Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI


(KISTA,INFEKSI)

NAMA KELOMPOK:
1. Ni wayan erviani
2. Nira aniska
3. Nurkhaliza
4. Nurlia hartika
5. Nurul hasanah
6. Oni ansori
7. Rifki ilham maulana
devinisi kista ovarium
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang
berlebihan/abnormalpada ovarium yang
membentuk seperti kantong. Kista ovariumsecara
fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari
pengaruhhormonal dengan siklus mentsruasi
(Bobak, Lowdermilk & Jensen.2005).
Kista ovarium merupakan pembesaran sederhana
ovarium normal,folikel de graf atau korpus luteum
atau kista ovarium dapat timbulakibat
pertumbuhan dari epithelium ovarium. (Smelzer
& Bare,2002)
Etiologi
Menurut etiologi, kista ovarim dibagi menjadi 2, yaitu

1. Kista non neoplasma


Disebabkan karena ketidakseimbangan hormone estrogen dan
progesterone diantaranya adalah :
 KISTA NON FUNGSIONAL
 KISTA FUNGSIONAL
2. Kista neoplasma
 Kinstoma ovarii simpleks
 Kistadenoma ovarii musinosum
 Kistodenoma ovarii serosum
 Kista Endrometereid
 Kista dermoid
gejala gejala berikut mungkin muncul bila anda
mempunyai kista ovarium:

 Perut terasa penuh, berat, kembung


 Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
 Haid tidak teratur
 Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke
punggung bawah dan paha.
 Nyeri mendadak dibagian perut bawah
 Nyeri pinggul ketika menstruasi
 Menstruasi nyang datang terlambat disertai dengan nyeri
 Menstruasi yang kadang memanjang dan memendek
 Nyeri sanggama
 Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil.
 Kadang –kadang kista ovarium di temukan pada pemeriksaan fisik,
tanpa ada gejala (asimtomatik).
PATOFISIOLOGI
Discharge plainning

 Konsultasikan dengan dokter tentang pencegahan


 Hindari faktor-faktor pencetus penyakit dan istirahat yang
cukup
 Biasakan olahraga teratur dan hidup bersih serta konsumsi
makanan yang mengandung gizi
 Pakailah alat kontrasepsi jika ingin melakukan senggama
 Pemakaian kontrasepsi oral dapat digunakan untuk
menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista
 Jika sedang hamil segera periksakan ke dokter untuk
pemeriksaan USG untuk mengetahui secara dini adakah
kista yang menyertai
 Konsultasikan ke dokter tentang penanganan selanjutnya
karena dapat menggangu proses kehamilan
Pemeriksaan penunjang
Berdasarkan (Winkjosastro, 2005) bahwa pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan kista
ovarium sebagai berikut:
Laparaskopi, pemeriksaan ini sangat berguna untuk
mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari
ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat sifat
tumor itu.
Ultrasonografi, pemeriksaan ini dapat ditentukan
letak dan batas tumor apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor
kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara
cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
LANJUTAN.....
Foto Rontgen, pemeriksaan ini berguna
untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang
kadang dapat dilihat gigi dalam tumor.
Penggunaan foto rontgen pada pictogram
intravena dan pemasukan bubur barium
dalam colon disebut di atas.
Pap smear, untuk mengetahui displosia
seluler menunjukankemungkinan adanya
kanker atau kista.
Hitung darah lengkap
KOMPLIKASI
Berdasarkan Winkjosastro (2005) bahwa beberapa
ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab
atas terjadinya kanker Ovarium pada wanita diatas
40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih
belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang
berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining
atau deteksi dini terhadap kemungkinan
terjadinya kanker ovarium. Faktor resiko lain yang
dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral
terutama yang berfungsi menekan terjadinya
ovulasi.
PENATALAKSANAAN
penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada klien dengan kista
ovarium sebagai berikut:

Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah


melalui tindakan bedah misal laparatomi, kistektomi atau
laparatomi salpingooforektomi.
Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas
ovarium dan menghilangkan kista.
Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk
mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan
setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian
penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh
pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan
memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.
LANJUTAN....
Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan
kepada klien tentang pilihan pengobatan dan
manajemen nyeri dengan analgetik atau tindakan
kenyamanan seperti kompres hangat pada
abdomen atau teknik relaksasi napas dalam,
informasikan tentang perubahan yang akan terjadi
seperti tanda-tanda infeksi, perawatan insisi luka
operasi.
 Asuhan post operatif merupakan hal yang berat
karena keadaan yang mencakup keputusan untuk
melakukan operasi, seperti hemorargi atau infeksi.
Efek anestesi umum. Mempengaruhi keadaan
umum penderita,karena kesadaran menurun
INFEKSI SALURAN REPRODUKSI
Definisi infeksi saluran reproduksi

Sesuai namanya, infeksi saluran


reproduksi merupakan suatu
infeksi yang menyerang organ
genital seseorang dan dapat
dialami pria maupun wanita.
TERDAPAT 3 JENIS INFEKSI SALURAN
REPRODUKSI
Infeksi menular seksual, seperti chlamydia,
gonore, dan HIV.
Infeksi endogenus, yang disebabkan oleh
pertumbuhan berlebih dari organisme yang dalam
kondisi normal terdapat di saluran reproduksi.
Contoh dari kondisi ini adalah vaginosis bakteri
dan kandidiasis vulvovaginal.
Infeksi iatrogenik, yang disebabkan oleh
kesalahan pada prosedur medis, seperti aborsi
yang tidak sesuai atau proses melahirkan yang
tidak dilakukan dengan tepat.
Beberapa jenis penyakit di bawah ini adalah bagian dari
infeksi saluran reproduksi yang umum dialami:

Sipilis
Chancroid
Gonore
Chlamidya
Trichomoniasis
HPV
Candidiasis
Vaginosis Bakteri
PENYEBAB INFEKSI SALURAN REPRODUKSI
jenis penyakitnya:
Sipilis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
triponema pallidum.
Chancroid. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
Haemophilus ducreyi.
Herpes genital. Penyakit ini disebabkan oleh virus
herpes simplex tipe 2.
Gonore. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi
bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Chlamidya. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
Chlamidya trachomatis.
LANJUTAN...
Trichomoniasis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa
Trichomonas vaginalis.
HPV. Disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus
dan menjadi sebab paling umum dari timbulnya kutil
kelamin
Candidiasis. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi jamur
candida albicans.
Vaginosis bakteri. Disebabkan karena terjadinya
gangguan pada bakteri yang memang terdapat pada
vagina pada keadaan normal. Kondisi ini dapat
ditandai dengan jumlah bakteri lactobacilli yang
berkurang drastis.
JENIS PEMERIKSAAN
Jenis pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
dapat berbeda tergantung dari jenis infeksi
yang mungkin dialami. Contoh pemeriksaan
yang mungkin dianjurkan meliputi:
Pemeriksaan serologis untuk mendeteksi
sipilis
Pap smear untuk mendeteksi kanker serviks
Pemeriksaan dan konseling untuk
mendeteksi HIV
CARA MENGOBATI INFEKSI SALURAN
REPRODUKSI
Salah satu gejala yang kerap muncul pada penderita
infeksi saluran reproduksi adalah munculnya ulkus.
Untuk membantu mengatasinya, Anda dapat
melakukan langkah-langkah di bawah ini
:
Pengobatan penyakit yang mendasari munculnya
ulkus.
Jaga kebersihan ulkus dan pastikan ulkus tetap
kering.
Konsumsi obat yang diresepkan oleh dokter. Dokter
mungkin akan memberikan obat-obatan, seperti
penisilin, ciproflaxin, maupun acyclovir, bergantung
dari kondisi yang Anda alami.
CARA MENCEGAH INFEKSI SALURAN
REPRODUKSI
Tanyakan kepada pasangan Anda apakah
dia memiliki riwayat pernah menderita atau
sedang menderita infeksi saluran
reproduksi. Tanyakan juga apakah pasangan
Anda akhir-akhir ini merasakan gejala
tertentu yang tidak jelas penyebabnya.
Jangan berhubungan seks apabila pasangan
Anda mengalami tanda dan gejala, seperti
ruam, luka, atau munculnya nanah pada
area genital.
LANJUTAN...
 Pada kebanyakan kasus, kondisi ini bisa tidak
menimbulkan gejala, namun tetap menular. Karena itu,
Anda disarankan untuk tidak melakukan hubungan
seksual dengan pasangan Anda apabila Anda
mencurigainya menderita infeksi ini, meski tidak muncul
tanda dan gejala tertentu.
Gunakan kondom dengan benar saat melakukan
hubungan seksual secara anal, oral, maupun vaginal.
(Melalui penelitian yang dilakukan oleh Dr Syaiful
Jazan Depkes-RI di Palembang tahun 2003)
Lakukan pemeriksaan berkala untuk melihat apakah
Anda maupun pasangan terinfeksi kondisi ini.
PENATALAKSAAN
Yang biasa dilakukan oleh para klinisi,
biasanya dilakukan di rumah sakit metode
pendekatan klinis adalah cara
penatalaksanaan IMS/IMR lainnya engan
memperhatikan keluhan dan tanda yang
lebih teliti dari pada metode pendekatan
sindrom. Misalnya di nilai pula
konsistensi ,warna, dan bau dari duh tubuh.
Pada wanita digunakan speculum untuk
menilai keadaan vagina,serviks, dll, serta
bila perlu dilakukan pemeriksaan dalam.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Anamnesis
 Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan
dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui
pemeriksaan penunjang (hasil laboratorium).
Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat/tanggal lahir, umur, jenis
kelamin, , agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, asal
suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, no medical
record (MR), nama orang tua, dan pekerjaan orang tua.
Identitas penanggung jawab Meliputi nama, umur,
pekerjaan dan hubungan dengan pasien.

Anda mungkin juga menyukai