Anda di halaman 1dari 183

Laporan Tutorial

Blok 1.6
Modul 3

Kelompok 6 A
Anggota Kelompok:
Imam Munadi
Raihan Afif Salam
Muhammad Fadillah Nusatim
Mutiara Oktavia
Nindy Maharani
Aliya Syaharani Rafen
Ivena Sabilla Rahma
Sarah Nabila
Adissa Benanda
Fauziah Nur
Dian Pertiwi Alty
Tutor: Dra.Erlina Rustam,MS,Apt
Kedokteran
Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
MODUL III Skenario 3:

ROTASI DI PUSKESMAS

Yuka seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran sedang menjalani kepaniteraan klinik di


puskesmas. Selama beberapa minggu dinas di poliklinik ia menemukan banyak penyakit infeksi.
Pada hari pertama dinas ada kasus diare pada pasien yang dari anamnesis diketahui bahwa
keluarganya masih menggunakan sungai sehari-hari untuk MCK. Yuka mengetahui bahwa diare
dapat disebabkan oleh mikroba seperti bakteri, virus atau parasit yang berbeda bentuk dan
strukturnya serta berbeda pula dalam prosesnya menyebabkan penyakit. Pada hari yang sama
datang seorang anak berusia enam tahun dengan demam dan dicurigai menderita DBD yang
disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk A.aegypti. Nyamuk ini berbeda dari nyamuk
Anopheles yang menularkan parasit penyebab penyakit malaria. Kasus parasit lain ditemukan
juga pada seorang anak berusia empat tahun yang tampak kurus dengan perut buncit dan riwayat
keluarnya cacing bersama buang air besar. Cacing dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara
fecal-oral dan bisa juga dengan menembus kulit. Penyakit infeksi yang terjadi dilingkungan
masyarakat di atas dikenal dengan “Community-acquired infection”. Selain itu ada lagi
“Hospital-acquired infection” yang disebabkan oleh mikroba yang bersifat “multi drug
resistance”. Pada minggu terakhir dinas ditemukan kasus dengan gejala “oral thrust” berat akibat
jamur pada pasien yang memiliki riwayat pemakaian narkoba. Dokter mencurigai pasien
mengidap infeksi HIV/AIDS yang disebabkan oleh RNA retrovirus. Jamur penyebab infeksi
tersebut adalah penghuni normal tubuh yang dikenal dengan jamur oportunistik, yang berbeda
dari jamur penyebab dermatofitosis yang menyebabkan gejala gatal. Bagaimana anda
menjelaskan bagaimana proses terjadinya infeksi kasus diatas, dan bagaimana pula mekanisme
pertahanan tubuh menghadapi infeksi tersebut?
Step 1 : Klarifikasi Terminologi
1.Infeksi :Jangkitan yang mengacu pada ikroorganisme yang tidak bereplikasi pada jaringan yang ditempatnya
2.Mikroba :Oganisme yang berukuran kecil sehingga untuk mengamatinya dibutuhkan alat
3.Bakteri :Kelompok orrganisme yang tidk memiliki membran inti sel
4.Parasitt :Hewan renik yang dapat turun prokdutifitasinang yang ditumpangi
5.Virus :Parasit mikrooskopis yang menginfeksi sel organisme biologis
6.MCK :Mandi cuci kukas
7.Fecal-oral :Penyebaran penyakit ,partikel yang terdapat di tinja berpindah ke orang laioral
8.Malaria :Penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi
9.CAI :Infesi yang bermaniferasi yang didiagnois selama 48 jam setelah masuk ke pasien tanpa ada pertemuan dengan playanan kesehatan
10.DBD :Demam berdarah,infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
11.Multi Drug Resistence:Resisten anti mikroba yang ditunjukkan oleh spesies mikroorganisme terhadap obat anti mikroba
12.HAI :Infeksi yang didapat di rumah sakit/instansi kesehatan lainnya
13.Anopheles :Salah satu genus yang menyebabkan malaria
14.A.Aegypti :Jenis nyamuk yang dapan membawa virus dengue penyebab DBD
15.Oral Thrust :Suatu ondidi ketika jamur candida albicans terakumulasi pada cap. Mulut yang dapat disebut candidiasis
16.Retrovirus :salah satu golongan virus yang terdiri tunggal,setelah menginfeksi sel dapat membentuk replika DNA dan RNA nya
17.Jamur oportunistik:Jamur yang tidak menyebabkan penyakit pada orang yang normal
18.Dermatofitosis:Infeksi jamur superficial pada kulit yang disebabkan oleh dermatif s.korneum kulit,rambut,kuku
STEP 2 : Identifikasi Masalah
1.Bagaiana perbedaan struktur jamur,bakteri,virus?
2.Mengapa bisa terjadi diare,apa penyebabnya?
3.Bagaimana hubungan diare dengan keseharian menggunakan MCK?
4.Bagaimana mikroba dapat menyebabkan parasit?
5.Apa saja jenis jenis mikroba?
6.Apa saja penyakit infeksi?
7.Apa penyebab cacing keluar di BAB?
8.Bagaimana saja cara cacing masuk kedalam tubuh manusia?
9.Bagaimana gejalas terkena cacingan?
10.Bagaimana nyamuk a.aegypti menyebarkan DBD dan anophelesmalaria?
11.Mengapa bakteri resisten thd antibodi?
12.Apa saja faktor terjadinya HAI?
13.Apa saja gejala oral thrust?
14.Apa saja infeksi oportunistik yang mungkin timbul pada seorang HIV?
15.Apa saja klasifikasi Drmatofitas?
16.Bagaimana virus retrovirus dapat menyebabkan hIV?
17.Mengapa jamur oportunitis menyerang pasien HIV/AIDS?

STEP 3 : Brainstorming/ Analisis Masalah


STEP 4 :Skema

STEP 5 : Learning Objective


1.M3 faktor-faktor penyebab jejas sel

2.M3 terminologi neoplasma


3.M3 klasifikasi neoplasma
4.M3 karakteristik histologik neoplasma
5.M3 karsinogen dan karsinogenesis
6.M3 imunologi tumor
7.M3 invasi dan metastasis

STEP 6: Belajar Mandiri

Pleno minggu 3 blok 1.6

Anggota :
Nindy Maharani Aliya Syaharani
Rafen Mutiara Oktavia Adissa
Benanda Sarah Nabila
Ivena Sabilla Rahma Dian Pertiwi
Alty Fauziah Nur
Raihan Afif Salam
Muhammad Fadhillah Nusattim Rustian
Imam Munadi
LO 1

Flora Normal Pada Tubuh Manusia


Pengertian Flora Normal

Flora normal adalah kumpulan organisme yang umum ditemukan secara alamiah pada orang sehat dan hidup rukun berdampingan
dalam hubungan yang seimbang dengan host-nya
Alasan

1. Membantu menduga macam infeksi setelah kerusakan jaringan

2. Memberi petunjuk kemungkinan sumber infeksi

3. Menaruh perhatian terhadap infeksi yang


disebabkan kuman FN
Faktor Kehadiran FN

1. pH

2. potensial redox

3. Oksigen

4. Air

5. Nutrisi
LO 2
Klasfikasi, morfologi, dan struktur bakteri, virus dan jamur
Cabang-cabang mikrobiologi

• Bakteriologi
• Virologi
• Mikologi
• Imunologi yang berhubungan dengan infeksi
Bakteriologi

• Bakteri → organisme ber sel tunggal yang hidup bebas tanpa khlorophil
• DNA dan RNA pada intisel nya
• Tergolong Prokaryota
Ukuran bakteri

• Bakteri pada manusia berukuran 0,1-10 μm

• Bakteri berbentuk coccus berdiameter 0,5-2

μm

• Bakteri berbentuk basil berukuran lebar 0,2-2

μm dan panjang 1-10 μm


Klasifikasi bakteri

• Berdasarkan dinding sel


– Gram negatif
– Gram positif
Morfologi bakteri

1. Kokus (cocci)
Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Neisseria meningitidis, dll

2. Batang (Bacil)
Bacillus subtilis, Bacillus anthracis, Vibrio cholera dll

3. Spiral (coiled/wavy)
Treponema pallidum, Borrelia spp.
Struktur Bakteri

1. Dinding sel

2. Membran sitoplasma

3. Ribosom

4. Intisel

5. Flagel

6. Kapsul/simpai

7. Fimbriae/pili

8. Granula

9. Spora
Dinding sel bakteri

• Peptidoglikan/murein/mukopeptida
• Fungsi :
– Permeabilitas selektif
– Ekskresi enzim hidrolisa
– Fungsi biosintesa
– Sistem chemostatic
– Berperan pada transport elektron
– Phosporilasi oksidatif
Perbedaan dinding sel bakteri Gram positif
dengan bakteri Gram negatif :
Spora / endospora

• Bakteri yang dapat membentuk spora :


-Clostridium spp
-Bacillus spp
• Spora terbentuk pada keadaan :
• proses sporulasi & germinasi
• Letak spora : sentral,subterminal,term inal
Struktur dan Morfologi Jamur

• Kindom Fungi terdiri dari 4 phylum (divisi)


– Chytridiomycota→ tidak adayang patogen
terhadap manusia
– Zygomycota
– Ascomycota
– Basidiomycota

→ Lebih didasarkan pada penampakan struktur


dibandingkan perbedaan fisiologis dan biokimia,
terutama spora seksual
Karakteristik Umum

• Sebagian besar merupakan obligat aerob


• Tumbuh optimal pada PH netral
• Memerlukan lingkungan lembab untuk tumbuh
• Spora dan konidia bertahan pada kondisi kering
Dinding Sel

• Terutama terdiri dari chitin, glucan, mannan, chitosan dan glikoprotein yang berikatan silang secara kovalen
ORGANEL

• Nukleus (mempunyai membran)


• Nukleolus
• Vacuola (diliputi membran)
• Mitokondria (diliputi membran)
Yeast

• Single sel vegetatif


• Membentuk koloni halus dan creamy seperti
bakteri
• Identifikasi terutama berdasarkan uji biokimia
• Bereproduksi dengan cara budding dan
menghasilkan blastoconidium (sel anak)
Jenis hifa

• Berdasarkan bentuk:
– Antier → swollen dengan cabang pada ujungnya (seperti tanduk rusa)
– Racquet → enlarged,club-shape area
– Spiral → melingkar
– Rhizoid → seperti akar
Karakteristik Virus

-9
• Kecil → nanometer (10 )
→bandingkan bakteri yang ukuranya dalam mikrometer (μm =
-6
10 )
→ diameter sekitar 20-150 nm
• Obligat Intraseluler → sangat tergantung pada sel hidup (prokaryot atau eukaryot), baik untuk replikasi maupun
eksistensi
• Hanya memiliki 1 jenis asam nukleat → DNA atau RNA
• Memiliki komponen reseptor binding protein → untuk perlekatan dan membuat sel sebagai pabrik produksi virus
Virus Symmetry

Berdasarkan kesimetrisan nukleocapsid, virus dibagi menjadi 2 kelompok


• Helical (Anak tangga)

 Molekul protein dari nukleokapsid tersusun seperti anak tangga spiral dan asam nukleat sebagai inti sentralnya

 Nukleokapsid selalu terdapat di dalam lipoprotein envelope, yang juga diselubungi matrix protein

 M protein dapat rigid (rhabdovirus) atau terdistorsi (influenza virus)


• Icosahedral (Kubik)

 Kapsid terdiri dari 20 sisi berbentuk segitiga sama sisi

 Satu kapsomer tersusun atas beberapa polipeptida

 Kapsomer berfungsi sebagai rigiditas kapsid dan melindungi asam nukleat

 Contoh : - seluruh virus DNA,kecuali poxvirus

- beberapa virus RNA seperti poliovirus, rubella virus


- herpesvirus → icosahedral tapi memiliki lipid envelope
Icosahedral Virus
Parasitologi

Klasifikasi dan karakterisitik parasit


• PARASITOLOGI

ilmu yang mempelajari tentang jasad hidup untuk sementara atau menetap pada/ di dalam jasad hidup lain dengan maksud
mengambil sebagian atau seluruh makanan dari jasad tersebut. (parasitos= jasad yang mengambil makanan; logos= ilmu)

 Hubungan organisme yang hidup bersama:


 Simbiosis Komensalisme
Mutualisme
 Parasitisme
 Pemangsa(predator).
• Host definitif:
Hospes tempat parasit hidup, tumbuh menjadi dewasa, dan berkembang biak scr seksual

• Host perantara:
Hospes tempat parasit tumbuh menjadi infektif

• Host reservoir:
Hewan yang mengandung parasit dan merupakan sumber infeksi bagi manusia

• Host paratenik:
Hewan yang mengandung stadium infektif parasit tanpa
menjadi dewasa

• Vektor:
Jasad (serangga) yang menularkan parasit pada manusia dan hewan secara aktif

• Zoonosis : Penyakit hewan yang dapat ditularkan kepada


manusia
• Menurut
tempat hidup:
 Menurut jumlah
– Ektoparasit:
spesies hospes yg
– Endoparasit
dapat dihinggapi:
• Menurut kebutuhan
 Monoksen
akan hospes
 Poliksen
– Parasit obligat
– Parasit fakultatif
 Menurut lamanya
menetap pada hospes
 Parasit permanen
 Parasit temporer
Parasitologi Kedokteran meliputi :

1. Helmintologi Kedokteran

2. Protozoologi Kedokteran

3. Entomologi Kedokteran

4. Immunologi dan immunodiagnosis penyakit parasit.

Pembagian Parasit

 PROTOZOA ( Amuba, Giardia lamblia, Balantidium coli, Plasmodium falciparum, Toxoplasma gondii,Trichomonas
vaginalis, dll.)

 HELMINTH (CACING): Soil transmitted helminths, Taenia solium, Schistosoma,


Trichinella spiralis, dll)

 ARTROPODA : Insecta (Musca, nyamuk), Arachnida (labah-labah,


Ticks), Crustacea, Myriapoda (Centipedes),Scorpionida.
*Hospes definitif :
1- Immature oocyst:

*Hospes perantara :
2- Tachyzoite ( toxoplasma trophozoite )

3- Tissue cyst:
(contain slower-developing bradyzoite)
A

Takizoit Toxoplasma gondii


Stained tachyzoites, microscopic preparation
Kista Toxoplasma gondii pada jaringan otak
Manusia terinfeksi dengan cara:

1. Kongenital
melalui plasenta dari ibu yang terinfeksi ke janin

2. Akuisita Secara oral:

- std ookista dari tinja kucing

- std takizoit pd daging burung/mamalia yg tdk dimasak


sempurna

- std bradizoit pd konsumsi daging atau otak mamalia yg mengandung bradizoit yg tdk dimasak
sempurna
Parenteral:

- melalui jarum suntik yang terkontaminasi T.gondii


- transfusi darah lengkap
- transplantasi dari donor yang menderita toksoplasmosis laten.
Di dalam tubuh ookista → takizoit → bradizoit

- Menyerang sel berinti : otot rangka, miokardium, otak dan mata.

- dapat menetap seumur hidup manusia

Pada manusia terdapat tropozoit (akut) dan kista jaringan (kronis)


Kerusakan pada jaringan tubuh tergantung:

1. Umur (bayi lebih parah dari org tua)

2. Virulensi strain T.gondii

3. Jumlah parasit

4. Organ yang diserang

Gejala Klinis:

1. Toksoplasmosis akuisita

2. Toksoplasmosis kongenital
- 4 ps flagel

- 1 flagel post melekat pada membran bergelombang

- Membran bergelombang mempunyai dasar kosta yang


halus

- Kista (-)

- Ukuran 7-23 μ

81
82
Trikomoniasis vagina

Parasit hidup di mukosa vagina

Tidak dapat hidup di sekret vagina yang asam (pH 3,8-4,4)


Tidak tahan terhadap desinfektan, pulasan, antibiotik
Mati pada suhu 50°C

8
– Terdiri dari dua stadium:
• Stadium trofozoit(vegetatif):

– Bentuk histolitika (patogen) – di dalam jaringan mukosa usus besar, jaringan lain:
hati, paru, otak

– Bentuk prekista - dalam lumen usus besar

• Stadium kista

- di dalam lumen usus besar, stadium infektif


- mempunyai inti 1, 2 dan 4.
• Kista E. hystolitica bertahan di tanah lembab 8-12 hari, di air 9-30 hari, di air dingin hingga 3 bulan, dan rusak pada pegeringan dan
pemanasan 50 C

• Makanan dan minuman dapat terkontaminasi


- Air yang tercemar
- tangan infected food handler yg terkontaminasi
- Kontaminasi oleh lalat dan kecoa
- Pupuk tinja untuk tanaman
- Higiene yang buruk

• melalui hub seksual pada homoseks


• Bentuk patogen
• mengandung eritrosit
• Merusak dinding usus/ jaringan
tdk mengandung eritrosit Bentuk esensiak

Bentuk kista:
Dalam lumen usus
dikeluarkan dalam tinja
tidak patogen,
• kista infektif : inti 4
 Cara infeksi : tertelan kista infektif (inti 4)
 Bentuk histolitika → invasif
 Penyebaran : - parasit langsung
- melalui aliran darah ke hati, paru-paru, dinding abdomen,
otak
 Amoebiasis intestinal: asimtomatis -simtomatis

◦ Akut → sindroma disentri : berlendir dan darah

◦ Kronis → diare / simtomless carrier

 Amoebiasis ekstra intestinal: Abses hati, paru dan otak


• Potential menyebabkan waterborne (>>) dan foodbornedisease
• Mempunyai 2 stadium: Trofozoit dan Kista Habitat :

– Rongga usus kecil (duodenum, jeyenum


proksimal)

– Kadang-kadang saluran dan kandung e mpedu.


• Cara infeksi : tertelan kista infektif (10- 1
• Fecal- oral transmisi 00 kista)
• Iritasi membran mukosa Usus
• Diare berlemak , bila tidak diobati dpt menjadi kronis
• Kronis : ditandai dgn steatorrhoea disertai sindrom malabsorbsi dgn
kehilangan BB dan lemah
• Bisa asimtomatik carrier
• Pada penderita HIV/AIDS dan kondisi immunokompromis lain, anak-anak yg menderita malnutrisi: -----
gejala lebih berat.
PENCEGAHAN INFEKSI
INFEKSI

Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik

Menurut asalnya:

1. Infeksi berasal dari komunitas (COMMUNITY INFECTION)

2. Infeksi berasal dari RS ( HOSPITAL INFECTION)


PENCEGAHAN INFEKSI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 27 TAHUN 2017

TENTANG PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


TUJUAN PENCEGAHAN INFEKSI

untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikroorganisme dari lingkungan asal, alat-alat, dan tenaga kesehatan
RANTAI PENULARAN PENYAKIT
INFEKSI
Agen Penyebab Infeksi
Bakteri, Jamur, Virus,
Riketsia, Parasit

Pejamu Rentan: Reservoir:


Immunocompromised; Pasca bedah; Luka Manusia; Air dan Larutan; Obat;
bakar; Penyakitkronik;Umur muda; Peralatan
Lansia

Tempat Masuk: Tempat Keluar:


Lapisan mukosa; Luka; Sal. Cerna; Sal. Ekskreta; Sekreta; Droplet

Cara Penularan:
Kontak; (langsung, tak langsung,
droplet; melalui Udara; mel. Benda;
2-101
STERILISASI
STERILISASI

Proses untuk membebaskan alat dan bahan dari kehidupan mikro organisme baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora
PRINSIP STERILISASI

UNTUK MENGURANGI INSIDEN INFEKSI AGAR AMAN DALAM PELAKSAAN PELAYANAN KESEHATAN

DAPAT DILAKUKAN SECARA FISIKA,MIMIA, DAN MEKANIK


CARA STERILISASI ALAT

• FISIKA

– DENGAN PEMIJARAN
– DENGAN UDARA KERING
– DENGAN UAP AIR PANAS BERTEKANAN
– PENYARINGAN / FILTRASI
– RADIASI
• KIMIA
– DESINFEKSI KIMIA
ZAT KIMIA UNTUK STERILISASI

- Antiseptik
zat kimia yg digunakan untk menghambat atau membunuh mo pd jar hidup
- Desinfektan
zat kimia yg digunakan untk menghambat atau membunuh mo pd benda/jar mati
- Cide/sid
zat kimia yg bersifat membunuh mo, seperti bakterisid, virusid dan fungisid
- Statik
zat kimia yg bersifat menghambat pertumbuhan mo, seperti bakteriostatik, virustatik dan fungistatik
Mekanisme terjadinya Infeksi dan
Pencegahannya
Infeksi

Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik dengan gejala
klinik atau tanpa gejala klinik
PENDAHULUAN

• Penyakit infeksi merupakan masalah penting, terutama di negara berkembang

• Rantai infeksi, meliputi 3 hal utama:

1) Kuman penyebab (mikroorganisme)

2) Pejamu/inang (host)

3) Lingkungan

• Menurut asalnya:

1) Infeksi berasal dari komunitas (COMMUNITY


INFECTION)

2) Infeksi berasal dari RS ( HOSPITAL INFECTION)


RANTAI PENULARAN PENYAKIT
INFEKSI
Agen Penyebab
Infeksi
Bakteri, Jamur, Virus,

Pejamu Rentan: Reservoir:


Immunocompromised; Manusia; Air dan
Pasca bedah; Luka bakar; Larutan; Obat; Peralatan
Penyakitkronik;Umur muda;
Lansia

Tempat Masuk: Tempat Keluar:


Lapisan mukosa; Luka; Sal. Ekskreta; Sekreta; Droplet
Cerna; Sal. Kemih; Sal. nafas

Cara Penularan:
Kontak; (langsung, tak
langsung, droplet; melalui
2-111
MEAN OF
TRANSMISSION
Airborne, Droplet,
Contact Common Vihicle,
Vertorborne
Praktek pencegahan infeksi di RS

1. Kebersihan tangan

2. Sarung tangan

3. Masker

4. Peralatan perawatan pasien

5. Kontrol lingkungan

6. Kesehatan karyawan

7. Penempatan pasien

8. Hygiene respirasi/Etika batuk

9. Praktek menyuntik aman


Infeksi nosokomial = Healthcare - associated
Infections ( HAIs)
Infeksi terjadi atau didapat di rumah sakit :

- saat masuk RS tidak ada tanda/gejala


- saat masuk RS tidak dalam masa inkubasi

- terjadi lebih 2X 24 jam

dari
- setelah
infeksi pada lokasi sama tetapi mikroorganisme penyebab berbeda dari m.o. pada

perawatan
saat masuk RS

m.o penyebab
atau sama tetapi
BAGAIMANA CARA TERJADINYA
INFEKSI YANG DIDAPAT DI RS?

115
Sterilisasi

• Sterilisasi: Proses untuk membebaskan alat dan bahan dari kehidupan mikro organisme baik bentuk
vegetatif maupun bentuk spora

• Prinsip; untuk mengurang insiden infeksi agar aman dalam penggunaan alat-alat medis pada pelaksanaan pelayanan
kesehatan

• Dapat dilakukan secara fisika, kimia dan mekanik


Alur Pemrosesan Alat Medis Bekas
Pakai

DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0.5 % selama 10
menit

Pembersihan

(Cuci bersih, tiriskan, keringkan)


Sterilisasi Disinfeksi tingkat tinggi Disinfeksi tingkat rendah
(peralatan kritis) Masuk (peralatan semi kritikal) (peralatan non kritikal)
dalam
Masuk dalam Hanya pada permukaan
pembuluh mucosa tubuh tubuh yang utuh
darah/jaringan
tubuh Endotracheal tube, NGT Tensi meter,
termometer
Instrumen bedah
LO 7

Respon Imun Terhadap Protozoa dan Infeksi Cacing


Mikosis

• ENDEMIK → Infeksi oleh jamur dari lingkungan


• OPORTUNISTIK → Infeksi oleh jamur saprofitik jika terjadi ↓↓ sistem imunImuno- compromised → AIDS
Respon imun innate

• Makrofag → fagositosis
• Neutrofil
Menghasilkan fungisidal → Fagositosis →
Virulent strains of Cryptococcus neoformans
→ menghambat produksi IL-12 dan TNF; merangsang pelepasan IL-10 → menghambat aktivasi makrofag

 Pasien dg neutropenia → rawan infeksi oportunistik


Respon Imun Adaptive

• Cell-Mediated Immunity → sama dg mekanisme pada BIS → Histoplasma capsulatum


• Kerjasama CD4+ dan CD8+

– Respon Th1 → protektif → rx granulomatous


– Respon Th2 → memperparah → penghasilan IL-10
– Pembentukan Ab juga tampak terutama pada →
Cryptococcus neoformans
Infeksi Candida Albicans
RESPON IMUN TERHADAP PARASIT

• PARASIT: PROTOZOA & HELMINTES


• PROTOZOA

– Innate → fagosit → sebagian besar protozoa tahan terhadap pagositosis

– Imun adaptif → sama seperti BIS → cell mediated immunity

– HELMINTES

– Innate → makrofag & netrofil → mikobisidal

• Aktivasi komplemen

– Imun adaptif → sama dengan BES → Ig-mediated immunity

• ADCC via Eosinofil


Peran eosinofil dalam infeksi cacing
Perbandingan infeksi cacing & reaksi
alergi
Helmintologi
KLASIFIKASI
1. Helmintologi Umum

2. Kelas Nematoda

3. Kelas Trematoda

4. Kelas Cestoda
HELMINTOLOGI UMUM
KELAS NEMATODA
Nematoda Umum : pembagian menurut habitat :
 Nematoda Usus :
 Soil Transmitted Helminths
 Non Soil Transmitted Helminths
 Nematoda Darah dan Jaringan :
 Filaria dan Drancuculus
 Larva Migrans
 Nematoda yang Jarang didapat
KELAS TREMATODA
Trematoda umum, pembagian menurut habitat :
 Trematoda Usus,
 Trematoda Hati,
 Trematoda Paru-Paru,
 Trematoda Darah
KELAS CESTODA
Cestoda umum, dikelompokkan :
 Cestoda Intestinal (oleh cestoda dewasa)
 Cestoda Ekstraintestinal (oleh larva cestoda)
HELMINTOLOGI UMUM
 Kata “Helminth” : Cacing (bahasa Yunani)
 Kelas Metazoa
 Semula ditujukan pada cacing usus, tetapi lebih umum meliputi spesies yang bersifat parasit dan spesies yang hidup
bebas dari:
 cacing bulat (phylum Nemathelminthes),
 “hair snake” atau cacing gordiid (phylum Nemathormopa),
 turbellarians,
 flukes cacing daun,
 tapeworms cacing pita (phylum Platihelminthes),
 “thorny headed worms” (phylum Acanthocephala)
 Lintah (phylum Annelida)
HELMINTOLOGI
 Adalah ilmu yang mempelajari cacing yang hidup sebagai parasit pada manusia
Pokok Bahasan Penting :
 Klasifikasi
 Morfologi dan Siklus Hidup
 Penyebaran
 Patologi dan Klinik
 Pengobatan dan Pencegahan
KLASIFIKASI
Cacing yang ada kaitannya dengan manusia:

1. Phylum Annelida

2. Phylum Nemathelminthes

3. Phylum Platyhelminthes
1. Phylum Annelida
 Lintah → ektoparasit penghisap darah, hidup di air atau darat
 Hidup di air : spesies Limnatis, dapat melukai manusia, ukurannya bermacam-macam
 Hidup di darat : spesies Haemadipsa, pacet hidup di hutan tropis
2. Phylum Nemathelminthes
 Cacing dewasa : Kelompok cacing dng bentuk bulat memanjang seperti benang (Nema→ benang)
 Kulit luar tidak bersegmen, kutikulanya licin, kadang-kadang bergaris, memiliki rongga badan serta jenis kelamin terpisah
 Bersifat parasit bagi hewan maupun manusia : Kelompok Nematoda
3. Phylum Platyhelminthes
 Kelompok cacing pipih, berbentuk pipih seperti daun atau pipih panjang seperti pita.
 Bentuk pipih seperti daun:
 Cacing daun,
 Kelas Trematoda: biasanya tdk memiliki rongga badan, bersifat hermafrodit, alat pencernaan buntu, umumnya telur
memiliki operkulum
 Bentuk pipih panjang seperti pita
 Cacing Pita
 Kelas Cestoidea, Sub Kelas Cestoda : umumnya tdk memiliki rongga badan, tdk memiliki alat pencernaan dan bersifat hemafrodit
MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP
 Siklus hidup cacing usus : stadium telur → larva → dewasa; dengan berbagai variasi tergantung spesies
 Nematoda usus: umumnya tidak membutuhkan hospes perantara, siklus hidupnya sederhana → cacing ini tersebar luasdi
seluruh dunia
MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP (2)
 Manusia berfungsi sebagai hospes definitif, perantara, obligat, alternatif, insidentil ataupun paratenik
 Binatang dapat hidup sebagai hospes reservoir
→ parasit ini sulit untuk dimusnahkan
MEDIUM PENULARANNYA
Kelompok penyakit cacing (WHO, 1964):

1. Penularan melalui tinja / feces

2. Penularan melalui tanah (Soil Transmitted


atau Geohelmints)

3. Penularan melalui arthropoda

4. Penularan melalui siput

5. Penularan melalui daging hewan


(1) Penularan melalui Tinja/Feses
 Telur dan larva menjadi infektif jika melalui atau berada di anus
 Infeksi terjadi dengan penularan langsung dari orang ke orang
 Contoh: Enterobius vermicularis, Hymenolepisnana
(2) Penularan melalui Tanah
 Telur dan larva menjadi infektif sesudah menjalani proses pematangan di dalam tanah
(3) Penularan melalui Arthroproda
 Artropoda berperan sebagai vektor
 Stadium infektif berkembang di dalam tubuh arthropoda
 Penularan terjadi jika arthropoda tersebut menggigit atau dicerna oleh manusia
 Contoh: Filaria, Diphyllobothriumlatum, Gnastotoma sp
(4,5) Penularan melaui Siput
dan Daging Hewan
EPIDEMIOLOGI
Penyebaran penyakit cacing tergantung pada:
• Adanya sumber infeksi
• Lingkungan yg menguntungkan bagi parasit tsb
• Siklus hidup cacing
• Keadaan sosial ekonomi
• Kepercayaan/kebiasaan
• Sistem perairan
• Perpindahan penduduk
• Transport yang mudah dan cepat
PATOLOGI & KLINIK
• Tdk bersifat akut
• Timbul kerusakan jaringan atau timbul gejala nyata:
 setelah serangan berulang ataupun terus menerus dalam jangka waktu yang lama
 Dapat disebabkan oleh stadium telur, larva, cacing dewasa
PATOLOGI & KLINIK (2)
• Berat ringan infeksi tergantung :
 Jumlah parasit
 Organ tubuh yang diinvasi
 Kerentanan/kekebalan hospes
• Kerusakan jaringan hospes dapat disebabkan oleh:
 Iritasi
 Trauma mekanaik
 Racun yang dihasilkan oleh parasit
DIAGNOSIS
 Gejala pada penyakit cacing umumnya tidak spesifik →
Diganosis: Gejala klinik dan Pemeriksaan laboratorium

 Pemeriksaan Laboratorium:
– Tinja

– Konsentrasi/biakan

– Usapan anus

– Biopsi

– Darah

– Urin

– Sputum

– Reaksi Imunologis (immonodiagnosis)


PENGOBATAN
PENCEGAHAN
• Mengurangi sumber penularan (mengobati penderita)
• Pendidikan kesehatan
• Pemberantasan hospes perantara dan vektor
• Mempertinggi imunitas,
• Pengawasan higiene sanitasi
LO 6

INFEKSI OPORTUNISTIK
•Infeksi opportunistik (IO)→ infeksi yang muncul ketika sistem imun melemah
Karakteristik organisme opportunis:

•Low pathogenicity;
Pseudomonas aeruginosa Staph.
Epidermidis Candida albicans
Cytomegalovirus Pneumocysus carinii

•Impaired host defense → serious infection


•Conventional pathogen → opportunistic condotion →
gejala klinis atipikal atau disseminated lesion
Kondisi yang memungkinkan terjadinya infeksi opportunistik

• Defek pada respon imun alami yang disengaja atau pun tidak
Defisiensi komplemen, sel fagosit
Luka bakar, operasi besar, kateterisasi, benda asing
dalam tubuh, obstruksi

 Defisiensi respon imun adaptif


 Defek sel T, defisiensi sel B, severe combined immunodefisiensi
 Malnutrisi, penyakit infeksi, neoplasma, irradiasi,
kemoterapi, splenektomi
Host
beresiko

Immunocompromised Non-immunocompromised
Hematologic
Bayi
Pasien onkology dg
neutropenia Non hematologic Operasi intraabdomen

Parenteral nutrisi
Pasien yg mendpt
transplantasi
Dialisa

Pasien yg mendpt obat


immunosupresif c/ steroid CVC

Pasien dg HIV/AIDS AB spektrum


luas

Diabetes
Infeksi opportunistik

• Pneumonia bakteri

• Pneumocystis jiroveci pneumonia

• Histoplasmosis

• Tuberkulosis

• Sifilis

• Mucocutaneous candidiasis

• Aspergilosis

• Cryptosporidiosis

• Mycobacterium avium complek disesae

• Cryptococcus

• Cytomegalo virus (CMV) disease

• Hepatitis B dan C
Candidiasis

• Candida albicans tetap menjadi penyebab utama OPC (80–90% )

• Mulut, tenggorokan, vagina

• Gejala oral thrush : mulut yang nyeri, lidah seperti terbakar, disfagia ataupun asimptomatik.

• Tanda: eritema difus dengan bercak putih muncul sebagai lesi diskret pada mukosa buccal, palatum, orofaring,
lidah dan gusi
Diagnosis butuh pemeriksaan mikologi (mikroskopis dan pewarnaan) → yeastlike form & pseudohyphae

Terapi

• Gol azol: flukonazol 100mg/hr PO


•clotrimazol troches 10 mg Po, 5x/hr,
Cytomegalo virus (CMV) disease

•Etiologi: CMV ( family herpesviridae), virus DNA, untai ganda, berenvelop


•Infeksi dapat terjadi:
Individu seropositif → CMV laten →rea
Infeksi primer/reinfeksi virus dr transfusi darah atau ktivasi
transplan

•CMV retinitis → paling sering

•Viremia → CD4 < 50 cell/mm3

•Merusak makula dan optic disk → retina lepas → ggn penglihatan → kebutaan
Diagnosis

•Gejala klinis:
1-4 bln post transplan/saat imunosupresi tertinggi/saat CD4 < 50 sel/ul
•Lab: Diagnosis infeksi CMV tergantung pada:

1. deteksi histopatologi CMV (inklusi inti owl’s eye)


2. Deteksi DNA virus atau antigen di darah → PCR
3. Isolasi virus dari jaringan atau sekresi. 4.adanya serokonversi
(terlambat produksi IgM spesifik CMV)
→ IFA, EIA
inklusi inti owl’s eye
Terapi
• Terapi CMV retinitis: ganciclovir iv 3 minggu dosis 7.5-
15mg/kg/hari dibagi 3 dosis selama 14-21 hari,
• diikuti maintenen 5- 6mg/kg/hari selama 5-7 hari seminggu untuk mencegah relaps.
Pneumocystis Jiroveci pneumonia (PCP)

• Etiologi: Fungi (Dahulu disebut P. carinii)


• Transmisi:
Reaktivasi infeksi laten Airborne

• Tanda/Gejala
90% pada CD4< 200 cells/μL atau CD4< 15% Progressive hari-minggu
Exertional dyspnea
Fever Nonproductive cough
Mycobacterium avium complek disesae

• Etio: Mycobacterium avium

• Transmisi:
Lingkungan
Inhalasi, tertelan, atau inokulasi mll sal. Nafas/sal cerna Orang-
orang → jarang

• Tanda/gejala
Risiko tinggi pada pasien dg CD4 < 50 cell/ul Disseminated
multiorgan infection
Immune reconstitution inflammatory syndrome (IRIS)
Limfadenitis servikal, pneumonitis, perikarditis,
osteomyelitis, SSTI, ulkus genital, infeksi CNS

Anda mungkin juga menyukai