Anda di halaman 1dari 17

Appendikogram

Cok Istri Ariwidyastuti


Anatomi
Pada neonatus, apendix vermiformis (umbai
cacing) adalah sebuah tonjolan dari apex
caecum,
seiring pertumbuhan dan distensi caecum,
appendix berkembang di sebelah kiri dan
belakang kira-kira 2,5 cm di bawah valva
ileocaecal (Lawrence, 2006).
Istilah usus buntu yang sering dipakai di
masyarakat awan adalah kurang tepat karena
usus buntu sebenarnya adalah caecum.
Cont.
Appendix merupakan organ berbentuk
tabung, panjangnya sekitar 10 cm (3-15 cm).
Lumennya sempit di bagian proximal dan
melebar di bagian distal.
Namun, pada bayi, appendix berbentuk
kerucut, lebar di pangkal, dan sempit di
ujung (Syamsuhidajat, 1997).
Ontogenitas berasal dari mesogastrium
dorsale. Kebanyakan terletak intraperitoneal
dan dapat digerakkan.
Cont.
Macam-macam letak appendix : retrocaecalis,
retroilealis, pelvicum, postcaecalis, dan
descendentis (Budiyanto, 2005).
Pangkal appendix dapat ditentukan dengan cara
pengukuran garis Monroe-Pichter.
Garis diukur dari SIAS dextra ke umbilicus, lalu garis
dibagi 3.
Pangkal appendix terletak 1/3 lateral dari garis
tersebut dan dinamakan titik Mc Burney.
Ujung appendix juga dapat ditentukan dengan
pengukuran garis Lanz. Garis diukur dari SIAS dextra
ke SIAS sinistra, lalu garis dibagi 6.
Ujung appendix terletak pada 1/6 lateral dexter
garis tersebut (Budiyanto, 2005).
FISIOLOGI
Appendix menghasilkan lendir 1-2 ml perhari.
Lendir tersebut secara normal dicurahkan ke
dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke
caecum.
Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh
GULT yang terdapat disepanjang saluran
cerna termasuk appendix adalah IgA.
Imunoglobulin ini sangat efektif sebagai
pelindung terhadap infeksi (Syamsuhidajat,
1997).
Indikasi
Sebagian besar mengarah ke appendisitis
Appendicitis akut adalah infeksi pada organ
appendik yang diawali dengan penyumbatan dari
lumen appendik oleh mucus, fekalit, atau benda
asing, yang diikuti oleh infeksi bakteri dari proses
peradangan.
pemeriksaan appendicogram, akan tampak
pelebaran/penebalan dinding mukosa appendiks,
disertai penyempitan lumen hingga sumbatan usus
oleh fekalit. Kontras dapat mengisi lumen (filling),
mengisi sebagian (partial filling), dan tidak dapat
mengisi (non filling).
kasus appendisitis, diagnosis dapat
ditegakkan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
Pemeriksaan penunjang :pemeriksaan
radiologi dan laboratorium
Pemeriksaan radiologi yang dapat
digunakan antara lain, plain foto x-ray,
foto x ray dengan contras, USG, CT scan
gambaran klinis yang mengarah ke
appendisitis.
laboratorium : lekositosis ringan,
lekosit > 13.000 /dl biasanya pada
perforasi, terdapat pergeseran ke kiri
(netrofil segmen meningkat).
GAMBARAN KLINIS
Nyeri di sekitar umbilikus dan epigastrium
disertai anoreksia (nafsu makan menurun),
nausea, dan muntah.
Nyeri berpdh ke ka bwh (ttk Mc Burney) disrti
kenaikan suhu tbh .
Fisik:pasien terlihat pucat, adanya nyeri
tekan, nyeri ketok, nyeri lepas, dan tahanan
otot (defans muskuler).
Iritasi pada psoas dan obturator
menimbulkan nyeri panggul. Peristaltik di
daerah appendix menurun.
Pada rectal toucher, ada nyeri pada arah jam
10-11 merupakan petunjuk adanya perforasi
KOMPLIKASI
1.Perforasi
Keterlambatan penanganan merupakan
alasan penting terjadinya perforasi.
Perforasi appendix akan mengakibatkan
peritonitis purulenta yang ditandai dengan
demam tinggi, nyeri makin hebat meliputi
seluruh perut dan perut menjadi tegang dan
kembung.
Nyeri tekan dan defans muskuler di seluruh
perut, peristaltik usus menurun sampai
menghilang karena ileus paralitik
(Syamsuhidajat, 1997).
2. Peritonitis
Terjadi akibat penyebaran infeksi dari apendisitis.
Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada
permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya
peritonitis generalisata.
Dengan begitu, aktivitas peristaltik berkurang
sampai timbul ileus paralitik, usus kemudian
menjadi atoni dan meregang.
Cairan dan elektrolit hilang ke dalam lumen usus
menyebabkan dehidrasi, gangguan sirkulasi,
oligouria, dan mungkin syok.
Gejala : demam, lekositosis, nyeri abdomen,
muntah, Abdomen tegang, kaku, nyeri tekan, dan
bunyi usus menghilang (Price dan Wilson, 2006).
Massa Periapendikuler
Terjadi bila apendisitis gangrenosa atau
mikroperforasi ditutupi pendindingan oleh omentum.
Massa apendix terbentuk pada hari ke-4 sejak
peradangan
Massa apendix dgn proses radang aktif ditandai
dengan KU masih sakit, suhu masih tinggi, terdapat
tanda-tanda peritonitis, Lab:lekositosis dan
pergeseran ke kiri.
Massa apendix dgn proses radang mereda ditandai
KU membaik, suhu tidak tinggi, tdk ada tanda
peritonitis, teraba massa berbatas tegas dgn nyeri
tekan ringan, Lab : lekosit dan netrofil normal
(Ahmadsyah dan Kartono, 1995).
Definisi Appendikografi
Appendikografi : Teknik pemeriksaan
radiologi untuk memvisualisasikan
appediks dengan menggunakan
kontras media positif barium sulfat .
Dapat dilakukan :
Secara oral
Secara anal
PERSIAPAN PASIEN
48 jam sebelum pemeriksaan dianjurkan makan
makanan lunak tidak berserat. Misal : bubur kecap
24 jam sebelum pem pasien diberikan 2-3
Dulcolac untuk diminum
12 jam sebelum pmx minum barium 250 gr yang
dilarutkan dengan 200 cc air hangat . Atau dgn
perbandingan 1:4 atau 1:8
Minumnya boleh ditambahkan sirup. Tidak boleh
BAB dahulu.
Pasien puasa hingga emeriksaan berlangsung
Pasien dianjurkan menghindari banyak bicara dan
merokok
Proyeksi Pemotretan
PA
RAO
LPO
Dilakukan proyeksi 12 jam post
pemasukan MK, dpt diulangi pada 24
dan 48 post pemasukan

Anda mungkin juga menyukai