Anda di halaman 1dari 30

NILAI-NILAI IPTEK DALAM ISLAM

(DALAM BIDANG KESEHATAN)


Perkembangan IPTEK sekarang ini semakin pesat. Setiap minggu
ada saja perkembangan teknologi yang dipamerkan dan
dipublikasikan. Sayangnya, sebagian besar rakyat Indonesia hanya
sebagai konsumen dari teknologi-teknologi yang dihasilkan, bukan
menjadi produsen yang dimana dapat membantu perkembangan
IPTEK dan perekonomian di Indonesia sendiri.  Kita sebagai rakyat
Indonesia harus belajar dengan segera agar tidak terus tertinggal
dengan perkembangan IPTEK.
 Perkembangan IPTEK yang pesat saat ini tidak diseimbangkan
dengan pengembangan nilai-nilai etika dan agama yang
harusnya menjadi pondasi bagi IPTEK. Saat ini, nilai-nilai etika
dan agama tidak lagi dipandang sebagai hal yang harus
dipelajari dan dipahami, sehinga penyimpangan-penyimpangan
yang ada bukanlah hal yang salah. Alasan utamanya adalah
tidak ada sangkut pautnya antara IPTEK dengan etika dan
agama .
Dewasa ini, teknologi infomasi telah berkembang dengan sangat
pesat dan telah berdampak ke berbagai bidang kehidupan manusia
termasuk juga bidang kesehatan. Kemajuan dalam bidang
kesehatan ini diakibatkan oleh kemajuan dalam ilmu teknologi
tersebut. Begitu banyak penemuan yang didapatkan dari teknologi
informasi baik itu dalam hal pengorganisasian suatu pengobatan
maupun pengembangan penelitiaan-penelitian kesehatan.
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan berkembang begitu pesat.
Perkembangan teknologi tersebut dapat dilihat dari banyaknya
perubahan sistem yang digunakan di rumah sakit dari zaman
dahulu hingga saat ini. Zaman dahulu sistem yang digunakan
dalam bidang kesehatan lebih bersifat manual sedangkan pada saat
ini perubahan di dalam bidang kesehatan lewat perpaduannya
dengan teknologi telah menciptakan berbagai macam teknik
pengobatan terbaru yang dulu tidak pernah terpikirkan
sebelumnya.
Kemajuan teknologi tersebut sangat besar dalam bidang kesehatan,
dengan perkembangan teknologi menimbulkan dampak
perkembangan pengetahuan yang begitu cepat. Seperti, penggunaan
teknologi informasi untuk mendukung manajemen informasi
kesehatan yang memiliki kemampuan pengolahan lebih cepat dengan
berbagai aplikasi inovatif terbaru. Secara umum teknologi di bidang
kesehatan yang mengalami perubahan begitu pesat yaitu dalam hal
penggunaan rekam medis. Rekam medis dengan berbasis komputer
akan menghimpun berbagai data klinis pasien secara lengkap.
Penemuan Alat Kesehatan Terbaru
 1. Scanner Kanker Kulit Berbasis Gelombang Elektromagnetik

Alat ini berfungsi sebagai detektor yang mampu membedakan tahi


lalat yang tidak berbahaya dengan kanker kulit (melanoma), sejenis
kanker mematikan yang menyerang kulit dan memiliki bentuk
mirip tahi lalat
2. Aspirin Elektrik
ilmuwan berhasil mengembangkan perangkat kesehatan canggih
yang mampu melawan rasa sakit akibat migrain dan sakit kepala.
Alat tersebut berupa pemancar sinyal listrik kecil yang dapat
diimplankan pada kranial (tengkorak), khususnya pada bagian
rahang yang bergusi. Alat tersebut akan memancarkan impuls
listrik yang akan memblokir sinyal sakit kepala yang dipancarkan
oleh bagian sistem syaraf yang disebut sphenopalatine ganglion
(SPG)tersebut.
3. Plester anti diabetes
Echo Therapeutic, sebuah perusahaan penyedia alat-alat kesehatan
berhasil mengembangkan plaster anti diabetes. Plester tersebut
dapat ditempelkan pada kulit dan biosensornya akan mendeteksi
perubahan biokimiawi pada kulit akibat fluktuasi kadar gula
darah. Informasi yang didapat dikirimkan secara nirkabel menuju
monitor khusus
 4. Katerer Sapiens: Alat Operasi dan Tambal Katup Jantung

Alat ini digunakan untuk melakukan operasi jantung dan


pemasangan katup jantung pada paseien yang darurat dan tidak
mampu melewati fase rigor saat operasi. Katerer ini akan
memasangkan katup jantung tersebut melalui arteri femoral
menuju katup jantung pasien yang rusak dan “menambalnya”.
Penemuan Ilmu Kedokteran Beserta Pandangan
Hkumnya dalam Islam (Al-Quran dan Hadis)
 1. Kloning
Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada

makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia.

Dalam proses kloning manusia, sel yang diambil dari tubuh seseorang telah mengandung 46 buah

kromosom (laki-Laki dan Perempuan), atau telah mengandung seluruh sifat-sifat yang akan

diwariskan yang dimiliki seseorang. Dengan demikian, anak yang dihasilkan dari proses kloning ini

akan mempunyai ciri-ciri hanya dari orang yang menjadi sumber pengambilan inti sel tubuh. Anak

tersebut merupakan keturunan yang berkode genetik sama persis dengan induknya, yang dapat

diumpamakan dengan hasil fotokopi selembar kertas pada mesin fotokopi kilat yang berwarna; 
 Sesungguhnya tujuan kloning pada tanaman dan hewan adalah untuk
memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan
produktivitasnya, dan mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia –
terutama penyakitpenyakit kronis– guna menggantikan obat-obatan
kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan
manusia. Adapun terkait kloning manusia, baik yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas keturunan dengan menghasilkan keturunan yang
lebih cerdas, lebih kuat, lebih sehat, dan lebih rupawan, maupun yang
bertujuan untuk memperbanyak keturunan guna meningkatkan jumlah
penduduk suatu bangsa agar bangsa atau negara itu lebih kuat hukumnya
adalah haram.
Dalil keharamannya adalah sebagai berikut :

Anak-anak produk proses kloning tersebut dihasilkan melalui cara


yang tidak alami. Padahal justru cara alami itulah yang telah
ditetapkan oleh Allah untuk manusia dan dijadikan-Nya sebagai
sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunan. Allah
SWT berfirman :
 “dan Bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang pasangan laki-
laki dan perempuan, dari air mani apabila dipancarkan.” (QS. An
Najm : 45-46)
2. Transfusi Darah
 Transfusi darah merupakan salah satu wujud kepedulian
kepada sesama manusia, hal ini lazim dilakukan baik secara
sukarela maupun menjual kepada yang butuh .
Menurut para ulama transfusi darah itu halal meski Alquran dan
hadis tidak menyebutkan hukumnya, karena transfusi darah tidak
membawa akibat hukum adanya kemahraman antara pendonor
dan resipien (seperti asi)
Dalam hal ini agama Islam sangat menyambut baik ilmu
pengetahuan, khususnya di
bidang  kedokteran  yang menyangkut  pada permasalahan
transfuse  darah manusia, dalam rangka penyelamatan jiwa manusia.
sesuai dengan firman Allah SWT :

َ َّ‫… َو َم ْن أَحْ يَاهَا فَ َكأَنَّ َما أَحْ يَا الن‬


ً ‫اس َج ِميعا‬
Artinya : “…..Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, Maka seolah-olah dia Telah memelihara kehidupan
manusia semuanya…..” (QS. Al-Maidah : 32)
Hukum jual beli darah sebagaimana sering terjadi, mengingat
semua jenis darah itu najis, berdasarkan hadist riwayat Bukhari
dan Muslim bahwa barang najis yang ada manfaatnya bagi
manusia diperbolehkan dijual belikan seperti kotoran hewan untuk
pupuk. Maka hukum jual beli darah juga diperbolehkan. Namun
pendapat yang laing kuat jual beli darah itu tidak etis karna
termasuk bagian manusia yang Allah muliakan dan tidak pantas
diperjualbelikan
Persyaratan dibolekhan trasnfusi darah berkaitan
dengan masalah medis
 Kaidah hukum islam sebagai berikut :
1. Bahaya itu harus dihilangkan (misalnya bahaya kebutaan)
2. Bahaya itu tidak boleh dihilangkan dengan bahaya lainnya
(aids)
3. Tidak boleh memberi mudharat kepada dirinya sendiri
3. Inseminasi Buatan (bayi Tabung)
a. Pengertian

Kata inseminasi berasal dari bahasa Inggris “insemination” yang


artinya pembuahan atau penghamilan secara teknologi, bukan
secara alamiah. Kata inseminasi itu sendiri, dimaksudkan oleh
dokter Arab, dengan istilah ‫ التَّ ْل ِف ْي ُح‬dari fi’il (kata kerja) ‫ي‬-‫ َ لقَّ َح‬yang
berarti mengawinkan atau mempertemukan (memadukan)
Teknik Inseminasi Buatan

 Fertilization in Vitro (FIV) : dengan cara mengambil sperma suami


dan ovum istri kemudian diproses di Vitro (tabung), dan setelah
terjadi pembuahan, lalu lalu ditransper dirahim isteri.

  Gamet Intra Felopian Tuba (GIFT) : dengan cara mengambil


sperma suami dan ovum isteri, dan setelah dicampur terjadi
pembuahan, maka segera ditahan di saluran telur (tuba palupi).
Teknik kedua ini lebih alamiah dari pada teknik pertama, sebab
sperma hanya bisa membuahi ovum di tuba palupi setelah terjadi
ejakulasi (pancaran mani) melalui hubungan seksual.
 Proses seperti ini merupakan upaya medis untuk mengatasi
kesulitan dalam memperoleh keturunan, dan hukumnya boleh
(ja’iz) menurut syara’. Sebab upaya tersebut adalah upaya untuk
mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu kelahiran
dan berbanyak anak, yang merupakan salah satu tujuan dasar
dari suatu pernikahan. Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Nabi
SAW telah bersabda :
 “Menikahlah kalian dengan perempuan yang penyayang dan subur
(peranak), sebab sesungguhnya aku akan berbangga di hadapan para
nabi dengan banyaknya jumlah kalian pada Hari Kiamat nanti.” (HR.
Ahmad)
 Upaya inseminasi buatan dan bayi tabung, dibolehkan dalam Islam
jika perpaduan sperma dengan ovum itu bersumber dari suami-
istri yang sah (Inseminasi Homolog). Dan yang dilarang adalah
inseminasi buatan dan bayi tabung yang berasal dari perpaduan
sperma dan ovum dari orang lain (Inseminasi Heterolog). 
hadist Rasululloh Saw:
‫هلل َو ْاليَ ْو ِم اأْل َ ِخ ِر أَ ْن يَ ْس ِق َي َما َءهُ َزرْ َع َغي ِْر ِه‬
ِ ‫رئ ي ُْؤ ِم ُن ِبا‬
ٍ ‫اَل يَ ِحلُّ اِل ِِْْم‬

“Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir
menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri orang
lain). (Hadits Riwayat Abu Daud, Al-Tirmidzi, dan hadits ini dipandang
shahih oleh Ibnu Hibban)”
Pada dasarnya, upaya untuk mengusahakan terjadinya pembuahan
yang tidak alami tersebut hendaknya tidak ditempuh, kecuali setelah
tidak mungkin lagi mengusahakan terjadinya pembuahan alami
dalam rahim isteri, antara sel sperma suami dengan sel telur isterinya.
Hukumnya haram bila sel telur isteri yang telah terbuahi diletakkan
dalam rahim perempuan lain yang bukan isteri, atau apa yang disebut
sebagai “ibu pengganti”. Begitu pula haram hukumnya bila proses
dalam pembuahan buatan tersebut terjadi antara sel sperma suami
dengan sel telur bukan isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi
nantinya diletakkan dalam rahim isteri. Demikian pula haram
hukumnya bila proses pembuahan tersebut terjadi antara sel sperma
bukan suami dengan sel telur isteri, meskipun sel telur yang telah
dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri.
4. Transplantasi Organ Tubuh
a. Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup

Dibolehkan jika menyumbangkan organ tubuh pada saat seseorang masih hidup, ialah
bahwa organ yang disumbangkan bukan merupakan organ vital yang menentukan
kelangsungan hidup pihak penyumbang, seperti jantung, hati, dan kedua paru.
 “Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian.” (QS. AnNisaa’ : 29)
 Demikian pula seorang laki-laki tidak dibolehkan menyumbangkan dua testis (zakar),
meskipun hal ini tidak akan menyebabkan kematiannya, sebab Rasulullah SAW telah
melarang pengebirian/pemotongan testis (alkhisha’), yang akan menyebabkan
kemandulan.
2. Donor dalam keadaan koma atau diduga akan meninggal
tipe ini pengambilan organ donor memerlukan alat control
kehidupan misalnya alat bantu pernafasan khusus . Alat Bantu
akan dicabut setelah pengambilan organ selesai.
Hukum Islam pun tidak membolehkan karena salah satu hadist
mengatakan bahwa ”Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak
boleh membayakan diri orang lain.” (HR. Ibnu Majah). Yakni
penjelasannya bahwa kita tidak boleh membahayakan orang lain
untuk keuntungan diri sendiri. Perbuatan tersebut diharamkan
dengan alasan apapun sekalipun untuk tujuan yang mulia.
3. Donor dalam keadaan mati :
tipe ini merupakan tipe yang ideal , sebab secara medis tinggal menunggu
penentuan kapan donor dianggap meninggal secara medis dan yuridis.

Menurut  hukum  Islam  ada yang membolehkan dan ada yang mengharamkan.


Yang membolehkan menggantungkan pada  syarat sebagai berikut:
 Resipien (penerima organ) berada dalam keadaan darurat yang mengancam

dirinya setelah menempuh berbagai upaya pengobatan yang lama


 Pencangkokan tidak akan menimbulkan akibat atau komplikasi yang lebih

gawat
 Telah disetujui oleh wali atau keluarga korban dengan niat untuk menolong

bukan untuk memperjual-belikan


Adapun yang tidak membolehkan dengan alasan :
Untuk mendapatkan kejelasan hukum trasnplantasi organ dari
donor yang sudah meninggal ini, terlebih dahulu harus diketahui
hukum pemilikan tubuh mayat, hukum kehormatan mayat, dan
hukum keadaan darurat.
Hukum pemilikan tubuh mayat, para ulama berpendapat bahwa
tubuh orang tersebut tidak lagi dimiliki oleh seorang pun. Sebab
dengan sekedar meninggalnya seseorang, sebenarnya dia tidak lagi
memiliki atau berkuasa terhadap sesuatu apapun, entah itu
hartanya, tubuhnya, ataupun isterinya. Oleh karena itu dia tidak
lagi berhak memanfaatkan tubuhnya, sehingga dia tidak berhak
pula untuk menyumbangkan salah satu organ tubuhnya atau
mewasiatkan penyumbangan organ tubuhnya.
hukum kehormatan mayat dan penganiayaan terhadapnya, maka Allah
SWT telah menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang
wajib dipelihara sebagaimana kehormatan orang hidup. Dan Allah telah
mengharamkan pelanggaran terhadap kehormatan mayat sebagaimana
pelanggaran terhadap kehormatan orang hidup.
Tindakan mencongkel mata mayat, membedah perutnya untuk diambil
jantungnya, atau ginjalnya, atau hatinya, atau paru-parunya, untuk
ditransplantasikan kepada orang lain yang membutuhkannya, dapat
dianggap sebagai mencincang mayat. Padahal Islam telah melarang
perbuatan ini.
Diriwayatkan dari A’isyah Ummul Mu’minin RA bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
‫ْر ِه َحــيًّـا‬
ِ ‫ت َك َكــس‬ ْ ‫َكـ َســ َر َع‬
ِ ‫ظــ ُم ال ْمـَيِّــ‬
“Memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan tulang
orang hidup” (HR. Ahmad, Abu dawud, dan Ibnu Hibban)
Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Al-Anshasi RA,
dia berkata :
‫ُــو ُل هللا َع ِن الـ ُّنهْـبِي َوال ُمـثَـلَّــ ِة‬ْ ‫نـَهَى َرس‬

Rasulullah SAW telah melarang ( mengambil ) harta hasil rampasan dan


mencincang (mayat musuh ).”(H.R. Bukhari)
SIMPULAN

Peran  Islam  dalam  perkembangan  iptek pada dasarnya ada 2


(dua). Pertama, menjadikan Aqidah  Islam sebagai paradigma ilmu
pengetahuan. Kedua, menjadikan  Syariah  Islam ( yang lahir dari
Aqidah Islam )  sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Kloning hukumnya haram
2. Transfusi  darah  itu  tiada  lain  adalah  suatu cara membantu
pengobatan yang  sudah ada, dan darah hanya membantu saja
sebagai salah satu pelengkap dari  pada metode pengobatan.
3. Inseminasi buatan (bayi tabung) diperbolehkan dengan syarat
tertentu
4. Transplantasi Organ tubuh

Anda mungkin juga menyukai