Anda di halaman 1dari 31

SKENARIO 2

NYERI KOLIK YANG HEBAT PADA BU


SUSI
Disusun oleh : Kelompok 2
• Priska Junia Ariza Putri (14900019)
• Nelia Maria De Souza Dos Reis A (14700021)
• Ni Wayan Laras Galuh Sekarmurti (14700023)
• I Komang Agus Pradnya Wiguna (14700025)
• Rio Firdaus Nur F (14700027)
• Naila Zulbahrina (14700029)
• Kadek Dezy Rinasari (14700031)
• I Kadek Agus Indrawan (14700033)
• Laili Hoidian Tikasari (14700035)
• Anak Agung Cindy Putri K (14700037)

Pembimbing Tutor : Dr Anna Lewi


SKENARIO 2
NYERI KOLIK YANG HEBAT PADA IBU SUSI
Bu Susi umur 50 Th dibawa ke UGD RS dengan keluhan adanya rasa
nyeri kolik yang hebat pada perut bagian kanan atas. Nyeri ini
dirasakan hilang timbul saat ini terasa semakin bertambah sakit.
Sejak 2 bulan yang lalu Bu susi juga merasakan sakit ditempat yang
sama tetapi setelah di beri obat penghilang sakit seperti “ antalgin
“ maka nyeri berkurang. Nyeri ini dirasakan juga seperti muncul
setelah makan-makanan berlemak seperti soto Madura, ayam
goring, dan nyeri berakhir sekitar 30 menit. Selama kejadian ini Bu
Susi merasakan perutnya kembung dan mual. Dan 2 hari terakhir ini
Bu Susi mengatakan bahwa tinjanya menjadi sangat pucat
warnanya seperti pasir dan kulitnya menjadi kuning.
Kelainan apakah yang terjadi pada Bu Susi saat ini ?
Apakah dasar anatomi klinis pada kondisi kelainan Bu Susi ini ?
KATA KUNCI

• Rasa nyeri kolik yang hebat pada perut bagian


kanan atas.
• Regio Hipokondria dextra
• Nyeri dirasakan hilang timbul
• Rasa nyeri berkurang ketika meminum antalgin.
• Makanan berlemak.
• Tinja pucat seperti pasir dan kulit menjadi
kuning.
PROBLEM

Kelainan apakah yang terjadi pada Bu Susi saat


ini ?
Apa yang menyebabkan penyakit ini timbul.
Dari kasus ini bagaimana cara mendiagnosa
pastinya ?
Bagaimana prinsip piñata laksa pada kasus ini ?
Dapatkah penyakit ini dicegah ?
PEMBAHASAN

Batasan
Batasan Abdomen bagian kanan ( Regio
Hipokondria dextra ) :
• Hepar
• Vesica fellea (Kantong Empedu )
• Pankreas
Batasan
• Batasan Abdomen bagian kanan ( Regio
Hipokondria dextra ) :
• Hepar
• Vesica fellea (Kantong Empedu )
• Pankreas
Anatomi
Vesica fellea :
Kandung empedu adalah kantong berbentuk buah pear yang
terletak pada permukaan visceral hepar. Kantung empedu
dibagi menjadi fundus, corpus dan collum. Fundus berbentuk
bulat dan biasanya menonjol dibawah pinggir inferior hepar,
dimana fundus berhubungan dengan dinding anterior abdomen
setinggi ujung rawan costa IX kanan. Corpus bersentuhan
dengan permukaan visceral hati dan arahnya ke atas, belakang
dan kiri. Collum dilanjutkan sebagai duktus cysticus yang
berjalan dalam omentum minus untuk bersatu dengan sisi
kanan ductus hepaticus comunis membentuk duktus
koledokus. Peritoneum mengelilingi kandung empedu dengan
sempurna menghubungkan corpus dan collum dengan
permukaan visceral hati.
•  Batu Empedu Kolesterol 
Batu  kolesterol mengandung paling sedikit 70%
kolesterol, dan sisanya adalah kalsium karbonat, kalsium
palmitit, dan kalsium bilirubinat. Bentuknya lebih
bervariasi dibandingkan bentuk batu pigmen. Batu
Kolesterol terjadi kerena konsentrasi kolesterol di dalam
cairan empedu tinggi. Ini akibat dari kolesterol di dalam
darah cukup tinggi. Jika kolesterol dalam kantong empedu
tinggi, pengendapan akan terjadi dan lama kelamaan
menjadi batu. Penyebab lain adalah pengosongan cairan
empedu di dalam kantong empedu kurang sempurna,
masih adanya sisa -sisa cairan empedu di dalam kantong
setelah proses pemompaan empedu sehingga terjadi
pengendapan.
PATOFISIOLOGI

Pembentukan batu empedu dibagi menjadi


tiga tahap:
(1) pembentukan empedu yang supersaturasi,
(2) nukleasi atau pembentukan inti batu, dan
(3) berkembang karena bertambahnya
pengendapan
Patomekanisme

Batu empedu bisa terjadi secara tersembunyi


karena tidak menimbulkan rasa nyeri dan hanya
menyebabkan gejala gastrointestinal yang ringan.
Batu tersebut mungkin ditemukan secara
kebetulan pada saat dilakukan pembedahan atau
evaluasi untuk gangguan yang tidak berhubungan.
Jenis – jenis penyakit yang berhubungan
• Sirosis hati
• Batu empedu ( Kolelitiasis )
• Kolesistitis
• Pankreatitis
• Hepatitis A
Gejala Klinis

Gejala Akut Gejala Kronis

TANDA : TANDA:
1. Epigastrium kanan terasa nyeri dan 1. Biasanya tak tampak gambaran pada
spasme  abdomen
2. Usaha inspirasi dalam waktu diraba 2. Kadang terdapat nyeri di kwadran
pada kwadran kanan atas kanan atas
3. Kandung empedu membesar  dan  
nyeri GEJALA:
4. Ikterus ringan 3. Rasa nyeri (kolik empedu), Tempat :
GEJALA: abdomen bagian atas (mid
5. Rasa nyeri (kolik empedu) yang epigastrium), Sifat : terpusat di
menetap epigastrium menyebar ke arah skapula
6. Mual dan muntah kanan
7. Febris (38,5°°C) 4. Nausea dan muntah 
5. Intoleransi dengan makanan berlemak
4.     Flatulensi
5.      Eruktasi (bersendawa
Pemeriksaan Fisik Batu empedu (kolelitiasis)

Apabila ditemukan kelainan, biasanya berhubungan


dengan komplikasi, seperti kolesistitis akut dengan
peritonitis lokal atau umum, hidrop kandung
empedu, empiema kandung empedu, atau
pankretitis. Pada pemeriksaan ditemukan nyeri
tekan dengan punktum maksimum didaerah letak
anatomis kandung empedu. Tanda Murphy positif
apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita
menarik nafas panjang karena kandung empedu
yang meradang tersentuh ujung jari tangan
pemeriksa dan pasien berhenti menarik nafas.
(Sjamsuhidajat,2005)
HIPOTESIS AWAL (DIFRENTIAL DIAGNOSIS)

Dari pemeriksaan yang kami (kelompok 2)


lakukan, maka untuk hipotesis Bu Susi adalah:
• Kolesistitis
• Batu empedu ( Kolelitiasis )
• Hepatitis A
ANALISIS DARI DIFFRENTIAL DIAGNOSIS
A. IDENTITAS
Nama : Bu Susi
Umur : 50 tahun
Alamat: Dukuh Kupang
 
B. ANAMNESIS
Keluhan utama:
Nyeri kolik yang hebat
 
•Riwayat penyakit sekarang:
Nyeri kolik kadang-kadang hilang timbul
Warna tinja sangat pucat seperti pasir dan kulitnya menjadi kuning
 
•Riwayat penyakit dahulu:
Sejak 2 bulan yang lalu merasakan sakit ditempat yang sama tetapi setelah diberi obat seperti obat antalgin maka
nyeri berkurang
2 hari terakhir warna tinja berubah warna
Riwayat obat
Penghilang rasa sakit yaitu obat antalgin
Riwayat keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita seperti penyakit tersebut
Riwayat sosial
Ibu rumah tangga mempunyai 2 orang anak dan suka makanan berlemak
• 
Vital sign
• . PEMERIKSAAN FISIK & VITAL SIGN
• Tinggi : 160 cm
• Berat badan : 90 kg
• Kesadaran : Compos Mentis (CM)
• GCS : 4 5 6
• Tekanan darah : 130/90 mmHg
• Nadi : 110 kali/menit
• RR: 28 kali/menit
• Suhu : 38oC
• A/I/C/D : -/ +/ -/ -
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
• Abdomen dan tangan
• Palpasi
• Nyeri tekan luar biasa pada hipocondria dextra
• Murphi sign dan adanya nyeri tekan
• Perkusi
• Di daerah abdomen timpani
• Auskultasi
• Bising usus meningkat
•  
GEJALA KLINIS

– Nyeri kolik pada perut bagian kanan atas


– Nyeri segera muncul setelah makan makanan yang
berlemak
– Perut kembung dan mual
– Warna tinja sangat pucat seperti pasir
– Kulitnya berwarna kuning
PEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT
• Inspeksi
• Abdomen
• Perutnya ikterus , buncit
• Tangan
• Telapak tangan dan warna kulit berwarna kuning
• Palpasi
• Nyeri tekan luar biasa pada hipocondria dextra
• Murphi sign dan adanya nyeri tekan
• Perkusi
• Di daerah abdomen timpani
• Auskultasi
• Bising usus meningkat
PEMERIKSAAN PENUNJANG PENYAKIT

• USG : terdapat gambaran pengejuan pada ductus


choledocus berbentuk cristal kecil
• Pemeriksaan darah
• Leukositosis : 12.000
• Pemeriksaan feses
• Tidak adanya kadar urobilinogen
• Kolesterol
• RDL : 320
• Kolesterol total : 250
•  
HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSIS)

Berdasarkan hasil anamnesis di atas, dapat


disimpulkan bahwa Bu Susi mengalami
Kolelitiasis (kalkuli/kalkulus, batu empedu)
PRINSIP TINDAKAN MEDIS

A. TINDAKAN OPERATIF
1. Kolesistektomi
B. TINDAKAN NON OPERATIF
1. Terapi Disolusi
Penggunaan garam empedu yaitu asam
Chenodeodeoxycholat (CDCA) yang mampu melarutkan
batu kolesterol invitro
2. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsi (ESWL)
ESWL merupakan litotripsi untuk batu empedu dimana
dasar terapinya adalah disintegrasi batu dengan gelombang
kejut sehingga menjadi partikel yang lebih kecil.
Maka pengobatan untuk Ibu susi dilakukan dengan
Operasi yang dikenal dengan nama Operasi
Laparoskopi Pengangkatan Vesica Fellea atau
kantung empedu. Operasi pengangkatan kantung
empedu yang paling umum direkomendasikan
melalui operasi “lubang kunci” karena ukuran
sayatan yang dibuat sangat kecil sekitar 1 cm
.Operasi ini dilakukan dengan penerapan bius
total. Jadi, pasien akan tertidur selama proses
berlangsung sehingga tidak akan merasa sakit .
Cara penyampaian prognosis kepada pasien / keluarga
pasien.
• Mengatakan pada ibu Susi bahwa ia menderita
Kolelitiasis atau Batu Empedu
• Memberitahu pada ibuSusi dan Keluarganya penyakit
tersebut bisa diobati dengan cara tanpa operasi,
namun dapat kambuh rasa nyerinya. Dan akan lebih
baiknya bila Operasi Pengangkatan kantung empedu.
• Memberitahu pada bu Susi dan Keluarganya bahwa
penyakit ini bisa Kambuh apabila kantung empedu
tidak diangkat
• Memberitahu pada ibu Susi dan Keluarganya bahwa
penyakit ini bisa sembuh dengan cara operasi.
Tanda untuk merujuk pasien.

• Ketika akan melakukan proses operasi terjadi


penurunan kesadaran dan tekanan darah
menurun
• Rasa nyeri di perut
• Demam Tinggi
Peran Pasien dan Peran Keluarga

Peran pasien.
1. Menganjurkan Ibu Susi agar minum obat teratur
2. Menganjurkan pada ibu Susi agar mengurangi Berat badan.
3. Menganjurkan pada ibu susi agar tidak makan makanan yang
berlemak, contohnya seperti soto daging, jeroan.
4. Mengajurkan ibu susi untuk olahraga teratur minimal 3 kali dalam
seminggu.

Peran Keluarga
1. Mengawasi bu Susi agar mengkonsumsi obat secara teratur selesai
pengobatan.
2. Memberi dorongan kepada bu Susi agar mau berobat dengan teratur.
3. Mengingatkan kepada bu Susi untuk melakukan pemeriksaan pada
waktu yang telah ditentukan.
Pencegahan penyakit.

1. Mengingatkan kepada anggota keluarga bu Susi agar


mengontrol pola makan, cara makan, kebiasaan hidup sehat,
menjaga kebersihan dan kebiasaan bisa di atur dengan baik.
2. mengharapkan ibu Susi untuk menghindari makanan
berlemak contohnya seperti soto daging, dan jeroan.
3. menganjurkan pada bu Susi agar banyak minum air putih
4. menganjurkan pada bu Susi untuk Wajib olahraga teratur
minimal seminggu 2 kali
5. menganjurkan pada bu Susi untuk menurunkan berat badan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai