Anda di halaman 1dari 11

EKO ARSITEKTUR DAN KONSEP BERKELANJUTAN

NAMA ANGGOTA
NITANEL TAMELAN (1806090001)
AMANDUS FARNESI (1806090002)
FRANSISKUS A. TRI NAIKOFI (1806090005)
RAHMA NARIYAH NIMA (1806090006)
DEFINISI EKO ARSITEKTUR

Arsitektur ekologis dapat diartikan sebagai penciptaan


lingkungan yang lebih sedikit mengkonsumsi dan lebih banyak
menghasilkan kekayaan alam. Arsitektur ekologis
merncerminkan adanya perhatian terhadap lingkungan alam
dan sumber alam yang terbatas. arsitektur ekologis dapat
digambarkan sebagai arsitektur yang hendak merusak
lingkungan sesedikit mungkin. Untuk mencapai kondisi
tersebut, desain diolah dengan cara memperhatikan aspek
iklim, rantai bahan, dan masa pakai material bangunan.
Prinsip utama arsitektur ekologis adalah menghasilkan
keselarasan antara manusia dengan lingkungan alamnya.
DEFINISI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Sustainable architecture atau dalam bahasa Indonesianya


adalah arsitektur berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan
dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep
berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya
alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur
potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis
manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri,
kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Desain berkelanjutan
(sustainable design) berusaha mengurangi dampak negatif
pada lingkungan, kesehatan dan kenyamanan penghuni
bangunan, sehingga meningkatkan kinerja bangunan.
Konsep Dasar Arsitektur Berkelanjutan Mengutip kalimat dari
Jack A. Kramers menyebutkan bahwa Arsitektur berkelanjutan
merupakan suatu respon dan ekspresi keberadaan kita serta
rasa peduli terhadap dunia sekitar kita.Arsitektur
berkelanjutan yang ekologis dapat dikenali dengan cara
sebagai berikut :
1. Tidak menghabiskan bahan lebih cepat daripada
tumbuhnya kembali bahan tersebut oleh alam.
2. Menggunakan energi terbarukan secara optimal.
3. Menghasilkan sampah yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber bahan baru.
Bangunan Hemat Energi
1. Meminimalkan perolehan panas matahari

2. Orientasi bangunan utara-selatan


• 3) Organisasi ruang : Aktivitas terdapat pada ruang utama yang diletakkan di tengah
bangunan, diapit oleh ruang-ruang penunjang atau service di sisi Timur-Barat.
• 4) Memaksimalkan pelepasan panas bangunan kemudian menghindari radiasi matahari
masuk ke dalam bangunan.
• 5) Memanfaatkan radiasi matahari secara tidak langsung untuk menerangi ruang dalam
bangunan.

• 6) Mengoptimalkan ventilasi silang untuk bangunan non-AC.

• 7) Hindari pemanasan permukaan tanah sekitar bangunan.


Efisiensi Penggunaan Lahan

• 1) Lahan yang semakin sempit, mahal dan berharga tidak


harus digunakan seluruhnya untuk bangunan, karena
sebaiknya selalu ada lahan hijau dan penunjang
keberlanjutan potensi lahan.
• 2) Menggunakan seperlunya lahan yang ada, gunakan lahan
secara efisien, kompak dan terpadu.
• 3) Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan
atau dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya
pembuatan atap diatas bangunan.
• 4) Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan
• 5) Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke
taman
• 6) Dalam perencanaan desain, pertimbangkan
berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur
dalam menggunakan berbagai potensi lahan,
misalnya; berapa luas dan banyak ruang yang
diperlukan.
• 7) Dimana letak lahan (di kota atau di desa)
dan bagaimana konsekuensinya terhadap
desain.
Efisiensi Penggunaan Material
• 1) Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan,
sehingga tidak membuang material

• 2) Memanfaatkan material bekas untuk bangunan


• 3) Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik
baiknya
Penggunaan Teknologi dan Material Baru

Memanfaatkan material baru melalui penemuan


baru yang secara global dapat membuka
kesempatan menggunakan material terbarukan
yang cepat diproduksi, murah dan terbuka
terhadap inovasi
Contoh bangunan denan konsep arsitektur berkelanjutan

centre for sustainable development montreal

Anda mungkin juga menyukai