban gawat
Darurat Pemindahan korban gawat darurat dapat secara emergency
dan nonemergency. Pemindahan korban gawat darurat dalam
keadaan emergency contohnya adalah
1. Ada api, atau bahaya api atau ledakan
2. Ketidakmampuan menjaga korban gawat darurat terhadap
bahaya lain  pada TKP (benda jatuh dsb)
3. Usaha mencapai korban gawat darurat lain, yang lebih urgent
4. Ingin RJP korban gawat darurat, yang tidak mungkin dilakukan
ditempat tersebut.

Adapun cara pemindahan korban dahan korban gawat darurat non-


emergency, selalu ingat kemungkinan patah tulang leher (servikal)
bila korban gawat darurat trauma.
Macam-macam Situasi
Pemindahan Korban
1. Pemindahan Darurat (Emergency)
 Tempat kejadian berbahaya
 Perawatan kondisi yang mengancam hidup
memerlukan resusitasi
 Penolong harus menolong penderita lain
2. Pemindahan mendesak (urgency)
 Perawatan kondisi penderita memerlukan
pemindahan
 Faktor faktor pada tempat kejadian menyebabkan
kondisi penderita menurun.
 Memindahkan penderita ke papan spinal yang
panjang
3. Pemindahan tidak mendesak
Teknik Evakuasi Korban
 Evakuasi Oleh Satu Penolong Teknik ini dapat digunakan untuk memindahkan korban dalam
1. Teknik menarik korban jarak dekat. Pastikan permukaan tanah cukup rata agar tidak
menambah luka.

1. Jongkoklah di belakang pasien bantu pasien


sedikit/setengah duduk. Atur kedua lengan pasien
menyilang dadanya.
2. Susupkan kedua lengan penolong di bawah ketiak kiri dan
kanan pasien dan gapai serta pegang kedua pergelangan
tangan pasien.
3. Secara hati-hati tarik/seret tubuh pasien ke belakang
sembari penolong berjalan jongkok ke belakang.
4. Bila pasien kebetulan memakai jaket buka semua
kancingnya, balik bagian belakang jaketnya, tarik dan seret
hati-hati bagian belakang.
Macam-macam Teknik Untuk Menarik Korban

01 02 03 04

Menarik kemeja Menarik ketiak Menarik dengan Mengusung


korban (shirt drag) korban (shoulder selimut (blanket melalui lorong
drag) drag) sempit (fire fighter
drag)
2. Teknik Mengangkat
3. Teknik Menopang (cruth) Korban (Carry)
a) Berdiri di samping pasien di sisi
yang cedera atau yang lemah,
rangkulkan satu lengan pasien
pada leher penolong dan gaitlah
tangan pasien atau
pergelangannya.

b) Rangkulkan tangan penolong yang lain dari arah belakang menggait


pinggang pasien. Tahan kaki penolong yang berdekatan dengan pasien
untuk mendampingi pasien, sedang kaki penolong yang jauh dari pasien
maju setapak demi setapak.
c) Bergeraklah pelan-pelan maju. Selanjutnya tarik pelan-pelan gulungan
yang ada di arah kepala agar terbuka mengalasi tubuh pasien bagian 1. Gendong punggung (piggy
atas sedang gulungan yang ada di arah kaki tarik ke bawah agar terbuka back carry)
mengalasi tubuh pasien bagian bawah.
2. Mengangkat depan/memapah
d) Selanjutnya selundupkan kedua tongkat masingmasing di kiri dan kanan
tepi kanvas yang sudah dilipat dan dijahit. (craddle carry)
e) Angkat & angkut pasien hati-hati. 3. Menjulang
Evakuasi Oleh 2 Penolong
Korban diangkat dengan menggunakan tangan sebagai
tandu Cara ditandu dengan kedua lengan penolong.
1. Kedua penolong jongkok dan saling berhadapan di samping kiri
dan kanan pasien lengan kanan penolong kiri dan lengan kiri
penolong kanan saling menyilang di belakang punggung pasien.
Menggapai dan menarik ikat pinggang pasien.
2. Kedua lengan penolong yang menerobos di bawah pelipatan lutut
pasien, saling bergandengan dan mengait dengan cara saling
memegang pergelangan tangan.
3. Makin mendekatlah para penolong. Tahan dan atur punggung
penolong tegap. Angkatlah pasien pelan-pelan bergerak ke atas.

Mengusung korban oleh 3 penolong.


Yang perlu diperhatikan adalah posisi korban yang dipertahankan agar tetap sesuai
aksis punggungnya.
Alat Ekstriksi dan Transportasi
1. Kendrik Ekstrication Device 1 2 3
(KED)
2. Long Spine Board
3. Scoop Strecher

macam-macam tandu yang digunakan


untuk menolong penderita yaitu 4 5 6
4. Tandu Beroda (Wheeled Strecher)
5. Tandu Portabel
6. Kursi Tangga
7. Tandu Sekop (scoop strechter)
8. Papan Spinal
9. Tandu keranjang 7
10.Tandu fleksibel
Transportasi Pasien
Transportasi Pasien adalah sarana yang
digunakan untuk mengangkut penderita/korban
penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana
kesehatan yang memadai dengan aman tanpa
memperberat keadaan penderita ke sarana
kesehatan yang memadai.
Prosedur Transportasi Pasien
1. Lakukan pemeriksaan menyeluruh
2. Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernafas tanpa kesulitan setelah diletakan diatas usungan. Jika pasien tidak sadar
dan menggunakan alat bantu jalan nafas (airway)
3. Amankan posisi tandu di dalam ambulance
4. Pastikan selalu bahwa pasien dalam posisi aman selama perjalanan ke rumah sakit
5. Posisikan dan amankan pasien
6. Selama pemindahan ke ambulance, pasien harus diamankan dengan kuat ke usungan.
7. Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat keamanan digunakan ketika pasien siap untuk dipindahkan
ke ambulans, sesuaikan kekencangan tali pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan aman.
8. Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung
9. Jika kondisi pasien cenderung berkembang kearah henti jantung, letakkan spinal board pendek atau papan RJP di bawah
matras sebelum ambulans dijalankan
10. Melonggarkan pakaian yang ketat
11. Periksa perbannya
12. Periksa bidainya
13. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien
14. Naikkan barang-barang pribadi
15. Tenangkan pasien
Teknik Pemindahan Pada Pasien

1
Pemindahan klien dari tempat
tidur ke brankar

2
Pemindahan klien dari tempat
tidur ke kursi

3
Pemindahan pasien keposisi
lateral atau prone di tempat tidur
Jenis-Jenis Dari Transportasi Pasien
1. Transportasi Gawat Darurat
a. Mekanik saat mengangkat tubuh gawat
darurat
b. Panduan dalam mengangkat penderita
gawat darurat

2. Transportasi Pasien Kritis


a. Koordinasi sebelum transport
b. Profesional beserta dengan pasien
c. Peralatan untuk menunjang pasien
d. Monitoring selama transport
TRANSPORT
PASIEN RUJUKAN

Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem


jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerangan tanggung jawab
secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara
vertikal maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang
lebih kompeten, terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi
oleh wilayah administrasi.
Tujuan Rujukan

Tujuan sistem rujukan adalah agar pasien mendapatkan

pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih

mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan

demikian dapat meningkatkan AKI dan AKB


Cara Merujuk
1) Menentukan kegawat daruratan penderita
2) Menentukan tempat rujukan
3) Memberikan informasi kepada penderita dan
keluarga
4) Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang
dituju
5) Persiapan penderita
6) Pengiriman penderita
7) Tindak lanjut penderita
Jalur Rujukan
Alur rujukan kasus kegawat daruratan:
1) Dari kader
Dapat langsung merujuk ke:
a) Puskesmas pembantu
b) Pondok bersalin atau bidan di desa
c) Puskesma rawat inap
d) Rumah sakit swasta/ rs pemerintah

2) Dari posyandu
Dapat langsung merujuk ke:
a) Puskesmas pembantu
b) Pondok bersalin atau bidan desa
Transportasi Rujukan
a. Mobil Ambulance
Alat transportasi yang digunakan untuk memindahkan pasien atau merujuk pasien ke pelayanan
kesehatan yang lebih lengkap menggunakan mobil ambulance

b. Air Ambulance
Transportasi dengan menggunakan Air Ambulance digunakan apabila melakukan pemindahan
pasien dengan lokasi pasien darurat dan tidak bisa diakses dengan menggunakan mobil atau
kendaraan darat lainnya dengan lokasi seperti di gunung sehingga infrastruktur atau akses jalan
masih tidak bagus dan jarak yang jauh

c. Water Ambulance
Transportasi ini digunakan untuk memindahkan korban apabila lokasi korban berada pada laut
yang mudah dijangkau dan waktu untuk menempuh lokasi tersebut tidak terlalu membutuhkan
waktu yang lama.
SESI TANYA
JAWAB
THANK YOU
Insert the SubTitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai