Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI KESELAMATAN PASIEN TUJUH STANDAR

Dosen Pengampu : Muftadi, SKM,S.Kep,.Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
1. Anggi Ayunindita ( 0432950319035 )
2. Dinda Permata Sari ( 0432950319002 )
3. Deni Krisna Wijaya ( 0432950319014 )
4. Ludiyah Fitriani ( 0432950319018 )
5. Mawadatussobah ( 0432950319008 )
6. Silvia Rahmadani ( 0432950319022 )
7. Siti Rofika Mailani ( 0432950319040 )
8. Salsabila Anggraeni Zahra ( 0432950319009 )
9. Virgiyani ( 0432950319043 )
A. PENGERTIAN PATIENT SAFETY
Menurut supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau
menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan keselamatan
pengobatan.
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelapor dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insident dan tidak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan (DepKes, RI,2006).
B. STANDAR KESELAMATAN PASIEN
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu ditangani
segera di rumah sakit di indonesia maka diperlukan standar keselamatan pasien rumah
sakit yang merupakan acuan bagi rumah sakit di indonesia untuk melaksanakan
kegiatannya. Standar keselamatan pasien rumah saki tyang disusun ini mengacu pada “
Hospital patient safety standards” yang dikeluarkan oleh joint commision on
Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA, tahun 2002, yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi perumahsakitan di indonesia. Standar keselamatan pasien
tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :
Selanjutnya ….

1. Hak pasien
Standarnya adalah pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapatkan informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadi KTD (kejadian
Tidak Diharapkan). Kriterianya adalah sebagai berikut :
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.
b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan.
c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang jelas dan
benar kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan
atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya KTD.
 
2. Mendidik pasien dan keluarga
Standarnya adalah rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan keperawatan. Kriterianya adalah
keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien
adalah partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di rumah sakit harus ada sistem dan
mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab
pasien dalam asuhan keperawatan. Dengan pendidik tersebut diharapkan pasien dan
keluarga dapat :
a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
Selanjutnya ….

e. Mematuhi instruksi dan meghormati peraturan RS


f. Memperlihatkan sikap meghormati dan tenggang rasa
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan


Standarnya adalah RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi
antara tenaga dan antara unit pelayanan dengan kriteri sebagai berikut :
a. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk,
pemeriksaan, diagnosa, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan saat
pasien keluar dari rumah sakit.
Selanjutnya ….

b. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan


kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap pelayanan
transisi antara unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar.
c. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk

memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan


rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tidak lanjut lainnya.
d. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antara profesi kesehatan sehingga dapat
tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif.
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien.
Standarnya adalah rumah sakit harus mendisain proses baru atau memperbaiki proses
yang ada, memonitor dan megevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisa
secara intensif KTD (kecelakaan tidak diparapkan), dan melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien dengan keriteria sebagai berikut :
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perencanaan (design) yang baik, sesuai
dengan “Tujuh Langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit”.
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja
c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif
Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program melalui penerapan “7
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”
b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko keselamatan
pasien dan program mengurangi KTD.
c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.

d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,mengkaji, dan


meningkatkan kinerja rumah sakit serta tingkatkan keselamatan pasien.
Selanjutnya ….
e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja
rumah sakit dan keselamatan pasien, dengan kriteria sebagai berikut.
1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien
2. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis Kejadian yang memerlukan perhatian,
mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) sampai dengan “Kejadian Tidak
Diharapkan” ( Adverse event )
3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah sakit
terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan pasien
4. termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan “Kejadian Sentinel”.
Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola
pelayanan di dalam rumah sakit dengan pendekatan antar disiplin
Selanjutnya ….

5. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
pengelola pelayanan di dalam rumah sakit dengan pendekatan antar disiplin.
6. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan kegiatan perbaikan kinerja

rumah sakit dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap
kecukupan sumber daya tersebut.
7. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif
untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien,
termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien. Standarnya adalah :
a. Rs memiliki proses pendidikan, palatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencagkup
keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.
b. RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan
dan memelihara kompetensi staf mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien,
dengan kriteria sebagai berikut :
1) Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan
pasien.
2) Megintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice training dan
memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden.
3) Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung
pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam ragka melayani pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mecapai keselamatan pasien standarnya
adalah :
a. RS merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan pasien untuk
memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal
b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat, dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen untuk
memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan pasien.
2. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
 
1. Departemen kesehan RI 2006 “ PANDUAN NASIONAL KESEHATAN PASIEN
RUMAH SAKIT (patient safety)”. Jakarta : departemen kesehatan RI
2. Komolawati, veronica (2010) community&patient safety dalam perpektif Hukum
kesehatan.
3. Publik, Aumas. (2011) tujuh lagkah menuju keselamatan pasien (KP) rumah sakit.
Proceedings of expert lecture of medical student of Block 21 “ of Andalas university,
indonesia
THANK
YOU….
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai