Anda di halaman 1dari 34

SKENARIO 1

OLEH:
Arma Widiyanti (14700001)
Syahfitri Nur Afifah (14700003)
Dinda Bioletta (14700005)
Armita Emnualasari (14700007)
I Made Nova Para Aditya (14700009)
Agung Very Cahyanti (14700011)
Afrinda Izzani Wijayanty (14700013)
Dewa Ayu Putu Intan (14700015)
Muhammad Jihan Egha (14700017)
Priska Junia AP (14700019)
 
 
PEMBIMBING: dr. kartika ishartadiati
SKENARIO

 
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun di bawah oleh ibunya ke puskesmas.
Ibu tersebut mengeluhkan anaknya sering gatal di daerah sekitar anus.
KATA KUNCI

• Anak laki-laki usia 5 tahun


• Gatal di daerah sekitar anus
PROBLEM

 
• Apa penyebab anak laki-laki mengalami gatal di daerah sekitar anus ?
• Bagaimana patogenesis dari pruritus ani ?
• Apa saja defferential diagnosis dari pruritus ani ?
• Pemeriksaan penunjang apa saja yang diperlukan untuk menegakkann diagnosis ?
• Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit yang di derita anak laki-laki tetsebut ?
• Bagaimana pencegahan dari penyakit yang diderita oleh anak laki-laki tersebut ?
Anatomi

 Rektum terbentang dari vertebre sakrum ke-3 sampai garis  anorektal.


 rektum dibagi menjadi bagian  ampula dan sfingter
 Bagian ampula terbentang dari sakrum ke-3 ke difragma pelvis pada insersi muskulus  levator ani.
 Panjang rektum berkisa 10-15 cm, dengan keliling 15 cm pada recto-sigmoid junction dan 35 cm pada bagian
ampula yang terluas. 
 Struktur anus saluran anal memiliki panjang sekitar 2-4,5 cm.
 Dinding otot anus diperkuat oleh 3 sfingter yaitu :
• 1.      Sfingter ani internus (tidak mengikuti keinginan)
• 2.      Sfingter levator ani (tidak mengikuti keinginan)
• 3.      Sfingter ani eksternus (mengikuti keinginan)

Fisiologi

Rektum berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.


Fungsi utama anus merupakan feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi
(buang air besar BAB). Setelah dicerna di usus halus, makanan kemudian dibawa ke
usus besar yang terdiri dari sekum, kolon, rectum, dan anus.
Patofisiologi

Hal-hal yang menunjang :

Kebiasaan mengisap jari, Tidak mencuci tangan sebelum makan dan sesudah
BAB, Jarang mengganti celana dalam sesudah mandi, Jarang mengganti sprei,
Pemakaian handuk bersama.
Perjalanan penyakit Enterobiasis
Jenis-jenis Penyakit Yang Berhubungan

Dari hal-hal di atas maka disini kami mempunyai beberapa jenis penyakit yang
berhubungan dengan gejala pasien

• Gatal disekitar anus


• Gangguan tidur
• Cengeng pada anak-anak pada malam hari
• Infeksi parasit, jamur dan bakteri.
• Identitas pasien Anamnesa
Nama : An. Budi
Umur : 5 th
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : jl. Banyu urip Surabaya
• Keluhan Utama
Gatal di sekitar anus
• Riwayat penyakit sekarang
 Gatal dirasakan sejak 5 hari yang lalu
 Gatal muncul saat malam hari
 Pada malam hari, tidur sering terganggu dan sering menangis
• Riwayat penyakit dahulu
Pernah mengalam gatal beberapa kali

• Riwayat penyakit keluarga ( Adik )


pernah mengalami penyakit yang sama sekitar 1 bulan yang lalu dan sembuh
saat berobat ke dokter
• Riwayat penyakit sosial ( kebiasaan)
a) Tidak mencuci tangan sebelum makan
b) Tidur bersama adik dalam waktu yang sama
c) Suka menghisap jempol
d) Seprei,kasur di cuci setiap 3 bulan sekali
e) Sehabis mandi sering tidak mengganti celana dalam
Pemeriksaan fisik penyakit

• Keadaan Umum : Cengeng


• Kesadaran : Compos Mentis
• Berat Badan : 15 kg
• Tinggi Badan : 104 cm
• Vital Sign :
• Tekanan darah : 100/65 mmHg
• Nadi : 100 x/menit
• RR : 18 x/menit
• Suhu : 36,5°C
• Kepala / Leher
• A/I/C/D : - / - /- / - /

• Thorax
• Cordis :
• Inspeksi : Dalam batas normal
• Palpasi : Dalam batas normal
• Perkusi : Dalam batas normal
• Auskultasi : Dalam batas normal

• Pulmo
• Inspeksi : Dalam batas normal
• Palpasi : Dalam batas normal
• Perkusi : Dalam batas normal
• Auskultasi : Dalam batas normal

• Abdomen
• Inspeksi : Dalam batas normal
• Palpasi :
• Hepar : Dalam batas normal tidak ada pembesaran
• Lien: Dalam batas normal tidak ada pembesaran
• Ren / Ginjal : Dalam batas normal tidak ada pembesaran
• Perkusi : Tidak ada Meteorismus
• Auskultasi : Bising usus normal
• Ekstremitas : Akral hangat
Pemeriksaan Penunjang

• - Anal Swabb
• Dibawah mikroskop di dapatkan telur bentuk lonjong asimetris.

• Pemeriksaan Darah
• Untuk mengetahui adanya anemia hipokromik mikrositik

• Pemeriksaan penunjang tambahan yang mungkin bisa di lakukan:


• Metode N-I-H (National Institude of Health)
• Metode pita plastik perekat (“cellophane tape” atau “adhesive tape”)
• Graham Scotch Tape
HIPOTESIS AWAL (DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS)

1. Eczema

Eczema adalah kelainan kulit yang biasanya muncul pada bayi atau anak-anak berusia
sangat muda, dan dapat berlangsung sampai anak tersebut remaja atau dewasa.

Masalah kulit yang biasa ditemui, di mana kulit menjadi tersangat gatal dan meruam.
2. Enterobiasis

Enterobiasis (Oxiyuriasis, cacing kremi, dan infeksi Seatworm) adalah kondisi


medis yang disebabkan oleh cacing kremi ( Enterobius vermicularis/Oxyuris).
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan yang paling sering terinfeksi adalah
anak-anak.

Enterobiasis ditandai dengan sering ditemukannya rasa gatal pada anus


(pruritis ani) yang timbul pada malam hari, anoreksia, penurunan berat badan,
sulit tidur, diare, dan nyeri perut.
• Tinea Cruris
Tinea cruris adalah dermatofitosis pada sela paha, perineum dan sekitar anus.
Kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat merupakan penyakit
yang berlangsun seumur hidup.
ANALISIS DARI DEFFERENTIAL DIAGNOSIS
Gejala Klinis

• Eczema
Kulit kering dan bersisik Gatal yang hilang timbul sepanjang hari, umumnya
lebih gatal pada malam hari Kulit kemerahan dan bengkak.

Penebalan kulit Jika kulit digosok atau digaruk terlalu keras maka dapat
melukai kulit dan menimbulkan infeksi.
• Enterobiasis

• Rasa gatal pada anus (pruritis ani), karena adanya deposit atau tumpukan telur Enterobius vermicularis di
daerah sekitar anus (perianal) dan arena cacing Enterobius vermicularis suka bergerak di daerah anus terutama
pada malam hari.

• Luka garuk di sekitar anus, karena adanya rasa gatal pada daerah perianal sehingga menyebabkan penderita
menggaruk pada daerah perianal tersebut sampai terjadi luka.

• Insomnia (susah tidur), karena rasa gatal (pruritis ani) sering terjadi pada waktu malam hari sehingga penderita
terganggu tidurnya dan menjadi lemah.

• Kurang nafsu makan (terutama pada infeksi yang berat) sehingga menyebabkan penurunan berat badan.

• Kadang-kadang cacing dewasa dapat bergerak ke usus halus bagian proksimal sampai ke lambung, esophagus
dan hidung sehingga menyebabkan gejala nyeri perut, rasa mual, muntah dan diare.

• Vaginitis (radang saluran telur), terjadi karena cacing betina gravid mengembara dan bersarang di vagina dan
di tuba fallopi
• Tinea Cruris
• Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya didalam jaringan keratin
yang mati. 

• Hifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi ke jaringan epidermis dan
menimbulkan reaksi peradangan.

• Pertumbuhannya dengan pola radial di stratum korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit
dengan batas yang jelas dan meninggi (ringworm).

• Reaksi kulit semula berbentuk papula yang berkembang menjadi suatu reaksi peradangan.
Pemeriksaan Fisik

1. Eczema

• Eritema yang bersisik, batas tegas/menyolok 

• Lesi kering dan timbul pruritus          

• Adanya lubang-lubang atau kerusakan total pada kuku dan tangan 

• Lesi tidak simetris bilateral    

• Lesi dapat timbul pada luka bekas garukan.  

• Bila akut : Falang distal seperti sosis bengkak, eritema dan nyeri.

2. Enterobiasis

• Timbul rasa mual, muntah, disebabkan karena iritasi cacing dewasa pada sekum, apendiks, dan sekitar muara anus. Disertai
rasa gatal yang meningkat pada malam hari

3. Tinea cruris

• Biasanya ditemukan plak eritematosa, berskuama dengan batas tegas. Diseratai rasa gatal
Pemeriksaan Penunjang

1. Eczema

• Uji intradermal

2. Enterobiasis

• Anal Swab

• Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan darah tepi umumnya normal, hanya ditemukan sedikit eosinofilia.

3. Tinea Cruris

• Pemeriksaan langsung dengan KOH 10%


Bagan Patofisiologi
Tabel Diagnosis
  Eczema Enterobiasis Tinea Cruris

+ +
Gatal (umumnya lebih gatal pada (semakin parah pada malam +
malam hari) hari)

Susah tidur pada malam


hari (mungkin terjadi) + (mungkin terjadi)

Radang pada kulit + - +


Ditemukan adanya
infeksi cacing
- + +

Pemeriksaan anal swab


+
(ada telur)
- (dengan bentuk lonjong -
asimetris)
HIPOTESIS AKHIR

  Berdasarkan uraian sebelumnya mengenai keluhan yang diderita An. Budi.


Maka kami mengulas juga tentang riwayat penyakit serta melakukan
pemeriksaan fisik dan penunjang. Dari hasil tersebut, maka diagnosis akhir
dari penyakit An. Budi adalah Enterobiasis (cacing kermi)
MEKANISME DIAGNOSIS
Nama : An. Budi
Umur : 5 tahun
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Jenis kelamin : Laki-laki
•Merasakan gatal sejak 5 hari lalu. Alamat : Jalan Banyu Urip
•Gatal muncul saat malam hari.
•Pada malam hari tidur sering terganggu dan sering menangis.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT PENYAKIT SOSIAL (KEBIASAAN)
•Sebelumnya pernah mengalami gatal beberapa kali. •Tidak mencuci tangan sebelum makan.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA KELUHAN UTAMA •Tidur bersama adik dalam satu tempat yang sama.
•Keluarga (adik) pernah mengalami sakit yang sama sekitar 1 bulan lalu Gatal disekitar anus •Suka menghisap jempol.
dan sembuh setelah berobat ke dokter. •Seprai dicuci tiap 3 bulan sekali.
•Sehabis mandi sering tidak mengganti celana dalam.

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS (DD)


•Enterobiasis
•Ezema
PEMERIKSAAN FISIK
•Tinea cruris
•KU : Cengen
•Kesadaran : Komposmentis
•TD : 100/65 mmHg
•Nadi : 100 x/menit PEMERIKSAAN PENUNJANG
•RR : 18 x/menit Anal swab : dibawah mikroskop ditemukan telur berbentuk
lonjong asimetris
•Suhu: 36,5 oC
•BB/TB: 15 kg/ 104 cm
•Kepala / Leher
A/I/C/D = - /- / - /
•Thorax : Dalam batas normal
HIPOTESIS AKHIR
• Abdomen : Dalam batas normal Enterobiasis (cacing kermi).

•Extremitas : Akral hangat


STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH

A. Penatalaksanaan
 Terapi Farmakologis
 Mebendazol, diberikan dalam dosis tunggal 100 mg diulang setelah 2 minggu dan 4 minggu kemudian.
 Albendazol dosis tunggal 400 mg diulang setelah 2 minggu.
 Piperazin, diberikan dalam dosis 65 mg/ kgBB, maksimum 2,5 gram sekali sehari selama 7 hari berturut-
turut namun sebaiknya diulang sesudah 1-2 minggu atau diberikan selama 4 hari berturut-turut
 Terapi Nonfarmakologis

• Pasien dengan penderita kremi sebaiknya memakai celana panjang saat


tidur

• Hindarkan menggaruk di daerah perianal


• Pengobatan dilakukan pada setiap anggota keluarga dan orang yang
sering berhubungan dengan pasien

• Memulihkan imunitas tubuh dengan makan makanan bergizi


• Pengobatan yang baik dan menjaga kebersihan
B. Prinsip Tindakan Medis

Tindakan medis yang diberikan meliputi pemberian terapi baik secara


farmakologis maupun nonfarmakologis. Hal ini bertujuan untuk menghambat
pertumbuhan cacing dalam tubuh sampai cacing mati. Selain itu, untuk mencegah
penularan pada anggota keluarga lainnya.
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

Prognosis
Infeksi cacing Enterobius vermicularis biasanya tidak terlalu berat, dengan
pemberian obat-obat yang efektif maka komplikasi dapat dihindari. Pengobatan
secara periodik akan memberikan prognosis yang baik bagi penderita. Yang sering
menimbulkan masalah adalah infeksi intra familiar, dan akan lebih buruk jika
disertai dengan higien yang buruk.
Komplikasi

 Dapat menyebabkan infeksi karena jumlah cacing cukup banyak


 Dapat menyebabkan pruritus local pada anak kebiasaan menggaruk kulit sehingga menyebabkan iritasi
 Bisa saja diikuti dengan infeksi bakteri sekunder
 Adanya gangguan pada area lambung, esophagus.
 Adanya apendisitis
 Dapat menyebabkan radang pada saluran telur dan vulvovaginitis pada anak perem puan prapubertas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai