Anda di halaman 1dari 12

PRESENTASI JURNAL

KELOMPOK 3
PENDAHULUAN

Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
akibat kurangnya produksi insulin (hormon yang mengatur glukosa darah), menurunnya kerja
insulin, atau keduanya (Shrivastva et al., 2019). Diabetes Mellitus juga merupakan salah satu
penyakit tidak menular yang banyak terjadi di dunia maupun di Indonesia. Menurut
International Diabetes Federation (2019) ada 463 juta orang dewasa (usia 20-79 tahun) yang
mengalami DM di dunia pada tahun 2019 dan pada tahun 2045 angkanya diperkirakan akan
meningkat menjadi 700 juta (IDF, 2019). Insiden DM di Indonesia meningkat dari tahun 2013
sebesar 6,9% menjadi 10,9% pada tahun 2018.

Manajemen DM yang buruk dapat menyebabkan terjadinya komplikasi akut, salah satunya
adalah gangguan neuropati yaitu berkurangnya sensasi di kaki dan sering dikaitkan luka pada
kaki (Sudarman et al., 2020).
Next..

Luka kronis sering terjadi pada penderita diabetes mellitus karena adanya gangguan dalam
mekanisme penyembuhan luka. Luka pada pasien DM tersebut akan memiliki dampak besar
terhadap morbiditas, mortalitas dan kualitas hidup pasien DM (Seidel et al., 2020). Apabila
penanganan luka ini dilakukan secara terlambat maka akan memperburuk keadaan dan akan
mengakibatkan jaringan di sekitar luka menjadi mati, dan harus dilakukan amputasi (Santoso,
2017).

Metode terbaru dalam mengelola luka pada DM adalah dengan merancang teknik new wound
care. Prinsip penggunaan perawatan luka adalah mengelola kondisi luka yang lembab (Liu et
al., 2019). Kelembaban luka yang dikelola dengan baik akan mempercepat proses
penyembuhan. Area luka akan mudah mengecil dan tidak mudah terinfeksi. Penatalaksanaan
masalah luka pada DM dapat dilakukan melalui perawatan menggunakan modern dressing
(Delshad et al., 2017). Modern dressing diketahui juga dapat digunakan untuk mempercepat
proses penyembuhan luka (Alfaqih et al., 2019). Diantara macam-macam dressing modern
yang dapat dilakukan seperti menggunakan foam dan dressing menggunakan hydrocolloid.
Rumusan Masalah

1. Mana yang lebih efektif antara Dressing modern menggunakan (foam) atau
Dressing modern menggunakan (Hydrocoloid) ?
2. Yang mana dapat di terapkan pada pasien dengan DM Tipe II Dressing modern
menggunakan (foam) atau Dressing modern menggunakan (Hydrocoloid) ?
Analisis PICO

Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan teknik
total sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang
memiliki luka grade 2, pasien berusia 57-65 tahun, pasien bersedia menjadi
(Patient, Population or problem) responden, dan pasien kooperatif. Diperoleh besar sampel sebanyak 30 orang,
sampel tersebut kemudian dibagi dalam dua kelompok yaitu 15 orang pada
kelompok kontrol dan 15 orang pada kelompok eksperimen. Alat pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner BJWAT (Bates Jansen
Wound Assesment).

(Intervention) Dressing modern (Foam)


(Comparasion or Intervention) Dressing modern (Hydrocoloid)

(Outcome) Penyembuhan Luka DM Tipe 2


Metode/strategi penelusuran bukti

Jurnal kedua :
Jurnal pertama :
Judul : Penggunaan Balutan Modern
Judul : Penyembuhan Luka Grade 2 Pada Pasien (Hydrocoloid) untuk penyembuhan luka Diabetes
Diabetes Mellitus Dengan Modern Dressing Wound
Mellitus Tipe II
Care
Nama peneliti : Teti Mardianti Adriani
Nama peneliti : I Dewa Ayu Rismayanti, I Made
Alamat jurnal : JURNAL IPTEKS TERAPAN
Sundayana , Putu Eka Pratama
Research of Applied Science and Education
Alamat jurnal : Jurnal Keperawatan Silampari V10.i1 (18-23). ISSN: 1979-9292 E-ISSN: 2460-
Volume 4, Nomor 1, Desember 2020 e-ISSN: 2581-
5611
1975 p-ISSN: 2597-7482
http://dx.doi.org/10.22216/jit.2016.v10i1.392
DOI: https://doi.org/10.31539/jks.v4i1.1773 Waktu penelitian : Tahun 2015
Waktu penelitian : Tahun 2019
ANALISIS VIA
N Judul Jurnal Validity Important Aplicable
o
1 Penyembuhan Metode penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai Mudah di
. Luka Grade 2 Jenis penelitian yang digunakan adalah post pada kelompok eksperimen sebesar 8,67 aplikasikan
Pada Pasien kuantitatif dengan rancangan penelitian dengan standar deviasi 2,024, sedangkan pada  
Diabetes True Experiment pre-post group. kelompok kontrol diperoleh rata-rata nilai post Tidak
Mellitus Teknik sampling yang digunakan dalam adalah 10,60 dengan standar deviasi 2,874.
memerlukan
Dengan penelitian ini adalah non probability Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p-
alat khusus
Modern sampling dengan teknik total sampling. value 0,042, berarti ada perbedaan yang signifikan
Dressing Alat pengumpulan data yang digunakan rata-rata nilai post antara kelompok eksperimen
untuk
Wound Care dalam penelitian adalah kuesioner dengan kelompok kontrol. memasang
BJWAT (Bates Jansen Wound
Assesment).

2 Penggunaan Metode penelitian : Hasil uji statistik didapatkan sebelum diberikan


. Balutan Modern   balutan modern (hydrocolloid) (pre-test), adalah Mudah di
  (Hydrocoloid) Desain penelitian ini adalah Quasi 37,40. Sesudah diberikan balutan modern (post- aplikasikan
  untuk Experimen dengan pendekatan One test), adalah 33.53. Hasil analisis bivariat  
  penyembuhan Group Pretest and Postest desain. menunjukkan perbedaan rata-rata nilai Tidak
luka Diabetes   penyembuhan luka pada klien selama 3 hari yaitu memerlukan
Mellitus Tipe II Data dikumpulkan dengan menggunakan 3,86 dengan p value =0,000 berarti terdapat alat khusus
the pressure sore status tool (PSST) pengaruh penggunaan balutan modern untuk
diukur sebelum dan sesudah pemberian (hydrocolloid) terhadap penyembuhan luka memasang
balutan sebanyak 3 kali untuk mengetahui penderita diabetes mellitus tipe II, Dapat
pengaruh balutan modern hydrocoloid disimpulkan bahwa balutan modern (hydrocoloid)
dilakukan uji t-test dependent efektif dalam penyembuhan luka diabetic.
DISKUSI

Jurnal 1: Penyembuhan Luka Grade 2 Pada Pasien Diabetes


Mellitus Dengan Modern Dressing Wound Care

Kelebihan :
1. Memberikan lingkungan penyembuhan yang lembab
2. Dapat digunakan pada luka yang terinfeksi
3. Dapat menangani cairan drainase yang sedang
Kekurangan :

1) Memiliki bagian tepi yang dapat merekat pada dasar luka


2) Tidak dapat menangani cairan drainase yang banyak
3) Dapat menyebabkan maserasi
4) Tidak direkomendasikan pada luka yang tidak mengeluarkan cairan
drainase
Jurnal 2: Penggunaan Balutan Modern (Hydrocoloid) untuk penyembuhan luka
Diabetes Mellitus Tipe II
Kelebihan :
1. Mempertahankan kelembapan dasar luka
2. Tidak bersifat impermeable
Kekurangan :
3. Memiliki lapisan yang kedap air
belakang 1) Tidak dapat digunakan pada luka bakar atau kering

4. Dapat dilepas dengan mudah dari dasar 2) Dapat mengeluarkan bau saat dilepas

luka 3) Dapat terjadi maserasi


4) Dapat memerlukan plaster untuk menahannya
Kesimpulan

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dressing modern


menggunakan foam ataupun hydrocolloid dapat diterapkan
untuk mempercepat proses penyembuhan luka, tetapi
hydrocolloid lebih efektif dapat digunakan dalam perawatan
luka diabetes tipe II, dilihat dari hasilnya yang lebih
signifikan dan lebih banyak keuntungannya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai