⬗Umum
Mahasiwa mampu memberikan asuhan kebidanan pada akseptor kontrasepsi AKDR
sesuai dengan manajemen kebidanan
⬗Khusus
Mahasiswa mampu: memahami konsep dasar kontrasepsi AKDR, konsep dasar asuhan
kebidanan pada akseptor kontrasepsi AKDR, melaksanakan asuhan kebidanan pada
akseptor kontrasepsi AKDR, melakukan dokumentasi dengan metode SOAP pada
akseptor kontrasepsi AKDR, serta pembahasan mengenai konsep dasar dan kasus yang
didapatkan berkaitan dengan asuhan kebidanan pada akseptor kontrasepsi AKDR
MANFAAT
⬗Bagi mahasiswa -> mengaplikasikan konsep dasar AKDR kepada akseptor kontrasepsi
AKDR sehingga dapat melakukan asuhan kebidanan secara kompreshensif dan
berkualitas.
⬗Bagi pelayanan kesehatan -> menjadi bahan acuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan.
⬗Bagi institusi -> menambah referensi khususnya tentang asuhan kebidanan pada
akseptor kontrasepsi IUD
1.
Konsep Dasar Alat Kontrasepsi dalam
Rahim (AKDR)
Pengertian AKDR
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau intrauterine devices (IUD) merupakan
kontrasepsi jangka panjang yang dimasukkan ke dalam rahim yang terbuat dari plastik elastis
yang dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak atau mengandung hormon (Putri
& Oktaria, 2016).
Jenis AKDR
⬗Non hormonal
->Bentuk: Terbuka (open device): Lippes Loop, CU-T, Cu-7, Margulies, Spring Coil,
Multiload, Nova-T. Tertutup (closed device): Ota ring, Antigon, Grafen Berg Ring
->Tambahan obat/metal: Cu-T-200, 220, 300, 380A (paling banyak); Cu-7, Nova-T, ML-Cu
250, 375, selain itu ada Copper-T, Copper-7, Multi Load, dan Lippes Load
⬗Hormonal: Progestasert-T dan LNG-20
MEKANISME KERJA
⬗Ion tembaga -> gangguan gerak sprema -> menghambat kemampuan sperma untuk masuk
ke tuba falopi
⬗Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit -> blastoksista dapat
dirusak oleh makrofag dan blastoksis -> mencegah implantasi telur dalam uterus
⬗Produksi lokal prostaglandin yang meninggi -> sering muncul kontraksi uterus pada ->
dapat menghalangi nidasi
⬗AKDR hormonal -> mengentalkan lendir serviks -> menghalangi pergerakan sperma untuk
dapat melewati kavum uteri
⬗Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopii
KETERBATASAN AKDR
Efek samping umum seperti perubahan haid, kram/mules, haid lebih lama dan lebih
banyak, spotting. Tidak direkomendasikan untuk penderita IMS Tidak melindungi
terhadap penularan HIV/IMS
INDIKASI PENGGUNAAN AKDR
⬗ Dapat dipasang kapan saja. Ketika haid pemasangan lebih mudah dan kondisi serviks
sedang terbuka. Jika tidak haid pastikan tidak hamil, kelebihan pemasangan tidak haid
dapat memudahkan untuk inspeksi apakah terdapat infeksi
⬗ Kunjungan ulang rutin1 bulan pasca pemasangan, 3 bulan kemudian, setiap 6 bulan
berikutnya, dan 1 tahun sekali. Namun dapat melakukan kunjungan ulang jika
mengalami efek samping berat/komplikasi seperti perdarahan hebat, sakit kepala
hebat, kram peurt hebat, benang AKDR teraba didepan vagina/tidak teraba
INDIKASI PENCABUTAN
⬗ Atas keputusan wanita atau bersama
⬗ AKDR sudah melebih batas waktu penggunaan/kadaluarsa
⬗ Ingin hamil, ingin mengganti metode kontrasepsi
⬗ Telah terjadi kehamilan ketika IUD masih di dalam rahim
⬗ Mengalami efek samping berat seperti perdarahan hebat, sakit kepala berat, atau nyeri
hebat
⬗ Wanita mengalami penyakit menular seksual.
⬗ IUD yang rusak atau mengalami ekspulsi
⬗ Mengalami infeksi panggul, endometriosis, radang pada dinding rahim, kanker
serviks, kanker endometrium, atau menopause.
2.
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Kontrasepsi AKDR
Tanggal pengkajian, Waktu pengkajian, Nama pengkaji, No Register :
⬗ Pemeriksaan umum
-> KU: baik, kesadaran: compos mentis, BB: tidak ada kontraindikasi kurang gizi/obesitas,
tidak ada efek samping terjadi perubahan berat badan
-> TTV: tidak ada kontraindikasi hipertensi. Suhu jika > 37,5oC, nadi > 100x/m dan
respirasi >24x/m waspadai tanda-tanda infeksi
⬗ Pemeriksaan fisik
• Wajah: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Abdomen: tidak ada pembesaran uterus, tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri tekan
• Genitalia: tidak vaginal discharge abnormal, tidak berbau, vulva vagina tidak oedema,
tidak varises, tidak ada pembesaran dan nyeri tekan kelenjar skene maupun bartholini
PENGKAJIAN – Data Objektif
⬗ Pemeriksaan khusus
• Pemeriksaan bimanual
Mengetahui benang AKDR teraba/tidak. Normal=teraba, jika tidak teraba: dapat
menunjukkan AKDR ekspulsi
• Pemeriksaan inspekulo
Melihat apakah terdapat benang AKDR. Normal=terlihat 2-3 cm di depan portio, jika tidak
terlihat: dapat menandakan terjadinya ekspulsi. Pemotongan benang dapat dilakukan bila
ada indikasi (benang terlalu panjang atau keluhan tidak nyaman saat berhubungan seksual)
INTREPRETASI DATA
Diagnosa: Papah akseptor kontrasepsi AKDR follow up
Masalah: nyeri/kram perut gangguan haid, keputihan, benang hilang/tidak teraba, tidak
nyaman dengan benang