NAMA : KRISMIATI NIM : 1804130055 MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN ZISWAF DOSEN : ENRIKO TEDJA SUKMANA S. Th. Pengertian Akuntansi Zakat
Zakat merupakan kewajiban yang
dikenakan atas harta yang telah memenuhi persyaratan tertentu untuk diserahkan kepada penerima-penerima tertentu melalui petugas tertentu. Zakat merupakan Rukun Islam yang ketiga wajib bagi setiap muslim seperti tercantum dalam surat At-Taubah: 103. َ ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّكي ِه ْم بِهَا َو َ ص ِّل َعلَ ْي ِه ْم ۖ إِ َّن َ َصاَل ت ك َ ُخ ْذ ِم ْن أَ ْم َوالِ ِه ْم َس َك ٌن لَهُ ْم ۗ َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Subhanahuwa Ta’ala Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. AtTaubah: 103) Zakat dan shalat dijadikan sebagai perlambang keseluruhan ajaran islam. Pelaksanaan shalat melambang hubungan seseorang dengan Tuhan, sedangkan pelaksanaan zakat melambangkan hubungan antar sesama manusia. Dalam pernyataan PSAK No.109 zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzzaki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahiq). Menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 2011, bahwa zakat merupakan pranata keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan kesejahteraan masyarakat. Macam-macam
1. Zakat Nafs (jiwa) atau zakat fitrah adalah zakat
untuk mensucikan diri. zakat ini dikeluarkan dan disalurkan pada saat bulan ramadhan sebelum tanggal 1 syawal, zakat ini berbentuk bahan pangan atau makanan pokok. 2. Zakat Maal (harta) adalah zakat yang dikeluarkan untuk menyucikan harta apabila harta itu telah memenuhi syarat-syarat wajib zakat. 8 asnaf yang berhak menerima zakat.
a. Fakir, ketidakmampuan secara materi untuk
memenuhi kebutuhannya, dimana tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memeuhi hidupnya. b. Miskin, ketidakmampuan secara materi untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi mempunyai sedikit harta untuk memenuhi hidupnya dan dalam keadaan kekurangan. c. Amil, pengurus zakat yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat. d. Mu’allaf, orang kafir yang baru memeluk Agama Islam atas kemauannya sendiri dan untuk benar-benar mempelajari Islam. e. Riqab, memerdekaan budak untuk memenuhi kewajiban pembayaran sejumlah uang untuk membayar tembusan atas dirinya tersebut. f. Gharim, orang yang berhutang untuk kepentingan dirinya bukan untuk maksiat tetapi asset yang dimilikinya tidak mencukupi untuk membayar hutangnya e. Riqab, memerdekaan budak untuk memenuhi kewajiban pembayaran sejumlah uang untuk membayar tembusan atas dirinya tersebut. f. Gharim, orang yang berhutang untuk kepentingan dirinya bukan untuk maksiat tetapi asset yang dimilikinya tidak mencukupi untuk membayar hutangnya g. Fisabilillah, perjalanan spiritual atau keduniaan yang diupayakan untuk mencapai ridha Allah, baik dalam hal yang berbau akidah maupun perbuatan mengandung kejayaan Islam. h. Ibnu Sabil, orang yang melakukan perjalanan bukan maksiat yang mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya (musafir) Beberapa Pendapat Ahli Akuntansi Internasional Tentang keberadaan akuntansi Islam di antaranya
1. Robert Arnold Russel mengemukakan bahwa
sebelum dikenal double entry oleh pacioli sudah ada sistem double entry Arab yang lebih canggih yang merupakan dasar kemajuan bisnis di Eropa pada abad pertengahanmenurut 2. Muhammad Akram Khan tujuan akuntansi Islam itu adalah menghitung laba rugi yang tepat, mendorong dan mengikuti syariat Islam, menilai efisiensi, manajemen melaporkan laporan yang baik, dan keterikatan pada keadilan dan kebersamaan. 3. Persikabo hayati 1995 membahas akuntansi kapitalis, konsep akuntansi Islam, konsep akuntansi Islam, perhitungan zakat Dan studi kasus Faisal Islamic Bank di Kairo dan praktek bisnis di Arab Saudi titik dalam membandingkan akuntansi Islam dan akuntansi kapitalis, hayashi mengemukakan perbedaan mendasar antara keduanya. akuntansi Islam memiliki mete rule yaitu hukum syariah yang digambarkan oleh Alquran dan hadis, sedangkan akuntansi kapitalis tidak memiliki itu titik dia hanya bergantung pada keinginan user sehingga bersifat lokal dan situasional. Berbagai bentuk lembaga pengelola zakat
Akan tetapi sesungguhnya Hanya dua jenis lembaga
pengelolaan zakat yang diakui oleh pemerintah pada undang-undang zakat nomor 23 tahun 2011, lembaga tersebut adalah badan amil zakat nasional atau BAZNAS yang merupakan bentuk pemerintah dan lembaga amil zakat atau yang disebut LAZ yang sifatnya private seperti disampaikan pada bagian sebelumnya ia yg telah menerbitkan standar mengenai pelaporan dana zakat standar yang telah dikeluarkan oleh IAI terkait dengan zakat adalah PSAK 101 dan PSAK 109 Perlakuan Akuntansi Zakat Menurut PSAK No.109 a. Pengakuan Awal Zakat Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima. Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat: (a) jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima; (b) jika dalam bentuk nonkas maka sebesar nilai wajar aset nonkas tersebut. b. Pengukuran setelah pengakuan awal Jika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas, jumlah kerugian yang ditanggung harus diperlakukan sebagai pengurang dana zakat atau pengurang dana amil tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut. c. Penyaluran zakat Zakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar: (a) jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas; (b) jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset nonkas. d. Dana Nonhalal Penerimaan nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari bank konvensional. Penerimaan nonhalal pada u mumnya terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi yang tidak diinginkan oleh entitas syariah karena secara prinsip dilarang. e. Penyajian Amil menyajikan dana zakat, dana infak/ sedekah, dana amil, dan dana nonhalal secara terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan). 7. Komponen Laporan Keuangan Adapun komponen laporan keuangan lengkap yang disediakan oleh pihak dari amil terdiri dari: a. Neraca (Laporan Posisi Keuangan) b.Laporan Perubahan Dana c. Laporan Perubahan Aset Kelolaan d.Laporan Arus Kas; dan e. Catatan Atas Laporan Keuangan PSAK 109 memberikan regulasi mengenai akuntansi atas zakat dan infak atau sedekah bagi lembaga pengelola zakat atau Amil 03 PSAK 109, menyatakan bahwa amil merupakan organisasi pengelola zakat yang pembentukannya dimaksud untuk mengumpulkan dana dan menyalurkan zakat dan infak atau sedekah standar ini telah memberikan pedoman yang komprehensif bagi Amil sejak pengakuan pengukuran hingga penyajian dan pengungkapan yang perlu dilakukan oleh Amir sebagai lembaga pengelola dana titipan umat. selain PSAK 109, juga diterbitkan PSAK 101 yang secara general mengatur mengenai penyajian laporan keuangan syariah bagi entitas Syariah. hanya saja PSAK 101 tidak spesifik mengatur mengenai perlakuan akuntansi atas zakat perusahaan. paragraf yang menyentuh isu zakat hanya ada pada paragraf 10 di mana disampaikan bahwa salah satu komponen laporan keuangan yang perlu disajikan oleh entitas syariah adalah LSPD/ LSPDK. akan tetapi belum ada keseragaman standar bagi entitas syariah dalam menentukan basis perhitungan zakatnya salah satu penelitian menunjukkan bahwa BUS di Indonesia menggunakan basis perhitungan zakat yang beragam dalam menghitung zakat bisnisnya. Referensi
• Andriani, H. Mairijani, and Basyirah Ainun. Zakat
Perusahaan Di Indonesia: Penerapan Dan Potensinya. Deepublish, 2020. • MSI, Firdaus Furywardhana, SE , SS. Akuntansi Syariah. GUEPEDIA, n.d. • Ritonga, Pandapotan. “ANALISIS AKUNTANSI ZAKAT BERDASARKAN PSAK NO. 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) SUMATERA UTARA.” KITABAH: Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Syariah 1, no. 1 (June 10, 2017). http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/JAKS/article/view/814 . SEKIAN TERIMAKASIH