Blok 1.6
Modul 3
Kelompok 6 A
Anggota Kelompok:
Imam Munadi
Raihan Afif Salam
Muhammad Fadillah Nusatim
Mutiara Oktavia
Nindy Maharani
Aliya Syaharani Rafen
Ivena Sabilla Rahma
Sarah Nabila
Adissa Benanda
Fauziah Nur
Dian Pertiwi Alty
Tutor: Dra.Erlina Rustam,MS,Apt
Kedokteran
Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
MODUL III Skenario 3:
ROTASI DI PUSKESMAS
Anggota :
Nindy Maharani Aliya Syaharani
Rafen Mutiara Oktavia Adissa
Benanda Sarah Nabila
Ivena Sabilla Rahma Dian Pertiwi
Alty Fauziah Nur
Raihan Afif Salam
Muhammad Fadhillah Nusattim Rustian
Imam Munadi
LO 1
Flora normal adalah kumpulan organisme yang umum ditemukan secara alamiah pada orang sehat dan hidup rukun berdampingan
dalam hubungan yang seimbang dengan host-nya
Alasan
1. pH
2. potensial redox
3. Oksigen
4. Air
5. Nutrisi
LO 2
Klasfikasi, morfologi, dan struktur bakteri, virus dan jamur
Cabang-cabang mikrobiologi
• Bakteriologi
• Virologi
• Mikologi
• Imunologi yang berhubungan dengan infeksi
Bakteriologi
• Bakteri → organisme ber sel tunggal yang hidup bebas tanpa khlorophil
• DNA dan RNA pada intisel nya
• Tergolong Prokaryota
Ukuran bakteri
μm
1. Kokus (cocci)
Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Neisseria meningitidis, dll
2. Batang (Bacil)
Bacillus subtilis, Bacillus anthracis, Vibrio cholera dll
3. Spiral (coiled/wavy)
Treponema pallidum, Borrelia spp.
Struktur Bakteri
1. Dinding sel
2. Membran sitoplasma
3. Ribosom
4. Intisel
5. Flagel
6. Kapsul/simpai
7. Fimbriae/pili
8. Granula
9. Spora
Dinding sel bakteri
• Peptidoglikan/murein/mukopeptida
• Fungsi :
– Permeabilitas selektif
– Ekskresi enzim hidrolisa
– Fungsi biosintesa
– Sistem chemostatic
– Berperan pada transport elektron
– Phosporilasi oksidatif
Perbedaan dinding sel bakteri Gram positif
dengan bakteri Gram negatif :
Spora / endospora
• Terutama terdiri dari chitin, glucan, mannan, chitosan dan glikoprotein yang berikatan silang secara kovalen
ORGANEL
• Berdasarkan bentuk:
– Antier → swollen dengan cabang pada ujungnya (seperti tanduk rusa)
– Racquet → enlarged,club-shape area
– Spiral → melingkar
– Rhizoid → seperti akar
Karakteristik Virus
-9
• Kecil → nanometer (10 )
→bandingkan bakteri yang ukuranya dalam mikrometer (μm =
-6
10 )
→ diameter sekitar 20-150 nm
• Obligat Intraseluler → sangat tergantung pada sel hidup (prokaryot atau eukaryot), baik untuk replikasi maupun
eksistensi
• Hanya memiliki 1 jenis asam nukleat → DNA atau RNA
• Memiliki komponen reseptor binding protein → untuk perlekatan dan membuat sel sebagai pabrik produksi virus
Virus Symmetry
Molekul protein dari nukleokapsid tersusun seperti anak tangga spiral dan asam nukleat sebagai inti sentralnya
Nukleokapsid selalu terdapat di dalam lipoprotein envelope, yang juga diselubungi matrix protein
ilmu yang mempelajari tentang jasad hidup untuk sementara atau menetap pada/ di dalam jasad hidup lain dengan maksud
mengambil sebagian atau seluruh makanan dari jasad tersebut. (parasitos= jasad yang mengambil makanan; logos= ilmu)
• Host perantara:
Hospes tempat parasit tumbuh menjadi infektif
• Host reservoir:
Hewan yang mengandung parasit dan merupakan sumber infeksi bagi manusia
• Host paratenik:
Hewan yang mengandung stadium infektif parasit tanpa
menjadi dewasa
• Vektor:
Jasad (serangga) yang menularkan parasit pada manusia dan hewan secara aktif
1. Helmintologi Kedokteran
2. Protozoologi Kedokteran
3. Entomologi Kedokteran
Pembagian Parasit
PROTOZOA ( Amuba, Giardia lamblia, Balantidium coli, Plasmodium falciparum, Toxoplasma gondii,Trichomonas
vaginalis, dll.)
*Hospes perantara :
2- Tachyzoite ( toxoplasma trophozoite )
3- Tissue cyst:
(contain slower-developing bradyzoite)
A
1. Kongenital
melalui plasenta dari ibu yang terinfeksi ke janin
- std bradizoit pd konsumsi daging atau otak mamalia yg mengandung bradizoit yg tdk dimasak
sempurna
Parenteral:
3. Jumlah parasit
Gejala Klinis:
1. Toksoplasmosis akuisita
2. Toksoplasmosis kongenital
- 4 ps flagel
- Kista (-)
- Ukuran 7-23 μ
81
82
Trikomoniasis vagina
8
– Terdiri dari dua stadium:
• Stadium trofozoit(vegetatif):
– Bentuk histolitika (patogen) – di dalam jaringan mukosa usus besar, jaringan lain:
hati, paru, otak
• Stadium kista
Bentuk kista:
Dalam lumen usus
dikeluarkan dalam tinja
tidak patogen,
• kista infektif : inti 4
Cara infeksi : tertelan kista infektif (inti 4)
Bentuk histolitika → invasif
Penyebaran : - parasit langsung
- melalui aliran darah ke hati, paru-paru, dinding abdomen,
otak
Amoebiasis intestinal: asimtomatis -simtomatis
Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik
Menurut asalnya:
untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikroorganisme dari lingkungan asal, alat-alat, dan tenaga kesehatan
RANTAI PENULARAN PENYAKIT
INFEKSI
Agen Penyebab Infeksi
Bakteri, Jamur, Virus,
Riketsia, Parasit
Cara Penularan:
Kontak; (langsung, tak langsung,
droplet; melalui Udara; mel. Benda;
2-101
STERILISASI
STERILISASI
Proses untuk membebaskan alat dan bahan dari kehidupan mikro organisme baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora
PRINSIP STERILISASI
UNTUK MENGURANGI INSIDEN INFEKSI AGAR AMAN DALAM PELAKSAAN PELAYANAN KESEHATAN
• FISIKA
– DENGAN PEMIJARAN
– DENGAN UDARA KERING
– DENGAN UAP AIR PANAS BERTEKANAN
– PENYARINGAN / FILTRASI
– RADIASI
• KIMIA
– DESINFEKSI KIMIA
ZAT KIMIA UNTUK STERILISASI
- Antiseptik
zat kimia yg digunakan untk menghambat atau membunuh mo pd jar hidup
- Desinfektan
zat kimia yg digunakan untk menghambat atau membunuh mo pd benda/jar mati
- Cide/sid
zat kimia yg bersifat membunuh mo, seperti bakterisid, virusid dan fungisid
- Statik
zat kimia yg bersifat menghambat pertumbuhan mo, seperti bakteriostatik, virustatik dan fungistatik
Mekanisme terjadinya Infeksi dan
Pencegahannya
Infeksi
Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik dengan gejala
klinik atau tanpa gejala klinik
PENDAHULUAN
2) Pejamu/inang (host)
3) Lingkungan
• Menurut asalnya:
Cara Penularan:
Kontak; (langsung, tak
langsung, droplet; melalui
2-111
MEAN OF
TRANSMISSION
Airborne, Droplet,
Contact Common Vihicle,
Vertorborne
Praktek pencegahan infeksi di RS
1. Kebersihan tangan
2. Sarung tangan
3. Masker
5. Kontrol lingkungan
6. Kesehatan karyawan
7. Penempatan pasien
dari
- setelah
infeksi pada lokasi sama tetapi mikroorganisme penyebab berbeda dari m.o. pada
perawatan
saat masuk RS
m.o penyebab
atau sama tetapi
BAGAIMANA CARA TERJADINYA
INFEKSI YANG DIDAPAT DI RS?
115
Sterilisasi
• Sterilisasi: Proses untuk membebaskan alat dan bahan dari kehidupan mikro organisme baik bentuk
vegetatif maupun bentuk spora
• Prinsip; untuk mengurang insiden infeksi agar aman dalam penggunaan alat-alat medis pada pelaksanaan pelayanan
kesehatan
DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0.5 % selama 10
menit
Pembersihan
• Makrofag → fagositosis
• Neutrofil
Menghasilkan fungisidal → Fagositosis →
Virulent strains of Cryptococcus neoformans
→ menghambat produksi IL-12 dan TNF; merangsang pelepasan IL-10 → menghambat aktivasi makrofag
– HELMINTES
• Aktivasi komplemen
2. Kelas Nematoda
3. Kelas Trematoda
4. Kelas Cestoda
HELMINTOLOGI UMUM
KELAS NEMATODA
Nematoda Umum : pembagian menurut habitat :
Nematoda Usus :
Soil Transmitted Helminths
Non Soil Transmitted Helminths
Nematoda Darah dan Jaringan :
Filaria dan Drancuculus
Larva Migrans
Nematoda yang Jarang didapat
KELAS TREMATODA
Trematoda umum, pembagian menurut habitat :
Trematoda Usus,
Trematoda Hati,
Trematoda Paru-Paru,
Trematoda Darah
KELAS CESTODA
Cestoda umum, dikelompokkan :
Cestoda Intestinal (oleh cestoda dewasa)
Cestoda Ekstraintestinal (oleh larva cestoda)
HELMINTOLOGI UMUM
Kata “Helminth” : Cacing (bahasa Yunani)
Kelas Metazoa
Semula ditujukan pada cacing usus, tetapi lebih umum meliputi spesies yang bersifat parasit dan spesies yang hidup
bebas dari:
cacing bulat (phylum Nemathelminthes),
“hair snake” atau cacing gordiid (phylum Nemathormopa),
turbellarians,
flukes cacing daun,
tapeworms cacing pita (phylum Platihelminthes),
“thorny headed worms” (phylum Acanthocephala)
Lintah (phylum Annelida)
HELMINTOLOGI
Adalah ilmu yang mempelajari cacing yang hidup sebagai parasit pada manusia
Pokok Bahasan Penting :
Klasifikasi
Morfologi dan Siklus Hidup
Penyebaran
Patologi dan Klinik
Pengobatan dan Pencegahan
KLASIFIKASI
Cacing yang ada kaitannya dengan manusia:
1. Phylum Annelida
2. Phylum Nemathelminthes
3. Phylum Platyhelminthes
1. Phylum Annelida
Lintah → ektoparasit penghisap darah, hidup di air atau darat
Hidup di air : spesies Limnatis, dapat melukai manusia, ukurannya bermacam-macam
Hidup di darat : spesies Haemadipsa, pacet hidup di hutan tropis
2. Phylum Nemathelminthes
Cacing dewasa : Kelompok cacing dng bentuk bulat memanjang seperti benang (Nema→ benang)
Kulit luar tidak bersegmen, kutikulanya licin, kadang-kadang bergaris, memiliki rongga badan serta jenis kelamin terpisah
Bersifat parasit bagi hewan maupun manusia : Kelompok Nematoda
3. Phylum Platyhelminthes
Kelompok cacing pipih, berbentuk pipih seperti daun atau pipih panjang seperti pita.
Bentuk pipih seperti daun:
Cacing daun,
Kelas Trematoda: biasanya tdk memiliki rongga badan, bersifat hermafrodit, alat pencernaan buntu, umumnya telur
memiliki operkulum
Bentuk pipih panjang seperti pita
Cacing Pita
Kelas Cestoidea, Sub Kelas Cestoda : umumnya tdk memiliki rongga badan, tdk memiliki alat pencernaan dan bersifat hemafrodit
MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP
Siklus hidup cacing usus : stadium telur → larva → dewasa; dengan berbagai variasi tergantung spesies
Nematoda usus: umumnya tidak membutuhkan hospes perantara, siklus hidupnya sederhana → cacing ini tersebar luasdi
seluruh dunia
MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP (2)
Manusia berfungsi sebagai hospes definitif, perantara, obligat, alternatif, insidentil ataupun paratenik
Binatang dapat hidup sebagai hospes reservoir
→ parasit ini sulit untuk dimusnahkan
MEDIUM PENULARANNYA
Kelompok penyakit cacing (WHO, 1964):
Pemeriksaan Laboratorium:
– Tinja
– Konsentrasi/biakan
– Usapan anus
– Biopsi
– Darah
– Urin
– Sputum
INFEKSI OPORTUNISTIK
•Infeksi opportunistik (IO)→ infeksi yang muncul ketika sistem imun melemah
Karakteristik organisme opportunis:
•Low pathogenicity;
Pseudomonas aeruginosa Staph.
Epidermidis Candida albicans
Cytomegalovirus Pneumocysus carinii
• Defek pada respon imun alami yang disengaja atau pun tidak
Defisiensi komplemen, sel fagosit
Luka bakar, operasi besar, kateterisasi, benda asing
dalam tubuh, obstruksi
Immunocompromised Non-immunocompromised
Hematologic
Bayi
Pasien onkology dg
neutropenia Non hematologic Operasi intraabdomen
Parenteral nutrisi
Pasien yg mendpt
transplantasi
Dialisa
Diabetes
Infeksi opportunistik
• Pneumonia bakteri
• Histoplasmosis
• Tuberkulosis
• Sifilis
• Mucocutaneous candidiasis
• Aspergilosis
• Cryptosporidiosis
• Cryptococcus
• Hepatitis B dan C
Candidiasis
• Gejala oral thrush : mulut yang nyeri, lidah seperti terbakar, disfagia ataupun asimptomatik.
• Tanda: eritema difus dengan bercak putih muncul sebagai lesi diskret pada mukosa buccal, palatum, orofaring,
lidah dan gusi
Diagnosis butuh pemeriksaan mikologi (mikroskopis dan pewarnaan) → yeastlike form & pseudohyphae
Terapi
•Merusak makula dan optic disk → retina lepas → ggn penglihatan → kebutaan
Diagnosis
•Gejala klinis:
1-4 bln post transplan/saat imunosupresi tertinggi/saat CD4 < 50 sel/ul
•Lab: Diagnosis infeksi CMV tergantung pada:
• Tanda/Gejala
90% pada CD4< 200 cells/μL atau CD4< 15% Progressive hari-minggu
Exertional dyspnea
Fever Nonproductive cough
Mycobacterium avium complek disesae
• Transmisi:
Lingkungan
Inhalasi, tertelan, atau inokulasi mll sal. Nafas/sal cerna Orang-
orang → jarang
• Tanda/gejala
Risiko tinggi pada pasien dg CD4 < 50 cell/ul Disseminated
multiorgan infection
Immune reconstitution inflammatory syndrome (IRIS)
Limfadenitis servikal, pneumonitis, perikarditis,
osteomyelitis, SSTI, ulkus genital, infeksi CNS