Anda di halaman 1dari 25

PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI
SEBAGAI
DASAR ILMU
DASAR ILMU
Iptek dan Fenomena
Perubahan

• Masa transisi masyarakat berbudaya agraris-tradisional menuju


masyarakat dengan budaya industri modern
• Masa transisi budaya etnis-kedaerahan menuju budaya
nasional kebangsaan
• Masa transisi budaya nasional-kebangsaan menuju budaya
global-mondial.
Aspek Penting dalam Iptek :
Pilar-pilar penyangga bagi eksistensi Iptek :
1.Ilmu tidak pernah selesai meskipun ilmu itu didasarkan pada kerangka objektif, rasional, metodologis, sistematis, logis dan
empiris.
2.Kekuatan bangunan ilmu terletak pada sejumlah pilar-pilarnya, yaitu pilar ontologi, epistemologi dan aksiologi.
3.Pilar tersebut dinamakan filosofis keilmuan.
4.Berfungsinya : penyangga, penguat, dan bersifat integratif serta prerequisitel saling mempersyaratkan.
5.Pengembangan ilmu selalu dihadapkan pada persoalan ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Pilar
Pilar Ontologi
Ontologi (ontology)
(ontology)

Aspek kuantitas : Apakah yang ada itu tunggal, dual


atau plural (monisme, dualisme, pluralisme)

Aspek kualitas (mutu, sifat) : Bagaimana


batasan, sifat, mutu dari sesuatu (mekanisme,
teleologism, vitalisme dan organisme).

Pengalaman ontologis dapat memberikan landasan bagi


penyusunan asumsi, dasar-dasar teoritis, dan membantu
terciptanya komunikasi interdisipliner dan multidisipliner
Pilar Epistemologi (Epistemology)

Sarana legitimasi bagi ilmu/menentukan keabsahan


disiplin ilmu tertentu

Memberi kerangka acuan metodologis


pengembangan ilmu

Mengembangkan keterampilan proses

Mengembangkan daya kreatif dan inovatif


Pilar Aksiologi
Pilar Aksiologi (Axiology)
(Axiology)

Selalu berkaitan dengan problematika pertimbangan


nilai (etis, moral, religius) dalam setiap penemuan,
penerapan atau pengembangan ilmu.

Pengembangan etos keilmuan seorang profesional

Dalam aspek inilah peranan nilai-nilai Pancasila


Prinsip-prinsip berpikir ilmiah
Masalah nilai dalam IPTEK :
Ilmu pengetahuan tidak lagi satu, kita tidak bisa mengatakan inilah satu-satunya ilmu
pengetahuan yang dapat mengatasi suatu masalah. Secara metodis dan sistematis manusia
mencari azas-azas sebagai dasar untuk memahami hubungan antara gejalagejala yang
satu dengan yang lain sehingga bisa ditentukan adanya keanekaan di dalam kebinekaannya.
Namun dalam perkembangannya ilmu pengetahuan berkembang ke arah keserbamajemukan
ilmu.
• Makin meluasnya spesialisasi ilmu dikarenakan ilmu dalam
perjalanannya selalu mengembangkan macam metode, objek dan
tujuan. Spesialisasi ilmu memang harus ada di dalam satu cabang
ilmu, namun kesatuan dasar azas-azas universal harus diingat
dalam rangka spesialisasi. Spesialisasi ilmu membawa persoalan
banyak bagi ilmuwan sendiri dan masyarakat. Spesialisasi
disamping tuntutan kemajuan ilmu juga dapat
meringankan beban manusia untuk menguasai ilmu dan
mencukupi kebutuhan hidup manusia.
• Untuk menjelaskan permasalahan tersebut ada tiga tahap yang perlu ditempuh.
a)Kita melihat kompleksitas permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam kaitannya dengan manusia.
b)Membicarakan dimensi etis serta kriteria etis yang diambil.
c)Berusaha menyoroti beberapa pertimbangan sebagai semacam usulan jalan
keluar dari permasalahan yang muncul.
Pertimbangan Nilai dalam Ilmu

1. Permasalahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi : persoalan keterbatasan


ilmu dan teknologi dan akibat-akibatnya bagi manusia.
2. Akibat teknologi pada perilaku manusia : pekerjaan tangan dan otak manusia diganti
dengan tenaga-tenaga mesin, hilanglah kepuasan dan kreativitas manusia.
3. Beberapa pokok nilai yang perlu diperhatikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, harus manusiawi yaitu tidak melanggar :
a) HAM untuk melindungi manusia dari penindasan iptek
b) Keadilan dalam kehidupan sosial, politik dan ekonomi
c) Pemeliharaan lingkungan
d) Nilai manusia secara pribadi
e) Karena sistem teknorasi cenderung dehumanisasi.
1. Dengan Sila Pertama,
4. Dengan Sila Keempat, penerapan dan
menempatkan manusia dalam
penyebaran ilmu pengetahuan harus
alam sebagai bagiannya dan
demokratis dapat dimusyawarahkan
Strategi
bukan pusatnya.
secara perwakilan, sejak dari kebijakan,
2. Dengan Sila Kedua, untuk
Pengembangan
penelitian sampai penerapan massal.
kemanusiaan, tidak hanya
5.Dengan Sila Kelima, keadilan sosial juga
untuk kelompok, lapisan
tertentu. IPTEK menjaga keseimbangan antara
kepentingan individu dan masyarakat.
3. Dengan Sila Ketiga, solidaritas
dalam subsistem sangat
Pancasila •Pengembangan ilmu pengetahuan dan
penting untuk kelangsungan sebagai Dasar teknologi harus senantiasa berorientasi
pada nilai-nilai Pancasila.
Nilai :
keseluruhan individualitas,
•Sebaliknya Pancasila dituntut terbuka
tetapi tidak mengganggu
dari kritik, bahkan ia merupakan
integrasi.
kesatuan dari perkembangan ilmu yang
menjadi tuntutan peradaban manusia.
NILAI KETUHANAN SEBAGAI
DASAR PENGEMBANGAN ILMU

1. 2.
NILAI KEMANUSIAAN SEBAGAI
DASAR PENGEMBANGAN ILMU
Memberi arah dan mengendalikan ilmu
pengetahuan. Ilmu dikembalikan pada
fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan,
tidak hanya untuk kelompok, lapisan tertentu.
NILAI PERSATUAN SEBAGAI
DASAR PENGEMBANGAN
ILMU

1. 2.
NILAI KERAKYATAN SEBAGAI
DASAR PENGEMBANGAN
ILMU

Mengimbangi penerapan dan penyebaran


ilmu pengetahuan yang lebih demokratis.
NILAI KEADILAN SEBAGAI
DASAR PENGEMBANGAN ILMU
Menekankan keadilan guna menjaga
keseimbangan antara kepentingan individu
dan masyarakat, karena kepentingan individu
tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu.
APAKAH ADA YANG
INGIN
DITANYAKAN?
Kesimpulan :
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai