Defenisi Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994). Komunikasi terapeutik pada hakekatnya merupakan bentuk dari komunikasi interpersonal yang secara khusus ditujukan untuk proses pemulihan atau terapi tertentu (Keliat,1993) Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang ditujukan untuk membina kerjasama perawat dan pasien terapeutik, ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, dan pengalaman dalam membina hubungan intim terapeutik dalam lingkup yang terbatas. Ciri Komunikasi Terapeutik 1. Genuineness (Keikhlasan) Saat membantu pasien diharapkan perawat dapat menyadari tentang nilai, sikap, dan perasaan dimiliki terhadap keadaan pasien. 2. Empathy (Empati) Merupakan perasaan “pemahaman” dan “penerimaan” perawat pada apa yang dirasakan oleh pasien, dan juga kemampuan perawat dalam merasakan “dunia pribadi pasien” 3. Warmth (Kehangatan) Dengan adanya kehangatan diharapkan perawat dapat mendorong pasien untuk mengekspresikan apa yang dirasakan dalam bentuk perbuatan tanpa ada rasa takut disalahkan. Tujuan Komunikasi Terapeutik Tujuan komunikasi terapeutik adalah untuk membantu kesembuhan pasien Terapis harus memiliki karakteristik Kesadaran diri terhadap nilai yang dianutnya Terapis harus mampu menjelaskan dirinya sendiri, keyakinannya, apa yang menurutnya penting dalam kehidupannya itu barulah ia akan mampu mendorong orang lain menjawab tentang hal-hal tersebut. Kemampuan untuk menganalisa perasaannya sendiri Artinya terapis secara bertahap belajar mengenal dan mengatasi berbagai perasaan yang dialaminya, seperti rasa malu, marah, kecewa, dan putus asa
Kemampuan menjadi contoh peran
Artinya terapis perlu mempunyai pola dan gaya hidup yang sehat, termasuk kemampuannya dalam menjaga kesehatan agar dapat dicontoh oleh orang lain. Altruistik Terapis merasakan kepuasan karena mampu menolong orang lain dengan cara manusiawi. Tanggung jawab
Ada 2 dimensi tanggung jawab yang perlu
diperhatikan, yaitu tanggung jawab terhadap tindakannya sendiri dan berbagi tanggung jawab dgn orang lain. Fase Dlm Komunikasi Terapeutik Pra interaksi Pra interaksi mulai sebelum kontak pertama dgn pasien. Seorg terapis akan mengeksloitasi perasaan dirinya sendiri, fantasi, kecemasan dan ketakutan diri sendiri dlm menghadapi pasien, sehingga kesadaran dan kesiapan diri terapis untuk melakukan hubungan dengan passien dapat dipertanggungjawabkan. Pada tahap perkenalan ini perawat memulai kegiatan yg pertama kalinya di mana perawat bertemu dengan pasien. Kegiatan yang dilakukan adlh memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga bahwa saat ini yg menjadi perawat adlh dirinya. Dlm hal ini berarti perawat sdh siap sedia untuk memberikan pelayanan keperawatan pada klien. Fase Kerja Tahap untuk mengimplementasikan rencana keperawatan yang telah dibuat pada tahap orientasi. Perawat menolong untuk mengatasi cemas, meningkatkan kemandirian, dan tanggung jawab terhadap diri serta mengembangkan mekanisme koping konstruktif. Terminasi Merupakan fase yang sangat sulit dan penting dari hubungan terapeutik. Rasa percaya dan hubungan intim yang terapeutik sudah terbina dan berada pada tingkat optimal.