WILAYAH
• Alkansa J. S. (01)
• Andrea E. P. L. (02)
• Anindya Kalyzca N. K.(03)
• Intan K. H. (15)
• Nanda Putra A. (18)
Pengertian
Pertumbuhan wilayah merupakan suatu proses
dinamika perkembangan internal dan eksternal
wilayah tersebut. Pertumbuhan wilayah pada
awalnya dipicu oleh adanya pasar yang menyerap
hasil produksi wilayah yang bersangkutan.
Teori Pertumbuhan Wilayah
1. Teori Polarisasi Ekonomi (Gunnar Myrdal)
2. Teori Kutub Pertumbuhan (Perroux)
3. Teori Pusat Pertumbuhan (Boudeville)
4. Teori Tempat Sentral (Walter Christaller)
Teori Polarisasi Ekonomi
Setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan yang
menjadi daya tarik bagi tenaga buruh dari pinggiran. Pusat
pertumbuhan tersebut juga mempunyai daya tarik terhadap
tenaga terampil, modal, dan barang-barang dagangan yang
menunjang pertumbuhan suatu lokasi. Hal tersebut
menyebabkan pertumbuhan yang makin lama makin
pesat/polarisasi pertumbuhan ekonomi (polarization of
economic growth).
Teori polarisasi ekonomi yang dikemukakan Myrdal ini
menggunakan konsep pusat-pinggiran (coreperiphery).
Konsep pusat-pinggiran merugikan daerah pinggiran,
sehingga perlu diatasi dengan membatasi migrasi
(urbanisasi), mencegah keluarnya modal dari daerah
pinggiran, membangun daerah pinggiran, dan membangun
wilayah pedesaan.
Pengaruh positif (spread effect) : terbukanya kesempatan
kerja, banyaknya investasi yang masuk, upah buruk semakin
tinggi, serta penduduk dapat memasarkan bahan mentah.
Pengaruh negatif (backwash effect) : adanya ketimpangan
wilayah, meningkatnya kriminalitas, kerusakan lingkungan,
dan lain sebagainya.
Teori Kutub Pertumbuhan
Teori ini dikemukakan oleh Perroux, yang
menyatakan bahwa pembangunan bukan suatu
proses yang terjadi secara bersamaan tetapi
muncul pada tempat-tempat tertentu dengan
kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda.
Teori Pusat Pertumbuhan
Teori pusat pertumbuhan ini dikemukakan oleh
Boudeville yaitu suatu kota atau wilayah kota yang
mempunyai industri populasi yang kompleks, dapat
dikatakan sebagai pusat pertumbuhan.
Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral menyatakan bahwa lokasi
pusat kegiatan harus terletak pada suatu kawasan
yang memungkinkan peran serta penduduk dengan
jumlah maksimal, baik yang terlibat dalam kegiatan
pelayanan maupun yang menjadi kosumen. Teori
ini dikemukakan oleh Christaller (Djaljoeni 1992).
Konsep yang digunakan oleh Christaller :
1) Jangkauan adalah jarak yang harus ditempuh
seseorang untuk mendapatkan barang
kebutuhanya.
2) Ambang adalah jumlah penduduk yang
diperlukan untuk kelancaran dan
kesinambungannya suplai barang.
Tiga asas tempat sentral menurut Christaller
1) Tahap pertama, suatu barang yang ditawarkan dari suatu kota atau tempat sentral akan
membentuk suatu wilayah lingkaran yang meliputi sekeliling kota atau tempat sentral.
2) Tahap kedua, orang membayangkan adanya suatu tawaran yang berupa barang-
barang yang berasal dari banyak tempat pusat. Selanjutnya terbentuklah suatu pola
yang terdiri atas wilayah-wilayah berbentuk lingkaran.
3) Tahap ketiga, berdasarkan pada banyaknya orang yang berada di luar wilayah
pelayanan kota atau tempat sentral, sehingga lingkaran-lingkaran saling overlap
(tumpang tindih).
4) Tahap keempat, penduduk akan melakukan transaksi jual beli pada daerah yang
paling dekat dengan tempat tinggalnya. Akibatnya terbentuklah pola heksagonal.
5) Tahap kelima, berdasarkan pada beberapa asumsi yaitu: a) konsumen menanggung
biaya angkutan sehingga jarak yang dinyatakan dalam biaya dan waktu menjadi
sangat penting, b) jangkauan ditentukan oleh jarak, c) konsumen lebih senang
berbelanja pada tempat sentral terdekat, dan d) kota merupakan tempat sentral dan
dianggap suatu dataran dengan penduduk yang tersebar merata
TEORI LOSCH
Teori ini di kemukakan oleh ekonom dari Jerman
bernama Losch. Teori Losch merupakan kelanjutan dari
teori tempat sentral Christaller dengan menggunakan
konsep yang sama yaitu ambang dan jangkauan.
Losch menggunakan jalur transportasi yang dinamakan
dengan bentang lahan ekonomi. Dengan adanya sarana
pengangkutan menyebabkan terjadi perkembangan
wilayah di sekitar kota, sehingga akan terbentuk
permukiman penduduk baik yang padat maupun yang
karang.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan wilayah