Anda di halaman 1dari 12

INTERVENSI FASE KONSOLIDASI

Dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah KKMB yang dibina


oleh
Ibu Nurul Hidayah, S. Kep., Ns., M.Kep

Oleh Kelompok 11
Ine Lusiana P17220194048
Anis Mahmudah P17220194051
Ismatuz Zuhriyah P17220194070
Pengertian Fase Konsolidasi

Fase konsolidasi dibagi menjadi 2 : Fase Pemulihan


1. Fase Pemulihan fase ini merupakan fase dimana individu
2. Fase Rekonstruksi atau Rehabilitasi atau masyarakat dengan kemampuannya
sendiri dapat memulihkan fungsinya
seperti sedia kala (sebelum terjadi
Fase konsolidasi adalah dimulainya bencana).
perbaikan dan penyembuhan fase darurat,
serta tahap dimana individu dan masyarakat
mulai berusaha kembali pada fungsi
komunitas yang normal, dengan kata lain
menetralisir pikiran-pikiran negatif pemicu
trauma kemudian mengubahnya dengan
pikira-pikiran positif.

Fase Rehabilitasi
fase dimana individu atau
masyarakat berusaha
mengembalikan fungsi
fungsinya seperti sebelum
bencana dan merencanakan
rehabilitasi terhadap seluruh
komunitas.
Dampak Psikologis Pasca Bencana

Distress Psikologi Distress Psikologi Sedang Gangguan Tingkah


Ringan Laku dan Mental
Berat

Apabila seseorang merasa cemas Seseorang mengalami


Pasca bencana merasa panik, menyeluruh, menarik diri, dan
cemas, dan terlalu waspada. gangguan mental karena
mengalami gangguan emosi. Pada
Pada situasi ini terjadi natural trauma atau stress seperti
situasi ini natural recovery
membutuhkan waktu yang lebih PTSD (Post Trumatic
recovery (pemulihan alami)
lama, bahkan dapat menjadi Sindrome Disorder), depresi,
dalam beberapa hari atau
gangguan mnetal dan tingkah laku cemas menyeluruh, fobia,
minggu.
yang berat. dan gangguan disosiasi.
Prinsip dasar penanganan masalah sosial dan psikologis (Menurut WHO)

 Lakukan persiapan sebelum  Integrasikan dalam primary


emergency, meliputi: health care
penetapan sistem koordinasi,  Berikan akses pelayanan
penyusunan rencana darurat untuk semua
dan pelatihan-pelatihan.  Siapkan pelatihan dan
 Lakukan Assessment : pengawasan (jika tidak
penilaian kualitatif dan terjaga akan menimbulkan
kuantitatif terhadap masalah baru)
kebutuhan psikososial dan  Rumuskan
3. Here perspektif
you can describe jangka
the reason to
kesehatan mental panjang penanganan
carry on with the treatment
 Upayakan kolaboratif  Tetapkan indikator pantauan
dengan tim kesehatan lain 4. Here you can describe
(monitoring the reason to
indicator)
carry on with the treatment

4
Upaya Penanganan Kesehatan Mental

Intervensi Sosial

01
Tersedia akses informasi yang terpercaya dan terbaru mengenai bencana serta upaya yang diberikan,
memelihara budaya dan acara keagaman seperti pemakaman, tersedia akses sekolah dan aktivitas rekreasi
normal untuk anak-anak dan remaja, partisipasi (relawan) dari orang dewasa atau remaja, tebentuk
jaringan sosial bagi orang yang terisolasi seperti anak yatim piatu, bersatu kembali dengan keluarga yang
terpisah, shelter atau komunitas untuk yang tidak memiliki tempat tinggal, terlibat komunitas kegiatan
keagamaan dan fasilitas masyarakat lainnya.

02 Intervensi Psikologis dan Psikiatrik


Terpenuhi akses pertolongan pertama psikologis pada pelayanan kesehatan dan komunitas bagi orang-
orang yang mengalama distress mental akut, tersedia pelayanan untuk keluahan psikiatrik dalam sistem
pelayanan kesehatan primer, penanganan yang berkelanjutan bagi individu dengan gangguan psikiatrik
yang yang sudah ada sebelumnya, pemberhentian medikasi tiba-tiba harus dihindari, perlu dibuat
perencanaan untuk intervensi psikologis berbasis komunitas pasca bencana.
 
Intervensi Keperawatan Fase Konsolidasi

1) Ansietas dan sindrom pasca trauma


2) Berduka dan sindrom pasca trauma
3) Risiko distres spiritual
4) Ketidakberdayaan
5) Risiko harga diri rendah situasional
 
 
ANSIETAS DAN SINDROM PASCA TRAUMA

Reduksi ansietas
meminimalkan kondisi individu dan pengalaman terhadap objek akibat antisipasi
bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman

Intervensi :
 Observasi
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stressor)
2) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
 Terapeutik
1) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
2) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
3) Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian
4) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
5) Motivasi mengidentifikasi situasi pemicu kecemasan
6) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
 Edukasi
1) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika memungkinkan
2) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
3) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
4) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
5) Latih teknik relaksasi
BERDUKA DAN SINDROM PASCA TRAUMA

Dukungan proses berduka :


Memfasilitasi menyelesaikan proses berduka terhadap kehilangan yang bermakna

Intervensi :
 Observasi
1) Identifikas kehilngan yang dihadapi
2) Identifikasi proses berduka yang dialami
3) Identifikasi sifat keterkaitan pada benda yang hilang atau orang yang meninggal
4) Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
 Terapeutik
1) Tunjukkan sikap menerima dan empati
2) Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan
3) Motivasi untuk menguatkan dukungan keluarga atau orang terdekat
4) Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman (mis. membaca, menulis, mengggambar atau bermain)
5) Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
 Edukasi
1) Jelaskan pada pasien dan kelurarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, sepresi, dan menerima adalah wajar dalam
menghadapi kehilangan
2) Anjurkan untuk mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan
3) Ajarkan melewati proses berduka secara bertahap
RESIKO DISTRESS SPIRITUAL

Dukungan perkembangan spiritual :


Memfasilitasi perkembangan kemampuan mengidentifikasi, berhubungan, dan
mencari sumber makna, tujuan, kekuatan dan harapan dalam hidup

Intervensi :
 Terapeutik
1) Sediakan lingkungan yang tenang untuk refleksi diri
2) Fasilitasi mengidentifikasi masalah spiritual
3) Fasilitasi mengidentifikasi hambatan dalam pengenalan diri
4) Fasilitasi mengeksplorasi keyakinan terkait pemulihan tubuh, pikiran dan jiwa
5) Fasilitasi hubungan persahabatan dengan orang lain dan pelayanan keagamaan
 Edukasi
1) Anjurkan membuat komitmen spiritual berdasarkan keyakinan dan nilai
2) Anjurkan berpartisipasi dalam kegiatan ibadah (hari raya, ritual) dan meditasi
 Kolaborasi
1) Rujuk pada pemuka agama/kelompok agama, jika perlu
2) Rujuk kepada kelompok pendukung, swabantu, atau progam spiritual,jika perlu
KETIDAKBERDAYAAN

Promosi Koping :
Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon dan
stressor kemampuan menggunakan sumber – sumber yang ada.

Intervensi :
 Observasi
1) Identifikasi jangka panjang dan pendek sesuai tujuan
2) Identifikasi kemampuan yang dimiliki
3) Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
4) Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
5) Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan social
 Terapeutik
1) Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
2) Diskusikan resiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
3) Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
4) Motivasi untuk menetukan harapan yang realistis
5) Dampingi saat berduka
6) Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam
 Edukasi
1) Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama
2) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan presepsi
3) Anjurkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
4) Latih penggunaan teknik relaksasi
RESIKO HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

Promosi kesadaran diri :


Meningkatkan pemahaman dan mengekplorasi fikiran, perasaan, motivasi dan
perilaku.

Intervensi :
 Observasi
1) Identifikasi keadaan emosional saat ini
2) Identifikasi respon yang ditunjukkan berbagai situasi
 Terapeutik
1) Diskusikan tentang fikiran, perilaku dan respon terhadap kondisi
2) Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri
 Edukasi
1) Anjurkan mengenali fikiran dan perasaan tentang diri
2) Anjurkan mengungkapkan perasaan
3) Anjurkan meminta bantuan orang lain sesuai kebutuhan
4) Anjurkan mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
5) Latih kemampuan positif yang dimiliki
THANKS

1
2

Anda mungkin juga menyukai