Anda di halaman 1dari 76

Presentasi Case

P1A0 Partus Maturus dengan Akselerasi drip


Oksitosin

Ferina Intan Lusia Putri Syarli


1102015078

Pembimbing:
dr. Yedi Fourdiana Sukardi, Sp.OG
01
Identifikasi
kasus
Identitas Pasien

Nama : Ny. F Nama Suami : Tn. S


Umur : 24 Tahun Umur : 27 Tahun
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Jawa
Gol Darah : O Gol Darah : -
Alamat : Bekasi Alamat : Bekasi
No RM : 199XXX
Anamnesis

15.02.2021 16.02.2021 18.02.21


20.00 WIB 10.00 WIB 01.00 WIB
Bidan Poli Kebidanan RSUD IGD Kebidanan RSUD
Kab Bekasi Kab Bekasi
• Mules hilang • Mules hilang timbul
timbul • Keadaan janin • Keluar cairan lendir
• Mulai timbul flek baik bercampur darah
Riwayat Kebiasaan
Konsumsi buah, sayur,
daging merah dan kacang-
kacangan.

.
Riwayat Pengobatan
Suplementasi dan vitamin
dari bidan

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat hipertensi, diabetes,
jantung, paru, asma disangkal
Riwayat Menstruasi Riwayat Pernikahan Riwayat Obstetri

Menarche usia : 14 tahun Usia saat menikah : 23 tahun G1P0A0


Siklus haid : Teratur, Menikah 1x HPHT : 13 Mei 2020
setiap 28 hari sekali HPL : 20 Februari 2021
Lama haid : 5 hari Usia kehamilan : 39-40 minggu
Keluhan : Tidak ada
Riwayat Persalinan Pasien Riwayat Antenatal Care
Trimester Jumlah Tempat Suplementasi
Kunjungan
I 1x Klinik bidan Sulfat Ferrous dan
Asam Folat, rutin di
minum
II 1x Klinik bidan Sulfat Ferrous dan
Asam Folat, rutin di
Hamil saat ini minum
III 2x Klinik bidan Sulfat Ferrous dan
Asam Folat, rutin di
minum
Dalam batas normal
Mata
Pemeriksaan Fisik
Dalam batas normal
Leher
KU/Kes: Baik/CM
TD : 110/60 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,5oC Dalam batas normal
SpO2: 98% Paru dan Jantung

Lihat status obstetrikus


Abdomen

Dalam batas normal


Ekstremitas
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Luar
TFU : 32 cm
TBJ Klinis : (32-11)x155 = 3255 gram
Leopold I : Bokong
Leopold II : Punggung kiri Status Obstetrikus
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Divergen
HIS : 2 x 10’, 20’'
DJJ : 140 x/menit
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Dalam
Vulva dan vagina : Tidak terdapat kelainan.
Portio : Teraba tebal lunak Status Obstetrikus
Pembukaan serviks : 2 cm
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Pemeriksaan Penunjang
18.02.2021
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi
Hemoglobin 13,7 g/dL 12.0 – 16.0
Hematokrit 39 % 38.0 – 47.0
Eritrosit 4,47 10 / µL
6
4.20 – 5.40
MCV 87 fL 80 – 96
MCH 31 pg/mL 28 – 33
MCHC 35 g/dL 33 – 36
Trombosit 263 103 / µL 150 – 450
Leukosit 11,8 103 / µL 5.0 – 10.0
Hitung Jenis
Basofil 0 % 1. – 1.0
Eosinofil 1 % 1.0 – 6.0
Neutrofil 84 % 50 – 70
Limfosit 9 % 20 – 40
NLR 9,33   <= 5.80
Monosit 6 % 2–9
Laju Endap Darah (LED) 20 mm/jam <15
Pemeriksaan Penunjang

18.02.2021
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Serologi    
HIV reagen 1 Non reaktif Non reaktif
Petanda Hepatitis    
HBsAg Non reaktif Non reaktif
Anti Covid (Rapid IgG/M)    
Anti Covid IgM Non Reaktif Non Reaktif
Anti Covid IgG Non Reaktif Non Reaktif
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan CTG 18.02.2021
Diagnosis Kerja

Ibu: G1P0A0 Gravida 39-40 minggu Kala I Fase Laten


Janin: Janin tunggal hidup intra uterin, presentasi kepala,
DJJ: 140 x/menit.
Rencana Tatalaksana

1. Persiapan persalinan pervaginam


2. IVFD Ringer Laktat 20 tpm
3. Inj. Oksitosin 10 IU
4. Observasi TTV ibu
5. Observasi DJJ janin
6. Motivasi KB
Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Laporan Persalinan
Kala I
Pemantauan
persalinan TD N R S His DJJ Ket

Portio: tebal, lunak


18/02/2021 3x 10’ x Ø 3-4 cm
90/67 90 20 36.5 130
09.30 30-40 s Kepala UUK H 2

Portio: tipis, lunak


3x 10’ x
Ø 4-5 cm
11.30 94/70 92 20 36.4 30-40 s 135
Kepala UUK Station 2
Drip Oksitosin 10 Unit

Portio: tipis, lunak


3x 10’ x Ø 7 cm
13.30 90/65 88 20 36.5 130
>40 s Kepala UUK Station 2

Portio: tidak teraba


4x 10’ x Ø lengkap
14.30 92/62 86 20 36.5 140
>40 s UUK Station +1
Dipimpin mengedan
Laporan Persalinan

Kala II
Tanggal 18 Februari 2021 pukul 15.20
Bayi Iahir pervaginam dengan akselerasi
dimulai pada 15.00 WIB
persalinan drip oksitosin
Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal.
♂ | AS: 7/8 | BB: 3365 gram | PB: 51 cm
Amniotomi : ✓ Anus (+) | Cacat (-)

Episiotomi : Mediolateral

Distosia bahu : ✕
Laporan Persalinan
Kala III

• Dimulai pukul 15.30 WIB


• Pemberian oksitosin 10 IU ✓
• Peregangan tali pusat terkendali ✓
• Masase fundus uteri ✓
• Plasenta lahir lengkap ✓
• Laserasi perineum derajat 2
Laporan Persalinan
Kala IV
Dimulai pukul 15.40

• Pada pemantauan Jam ke-1 • Pada pemantauan Jam ke-2


TD 100/80 mmHg TD 110/85 mmHg
Nadi 80x/menit Nadi 90x/menit
Suhu 36,7 0C Suhu 36,5 0C
Fundus setinggi 2 jari dibawah pusat Fundus setinggi 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus: Baik Kontraksi uterus: baik
Perdarahan: normal Perdarahan: normal
18 S/ Pasien merasa mules dan nyeri pada jalan lahir
Februari
2021
 
O/
Follow Up
(Ruangan Kesan Umum: Tampak sakit sedang
VK Kesadaran: Composmentis
Delima) TD : 94/ 70mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36.4ºC
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Kontraksi uterus: Baik
Lochea: rubra
 
A/ P1A0 post partum matures spontaneous dengan
akselerasi persalinan drip oksitosin
P/
1. Observasi KU dan TTV
2. Cefadroxil 500mg 3x1 tab
3. Paracetamol 500mg 3x1 tab prn
4. Sulfat Ferrous 60mg 2x1 tab
19 S/ Pasien merasa nyeri pada jalan lahir berkurang,
Februari
2021
pasien sudah dapat berjalan ke kamar mandi.
 
Follow Up
(Ruangan O/
Camellia) Kesan Umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran: Composmentis
TD : 100/ 74mmHg
N : 84x/menit
RR : 20x/menit
S : 36.5ºC
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mobilisasi: baik
Kontraksi uterus: baik
Lochea: rubra
BAB (-), BAK (+), Flatus (+)
 
A/ P1A0 post partum matures spontaneous dengan
akselerasi persalinan drip oksitosin
P/
1. Observasi KU dan TTV
2. Cefadroxil 500mg 3x1 tab
3. Paracetamol 500mg 3x1 tab prn
4. Sulfat Ferrous 60mg 2x1 tab
Diagnosa Akhir

P1A0 Partus Maturus Spontan dengan Akselerasi


Persalinan Drip Oksitosin
Analisa Kasus
Bagaimana Penegakan Diagnosis pada
Kasus ini?

P1A0 Partus Maturus Spontan dengan Akselerasi Persalinan Drip Oksitosin

Pasien melahirkan seorang anak pada usia kehamilan 40 minggu.


HPHT: 13 Mei 2020 | HPL : 20 Februari 2021

✦ Kelahiran aterm didefinisikan sebagai kelahiran bayi hidup usia kehamilan


37-40 minggu
✦ Primipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan satu kali
dengan Akselerasi Persalinan

Dilakukan akselerasi persalinan dengan diberikan Oksitosin sebanyak 10 UI dalam 500


mL RL pada pukul 11.30 setelah didapatkan kemajuan pembukaan <1,2 cm/jam fase aktif

• Akselerasi persalinan merupakan tindakan untuk wanita hamil yang sudah inpartu, untuk
menstimulasi uterus untuk meningkatkan frekuensi, durasi dan kekuatan dari kontraksi

• Dilatasi serviks pada fase aktif memiliki kecepatan <1,2 cm/jam pada kala I fase aktif atau
penurunan kepala <1cm/jam pada nulipara , jika tidak disebut persalinan lama
Apakah Tatalaksana Kasus ini sudah tepat?

Saat inpartu

• Drip Oksitosin 10 IU
Observasi KU, TTV, DJJ
✦ Diberikan dengan 10 IU didalam 500 mL RL
• Observasi kemajuan
✦ Akselerasi persalinan --> perubahan serviks dan
persalinan penurunan bagian terbawah janin
• Infus RL 20 Tpm ✦ Perubahan pembukaan serviks <1,2 cm/jam pada
nulipara
• Drip Oksitosin 5 UI
Apakah Tatalaksana Kasus ini sudah tepat?

Saat inpartu

▷ Kala I
• Observasi tanda vital ibu dan djj ✦ Ibu merasa nyaman selama
• Berikan dukungan dan suasana persalinan
yang menyenangkan bagi pasien ✦ Posisi ibu miring ke kiri
• Posisi ibu selama persalinan: saran
miring ke kiri ✦ Tanda vital ibu dan djj dalam
batas normal
Apakah Tatalaksana Kasus ini sudah tepat?

Saat inpartu
✦ Tanda vital ibu dan djj dalam
▷ Kala II
batas normal
• Observasi tanda vital ibu
• Mempersiapkan pertolongan ✦ Meletakkan kain bersih dibagian
kelahiran bayi bawah bokong parturien.
• Memastikan pembukaan lengkap ✦ Pembukaan lengkap dengan
dan keadaan janin baik kekuatan mengejan dan his
• Dapat dilakukan episiotomi maksimal kemudian janin
dilahirkan
✦ Dilakukan episiotomi mediolateral
Apakah Tatalaksana Kasus ini sudah tepat?

Saat inpartu

▷ Kala III ✦ Tanda vital ibu dalam batas


• Observasi tanda vital ibu normal
• Berikan suntikkan oksitosin 10IU/IM ✦ Diberikan suntikkan oksitosin
10IU
• Penegangan tali pusat terkendali
✦ Plasenta lahir lengkap
• Masase uterus
✦ Uterus teraba keras
• Menilai perdarahan: perhatikan ✦ Jahit laserasi perineum
kelengkapan plasenta dan evaluasi
laserasi perineum
Apakah Tatalaksana Kasus ini sudah tepat?

Saat inpartu

▷ Kala IV ✦ Tanda vital ibu dalam batas


• Observasi tanda vital ibu normal
• Observasi kontraksi uterus
✦ Uterus teraba keras
• Observasi perdarahan 2 jam post
partum ✦ Perdarahan normal, tampak lochea
rubra
Apakah Tatalaksana Kasus ini sudah tepat?

Saat postpartum

▷ Observasi KU, TTV, DJJ


Sulfat ferrous
▷ Observasi kemajuan persalinan
▷ Infus RL 20 TPM ✦ Zat besi 6-12 minggu post partum
dapat mengurangi risiko
▷ Sulfat ferrous 1 tab x 2 terjadinya anemia
▷ Cefadroxil 500 mg
▷ Paracetamol 500 mg
Apakah Tatalaksana Kasus ini sudah tepat?

Saat postpartum

▷ Observasi KU, TTV, DJJ Cefadroxil


▷ Observasi kemajuan persalinan ✦ Antibiotik pada postpartum sebagai
profilaksis terutama pada pasien
▷ Infus RL 20 TPM
yang di episiotomi atau ruptur
▷ Sulfat ferrous 1 tab x 2 perineum
▷ Cefadroxil 500 mg ✦ Pada pasien terjadi ruptur perineum
derajat 2
▷ Paracetamol 500 mg
Apakah Tatalaksana Kasus ini sudah tepat?

Saat postpartum

▷ Observasi KU, TTV, DJJ Paracetamol


▷ Observasi kemajuan persalinan ✦ Untuk mengatasi nyeri paska
persalinan
▷ Infus RL 20 TPM
✦ Menghambat sintesis prostaglandin
▷ Sulfat ferrous 1 tab x 2 sehingga dapat mengurangi nyeri
▷ Cefadroxil 500 mg ringan – sedang

▷ Paracetamol 500 mg
Bagaimana Prognosis pada kehamilan
selanjutnya?

Faktor risiko terulangnya pemberian oksitosin pada persalinan


berikutnya tinggi apabila kontraksi uterus pasien selama
persalinan kurang baik.

Pada kehamilan selanjutnya diharapkan pasien sudah mengerti


cara mengatasi kecemasan dan ketakutan sebelum persalinan
karena dapat mempengaruhi kontraksi uterus ibu ketika
persalinan.
Tinjauan
Pustaka
Definisi Persalinan

Proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan dan
dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara spontan.

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada


kehamilan cukup bulan (37-40 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin
Tanda- tanda persalinan

Kontraksi/His Pembukaan serviks Bloody show

Nyeri yang dirasakan Tekanan panggul Terjadi pelunakan,


terjadi pada bagian saat kepala janin pelebaran dan
atas atau puncak turun ke area tulang penipisan mulut
kehamilan (fundus), panggul sebagai rahim.
pinggang dan akibat melunaknya
panggul serta perut rahim
bagian bawah.
Faktor yang mempengaruhi persalinan

Power Passenger Passage

Kekuatan pada ibu yang Malpresentasi Keadaan jalan lahir


menyebabkan serviks ukuran kepala, letak terdiri dari panggul ibu
membuka dan dan posisi janin,
mendorong janin ke presentasi janin dan
bawah letak plasenta.
KALA I Tahapan Persalinan
Kala II

Tahap dimana janin dilahirkan


• Primigravida berlangsung rata-rata
1,5-2 jam
• Multipara rata-rata 0,5-1 jam
Perineum menonjol dan melebar, Suboksiput dibawah simfisis, dahi,
labia membuka muka dan dagu melewati perineum.

Saat kepala janin sudah masuk di ruang


panggul, dirasakan tekanan pada otot-
otot dasar panggul, yang secara
reflektoris menimbulkan rasa
mengedan.
KALA III

• Berlangsung sejak janin lahir sampai


• Plasenta diperhatikan kelengkapannya
plasenta lahir.
• Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai secara cermat
• Lakukan masase uterus dengan
15 menit setelah bayi lahir dan keluar
spontan atau dengan tekanan pada fundus meletakkan telapak tangan pada fundus

uteri uteri dan lakukan gerakan melingkar


secara lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus teraba keras).
Kala IV

Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhirnya 2 jam post


partum
• Kontraksi otot rahim meningkat sehingga pembuluh darah
terjepit untuk menghentikan perdarahan.
• Observasi tekanan darah, pernafasan, nadi, kontraksi uterus
dan perdarahan
Tatalaksana
Kala I
Kala II

• Ibu memiliki keinginan untuk mengejan. Mengejan bersifat


reflex dan akan terjadi dengan sendirinya, mengejan hanya
diperbolehkan sewaktu ada his dan pembukaan lengkap
• Menyiapkan pertolongan persalinan
• Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
• Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi: meletakkan kain
bersih dibagian bawah bokong parturien.
• Membantu lahirnya kepala, bahu, badan dan tungkai
Episiotomi

Suatu tindakan insisi pada perineum yang


menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina,
cincin selaput dara, jaringan pada septum rekto
vaginal, otot dan fasia perineum dan kulit sebelah
depan perineum

Indikasi janin:
Letak sungsang, makrosomia,
melahirkan janin prematur untuk
mencegah trauma berlebihan pada
kepala janin

Indikasi ibu:
Terjadi peregangan perineum yang berlebihan
sehingga menyebabkan robekan perineum,
primigravida
Kala III

Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan • Lakukan penegangan tali pusat

suntikkan oksitosin 10IU/IM di sepertiga paha atas terkendali

bagian distal lateral • Masase uterus

Jika tidak ada oksitosin: • Menilai perdarahan: perhatikan

• Rangsang payudara ibu atau minta ibu menyusui kelengkapan plasenta dan evaluasi

untuk menghasilkan oksitosin alamiah laserasi perineum

• Beri ergometrin 0,2 mg IM , tidak boleh diberikan


pada pasien preeklampsia, eklampsia dan
hipertensi karena dapat memicu terjadi penyakit
serebrovaskular
Ruptur Perineum

Robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik spontan maupun
menggunakan alat atau tindakan episiotomi.
Perineum tidak dapat menahan regangan pada saat janin melalui jalan lahir.
Kala IV

Perhatikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak


terjadi perdarahan pervaginam
Periksa tekanan darah, nadi ibu setiap 15 menit selama
1 jam pertama pascasalin dan setiap 30 menit selama
jam kedua pascasalin
Mekanisme Persalinan Normal

1. Engagement
2. Descent
3. Fleksi kepala
4. Putaran paksi dalam
5. Ekstensi kepala
6. Putaran paksi luar
7. Ekspulsi
Mekanisme Persalinan Normal

1. Masuknya kepala janin


Pada presentasi kepala, bila his cukup kuat, kepala
akan turun dan mulai masuk ke pintu atas panggul.
Masuknya kepala kedalam pintu atas panggung
biasanya dengan sutura sagitalis melintang
menyesuaikan dengan letak punggung.

• Primigravida: terjadi pada bulan terakhir


Asinklitimus:
Sinklitimus: arah
jika sumbu
sutura
kehamilan
sagitalis
kepalamendekati
janin tegak
simfisis
lurus
atau
• Multigravida: terjadi pada permulaan persalinan mendekati
bidang pintu
promontorium
atas panggul
Mekanisme Persalinan Normal

2. Majunya kepala janin


• Primigravida: terjadi setelah kepala
Disebabkan karena:
masuk ke dalam rongga panggul, mulai
• Tekanan cairan intrauterine
pada kala II
• Tekanan fundus uteri oleh bokong
• Multigravida: majunya kepala dan
• Kekuatan mengejan
masuknya kepala dalam rongga panggul
Majunya kepala bersamaan dengan gerakan
terjadi bersamaan
lain seperti fleksi, putaran paksi dalam dan
ekstensi.
Mekanisme Persalinan Normal

3. Fleksi
Kepala janin memasuki rongga panggul,
dengan adanya fleksi maka diameter
suboksipito frontalis 12cm beruh menjadi
suboksipito bregmatika 9cm

Fleksi disebabkan janin didorong maju dan Sampai di dasar panggul kepala janin
mendapatkan tahanan dari pinggir pintu atas dalam posisi fleksi maksimal dengan
panggul, serviks, dasar panggul. posisi dagu bergeser kearah dada janin
Mekanisme Persalinan Normal

4. Putaran Paksi Dalam


Pemutaran bagian terendah janin dari posisi
sebelumnya kearah depan sampai dibawah
simpisis.

Gerakan
Bila ini belakang
presentasi adalah kepala
upaya dimana
janin untuk
menyesuaikan
bagian dengan
terendah janin bentuk
adalah jalan kecil
ubun-ubun lahir
yaituubun-ubun
maka bentuk bidang
kecil tengah dankedepan
memutar pintu bawah
panggul
sampai berada di bawah simpisis.
Mekanisme Persalinan Normal

5. Ekstensi / defleksi kepala


Terjadi setelah putaran paksi selesai dan
kepala sampai di dasar panggul

Disebabkan karena sumbu jalan lahir pada


pintu bawah panggul mengarah ke depan atas,
sehingga kepala harus mengadakan ekstensi
untuk melaluinya
Mekanisme Persalinan Normal

6. Putaran Paksi Luar


Gerakan kembali sebelum putaran paksi
dalam terjadi, untuk menyesuaikan
kedudukan kepala dengan punggung janin.

Kemudian
Bahu melintasi
dilahirkan
pintu atas
bahupanggul
depan terlebih
dalam
dahulu
posisi miring.
kemudianDi dalam
bahu belakang,
rongga panggul
kemudian
bahu
bayi
akan lahir
menyesuaikan
seluruhnyadiri dengan bentuk
panggul yang dilaluinya hingga dasar
Akselerasi persalinan

Definisi
Tindakan pada wanita hamil yang sudah inpartu,
Stimulasi uterus dalam persalinan  meningkatkan frekuensi, durasi dan kekuatan dari
kontraksi.

Indikasi

Distosia Power
pola kontraksi yang adekuat  tidak berhasil untuk
/failure Passenger menyebabkan penipisan dan dilatasi serviks 
to functional dystocia.
Passage
progress
o Oksitosin adalah suatu peptida yang dilepaskan dari bagian hipofisis posterior
o Oksitosin meningkatkan kerja sel otot polos yang diam dan memperlambat
konduksi aktivitas elektrik sehingga mendorong pengerahan serat-serat otot
yang lebih banyak berkontraksi dan akibatnya akan meningkatkan kekuatan

dari kontraksi yang lemah


(15,16)

Indikasi Akselerasi Persalinan

Tidak terdapat dampak negatif pada efektifitas dan efikasi penggunaan oksitosin
Tidak terdapat perbedaan dosis maksimal, interval waktu untuk menginisiasi kelahiran
maupun tingkat kesuksesan

Penelitian Darmadi dan Handoko (2001), bahwa penggunaan oksitosin drip lebih
banyak pada umur ibu 25-29 tahun dengan jumlah kasus 22 (41,6%), dan oksitosin
drip lebih banyak digunakan primi para 34 kasus (64,2%).
- Plasenta previa
Kontraindikasi
- Presentasi tali pusat
- Riwayat insisi uterus

Ibu yang menerima oksitosin sebaiknya diobservasi


o Kontraksi yang diharapkan  3 kontraksi dalam 10
menit dengan durasi >40 detik
o Diantara kontraksi uterus harus relaksasi

Jika pola kontraksi yang diinginkan sudah didapatkan, pertahankan


o Pantau TD, Nadi, Kontraksi uterus ibu dan DJJ
Observasi ketat selama pemberian oksitosin

o Jika terjadi hiperstimulasi


o kontraksi dengan durasi > 60 detik atau
o > 4 kontraksi dalam 10 menit
o STOP oksitosin  berikan tokolitik

o Jika tidak ada 3 kontraksi dalam 10 menit


o Konsentrasi oksitosin ditingkatkan menjadi 5 Unit dalam 500 mL NS/Dextrose dengan
kecepatan 30 tpm (15 mlU per menit)
o Tingkatkan kecepatan menjadi 10 tpm setiap 30 menit sampai tujuan kontraksi tercapai
Kesimpulan

Pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan


Persalinan merupakan suatu proses pascasalin perlu diperhatikan karena
fisiologis yang dialami oleh menjadi penyebab perdarahan post partum
perempuan. hingga meningkatkan resiko kematian ibu.

Pemberian medikamentosa berupa oksitosin sebagai


akselerasi persalinan bertujuan untuk meningkatkan
frekuensi, durasi dan kekuatan dari kontraksi.
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
Persalinan Lama/ Distosia

Kelainan

 the powers—uterine contractility and maternal


expulsive effort;

 the passenger—the fetus;

 the passage—the pelvis.


Jenis-Jenis Kelainan His

Inersia Uteri

 Disebut juga dengan hypotonic uterine contraction

 Proses his yang terjadi bersifat normal, tetapi kontraksi lebih jarang dan lebih singkat
dibandingkan dengan biasanya

 Inersia uteri sekunder : jika kontraksi uterus hipotonik terjadi setelah adanya kontraksi
uterus yang kuat dan normal. Biasanya akibat kelelahan uterus
His terlalu kuat
Hypertonic Uterine Contraction

 His yang terlampau kuat


Partus presipitatus
 His yang terlampau kuat dan terlalu efisien
sehingga menyebabkan persalinan selesai
lebih singkat - Perlukaan jalan lahir
- Perdarahan intrakranial
pada janin
- Ruptur uteri
Incoordinate Uterine Contraction

 Sifat his berubah

 Tidak ada sinkronisasi kontraksi bagian-


bagiannya. Tidak ada koordinasi antara
kontraksi bagian atas, tengah, dan bawah
menyebabkan his tidak efisien dalam
mengadakan pembukaan.
Etiologi

● Primigravida, terutama primigravida tua


● Multipara, terutama inersia uteri
● Faktor herediter
● Peregangan rahim yang berlebihan: gemeli, hidramnion
● Kelainan bentuk uterus
Distribusi kontraksi uterus yang
normal

His normal mulai dari salah satu sudut


dinfundus uteri yang kemudian menjalar
merata simetris ke seluruh korpus uteri
dengan dominasi kekuatan pada fundus
uteri, kemudian relaksasi secara merata
dan menyeluruh hingga tekanan dalam
ruang amnion ke asal ± 10 mmHg
Incoordinated uterine
contraction
Penanganan

Inersia uteri Oksitosin


● Pastikan diagnosis inersia uteri • Harus diawasi dengan ketat, tidak boleh
● Jika ketuban masih utuh ~ sesuai dengan fase ditinggalkan
persalinan • Tujuan: memperbaiki his
● Pastikan tidak ada CPD • Pemberian intramuskular menyebabkan
● Pastikan keadaan serviks, presentasi janin, incoordinated uterine contraction
turunnya kepala janin dan keadaan panggul • Tidak boleh diberikan pada:
Grandemultipara, bekas SC, riwayat operasi
myomectomy, CPD
His terlalu kuat Incoordinate Uterine Contraction
Persalinan presipitatus Pengobatan simptomatis:

○ Persalinan harus diawasi dengan cermat ○ Mengurangi tonus otot

○ Lakukan episiotomi pada waktu yang ○ Mengurangi ketakutan penderita


tepat untuk menghindari ruptur
perineum luas

○ Awasi jika ada gambaran lingkaran


retraksi patologik

Anda mungkin juga menyukai