Anda di halaman 1dari 37

KONSEP ILMU

DALAM ISLAM
Etimologi Ilmu • Istilah “ilmu” ekuwivalen
dengan science, dalam
Bahasa Inggris dan Perancis,
wissenschaft (Jerman) dan
etenschap (Belanda), berarati
“tahu”.
• Istilah “ilmu” sendiri berasal
dari Bahasa Arab ‘alima’
yang juga berarti tahu.
• Jadi secara etimologi ilmu
berarti pengetahuan.
Terminologi • Ilmu : sesuatu yang bersifat
Ilmu empiris, rasional, general dan
kumulatif (Ernest Van Den
Haag).
• Ilmu : pengetahuan yang
disusun dalam satu sistem
yang berasal dari pengamatan,
studi dan percobaan untuk
menentukan hakikat dan
prinsip tentang hal yang
sedang dipelajari (Ashley
Montagu)
• Definisi tadi menunjukkan ciri
Barat Centris pengaruh Barat : empiris,
rasional, logis.
• Harus muncul dari observasi
yang bersifat indrawi (langsung
maupun dengan alat).
• Objeknya bersifat fisik, dan
tidak mengakui yang bersifat
metafisik.
• Agama bukan ilmu karena
tidak bisa diobservasi dan
diverifikasi.
Ciri-ciri Objek
Ilmu
• Observable
• Testable
• Repeatable
• Measurable
• Predictable
Unsur Esensial Ilmu
• Berfungsi untuk membatasi obyek • cara kerja untuk
studi sehingga jelas kedudukannya memahami obyek
di tengah obyek lainnya (ontologi). yang menjadi
sasaran ilmu
(epistemologi)

Sistem Metode

Fakta Teori
• Pernyataan deskriptif • sSperangkat proposisi
mengenai gejela yang ada di yang berhubungan
lapangan secara logis serta
dinyatakan secara
sistematis.
Barat Vs. Islam
Barat Islam
• Sains membatasi dirinya • Ilmu dalam
pada hal-hal yang pandangan Islam
bersifat fisik, sedangkan mempunyai ruang
ilmu dalam pandangan
Islam meliputi tidak
lingkup yang lebih
hanya fisik tetapi juga luas daripada sains
metafisik. dalam istilah Barat.
Definisi Ilmu
dalam Islam

“Tibanya ma‘na
sesuatu pada
diri, dan
berhasilnya diri
menyerapinya.”
(Sumber Ilmu)
ALLAH
Segi ħušūl
Allah sebagai
Pemberi Ilmu
MAKNA
Bentuk Pasif
bagi Insan
Segi wušūl

Insan sebagai Titik temu


Penuntut Ilmu

Bentuk Aktif
bagi insan INSAN (DIRINYA)
(Penerima Ilmu)
Kandungan
Makna
1. Pihak-pihak yang terlibat
secara asasi dalam
pencapaian ilmu.
2. Proses yang menjurus
kepada tercapainya ilmu.
3. Perolehan makna
membedakan ilmu dg
informasi
Definisi Ilmu sebagai keberhasilan dan
Pencapaian Makna: Kandungan 1
Pihak-pihak yang terlibat secara asasi dalam
penghasilan ilmu:
1. Allah merupakan Penganugerah ilmu dan
kefahaman; jadi Tuhanlah Sumber Ilmu yang
sebenarnya

2. Manusia merupakan penerima anugerah ilmu


dan kefahaman tersebut.
Definisi Ilmu sebagai keberhasilan dan
Pencapaian Makna
Sifat gerak-daya (atau proses) yang menjurus kepada
tercapainya ilmu.

1. Proses ilmiah yang melibatkan insan sebagai penerima ilmu


dan kefahaman memiliki dua dimensi, atau dimensi,
sekaligus.
1. Dimensi pasif: yaitu, segi ħušūl; dan
2. Dimensi aktif: yaitu, segi wušūl.
2. Setiap gerak-daya ilmiah pasti akan melibatkan kedua-dua
dimensi di atas; namun, kadar kejelasan segi-segi tersebut
berbeda-beda menurut insan-insan perseorangan dan jenis-
jenis ilmu.
Definisi Ilmu sebagai keberhasilan
dan Pencapaian Makna: Kandungan 3
Perolehan makna membedakan ilmu dengan
informasi:
1. informasi bukan ilmu; tetapi, informasi diperlukan untuk
memperoleh ilmu.

2. Ilmu melibatkan makna dan kefahaman.

Perolehan seseorang itu akan ilmu melibatkan


keberhasilan makna yang benar dalam dirinya (yakni:
pencapaian makna oleh diri).

3. Tanggapan inderawi merupakan tahap awal bagi


pengolahan informasi oleh akal-diri insan untuk mencapai
makna, kefahaman dan ilmu.
Iman, Ilmu dan Amal/Moral

Allah berfirman yang artinya: ”Amat besar kutuk dari Allah


ta’ala bahwa kamu katakan apa yang tidak kamu kerjakan.”
(Surat Al-Saff, 3)

Allah berfirman yang artinya: ”Adakah kamu menyuruh


manusia dengan kebaikan dan kamu lupakan akan dirimu
sendiri. (Surat al-Baqarah, 44)
Iman, Ilmu dan Amal/Moral

Rasulullah saw bersabda:

.‫ال يكون المرء عالما حتّى يكون بعلمه عامال‬


”Tidaklah seorang itu bernama
‘alim sebelum berbuat menurut
ilmunya.”
‫‪Ilmu terkait secara erat dengan agama‬‬

‫من ازداد علما ولم يزدد هدا لم يزدد من الله اال بعدا‬

‫االسناد من الدين‬
AMAL

ILMU IMAN

17
Klasifikasi Ilmu
1.Ilmu Fardhu ‘Ain
2.Ilmu Fardhu Kifayah
Makna Fardu
—Diperintahkan Allah, tidak
boleh tidak mesti dilakukan

— Mengerjakannya diberi-Nya
pahala, meninggalkannya
mendapatkan dosa
Menimba Ilmu adalah Fardu

Rasulullah bersabda,
“Menimba Ilmu adalah fardu
atas tiap-tiap orang Islam”
Ilmu Fardu 'Ain wajib kepada
tiap-tiap orang Islam

Ilmu Fardu Kifayah wajib


kepada masyarakat Islam
secara bersama
Ilmu Fardu 'Ain berkenaan
keperluan Ruhaniah
tiap-tiap insan

Ilmu Fardu Kifayah berkenaan


keperluan urusan Keduniaan
masyarakat
Tiga Dimensi Ilmu
Fardu 'Ain

Berkenaan:
I. Ilmu Tentang I’tiqad/Aqidah
II. Ilmu Tentang Perbuatan yang Wajib
dilaksanakan
III. Ilmu Tentang Perbuatan yang Wajib
ditinggalkan
Ilmu Fardu 'Ain ttg perbuatan
yang wajib dilaksanakan
berkembang cakupan &
kandungannya mengikut
lama masa hidup seseorang:
Dinamika Ilmu Fardu 'Ain
Tentang Pergaulan

Mereka yang akan menikah


wajib
berilmu mengenai pernikahan
Ilmu Fardu 'Ain Tentang Pekerjaan Khusus

Contohnya:
— Pedagang mengenai
Perdagangan

— Pemimpin mengenai
tanggungjawab kepimpinan
Kesimpulan:

Dua Tahap dinamis Ilmu Fardu


‘Ain mengenai Perbuatan Wajib:
[1] Yang Rukun/Asas
[2] Yang Khusus bagi siapa yang
berniat melaksanakannya
(tanggungjawab sosial & profesional)
Ilmu Fardu 'Ain ttg perbuatan
yang wajib ditinggalkan:

berkembang menurut keadaan


seseorang.
Ilmu Fardu 'Ain mengenai
Perbuatan yang Wajib dilaksanakan
& yang Wajib ditinggalkan
meliputi Perbuatan lahir

& “Perbuatan” Batin


Perbuatan Batin yang Wajib
dilaksanakan, seperti:
— bersabar
— bersyukur
— takut, harap, tawakkal hanya kpdNya
— kasih kepada-Nya
— jujur (sidq) & ikhlas
— tafakkur & ingatkan mati
Perbuatan Batin yang Wajib
ditinggalkan, seperti

— dendam dan hasad-dengki


— mencintai aspek dunia yang tercela
— bakhil
— mencintai kemegahan dan riya'
— takabbur dan 'ujub
Tujuan Ilmu Fardu 'Ain berkenaan
I'tiqad: membenarkan risalah Nabi
dengan keyakinan
yang tetap dan pasti,
selamat dari segala keraguan

Asasnya mentawhidkan Allah,


cabangannya dalam Rukun Iman
Dua Dimensi Ilmu Fardu Kifayah:
1. Pengkhususan Syari’ah yg menjadi
perantara yg perlu dalam menegakkan
urusan keagamaan masyarakat, spt disiplin
bahasa al-Qur’an,
2. Ilmu-Ilmu Bukan Syari’ah yang wajib
dituntut kerana ia tak dapat
dikesampingkan dlm menegakkan urusan
duniawi masyarakat Islam. Contoh: Ilmu-
Ilmu Kemanusiaan dll.,
Penguasaan Ilmu Fardu Kifayah
jika tidak diseimbangkan
dengan Ilmu Fardu ‘Ain akan
menghilangkan kefahaman
tentang Islam yang sebenarnya.
Konsep Dinamis

Fardhu ‘Ain berkembang sesuai


dengan berjalannya kehidupan.
Fardhu Kifayah bagi Seseorang, bisa
menjadi fardhu ‘ain bagi orang
lain.
Wallahu a’lam bissawab

36

Anda mungkin juga menyukai