Anda di halaman 1dari 29

BED SITE TEACHING -

TUMOR SINONASAL
Oleh: Amanda Saphira Wardani (41191396100033)
Pembimbing: dr. M. Abduh, Sp. THT-KL
Kepaniteraan Klinik Ilmu THT-KL
RSUP Fatmawati - FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2021
ANATOMI
HIDUNG

Dinding lateral
Dinding medial
SINUS PARANASAL
TUMOR
SINONASA
L
DEFINISI

Tumor sinonasal adalah tumor pada hidung dan sinus paranasal


Asal tumor primer sulit diketahui karena biasanya pasien berobat dalam keadaan lanjut dan tumor sudah memenuhi rongga
hidung dan seluruh sinus
EPIDEMIOLOGI

Insiden keganasan sinonasal sekitar 1% dari keganasan seluruh tubuh atau 3% dari seluruh keganasan di kepala dan leher
Di RSCM —> 10-15% dari seluruh tumor ganas THT
Merupakan keganasan ketiga terbanyak setelah KNF dan limfoma malignum non Hodgkins di kepala leher
Laki-laki > wanita = 2:1
Sering terdiagnosis pada usia 50-70 tahun
FAKTOR PENCETUS
Riwayat sinusitis kronik, polip hidung
Alkohol
Asap rokok
Zat kimia: nikel, debu kayu, kulit, formaldehid, kromium, minyak isopropil, dll
Sinar ionisasi: sinar radiasi, sinar UV
Makanan yang diasinkan atau diasap
KLASIFIKASI
JINAK GANAS

- Tumor jinak epitelial (adenoma, papiloma skuamosa, papiloma


inversi) - Tumor ganas epitelial (karsinoma sel skuamosa, kanker kelenjar
- Tumor jinak non-epitelial (fibroma, angiofibroma, hemangioma, liur, adenokarsinoma, karsinoma tanpa diferensiasi, dll)
neurilemomma, osteoma, displasia fibrosa) - Tumor ganas non-epitelial (hemangioperisitoma, sarkoma,
- Tumor odontogenik (ameloblastoma / adamantinoma, kista keganasan limfoproliferatif [limfoma maligna])
tulang)
PAPILOMA SKUAMOSA

Tumor jinak tersering


Makroskopis: mirip dengan polip, namun lebih vaskuler, padat, dan tidak mengkilap
2 Jenis papiloma: eksofitik/fungiform dan endofitik (papiloma inverted) —> bersifat sangat invasif dan cenderung residif dan
berubah menjadi ganas
Lesi sering terdapat pada sambungan mukokutaneus hidung anterior, terutama pada batas kaudal anterior dan septum
DISPLASIA FIBROSA
Mengacu pada tumor fibro-oseus tak berkapsul yang
melibatkan tulang-tulang wajah dan sering mengenai sinus
paranasalis
Tulang medulla digantikan dengan jaringan fibrosa yang
terlihat seperti gambaran ground-glass appearance pada CT
scan
Tumor yang tumbuh lambat, jarang disertai nyeri, dan
cenderung timbul sekitar waktu pubertas
Menimbulkan deformitas wajah
ANGIOFIBROMA NASOFARING JUVENILE

Tumor jinak pembuluh darah di nasofaring, sangat mudah berdarah


Berasal dari sel testosteron-sensitif pada pterygoid plate di fossa pterygopalatine —> hanya terjadi
pada laki-laki di masa pubertas
Bermanifestasi sebagai massa yang mengisi rongga hidung bahkan seluruh rongga sinus paranasal
Mampu mendestruksi tulang dan meluas ke jaringan sekitarnya, seperti ke sinus paranasal, pipi, mata
dan tengkorak
Gejala klinis:
- Hidung tersumbat progresif
- Epistaksis berulang yang masif
- Rinorea kronis
- Gangguan penghidu
- Sakit kepala hebat
Rhinoskopi posterior: massa tumor dengan konsistensi kenyal, berwarna abu-abu hingga merah
muda, mukosa hipervaskularisasi, dapat ditemukan adanya ulserasi
ANGIOFIBROMA NASOFARING JUVENILE
KARSINOMA SEL SKUAMOSA

Jenis paling umum karsinoma sinonasal (60%)


Merupakan neoplasma epitelial maligna yang berasal dari epitelium mukosa
cavum nasi atau sinus paranasal termasuk tipe keratinizing dan nonkeratinizing
Lokasi tersering: sinus maksila (60-80%), diikuti cavum nasi 20-30%, dan
sinus ethmoid +15%.
Insiden keganasan di sinus frontal dan sfenoid <1%
Metastasis ke KGB regional jarang (<5%)
Metastasis jauh sering mengenai hati dan paru, namun terjadi <10% kasus
Secara makroskopik, karsinoma sel skuamosa kemungkinan berupa exophytic,
fungating atau papiler. Biasanya rapuh, berdarah, terutama berupa nekrotik, KSS non keratinizing
atau indurated, demarcated atau infiltratif
KARSINOMA SEL SKUAMOSA
KARSINOMA TANPA DIFERENSIASI (UNDIFFERENTIATED CARCINOMA)

Karsinoma yang jarang ditemukan dan sangat


agresif, histogenesisnya tidak pasti
Berupa massa yang cepat membesar, sering
melibatkan saluran sinonasala dan melampaui
batas-batas anatomi dari saluran sinonasal
Gambaran mikroskopik: proliferasi hiperselular
dengan pola pertumbuhan yang bervariasi,
termasuk trabekular, pola seperti lembaran, pita,
lobular, dan organoid
ADENOKARSINOMA SINONASAL
Dikenal sebagai tumor glandular maligna
10-14% dari keseluruhan tumor ganas nasal dan sinus
paranasal
Tumor timbul di dalam kelenjar salivari minor dari traktus
aerodigestivus bagian atas
Sering ditemukan pada sinus maksilaris dan etmoid
Adenokarsinoma menyebar dengan menginvasi dan merusak
jaringan lunak dan tulang disekitarnya
Jarang bermetastasis
PATOFISIOLOGI
Bahan karsinogen

Fase induksi
Kerusakan / mutasi gen
(15-30
tahun) proliferasi dan diferensiasi

Displasia

Sel kanker mulai timbul


Fase in situ namun pertumbuhan masih Mendesak sel normal di sekitarnya,
(5-10 tahun) mengadakan infiltrasi, invasi, dan
terbatas di tempat asal
metastasis

Menembus membran Masuk ke jaringan/organ Penyebaran sel kanker ke KGB regional


basalis sekitar yang berdekatan & organ jauh lainnya

Fase invasif (1-5 tahun) Fase diseminasi (1-5 tahun)


DIAGNOSIS
Anamnesis

Gejala dan tanda sesuai dengan asal primer tumor serta arah dan perluasannya
Biasanya gejala muncul setelah tumor besar —> mendorong atau menembus dinding tulang meluas ke rongga hidung, rongga
mulut, pipi, atau orbita
9-12% bersifat asimtomatis hingga telah terjadi perluasan tumor

Gejala nasal Gejala orbital Gejala oral Gejala fasial Gejala intrakranial

- Obstruksi hidung - Penonjolan / ulkus di - Sakit kepala hebat


unilateral - Diplopia
palatum atau prosesus - Penonjolan pipi - Oftalmoplegia dan
- Rinorea (sekret - Proptosis
alveolaris —> keluhan - Nyeri, anestesia atau gangguan visus
bercampur darah) - Oftalmoplegia
gigi palsu tidak pas lagi parestesia muka (jika - Likuorea
- Epistaksis - Gangguan visus
atau gigi geligi goyah, mengenai N. V) - Gangguan saraf kranial
- Deformitas hidung - Epifora
nyeri gigi - Trismus
- Sekret berbau

Perluasan ke nasofaring —> gejala sumbatan tuba Eustachius: nyeri telinga, tinnitus, gangguan pendengaran
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik

Wajah: simetris/asimetris? Penonjolan massa di pipi?


Mata: proptosis? Arah pendorongan bola mata? Gangguan fungsi otot ekstraokuler?
Rhinoskopi anterior dan posterior:
Permukaan massa licin/berbenjol-benjol?
Rapuh?
Mudah berdarah?
Pendorongan massa
Rongga mulut: palpasi gusi rahang atas dan pallatum —> nyeri tekan? Penonjolan? Gigi goyah?
Leher: pembesaran KGB?
Pemeriksaan saraf kranial
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang

Foto polos sinus paranasal = untuk diagnosis awal. Jika terdapat erosi tulang dan perselubungan padat unilateral, curiga
keganasan
CT Scan = memperlihatkan perluasan tumor dan destruksi tulang
MRI = memberikan gambaran lebih jelas mengenai batas tumor dengan jaringan lunak di sekitarnya, membedakan sekresi di
dalam nasal yang tersumbat dari space occupying lesion, menunjukkan penyebaran perineural, orbita, arteri carotis dan sinus
cavernosus
PET Scan = untuk staging dan surveillance
Foto polos rongga dada = mengetahui metastasis di paru
Histopatologi (gold standard)
PENENTUAN STADIUM TUMOR GANAS SINONASAL
PENENTUAN STADIUM TUMOR GANAS SINONASAL

T1 terbatas pada mukosa sinus Tumor menginvasi dinding posterior


maksilaris tulang sinus maksilaris, jaringan
Pada kavum nasi dan sinus T2 menyebabkan erosi dan destruksi subkutaneus, dinding dasar dan
etmoidalis, T1 didefinisikan tulang hingga palatum dan atau medial orbita, fossa pterigoid, sinus T4a menunjukkan T4a menunjukkan invasi
sebagai tumor yang terbatas pada meatus media tanpa melibatkan etmoidalis invasi tumor pada tumor pada sinus
salah satu bagian, dengan atau dinding posterior sinus maksilaris anterior orbita. sfenoidalis dan fossa
tanpa invasi tulang dan fossa pterigoid

Potongan koronal T4b


menunjukkan tumor menginvasi
apeks orbita dan atau dura, otak
atau fossa kranial medial
STADIUM TUMOR GANAS SINONASAL
PENATALAKSANAAN
• Pilihan terapi bersifat individual
• Pertimbangan pilihan terapi didasarkan pada:
- histopatologi tumor
- stadium tumor
- kemungkinan dapat direseksi secara komplit
- keadaan umum pasien
- morbiditas yang ditimbulkan dan risiko yang mungkin terjadi
- kemungkinan rekonstruksi dan fungsi setelah operasi
- keadaan sosioekonomi pasien
- kemampuan ahli bedah
- harapan pasien
PENATALAKSANAAN

Pembedahan (reseksi)
- Indikasi: lesi jinak atau lesi dini (T1-T2)
- T3-T4: multimodal therapy [pembedahan diikuti radioterapi/kemoterapi post operatif]
- Kontraindikasi: gangguan nutrisi; metastasis jauh; invasi tumor ganas ke fascia prevertebral, sinus kavernosus,
keterlibatan a. carotis pada pasien dengan risiko tinggi; invasi bilateral tumor ke n. opticus dan chiasma opticum
- Jenis pembedahan: reseksi endoskopi nasal, transnasal, sublabial, sinus paranasalis, lateral rhinotomy, kombinasi bedah
endoskopi dan bedah terbuka, maksilektomi, reseksi kraniofasial
- Tumor jinak: ekstirpasi tumor, rinotomi lateral atau degloving
- Tumor ganas: maksilektomi medial, total, atau radikal. Jika sudah masuk ke rongga orbita —> reseksi
kraniofasial/kraniotomi
- Dapat disertai dengan radiasi dan kemoterapi sebagai ajuvan
- Harus disertai dengan rekonstruksi dan rehabilitasi post pembedahan
PENATALAKSANAAN

Radioterapi
- Dapat dilakukan sebagai terapi sendiri (stadium I dan II) atau sebagai kombinasi dengan operasi
- Radioterapi melibatkan penggunaan energi tinggi, penetrasi sinar untuk menghancurkan sel-sel kanker di zona yang akan
diobati
- Dapat digunakan sebagai terapi paliatif pada pasien kanker stadium lanjut
- Jenis terapi: teleterapi (radiasi eksternal) maupun brachyterapi (radiasi internal)
Kemoterapi
- Diperuntukkan untuk terapi tumor ganas dengan metastasis atau residif
- Kemoterapi dapat mengurangi nyeri aibat tumor, mengurangi obstruksi, ataupun debulking pada lesi-lesi masif eksternal
- Kemoterapi + radiasi diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rekurensi
PROGNOSIS

Faktor yang memengaruhi prognosis:


- Perbedaan diagnosis histologi
- Asal tumor primer
- Perluasan tumor
- Pengobatan yang diberikan sebelumnya
- Status imunologis
- Lamanya follow up
Angka bertahan hidup 5 tahun untuk keganasan hidung 45%, sinus maksila 38%, dan sinus etmoid 13%
Adanya metastasis ke KGB dan metastasis jauh memperburuk prognosis pasien
Pengobatan agresif dan multimodal akan mengontrol tumor primer dan meningkatkan 5 years survival sebesar 75% untuk seluruh
stadium tumor
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai