Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA


AKSEPTOR KONTRASEPSI
AKDR DI RS X SURABAYA
Oleh :
Dian Hosiana Pangaribuan
NIM 012023243011
LATAR BELAKANG
⬗TFR di Indonesia tiap tahun menurun, pada tahun 2017 turun menjadi 2,4 anak
perwanita, namun masih belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 2,3 anak per
wanita pada tahun 2015-2019, dan target jangka panjang pada tahun 2020 yaitu 2,1 anak
per wanita (BKBBN, 2019)
⬗Salah satu program pemerintah dalam menurunkan TFR adalah Keluarga berencana ->
kontrasepsi
⬗AKDR/IUD salah satu kontrasepsi terbaik -> sangat efektif, praktis, dan aman (Nelson
& Massoudi, MPH, 2016)
⬗Masih jarang digunakan
⬗Bidan ->memfasilitasi PUS/WUS untuk memilih KB yang tepat
TUJUAN

⬗Umum
Mahasiwa mampu memberikan asuhan kebidanan pada akseptor kontrasepsi AKDR
sesuai dengan manajemen kebidanan

⬗Khusus
Mahasiswa mampu: memahami konsep dasar kontrasepsi AKDR, konsep dasar asuhan
kebidanan pada akseptor kontrasepsi AKDR, melaksanakan asuhan kebidanan pada
akseptor kontrasepsi AKDR, melakukan dokumentasi dengan metode SOAP pada
akseptor kontrasepsi AKDR, serta pembahasan mengenai konsep dasar dan kasus yang
didapatkan berkaitan dengan asuhan kebidanan pada akseptor kontrasepsi AKDR
MANFAAT

⬗Bagi mahasiswa -> mengaplikasikan konsep dasar AKDR kepada akseptor kontrasepsi
AKDR sehingga dapat melakukan asuhan kebidanan secara kompreshensif dan
berkualitas.
⬗Bagi pelayanan kesehatan -> menjadi bahan acuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan.
⬗Bagi institusi -> menambah referensi khususnya tentang asuhan kebidanan pada
akseptor kontrasepsi IUD
1.
Konsep Dasar Alat Kontrasepsi dalam
Rahim (AKDR)
Pengertian AKDR
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau intrauterine devices (IUD) merupakan
kontrasepsi jangka panjang yang dimasukkan ke dalam rahim yang terbuat dari plastik elastis
yang dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak atau mengandung hormon (Putri
& Oktaria, 2016).

Jenis AKDR

⬗Non hormonal
->Bentuk: Terbuka (open device): Lippes Loop, CU-T, Cu-7, Margulies, Spring Coil,
Multiload, Nova-T. Tertutup (closed device): Ota ring, Antigon, Grafen Berg Ring
->Tambahan obat/metal: Cu-T-200, 220, 300, 380A (paling banyak); Cu-7, Nova-T, ML-Cu
250, 375, selain itu ada Copper-T, Copper-7, Multi Load, dan Lippes Load
⬗Hormonal: Progestasert-T dan LNG-20
MEKANISME KERJA
⬗Ion tembaga -> gangguan gerak sprema -> menghambat kemampuan sperma untuk masuk
ke tuba falopi
⬗Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit -> blastoksista dapat
dirusak oleh makrofag dan blastoksis -> mencegah implantasi telur dalam uterus
⬗Produksi lokal prostaglandin yang meninggi -> sering muncul kontraksi uterus pada ->
dapat menghalangi nidasi
⬗AKDR hormonal -> mengentalkan lendir serviks -> menghalangi pergerakan sperma untuk
dapat melewati kavum uteri
⬗Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopii

EFEKTIVITAS DAN REVERSIBILITAS AKDR


Efektivitas tinggi: 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama.
revesibilitas inggi: dapat segera hamil setelah dilakukan pelepasan
KELEBIHAN AKDR
Efektif mencegah kehamilan hingga 99%, dapat segera efektif setelah pemasangan, tidak
mempengaruhi ASI, dapat digunakan sampai menopause, tidak ada interaksi dengan
obat-obatan seperti obat TBC dan epilepsi, pada umumnya tidak mengganggu hubungan
suami istri, ekonomis (masa pakai 10 th), tidak mengandung hormon-> tidak membuat
gemuk

KETERBATASAN AKDR
Efek samping umum seperti perubahan haid, kram/mules, haid lebih lama dan lebih
banyak, spotting. Tidak direkomendasikan untuk penderita IMS Tidak melindungi
terhadap penularan HIV/IMS
INDIKASI PENGGUNAAN AKDR

⬗ Pasca persalinan pervaginam/SC


⬗ Pasca keguguran (non infeksi), masa menyusui, riwayat kehamilan ektopik
⬗ Riwayat keputihan yang mengarah pada IMS (gonore, klaimidia dan servisitis purulen)
⬗ Mengingikan kontrasepsi jangka panjang, tidak mengingikan kontrasepsi hormonal
⬗ Sedang memakai antibiotika (seperti TBC) atau antikejang
⬗ Penderita penyakit kontraindikasi kontrasespsi hormonal seperti hipertensi, tumor
jinak dan kanker payudara, varises pada tungkai, penyakit jantung, riwayat stroke,
penyakit hati dan empedu, tiroid, epilepsi, non pelvic TBC
KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN AKDR

⬗ Hamil atau diduga hamil


⬗ Sudah lewat 48 jam pasca melahirkan dan belum 4 minggu
⬗ Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
⬗ Sedang menderita penyakit IMS, bagi penderita HIV perlu dilakukan konseling lebih
lanjut
⬗ Kecurigaan tumor ganas pada alat kelamin, tumor jinak rahim, kelainan bawaan rahim,
peradangan pada panggul, karsinoma organ-organ panggul, malformasi panggul,
mioma uteri terutama submukosa, dismenorhea berat, stenosis kanalis servikalis
⬗ Menderita anemia berat dan gangguan koagulasi darah, dan penyakit jantung reumatik
EFEK SAMPING dan KOMPLIKASI AKDR

⬗ Nyeri/kejang perut beberapa hari setelah pemasangan AKDR


⬗ Ketidaknyaman saat berhubungan seksual pada suami
⬗ Spotting, siklus menstruasi tidak teratur (biasanya menjadi lebih pendek), amenorhea,
dismenorhea, menorrhagia
⬗ Pengeluaran fluor albus/keputihan, perdarahan post seksual, eskpulsi AKDR saat haid
⬗ Penyakit radang panggul (PRP) bisa terjadi bila wanita dengan IMS memakai AKDR
⬗ Perdarahan menyebabkan anemia, perforasi dinding uterus (jarang)
WAKTU PEMASANGAN dan KUNJUNGAN ULANG

⬗ Dapat dipasang kapan saja. Ketika haid pemasangan lebih mudah dan kondisi serviks
sedang terbuka. Jika tidak haid pastikan tidak hamil, kelebihan pemasangan tidak haid
dapat memudahkan untuk inspeksi apakah terdapat infeksi
⬗ Kunjungan ulang rutin1 bulan pasca pemasangan, 3 bulan kemudian, setiap 6 bulan
berikutnya, dan 1 tahun sekali. Namun dapat melakukan kunjungan ulang jika
mengalami efek samping berat/komplikasi seperti perdarahan hebat, sakit kepala
hebat, kram peurt hebat, benang AKDR teraba didepan vagina/tidak teraba
INDIKASI PENCABUTAN
⬗ Atas keputusan wanita atau bersama
⬗ AKDR sudah melebih batas waktu penggunaan/kadaluarsa
⬗ Ingin hamil, ingin mengganti metode kontrasepsi
⬗ Telah terjadi kehamilan ketika IUD masih di dalam rahim
⬗ Mengalami efek samping berat seperti perdarahan hebat, sakit kepala berat, atau nyeri
hebat
⬗ Wanita mengalami penyakit menular seksual.
⬗ IUD yang rusak atau mengalami ekspulsi
⬗ Mengalami infeksi panggul, endometriosis, radang pada dinding rahim, kanker
serviks, kanker endometrium, atau menopause.
2.
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Kontrasepsi AKDR
Tanggal pengkajian, Waktu pengkajian, Nama pengkaji, No Register :

PENGKAJIAN – Data Subjetif

⬗ Identitas -> nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama


Umur -> penentuan kelompok KB -> IUD jangka panjang -> mengakhiri kehamilan >35th,
namun dapat digunakan untuk menunda kehamilan <20th, mengatur/menjarangkan
kehamilan 20-35 tahun
⬗ Alasan kunjungan -> ingin kunjungan ulang
⬗ Keluhan utama -> efek samping ringan-berat
Spotting, amenorea, nyeri dan kejang perut, perdarahan berat saat haid dan haid lebih dari
delapan hari, keputihan, perdarahan post seksual, dan eskpulsi AKDR
⬗ Riwayat menstruasi -> siklus tidak normal (lebih pendek), jumlah lebih banyak,
dismenorea meningkat
⬗ Riwayat obstetrik -> Jumlah anak hidup dan umur anak terakhir
AKDR MJKP -> akseptor kebanyakan multipara, tidak ingin hamil lagi
⬗ Riwayat kontrasepsi -> kontrasepsi yang pernah digunakan, lama pemakaian, efek
samping, alasan mengganti, pengalaman selama pemakaian
⬗ Riwayat penyakit -> jika ditemukan sebaiknya dilepas
Penyakit IMS, kecurigaan tumor jinak/ganas pada alat reproduksi kelainan bawaan rahim,
radangan panggul, karsinoma organ2 panggul, malformasi panggul, mioma uteri terutama
submukosa, stenosis kanalis servikalis, anemia berat dan gangguan koagulasi darah,
penyakit jantung reumatik
⬗ Data psikososial -> dukungan suami/keluarga menggunakan KB
⬗ Pola fungsional
Nutrisi: risiko anemia -> cukup zat besi. Personal hygiene harus baik karena efek samping
keputihan, darah haid banyak. Seksual: aktivitasnya bebas, Suami mungkin mengeluh
merasakan benang yang masih kaku
PENGKAJIAN – Data Objektif

⬗ Pemeriksaan umum
-> KU: baik, kesadaran: compos mentis, BB: tidak ada kontraindikasi kurang gizi/obesitas,
tidak ada efek samping terjadi perubahan berat badan
-> TTV: tidak ada kontraindikasi hipertensi. Suhu jika > 37,5oC, nadi > 100x/m dan
respirasi >24x/m waspadai tanda-tanda infeksi
⬗ Pemeriksaan fisik
• Wajah: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Abdomen: tidak ada pembesaran uterus, tidak teraba massa, tidak terdapat nyeri tekan
• Genitalia: tidak vaginal discharge abnormal, tidak berbau, vulva vagina tidak oedema,
tidak varises, tidak ada pembesaran dan nyeri tekan kelenjar skene maupun bartholini
PENGKAJIAN – Data Objektif

⬗ Pemeriksaan khusus
• Pemeriksaan bimanual
Mengetahui benang AKDR teraba/tidak. Normal=teraba, jika tidak teraba: dapat
menunjukkan AKDR ekspulsi
• Pemeriksaan inspekulo
Melihat apakah terdapat benang AKDR. Normal=terlihat 2-3 cm di depan portio, jika tidak
terlihat: dapat menandakan terjadinya ekspulsi. Pemotongan benang dapat dilakukan bila
ada indikasi (benang terlalu panjang atau keluhan tidak nyaman saat berhubungan seksual)
INTREPRETASI DATA
Diagnosa: Papah akseptor kontrasepsi AKDR follow up
Masalah: nyeri/kram perut gangguan haid, keputihan, benang hilang/tidak teraba, tidak
nyaman dengan benang

DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Diagnosa potensial: tidak ada
Masalah potensial: perdarahan, anemia, perforasi dinding uterus (jarang)
Masalah &
Kebutuhan Segera
komplikasi
Pastikan klien hamil atau tidak. Apabila tidak, berikan konseling dan menyelidiki penyebab
amenorhea. Jika hamil, jelaskan dan berikan saran untuk melepas AKDR apabila benangnya terlihat
Amenorhea
dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Jika benang tidak terlihat atau kehamilan lebih dari 13 minggu,
IUD tidak dapat dilepas dan ibu dilakukan rujukan
Memastikan dan menegaskan ada atau tidaknya penyakit radang panggul (PRP) dan penyebab lain
dari kram otot perut. Tanggulangi jika penyebabnya ditemukan, berikan analgesik bila tidak ditemukan.
Kram perut
Klien yang mengalami kram perut hebat, hendaknya melepas AKDR dan membantu klien untuk
menentukan metode kontrasepsi yang lain.
Memastikan dan menegaskan ada atau tidaknya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak
ada kelainan patologis, maka
lakukan konseling dan pemantauan. Terapi ibuprofen dan tablet Fe
Menorrhagia
untuk mengurangi perdarahan. Jika klien telah memakai AKDR selama lebih dari tiga bulan dan
diketahui menderita anemia dengan Hb <7g/dl, dianjurkan untuk melepas AKDR. Bidan membantu
memilih metode lain yang sesuai.
Memastikan dan menegaskan ada atau tidaknya penyakit IMS dan PRP. Lepaskan AKDR jika klien
mengidap IMS seperti gonorhoe atau clamidal dan rujuk untuk pengobatannya. Bila klien mengidap
Fluor Albus
PRP, obati terlebih dahulu dan lepas AKDR setelah 48 jam. Bidan membantu memilih metode
kontrasepsi lain yang sesuai.
PERENCANAAN
⬗ Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
-> Informasi diberikan secara singkat dan jelas, agar pasien mengerti dengan baik ->
asuhan yang diberikan dapat optimal.
⬗ Menggunting benang AKDR sepanjang ± 2 cm di depan portio
-> jika ada indikasi benang terlalu panjang atau keluhan tidak nyaman saat berhubungan
seksual.
⬗ Melakukan pemasangan AKDR ulang jika terjadi ekspulsi dan klien masih ingin
menggunakan kontrasepsi ini. -> tetap kaji kontraindikasi
⬗ Mengajarkan klien untuk melakukan pemeriksaan benang secara mandiri
-> Bertujuan untuk memberdayakan ibu mengetahui kondisi AKDR dan mendeteksi secara
dini terjadinya ekspulsi secara mandiri.
PERENCANAAN - lanjutan
⬗ Memberikan KIE tentang personal hygiene.
-> Akseptor mengalami efek samping jumlah haid yang lebih banyak dan keputihan ->
meningkatkan risiko infeksi. Klien dianjurkan rajin ganti pembalut tiap 4 jam, dan
diajarkan cara membersihkan genitalia yang benar
⬗ Memberikan KIE ulang tentang efek samping AKDR
-> Agar klien mengetahui dengan baik apa yang normal dan tidak normal dalam memakai
kontrasepsi ini
⬗ Memberikan terapi: ibu profen dan Tablet Fe jika perdarahan menyebabkan anemia,
analgetik untuk mengurangi nyeri
⬗ Menjadwalkan waktu kontrol ulang atau jika klien ada keluhan.
-> Kontrol ulang bertujuan untuk memastikan letak AKDR dan meminimalkan komplikasi
yang mungkin terjadi.
⬗ Pelaksanaan -> dilaksanakan berdasarkan rencana asuhan kebidanan yang telah
ditetapkan -> mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kriteria
⬗ Evaluasi -> menilai tindakan yang di berikan apakah sudah sesuai dengan perencanaan,
apakah rencana asuhan yang di berikan efektif
Kriteria evaluasi: klien memahami kondisi dirinya; mengetahui dan dapat menjelaskan
ulang keuntungan, kerugian, dan efek samping kontrasepsi AKDR; mampu melakukan
pemeriksaan benang AKDR secara mandiri, melakukan personal hygiene dengan baik,
mengkonsumsi obat sesuai yang dianjurkan
⬗ Pendokumentasi -> sebagai informasi tentang status kesehatan pasien pada semua
kegiatan asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Pendokumentasian dengan
metode SOAP
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai