Anda di halaman 1dari 16

KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI

PELAYANAN KESEHATAN
Disusun oleh :

1. Bella Carissa (0432950319034)


2. Enka Mutiara Diraeni (0432950319013)
3. Fadiyah Aryani (0432950319041)
4. Heni Nurhaeni (0432950319042)
5. Inkka Okvyanda (0432950319046)
6. Muhamad Rizky Pratama (0432950319028)
7. Nabilla Putri Septiani (0432950319037)
8. Risma Annisa. N (0432950319039)
9. Siti Assyifa Hijriani (0432950319027)
Keselamatan Pasien (KP) adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman, mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil keselamatan pasien.
World Health Organization (WHO), 2014 Keselamatan pasien
merupakan masalah keseahatan masyarakat global yang serius.
Keselamatan pasien di rumah sakit (KPRS) adalah sistem pelayanan
dalam suatu Rumah sakit yang memberikan asuhan pasien menjadi
lebih aman, termasuk didalamnya mengukur resiko, identifikasi dan
pengelolahan resiko terhadap pasien analisa insiden, kemampuan untuk
belajar dan menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk
mengurangi resiko.
Pasal 43 UU No 44/2009 Tentang
Rumah Sakit
1) Rumah Sakit wajib 4) Pelaporan insiden keselamatan pasien
menerapkan standar sebagaimana dimaksud pada ayat
keselamatan pasien. (2) dibuat secara anonim dan
ditujukan untuk mengkoreksi
3) Rumah Sakit melaporkan kegiatan sistem dalam rangka meningkatkan
sebagaimana dimaksud pada ayat keselamatan pasien
(2) kepada komite yang membidangi
keselamatan pasien yang ditetapkan
oleh Menteri.

5) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar


keselamatan pasien sebagaimana dimaksud
2) Standar keselamatan pasien sebagaimana pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui Peraturan Menteri.
pelaporan insiden, menganalisa, dan
menetapkan pemecahan masalah dalam
rangka menurunkan angka kejadian yang tidak
diharapkan
Kebijakan departemen kesehatan tentang
keselamatan pasien rumah sakit
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
dilakukan (DepKes RI, 2006).
Lanjutan...

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/ Menkes/


Per/ VIII/ 2011, keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Tujuan sistem keselamatan pasien
rumah sakit :

4
2
Meningkatkannya akuntabilitas Terlaksananya program-program
rumah sakit terhadap pasien pencegahan sehingga tidak terjadi
dan masyarakat penanggulangan KTD

1 3
Terciptanya budaya Menurunnya KTD di rumah sakit
keselamatan pasien di rumah
sakit
1. Identify patients correctly (mengidentifikasi pasien secara benar)

2. Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang efektif)

Tujuan 3. Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan keamanan dari pengobatan
resiko tinggi

keselamatan pasien 4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery (mengeliminasi kesalahan

secara penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahan prosedur operasi)

internasional : 5. Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi risiko infeksi yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan)

6. Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko pasien terluka karena jatuh)
Kebijakan-kebijakan yang mendukung “patient safety” atau
keselamatan pasien adalah sebagai berikut :

1. UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit

A. Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum

1) Pasal 53 (3) UU No.36/2009; “Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa
pasien.”

2) Pasal 32n UU No.44/2009; “Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.

3) Pasal 58 UU No.36/2009

a. “Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan,dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya.”

b. “tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatannyawa atau pencegahan kecacatan
seseorang dalam keadaan darurat.”
2. Tanggung jawab Hukum Rumah sakit
a) Pasal 29b UU No.44/2009; ”Memberi pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.”
b) Pasal 46 UU No.44/2009; “Rumah sakit bertanggung jawab secara
hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian
yang dilakukan tenaga kesehatan di RS.”
c) Pasal 45 (2) UU No.44/2009; “Rumah sakit tidak dapat dituntut
dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa
manusia.”
3. Bukan tanggung jawab Rumah Sakit
Pasal 45 (1) UU No.44/2009 Tentang Rumah sakit; “Rumah Sakit Tidak bertanggung jawab
secara hukum apabila pasien dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan
yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang
kompresehensif. “
Hak Pasien

a) Pasal 32d UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional”

b) Pasal 32e UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi”

c) Pasal 32j UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis,alternatif tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan”

d) Pasal 32q UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/ataumenuntut Rumah Sakit
apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana” 5. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
Pasal 43 UU No 44/2009, yaitu :

1. RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien

2. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden,


menganalisa,dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan
angka kejadian yang tidak diharapkan.

3. RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi


keselamatan pasien yang ditetapkan oleh Menteri

4. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk
mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
Kebijakan keselamatan pasien di rumah sakit

Permenkes No 11 Tahun 2017 bahwa


sasaran keselamatan pasien meliputi Perawat dalam melaksanakan keselamatan pasien

tercapainya hal-hal sebagai berikut : memiliki prinsipprinsip yaitu pastikan


ketepatan identifikasi pasien, indentifikasi pasien, bangun wacana untuk
peningkatan komunikasi yang efektif, menyiasati segala bentuk permasalahan yang
peingkatan keamanan obat yang perlu dialami, tetapkanlah sesuai dengan kondisi tanpa
diwaspadai, kepastian tepat lokasi,
harus mendominasi, kemaslah dalam kata ,
tepat prosedur, tepat pasien operasi,
kalimat, bahasa yang berarti penuh dalam
pengurangan resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan dan pengurangan batasan budi pekerti, pahami bahwa pekerjaan ini
resiko pasien jatuh. bukan milik sendiri dan setiap masalah yang
ditetapkan ini menjadi pertanda ciri profesi.
Referensi

● Bawelle, S.C. (2013). Hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan pelaksanaan
keselamatan pasien (patient safety) di ruang rawat inap RSUD liun kendage tahune. E-
journal Keperawatan.
● 1(1), 1-7.
● Elfrida, S. (2011). Budaya patient safety dan karakteristik kesalahan pelayanan: Implikasi
kebijakan di salah satu rumah sakit di kota jambi. Jurnal Kesehatan
● Masyarakat Nasional, 6(2), 6776.
● Firawati., Pabuty, A., & Putra, A. S. (2012). Pelaksanaan program keselamatan pasien di
RSUD solok. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(2), 73-79.
● Cahyono, A. (2015). Hubungan karakteristik dan tingkat pengetahuan Perawat terhadap
pengelolaan keselamatan Pasien di rumah sakit. Jurnal Ilmiah WIDYA, 1(1), 9799.
● Depkes RI. (2006). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
● Depkes RI. (2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)
Edisi 2. KKP-RS. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai