Patogenesis penyakit ini diduga terjadi dalam dua tahap. Pada tahap awal, bakteremia
membawa basil tuberkulosis ke sirkulasi serebral dan menyebabkan terbentuknya lesi primer
tuberkulosis di otak yang dapat mengalami dorman dalam waktu lama. Pada tahap kedua,
ruang meningen dari lesi subependimal atau subpial (terutama di fisura Sylvii).
Proses patologi yang menyebabkan defisit neurologis pada meningitis tuberkulosis adalah
2. Granuloma dapat bergabung membentuk tuberkuloma atau abses sehingga terjadi defisit
neurologis fokal
Derajat meningitis TB
1
11-14, dan derajat 3 ditandai dengan GCS ≤10. Sistem klasifikasi ini digunakan untuk
memisahkan pasien dan juga untuk menentukan prognosis.
Menurut Lincoln, manifestasi klinis dari meningitis tuberculosa dikelompokkan dalam tiga
stadium:
Biasanya gejalanya tidak khas, timbul perlahan- lahan, tanpa kelainan neurologis
Gejala:
rasa lemah
nyeri perut
sakit kepala
tidur terganggu
mual, muntah
konstipasi
apatis
irritable · Pada bayi, irritable dan ubun- ubun menonjol merupakan manifestasi
yang sering ditemukan; sedangkan pada anak yang lebih tua memperlihatkan
perubahan suasana hati yang mendadak, prestasi sekolah menurun, letargi, apatis,
mungkin saja tanpa disertai demam dan timbul kejang intermiten. Kejang bersifat
umum dan didapatkan sekitar 10-15%.
2
Jika sebuah tuberkel pecah ke dalam ruang sub arachnoid maka stadium I akan
berlangsung singkat sehingga sering terabaikan dan akan langsung masuk ke
stadium III.
Ditandai oleh adanya kelainan neurologik, akibat eksudat yang terbentuk diatas
lengkung serebri.
Pemeriksaan kaku kuduk (+), refleks Kernig dan Brudzinski (+) kecuali pada bayi.
Dengan berjalannya waktu, terbentuk infiltrat (massa jelly berwarna abu) di dasar
otak " menyebabkan gangguan otak / batang otak.
Pada anak berusia di bawah 3 tahun, iritabel dan muntah adalah gejala utamanya,
sedangkan sakit kepala jarang dikeluhkan. Sedangkan pada anak yang lebih besar,
sakit kepala adalah keluhan utamanya, dan kesadarannya makin menurun.
Gejala:
3
Saraf kranial yang sering terkena adalah saraf otak III, IV, VI, dan
VII
Tuberkuloma adalah lesi pada jaringan otak berupa masa padat yang merupakan
kumpulan jaringan nekrotik akibat infeksi kuman TB (Mycobacterium tuberkulosis) yang
menyebar dari organ lain secara hematogen, terutama berasal dari organ paru. Tuberkuloma
intrakranial adalah salah satu kompiikasi yang serius dari tuberkulosis dan 10% dari
tuberkuloma intrakranial berkaitan dengan meningitis tuberkulosis. Kejadian tuberkuloma
intrakranial merupakan 0.15-4% dari seluruh Iesi massa intrakranial. Sebelum kemajuan
kemoterapi antituberkulosis, kejadian tuberkuloma intrakranial adalah sekitar 30-50% dari
seluruh Iesi massa intrakranial yang ada.
Gambaran klinis penderita dibagi menjadi 3 fase. Pada fase permulaan gejalanya tidak
khas, berupa malaise, apatis, anoreksia, demam, dan nyeri kepala. Setelah minggu ke dua,
fase meningitis dengan nyeri kepala, mual, muntah dan mengantuk (drowsiness).
Kelumpuhan saraf knanial dan hidrosefalus terjadi karena eksudat yang mengalami organisasi
dan vaskulitis yang menyebabkan hemiparesis atau kejang-kejang yang juga dapat
disebabkan oleh proses tuberkuloma intrakranial. Pada fase ke tiga ditandai dengan
mengantuk yang progresif sampai koma
Gambaran patologi yang terjadi pada meningitis tuberkulosis ada 4 tipe, yaitu:
2. Focal caseous plaques, contohnya tuberkuloma yang sering menyebabkan meningitis yang
difus
4
4. Meningitis proliferative : Terlokalisasi, pada selaput otak. Difus dengan gambaran tidak
jelas.
Gambaran patologi ini tidak terpisah-pisah dan mungkin terjadi bersamaan pada
setiap pasien. Gambaran patologi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu umur, berat
dan lamanya sakit, respon imun pasien, lama dan respon pengobatan yang diberikan,
virulensi dan jumlah kuman juga merupakan faktor yang mempengaruhi.
Upaya penegakan diagnosis tuberkuloma tidak mudah, karena banyak macam lesi
massa intrakranial menyerupai gambaran tuberkuloma, seperti tumor intrakranial ataupun
penyakit infeksi intrakranial.
DAFTAR PUSTAKA
5
1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Cas- tillo M, et all.
Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004
2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996
4. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
5. Török ME. Tuberculous meningitis: advances in diagnosis and treatment. British Medical
Bulletin. 2015; 113:117-31.