PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH CACING KREMI (ENTEROBIUS VERMICULARIS). CACING INI
DAPAT BERTELUR TEPAT DI LUAR ANUS DAN MENIMBULKAN RASA GATAL TERUTAMA PADA
MALAM HARI
TAKSONOMI OXYURIS VERMICULARIS
• Kingdom : Animalia
• Filum : Nematoda
• Kelas : Secernentea
• Ordo : Oxyurida
• Famili : Oxyuridae
• Genus : Enterobius
• Spesies : Enterobius Vermicularis
MORFOLOGI TELUR OXYURIS VERMICULARIS
•Ciri-
ciri telur:
• Berbentuk oval asimetris, dengan salah satu sisinya datar (plano convex)
• Ukuran: Panjang 50 -60 m dan lebar 20 – 32 m
• Dinding 2 lapis tipis dan transparan : dinding luar merupakan lapisan albumin yang bersifat
mechanical protection ( albumin menyebabkan telur merangsang kulit dan mukosa manusia,
sehingga sewaktu dideposit diperianal menyebabkan rasa gatal ), sedangkan dinding dalam
merupakan lapisan lemak yang bersifat chemical protection
• Telur berisi larva (infektif)
sumber : www.cdc.gov
MORFOLOGI CACING DEWASA
• Dalam penyebaran infeksi oxyuris vermicularis tinja tidak penting dalam penyebaran infeksi (tangan, pakaian dan
debu (udara)
• Manusia merupakan satu-satunya hospes
• Cacing ini terdapat di seluruh dunia, tetapi paling prevalen di daerah iklim sedang dan tropis.
• Sering di iklim dingini seperti Amerika dan Eropa paling relevan dari cacing lain karena pakaian tebal
menyebabkan suhu dalam pakaian sangat ideal bagi kehidupan cacing
• Penyebaran cacing ini ditunjang oleh eratnya hubungan antara manusia satu dengan lainnya serta lingkungan yang
sesuai (pnularan dapat terjadi pada keluarga atau kelompok yang hidup dalam satu lingkungan yang sama (asrama,
rumah piatu))
• Sering mengenai anak < 18 tahun
FAKTOR RISIKO
• Anak –anak
• Sanitasi tempat tidur yang buruk
• Personal hygiene buruk
• Kebiasaan cuci tangan
• Kebersihan pakaian dalam
• Perewatan kuku tangan anak
sumber : www.cdc.gov
PENULARAN DAPAT DIPENGARUHI OLEH:
• Penularan dari tangan ke mulut sesudah nggaruak daerah perianal (autoinfeksi) atau
tangan dapat menyebarkan telur kepada orang lain maupun pada diri sendiri karena
memegang benda-benda atau pakaian terkontaminasi
• Debu merupakan sumber infeksi karena mudab diterbangkan oleh angin sehingga telur
melalui debu dapat tertelan
• Retroinfeksi melalui anus, larva dari telur yang menetas masuk kembali ke usus
• Anjing dankucing bukan hospes namun dapat menjadi sumber infeksi oleh karena telur
meenempel dibulunya
MANIFESTASI KLINIS
• perlekatan kepala cacing pada mukosa usus dapat menimbulkan peradangan ringan
• bila cacing dalam jumlah yang cukup terdapat dalam lumen usus dapat menimbulkan obstruksi usus
• ritasi daerah perianal akibat cacing dewasa ataupun larvanya dapat menimbulkan peradangan
dengan gejala (pruritus ani)
• gejala gatal sampai rasa nyeri paling terasa pada malam hari (nocturnal itching)
• kadang-kadang pada penderita wanita, larva dari daerah perianal dapat melakukan migrasi ke
vagina, sehingga dapat terjadi infeksi pada vagina
DIAGNOSIS TATALAKSANA
• Anal swab dengan Graham dengan • Albendazol 400 mg SD
Scotch adhesive tape pada pagi hari • Mebendazol 500 mg SD
sebelum anak buang air besar, buang air
• Pirantel pamoat 10 mg/kgbb SD
kecil dan mandi
HOOKWORM (INTESTINAL)
[ANCYLOSTOMA DUODENALE]
[ANCYLOSTOMA CEYLANICUM][NECATOR
AMERICANUS]
ETIOLOGI :
Beberapa larva A. duodenale, setelah penetrasi kulit inang, dapat menjadi tidak aktif
(hipobiosis di usus atau otot). Larva ini mampu aktif kembali infeksi usus menetap.
Selain itu, infeksi oleh A. duodenale juga terjadi melalui jalur oral dan transmammary.
Infeksi A. ceylanicum dan A. caninum juga bisa didapat melalui konsumsi oral. A.
caninum terkait eosinofilik enteritis diyakini terjadi setelah menelan oral larva, bukan
infeksi perkutan. N. americanus tampaknya tidak menular melalui jalur oral atau
transmammary
GEJALA KLINIS
• Asimtomatik
• sakit perut, mual, dan anoreksia.
• Anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh kehilangan darah di lokasi
perlekatan usus cacing dewasa dapat terjadi terutama pada infeksi berat.
• Darah samar dalam tinja juga dapat terlihat pada infeksi berat.
• malnutrisi protein akibat kehilangan protein plasma kronis
• reaksi urtikaria dermal (“ground itch") terkait dengan penetrasi larva filariform
(L3)
• pneumonia eosinofilik migrasi larva ke paru.
• gangguan gastrointestinal (sindrom Wakana)