SINTIA MADINA MERY KRISTIN LIVERNI DESTALIA MOH. HAMID ARIF RONI MOH. AL-GHAZI ENJI VISCHATALIA SISKA FADLI Y MULYANA FARID WIDODO MUNIFA MIFTAHUL JANNAH SUMITRO VINDI ADELANDI DEFINISI Overdosis (OD) adalah mengkonsumsi obat berlebihan. Overdosis adalah keadaan dimana seseorang mengalami ketidaksadaran akibat menggunakan obat terlalu banyak, Ketika batas toleransi tubuh dalam mengatasi zat tersebut terlewati (melebihi toleransi badan) maka hal ini dapat terjadi. Overdosis (OD) atau kelebihan dosis terjadi apabila tubuh mengabsorbsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya (lethal doses). Biasanya, hal ini terjadi akibat adanya proses toleransi tubuh terhadap obat yang terjadi terus menerus, baik yang digunakan oleh para pemula maupun para pemakai yang kronis. ETIOLOGI OD ( overdosis) atau kelebihan dosis terjadi karena beberapa hal: Mengkonsumsi lebih dari satu jenis narkoba misalnya mengkonsumsi putaw hamper bersamaan dengan alcohol atau obat tidur seperti valium, megadom/ BK, dll. Mengkonsumsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya, misalnya jika seseorang memakai narkoba walaupun hanya seminggu, tetapi apabilah dia memakai lagi dengan takaran yang sama seperti biasanya kemungkinan besar terjadi OD. Kualitas barang dikonsumsi berbeda. PATOFISIOLOGI Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin juga terganggu, sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah perifer, dan sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular diotak. Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia. Hipotermia yang terjadi akan memperberat syok, asidemia, dan hipoksia. MANIFESTASI KLINIS Sakit atau seperti ada tekanan yang sangat kuat di dada Menggigil Tidak merespon pada sentuhan Keringat dingin mengalir deras atau suara (keringat jagung) Wajah pucat atau membiru Pingsan Tubuh dingin dan kulit lembab Kejang-kejang Tidak bernafas selama 3-5 menit Bernafas tetapi sangat lambat, kira- kira 2-4 kali dalam 1 menit Keluar busa pada mulut PEMERIKSAAN PENUNJANG Satu-satunya diagnosis pasti keracunan diperoleh melalui analisis laboratorium. Bahan analisis dapat berasal dari cairan tubuh, cairan lambung, atau urin. Pemeriksaan penyaring yang cepat dan sederhana menggunakan kromatografi lapisan tipis dapat dilakukan pada 90% keracunan umum yang terjadi. PENATALAKSANAAN 1. Pencegahan primer Penkes / HE 2. Pencegahan sekunder Airway, breathing, circulation 3. Pencegahan tersier Rehabilitasi KOMPLIKASI Gagal ginjal Kerusakan hati Gangguan pencernaan Gangguan pernafasan PENGKAJIAN Pengkajian difokuskan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan sirkulasi yang mengancam jiwa. Adanya gangguan asam basa, keadaan status jantung, status kesadaran. Riwayat kesadaran : Riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama diketahui setelah keracunan ada masalah lain sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya. PENGKAJIAN PRIMER A: Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai control servikal B: Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi adekuat C: Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan Survei primer bertujuan mengetahui dengan segera kondisi yang mengancam nyawa pasien. Survei primer dilakukan secara sekuensial sesuai dengan prioritas. Tetapi dalam prakteknya dilakukan secara bersamaan dalam tempo waktu yang singkat (kurang dari 10 detik). Apabila teridentifikasi henti nafas dan henti jantung maka resusitasi harus segera dilakukan. PENGKAJIAN SEKUNDER Pada pengkajian ini adalah pengkajian lanjutan setelah pasien stabil atau setelah 1x 24 jam dengan pemeriksaan : D: Disability, mengecek status neurologis E: Exposure, enviromental control, buka baju penderita, tapi cegah hipotermia. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan distress pernapasan 2. Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat 3. Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan gangguan metabolisme 4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif 5. Hipotermia berhubungan dengan depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh