Pembimbing:
dr. Catharina Dian, Sp. A
Disusun Oleh :
Pratiwi Indah Lestari Simatupang
1965050132
Meningitis TB dapat memberikan komplikasi berupa hidrosefalus baik yang komunikan maupun
obstruktif, namun yang lebih sering adalah hidrosefalus komunikans. Hidrosefalus komunikans terbentuk
karena ketidakseimbangan absorpsi dari cairan serebrospinal. Penyebab tersering adalah post operasi dan
perubahan anatomi post inflamasi. Meningitis, terutama bakterial, dapat berkomplikasi menjadi
hidrosefalus.
II. IDENTITAS PASIEN
I. Identitas Pasien
Pendidikan : SD Kelas 1
Alamat : Jl. Barukemang no 23
IDENTITAS ORANG
TUA/WALI
AYAH IBU
Usia saat menikah : Tidak diketahui Usia saat menikah : Belum menikah
RIWAYAT PENYAKIT
KEHAMILAN KELAHIRAN
Perawatan Antenatal: Tempat lahir : Tidak diketahui
• Trimester I : - Kali/bulan di - Penolong persalinan : Tidak diketahui
• Trimester II : - Kali/bulan di - Cara persalinan : Tidak diketahui
• Trimester III : - Kali/bulan di - Penyulit : Tidak diketahui
Keterangan : Pengasuh tidak mengetahui riwayat Masa gestasi : Tidak diketahui
antenatal ibu pasien dikarenakan pasien diasuh
pada usia 2 tahun
• Penyakit pada kehamilan : Tidak diketahui
KEADAAN BAYI
Tidak ada data
Perkembangan dan kepandaian
Bicara
Motorik Kasar
Pasien dapat mengucapkan beberapa kata
Pasien dapat berjalan dan berlari
Pasien tidak bisa berbicara membentuk 1 kalimat
Motorik Halus
Pasien belum dapat mengutarakan keinginannya, harus
Pasien dapat meraih sesuatu dituntun terlebih dahulu
Sosial
Tahap 3 Payudara dan aerola melebar, tidak ada Lebih hitam, mulai ikal, jumlah
kontur pemisah bertambah
Tahap 4 Aerola dan papila membentuk bukit kedua Kasar, kriting, belum sebanyak
dewasa
Pagi : Nasi 1 piring + potongan daging/ ayam/ ikan + tempe/ tahu + sayur
bayam/ labu/ wortel + Air mineral 3 - 4 gelas
Siang : Nasi 1 piring + potongan daging/ ayam/ ikan + tempe/ tahu + Air
mineral 3 - 4 gelas
Sore : Susu 1 gelas + 250 ml + Biskuit + Air mineral 3 -4 gelas
Malam : Nasi 1 piring + potongan daging/ ayam/ ikan + Air mineral 3 -4
gelas + Potongan buah pepaya
Diare - Morbili -
Kejang - Cacingan -
Ginjal - Alergi -
Darah - Operasi -
Difteri - Lain-lain -
Data perumahan
Kepemilikan rumah : Pribadi/ Kontrakan (Panti asuhan)
Keadaan rumah : Ukuran/ Type:
Dinding terbuat dari : tembok
Atap terbuat dari :genteng
Ventilasi :baik, di setiap ruangan terdapat ventilasi
Jarak septic tank ke sumber air bersih:
Keadaan lingkungan :Kompleks Perumahan: Panti asuhan
Tempat pembuangan sampah:
Lain-lain:
Pemeriksaan Fisik
Tanggal : 16 Maret 2021
- Pemeriksaan Umum
Tanda Vital
● Frekuensi Nadi : 83 kali /menit
● Tekanan Darah : 100/65 mmHg
● Frekuensi Napas : 23 kali /menit
● Suhu Tubuh : 36,5 °C
Data Antropometri
● Berat Badan : 21,5 kg
● Tinggi Badan : 121 cm
● Lingkar lengan atas : 16,8 cm
Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Sistem
● Kepala
○ Bentuk : Normocephali, Lingkar kepala 50,1 cm
○ Rambut dan kulit kepala : Pertumbuhan rambut merata, tidak mudah dicabut
○ Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-)
○ Telinga : Normotia, serumen minimalis
○ Hidung : Cavum nasi luas, sekret (-/-)
○ Mulut
■ Bibir : mukosa bibir lembab, sianosis sirkum oral (-), ruam diatas bibir (-)
■ Geligi : Karies gigi (-)
■ Lidah : coated tongue (-), geographic tongue (-)
■ Tonsil : Hiperemis (-), T1-T1
■ Faring : Arcus faring simetris, hiperemis (-)
Pemeriksaan Fisik
● Leher
● Toraks
○ Dinding Toraks : laterolateral > anterior posterior
Paru
○ Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-)
○ Palpasi : Vokal fremitus simetris
○ Perkusi : sonor-sonor
○ Auskultasi : bunyi nafas dasar vesikuler, Rhonki (-), Wheezing (-)
Jantung
○ Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
○ Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba
○ Perkusi : tidak dilakukan
○ Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
● Abdomen
○ Palpasi : supel, pembesaran hepar (-), pembesaran limpa (-), nyeri tekan (-) di regio perut kanan atas
Kiri Kanan
Nervus Kranialis
● Pemeriksaan Refleks
○ Refleks Fisiologis : Biceps ++/++, Triceps ++/++, KPR ++/++, APR ++/++
○ Refleks Patologis : Babinski +/+, Chaddock +/+, gordon (-), Schafer (-),
Oppenheim (-), klonus kaki (-), klonus lutut (-)
Pemeriksaan Fisik
Tanggal : 01 Maret 2021
Tanggal : 1 April 2021
- Pemeriksaan Umum
Tanda Vital
● Frekuensi Nadi : 87 kali /menit
● Tekanan Darah : 90/60 mmHg
● Frekuensi Napas : 23 kali /menit
● Suhu Tubuh : 36,4 °C
Data Antropometri
● Berat Badan : 21 kg
● Tinggi Badan : 121 cm
● Lingkar lengan atas : 16,5 cm
Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Sistem
● Kepala
○ Bentuk : Normocephali, Lingkar kepala 53,5 cm
○ Rambut dan kulit kepala : Pertumbuhan rambut merata, tidak mudah dicabut
○ Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-)
○ Telinga : Normotia, serumen minimalis
○ Hidung : Cavum nasi luas, sekret (-/-)
○ Mulut
■ Bibir : mukosa bibir lembab, sianosis sirkum oral (-), ruam diatas bibir (-)
■ Geligi : Karies gigi (-)
■ Lidah : coated tongue (-), geographic tongue (-)
■ Tonsil : Hiperemis (-), T1-T1
■ Faring : Arcus faring simetris, hiperemis (-)
Pemeriksaan Fisik
● Leher
● Toraks
○ Dinding Toraks : laterolateral > anterior posterior
Paru
○ Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-)
○ Palpasi : Vokal fremitus simetris
○ Perkusi : sonor-sonor
○ Auskultasi : bunyi nafas dasar vesikuler, Rhonki (-), Wheezing (-)
Jantung
○ Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
○ Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba
○ Perkusi : tidak dilakukan
○ Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
● Abdomen
○ Palpasi : supel, pembesaran hepar (-), pembesaran limpa (-), nyeri tekan (-) di regio perut kanan atas
Kiri Kanan
Nervus Kranialis
● Pemeriksaan Refleks
○ Refleks Fisiologis : Biceps ++/++, Triceps ++/++, KPR ++/++, APR ++/++
○ Refleks Patologis : Babinski +/+, Chaddock +/+, gordon (-), Schafer (-),
Oppenheim (-), klonus kaki (-), klonus lutut (-)
Pemeriksaan Laboratorium
- Elektrolit
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun datang dibawa oleh pengasuhnya ke IGD RSU UKI pada tanggal
23 Februari 2021 dengan keluhan muntah yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu sebanyak 3-5 kali
berisi makanan dan air. Pasien sempat diberikan lansoprazole, sucralfat, ondansetron, tetapi tidak ada
perbaikan. Pengasuh pasien mengatakan bahwa terdapat penurunan berat badan selama pasien sakit.
Nafsu makan pasien menurun. Pasien tidak bisa BAB sejak 2 minggu yang lalu. Pada tanggal 16 maret
pasien datang ke RS UKI untuk kontrol dengan keluhan mual dan muntah, muntah sebanyak 3-4 kali
keluahan disertai pusing dan kadang sesak. Sebelumnya pengasuh pasien mengatakan pasien mengalami
demam 2 minggu lalu , buang air kecil jarang Dan BAB keras berwarna hitam.
Ringkasan
Pemeriksaan Fisik
Suhu : 36.4 C
RR : 23x/menit
Nadi : 87x/menit
Berat badan : 21 kg
LILA : 16,5 Cm
Lingkar Kepala :
- CT SCAN :
Diagnosis Kerja
Hiponatremia
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
● Prednisone 3x10 mg
● Encephabol 2x5 ml
● INH 1x200 mg
● Rifampisin 1x300 mg
● Ondancentron 1x2,5 mg
● Pyrazinamide 300 mg
● Omeprazole 20 mg
Tanggal 06 Februari 2021 PH : 1 PP : 18
S O A P
Pasien datang dengan keluhan tidak ● Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Demam tifoid Diet : Lunak
mau makan semenjak tgl 6 Feb ● Kesadaran: Composmentis Hiponatremi
2021. Lalu pasien ada demam ● Vital sign: Dispepsia fungsional IVFD :
semenjak tgl 8 Feb 2021. Demam Tekanan darah: - IVFD Nacl 0,9% dan
naik turun, paling tinggi dirasakan Frekuensi nadi: 117 x /menit kaen 3A, 1:1 (selang
pada sore hari namun terkadang Frekuensi nafas: 23x /menit seling)
naik juga pada pagi hari. Paling Suhu: 36,3C (aksilla)
FOLLOW UP 24/02/2021
tinggi diukur suhu 38 derajat ● Kepala: Normocephali, sikatrik pada frontal kiri (+) MM :
celcius. Pasien sudah diberikan ● Mata: CA (-/-), SI (-/-), sekret (-/+) mata cekung (-/-) • Inj ceftriaxone
Paracetamol dan Ondansentron ● Mulut: mukosa bibir lembab 1x1500 mg
namun tidak ada perbaikan. Pasien ● Hidung: Sekret (-/-), pernafasan cuping hidung (-) • Inj ranitidin 2x25
juga mengeluhkan mual dan ● Faring: Hiperemis (-) mg
muntah semenjak pertengahan ● Leher: KGB tidak teraba membesar • Inj ondansetron 2,5
sakit. Muntah berisi makanan yang ● Thorax: mg
baru ia makan dan cairan berwarna I : pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-) • Paracetamol 2x250
kuning kecoklatan. Sempat diare 1x P : vokal fremitus simetris mg (PO)
dengan konsistensi cair, lendir (-) P : sonor/sonor
darah (-) pada pertengahan sakit. A: BND vesikular, ronki -/-, wheezing -/-
● Abdomen:
Keluhan pagi ini : pasien sempat I: perut tampak datar
muntah 2x berisi air dan makanan A: BU (+) 2x/ menit
yg baru ia makan. BAK di pampers P: Timpani, NK (-)
sudah 3x ganti semenjak kemarin. P: defense muskular (-), Supel, NT (+),
Demam (-), mual (-), batuk (-). ● Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2”, edema (-)
Makan sudah 4x sampai pagi ini, turgor baik
makan bubur 3x dan makan bacang
1x.
Tanggal 06 Februari 2021 PH : 2 PP : 19
S O A P
Pasien aktif, lemas (-), mual (-), ● Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Demam tifoid Diet : Lunak
muntah (-), sesak (-). Nafsu makan ● Kesadaran: Composmentis Hiponatremi
meningkat 1 porsi makan habis. ● Vital sign: IVFD :
Muntah terakhir kemarin siang jam Tekanan darah: 120/70 IVFD Nacl 0,9% dan
13.30 sebanyak 4x. BAK normal 1 Frekuensi nadi: 87 x /menit kaen 3A, 1:1 (selang
pampers penuh. BAB terakhir jam Frekuensi nafas: 27x /menit seling)
FOLLOW UP 25/02/2021
S O A P
Pasien aktif, lemas (-), mual (-), ● Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Demam tifoid Diet : Lunak
muntah (-), sesak (-). Sulit untuk ● Kesadaran: Composmentis Hiponatremi
makan di bandingkan kemarin. ● Vital sign: Retardasi mental IVFD :
Muntah terakhir kemarin malam Tekanan darah: 100/70 IVFD Nacl 0,9% dan
jam 19.00 sebanyak 2x. 1 kali berisi Frekuensi nadi: 85 x /menit kaen 3A, 1:1 (selang
FOLLOW UP 26/02/2021
air dan 1 kali berisi makanan. BAK Frekuensi nafas: 26x /menit seling)
normal 1 pampers penuh ganti Suhu: 36,5C (aksilla)
pampers setiap 2 jam. BAB terakhir ● Kepala: Normocephali, sikatrik pada frontal kiri (+) MM :
jam 06.00 warna coklat, konsistensi ● Mata: CA (-/-), SI (-/-), sekret (-/+) mata cekung (-/-) • Inj ceftriaxone
padat, darah (-), lendir (-). ● Mulut: mukosa bibir lembab 1x1500 mg
● Hidung: Sekret (-/-), pernafasan cuping hidung (-) • Inj ranitidin 2x25
● Faring: Hiperemis (-) mg
● Leher: KGB tidak teraba membesar • Inj ondansetron
● Thorax: 1x2,5 mg
I : pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-) • Paracetamol 2x250
P : vokal fremitus simetris mg (PO)
P : sonor/sonor • Domperidone syr
A: BND vesikular, ronki -/-, wheezing -/- 3x6 ml (PO)
● Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 2x/ menit
P: Timpani, NK (-)
P: defense muskular (-), Supel, NT (+),
● Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2”, edema (-) turgor
baik
Tanggal 2 Maret 2021 PH : 7 PP : 24
S O A P
Pasien kemarin muntah (+) 3x sejak ● Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Hidrocephalus Diet : Lunak
sore 17.00-22.00, muntah pasien ● Kesadaran: Somnolen ringan IVFD Kaen 3A 21 tpm
berwarna awal warna bening ● Vital sign: TB ekstra paru makro
kemudian keluar isi makanan Tekanan darah: 90/60 Demam tifoid MM :
sebanyak ¼ plastik. Pasien belum Frekuensi nadi: 70 x /menit Hiponatremi • Inj ceftriaxone
BAB sejak kemarin. Pasien sudah Frekuensi nafas: 27x /menit 1x1500 mg
tidak gelisah sejak pukul 22.00. Suhu: 36,6C (aksilla) • Inj ondansetron
FOLLOW UP 02/03/2021
S O A P
Pasien sejak kemarin sore tidak muntah. BAB ● Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Hidrocephalus ringan Diet : Lunak
terakhir hari ini pukul 06.00 sedikit, konsistensi ● Kesadaran: Composmentis TB ekstra paru IVFD Kaen 3B 21 tpm makro
lembek, warna coklat, darah(-), lendir (-). ● Vital sign: Demam tifoid MM :
Pasien sudah tampak lebih aktif Pasien Tekanan darah: 100/60 Hiponatremi • Inj ceftriaxone 1x2 mg
mengeluarkan keringat malam hari. Demam (-), Frekuensi nadi: 89 x /menit hari ke 8
batuk (-). BAK normal Frekuensi nafas: 22x /menit • Inj ondansetron 2x2,5 mg
Suhu: 36,6C (aksilla) • Inj omeprazole 1x25 mg
SpO2: 99% • Furosemide 3x10 mg
FOLLOW UP 03/03/2021
S O A P
Pasien sejak kemarin sore tidak muntah. BAB ● Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Hidrocephalus ringan Diet : Lunak
terakhir hari ini pukul 06.00 sedikit, konsistensi ● Kesadaran: Composmentis TB ekstra paru IVFD Kaen 3B 21 tpm makro
lembek, warna coklat, darah(-), lendir (-). ● Vital sign: Demam tifoid MM :
Pasien sudah tampak lebih aktif Pasien Tekanan darah: 100/60 Hiponatremi • Inj ceftriaxone 1x2 mg
mengeluarkan keringat malam hari. Demam (-), Frekuensi nadi: 89 x /menit hari ke 8
batuk (-). BAK normal Frekuensi nafas: 22x /menit • Inj ondansetron 2x2,5 mg
Suhu: 36,6C (aksilla) • Inj omeprazole 1x25 mg
SpO2: 99% • Furosemide 3x10 mg
FOLLOW UP 03/03/2021
S O A P
Pasien sejak kemarin sore tidak muntah. ● Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Hidrocephalus ringan Diet : Lunak
BAB terakhir kemarin pukul 06.00 sedikit, ● Kesadaran: Composmentis TB ekstra paru IVFD Kaen 3A selang
konsistensi lembek, warna coklat, ● Vital sign: Demam tifoid seling 3B 21 tpm makro
darah(-), lendir (-). Pasien sudah tampak Tekanan darah: 100/60 Hiponatremi MM :
lebih aktif, kooperatif Pasien Frekuensi nadi: 88 x /menit • Inj ceftriaxone 1x2 mg
mengeluarkan keringat malam hari. Frekuensi nafas: 22x /menit hari ke 9
Demam (-), batuk (-). BAK sudah 6x Suhu: 36,8C (aksilla) • Inj ondansetron 2x2,5
FOLLOW UP 04/03/2021
S O A P
Pasien sejak 3 hari yang lalu tidak ● Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Hidrocephalus ringan ec Diet : Lunak
muntah. BAB terakhir kemarin pukul ● Kesadaran: Composmentis meningitis TB IVFD Kaen 3A : 3B 21 tpm makro
18.00 sedikit, konsistensi lunak warna ● Vital sign: Hiponatremi perbaikan MM :
coklat, darah(-), lendir (-). Pasien Tekanan darah: 100/60 Demam tifoid • Inj ceftriaxone 1x2 mg hari ke 10
sudah tampak lebih aktif, kooperatif. Frekuensi nadi: 88 x /menit • Inj ondansetron 2x2,5 mg → stop
Pasien mengeluarkan keringat malam Frekuensi nafas: 22x /menit • Ranitidin syr 2x60 mg
hari. Demam (-), batuk (-). BAK sudah Suhu: 36,8C (aksilla) • Furosemide 3x10 mg
6x ganti pampers dan setiap ganti SpO2: 99% • Nistatin 4x10 ml
selalu 1 pampers penuh. ● Kepala: Normocephali,lingkar kepala 52.5 cm • Azetazolamide 3x 75 mg
FOLLOW UP 05/03/2021
● Mata: CA (-/-), SI (-/-), sekret (-/+) mata cekung (-/-), • Metilprednisolon 3x8 mg
edema palpebrae (-/-) • Etambutol 2x175 mg setelah
● Mulut: mukosa bibir lembab, geographic tongue (+), makan
Faring: Hiperemis (-) • FDC 1x4 mg sebelum makan
● Hidung: Sekret (-/-), pernafasan cuping hidung (-) • Curcuma syr 1x5 ml
● Leher: KGB tidak teraba membesar • Encephabol 2x5 ml
● Thorax: •
I : pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga Inj Dexamethasone 3x4 mg →
(-) stop
P : vokal fremitus simetris - KSR 3X325 mg
P : sonor/sonor
A: BND vesikular, ronki -/-, wheezing -/-
● Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 2x/ menit
P: Timpani, NK (-)
P: defens muskular (-), Supel, NT (+),
● Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2”, edema (-)
turgor baik
● Neurologis :
Kaku kuduk (-), rangsang meningeal (-),
Refleks Patologis : babinski +/+, chaddock +/+
oppenheim -/- gordon -/- gonda -/- rossolimo -/-
scuffer -/- hoffman-trowmer -/-
Ref fisologis: KPR ++/++, APR ++/++, Biceps ++/++,
Triceps ++/++
Tanggal 6 Maret 2021 PH : 11 PP : 28
S O A P
Pasien kemarin muntah 3 kali, tapi jam ● Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Hidrocephalus ringan ec Diet : Lunak
16.00 - sekarang tidak ada muntah. ● Kesadaran: Composmentis meningitis TB IVFD Kaen 3A selang seling
BAB terakhir kemarin pukul 18.00, ● Vital sign: Hiponatremi 3B 21 tpm makro
konsistensi lembek, warna coklat, Tekanan darah: 100/70 Demam tifoid MM :
darah(-), lendir (-). Pasien nafsu makan Frekuensi nadi: 100 x /menit • IFurosemide 3x10 mg
cukup baik. BAK sudah 5x ganti Frekuensi nafas: 27x /menit (PO)
pampers jam 13.00, 15.00, 17.30, Suhu: 36,3C (aksilla) • Nistatin 4x10 ml(PO)
20.30, 06.00. Wali Pasien mengeluhkan SpO2: 99% • Dexamethasone 3x4 mg
FOLLOW UP 06/03/2021
pasien masih mengeluarkan keringat ● Kepala: Normocephali,lingkar kepala 52.5 cm IV (H-3 stop)
pada malam hari . Demam (-), batuk (-), ● Mata: CA (-/-), SI (-/-), sekret (-/+) mata cekung (-/-), edema • Acetazolamide 3x75 mg
mual (-) . Terakhir makan tadi malam, palpebrae (-/-) (PO)
bubur (6 sendok) dan tempe (habis) ● Mulut: mukosa bibir lembab, geographic tongue (+), Faring: • Etambutol 2x175 mg
Hiperemis (-) setelah makan
● Hidung: Sekret (-/-), pernafasan cuping hidung (-) • Encephabol 2x5 ml
● Leher: KGB tidak teraba membesar • FDC OAT anak 1x4
● Thorax: • Encephabol syr 2x5 ml
I : pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-) (PO)
P : vokal fremitus simetris • Curcuma syr 1x5 ml (PO)
P : sonor/sonor
A: BND vesikular, ronki -/-, wheezing -/-
● Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 2x/ menit
P: Timpani, NK (-)
P: defens muskular (-), Supel, NT (+),
● Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2”, edema (-) turgor baik
● Neurologis :
Kaku kuduk (-), rangsang meningeal (-),
Refleks Patologis : babinski +/+, chaddock +/+ oppenheim -/-
gordon -/- gonda -/- rossolimo -/- scuffer -/- hoffman-trowmer
-/-
Ref fisologis: KPR ++/++, APR ++/++, Biceps ++/++, Triceps ++/
++
Tanggal 8 Maret 2021 PH : 13 PP : 29
S O A P
pasien dari hari Sabtu ● Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Hidrocephalus ringan ec Diet : Lunak
sudah tidak muntah BAB ● Kesadaran: Composmentis meningitis TB IVFD Kaen 3A 21 tpm makro
terakhir kemarin pukul ● Vital sign: Hiponatremi MM :
18.00, konsistensi padat, Tekanan darah: 100/60 Demam tifoid • Furosemide 2x20 mg (PO)
warna coklat, darah(-), Frekuensi nadi: 100 x /menit • Acetazolamide 3x125 mg
lendir (-). Pasien nafsu Frekuensi nafas: 25x /menit (PO) → Stop
makan cukup baik. BAK Suhu: 36,4C (aksilla) • Metilprednisolone 3x8 mg
FOLLOW UP 08/03/2021
S O A P
pasien dari hari Sabtu sudah ● Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang Hidrocephalus ringan ec Diet : Lunak
tidak muntah, BAB terakhir 2 ● Kesadaran: Composmentis meningitis TB IVFD Kaen 3A selang seling 3B 21 tpm
hari yang lalu pukul 18.00, ● Vital sign: Hiponatremi makro
konsistensi padat, warna coklat, Tekanan darah: 100/60 Demam tifoid MM :
darah(-), lendir (-). Pasien nafsu Frekuensi nadi: 100 x /menit • Inj ceftriaxone 1x2 gr
makan baik. BAK sudah 4x Frekuensi nafas: 22x /menit • Furosemide 2x20 mg (PO)
ganti pampers setiap 2-3 jam Suhu: 36,8C (aksilla) • Acetazolamide 3x125 mg (PO) →
sekali. 1 kali ganti pampers bisa SpO2: 99% stop
kurang lebih 500 ml. Wali pasien ● Kepala: Normocephali,lingkar kepala 52.5 cm • Metilprednisolone 3x8 mg
FOLLOW UP 09/03/2021
mengeluhkan pasien masih ● Mata: CA (-/-), SI (-/-), sekret (-/+) mata cekung (-/-), • INH 1x200 mg
mengeluarkan keringat pada edema palpebrae (-/-) • Pirazinamid 2x30 mg
malam hari. Demam (-), batuk ● Mulut: mukosa bibir lembab, geographic tongue (+), • Rifampisin 1x300 mg sebelum
(-), mual (-) . Terakhir makan Faring: Hiperemis (-) makan
malam tadi jam 18.30 dan habis ● Hidung: Sekret (-/-), pernafasan cuping hidung (-) • Etambutol 2x175 mg setelah
● Leher: KGB tidak teraba membesar makan
● Thorax: • Encephabol syr 2x5 ml
I : pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-) • Prednison 3x10 mg
P : vokal fremitus simetris • Ondancentron 2x2.5 mg → stop
P : sonor/sonor • Omeprazole 2x25 mg
A: BND vesikular, ronki -/-, wheezing -/- • KSR 3x125 mg --> stop
● Abdomen:
I: perut tampak datar Konsul gizi mengenai diet tinggi kalium
A: BU (+) 2x/ menit Prednison tappering off
P: Timpani, NK (-)
P: defens muskular (-), Supel, NT (+),
● Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2”, edema (-)
turgor baik
● Neurologis :
Kaku kuduk (-), rangsang meningeal (-),
Refleks Patologis : babinski +/+, chaddock +/+
oppenheim -/- gordon -/- gonda -/- rossolimo -/-
scuffer -/- hoffman-trowmer -/-
Ref fisologis: KPR ++/++, APR ++/++, Biceps ++/++,
Triceps ++/++
Tanggal 10 Maret 2021 PH :15 PP : 30
S O A P
pasien dari hari ini sudah tidak ● Keadaan umum: Tampak Sakit Sedang meningitis TB Diet : Lunak
muntah, BAB terakhir semalam ● Kesadaran: Composmentis Hidrocephalus ringan kaen 3A + 10 meq KCL 21 TPM ( Makro)
1x, konsistensi padat, warna ● Vital sign: Hipernatremi makro
coklat, darah(-), lendir (-). Nafsu Tekanan darah: 100/60 MM :
makan baik sudah bisa Frekuensi nadi: 97 x /menit • Inj ceftriaxone 1x2 gr
menghabiskan makanan. BAK Frekuensi nafas: 24x /menit • Furosemide 2x20 mg (PO)
sudah 2x ganti pampers. Demam Suhu: 36,5C (aksilla) • INH 1x200 mg
(-), batuk (-), mual (-) SpO2: 99% • Pirazinamid 2x30 mg
● Kepala: Normocephali,lingkar kepala 52.5 cm • Rifampisin 1x300 mg
FOLLOW UP 10/03/2021
● Mata: CA (-/-), SI (-/-), sekret (-/+) mata cekung (-/-), • Etambutol 2x175 mg setelah makan
edema palpebrae (-/-) • Encephabol syr 2x5 ml
● Mulut: mukosa bibir lembab, geographic tongue (+), • Prednison 3x10 mg (tap off mulai 1
Faring: Hiperemis (-) april)
● Hidung: Sekret (-/-), pernafasan cuping hidung (-) • Ondancentron 2x2.5 mg
● Leher: KGB tidak teraba membesar • Nystatin 4x1ml ml (PO)
● Thorax: • Diet Pisang (tinggi kalium)
I : pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)
P : vokal fremitus simetris
P : sonor/sonor
A: BND vesikular, ronki -/-, wheezing -/-
● Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 2x/ menit
P: Timpani, NK (-)
P: defens muskular (-), Supel, NT (+),
● Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2”, edema (-) turgor
baik
● Neurologis :
Kaku kuduk (-), rangsang meningeal (-),
Refleks Patologis : babinski +/+, chaddock +/+ oppenheim
-/- gordon -/- gonda -/- rossolimo -/- scuffer -/-
hoffman-trowmer -/-
Ref fisologis: KPR ++/++, APR ++/++, Biceps ++/++,
Triceps ++/++
Tanggal 16 maret 2021
S O A P
Pasien datang kontol ke RS UKI dengan - Keadaan umum: Tampak Hidrosefalus akibat meningitis Tb MM :
keluahan sakit kepala (+) , mual dan muntah
Muntah sebanyak 3-4 kali. Keluhan di sertai Sakit Sedang ● Inj ceftriaxone 1x2 gr
demam sejak 2 minggu lalu - Kesadaran: Composmentis
● Furosemide 2x20 mg (PO)
- Vital sign:
● INH 1x200 mg
Tekanan darah: 100/65
● Pirazinamid 2x30 mg
Frekuensi nadi: 87 x /menit
FOLLOW UP 16/03/2021
● Rifampisin 1x300 mg
Frekuensi nafas: 23x /menit
● Etambutol 2x175 mg setelah makan
Suhu: 36,4 C (aksilla)
● Encephabol syr 2x5 ml
SpO2: 99%
● Prednison 3x10 mg
- Kepala: Normocephali,lingkar
kepala 50,2 cm ● Ondancentron 2x2.5 mg
-
Tanggal 16 maret 2021
S O A P
BAB III
ANALISA KASUS
TB MENINGITIS
Pasien
Demam naik turun + 2 minngu
Mual-muntah + 3 minggu
Penurunan berat badan
Riwayat pengobatan TB tahun 2017, namun tidak sampai tuntas TEORI
Pasien tampak lemah/tidak aktif
Mantoux : >28mm - Nafsu makan kurang
RO thorax : perselubungan halus - Berat badan sulit naik, menetap, atau malah turun (kemungkinan
Gizi kurang masalah gizi sebagai penyebab harus disingkirkan dulu dengan tata laksana
yang adekuat selama minimal 1 bulan).
- Demam subfebris berkepanjangan (etiologi demam kronik yang lain perlu
disingkirkan dahulu, seperti infeksi saluran kemih (ISK), tifus, atau malaria).
- Pembesaran kelenjar superfisial di daerah leher, aksila, inguinal
- Keluhan respiratorik berupa batuk kronik lebih dari 2 minggu
• Kontak dengan pasien TB BTA positif diberi skor 3 bila ada bukti tertulis hasil laboratorium BTA
dari sumber penularan yang bisa diperoleh dari TB 01 atau dari hasil laboratorium.
• Penentuan status gizi:
• Berat badan dan panjang/tinggi badan dinilai saat pasien datang (moment opname)
• Dilakukan dengan parameter BB/TB atau BB/U. Penentuan status gizi untuk anak usia <
6 tahun merujuk pada buku KIA Kemenkes 2016, anak usia > 6 tahun merujuk pada
standar WHO 2005
• Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan dievaluasi selama 1-2 bulan
BBA = 21 kg
BBI = 32 kg
TBA = 121 cm
TBI = 137 cm
BBI (TB) = 23,5 kg
BB/U
= 21/32 x 100%
= 65% (BB kurang)
TB/U
= 121/137 x 100%
= 88% (pendek)
BB/TB
= 21/23,5 x 100%
= 89% (Gizi kurang)
TB MENINGITIS
Pasien
TEORI
• Demam naik turun + 2 minggu Fase/stadium Meningitis TB (British Medical Research
• Mual-muntah + 3 minggu ( muntah 3-4 kali ) Council) :
• I (prodromal) : malaise, sakit kepala, demam ringan, dan
• Penurunan nafsu makan perubahan kepribadian
• Penurunan berat badan • II (meningitik) : mual, muntah, sakit kepala, lesu,
kebingungan, dan kelumpuhan saraf kranial
• Riwayat pengobatan TB tahun 2017, namun tidak sampai • III (paralitik) : penyakit berkembang cepat, kesadaran
tuntas sangat kabur/sampai koma, kejang, dan kemungkinan
kelumpuhan/paresis berat
• Penurunan kesadaran → Apatis
• Babinski +/+, chaddock +/+ Salah satu komplikasi tuberkulosis pada anak → meningitis
TB. Risiko tuberkulosis primer menjadi meningitis TB lebih
• Natrium 133 mmol/L tinggi pada anak-anak daripada orang dewasa. 0,3%
• CT scan : hidrosefalus ringan disebabkan oleh tuberkulosis primer yang tidak diobati pada
anak-anak
• Leukosit 10,3 ribu/uL
• Mantoux : >28mm
• RO thorax : perselubungan halus
PEMERIKSAAN PENUNJANG TB MENINGITIS
1. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan meliputi darah perifer lengkap, laju endap darah, dan gula darah. Lekosit darah tepi sering meningkat
(10.000 – 20.000 sel/mm3
Foto rontgen dada dapat menunjukkan gambaran penyakit tuberkulosis.
Uji tuberkulin dapat mendukung diagnosis
Elektroensefalografi (EEG) dikerjakan jika memungkinkan dapat menunjukkan perlambatan gelombang irama dasar.
Pada pencitraan otak (CT Scan) ditemukan lesi parenkim basal otak, infark, tuberkuloma, hidrosefalus (Hidrosefalus
merupakan salah satu komplikasi yang paling sering ditemukan pada meningitis TB)
Hidrosefalus
- Hidrosefalus merupakan salah satu komplikasi yang paling sering ditemukan pada meningitis TB
- Hidrosefalus merupakan salah satu kelainan kongenital yang paling sering terjadi pada anak.
Hidrosefalus dapat menyebabkan konsekuensi yang serius pada anak meliputi penurunan kapasitas
MEDIKAMENTOSA
● Furosemide 2x20 mg (PO)
● Prednisone 3x10 mg
● Etambutol 2x175 mg setelah makan
● Encephabol 2x5 ml
● INH 1x200 mg
● Rifampisin 1x300 mg
● Ondancentron 1x2,5 mg
● Pyrazinamide 300 mg
● Omeprazole 20 mg
Tatalaksana
TEORI PASIEN
Pada teori terapi Medikamentosa untuk
Pada pasien ini diberikan terapi furosemide untuk
hidrosefalus seperti pemberian asetazolamide
hidrosefalusnya dengan dosis 2z20 mg (po)
(dosis 30-50 mg/kgBB/hari) atau furosemid
(dosis 1 mg/kgBB/hari) dapat dipakai
sementara sambil menunggu tindakan bedah.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009
Tatalaksana
PASIEN TEORI
.
Menurut WHO untuk pengobatan TB pada anak-anak
Kemudian untuk meningitis
tuberculosis pada pasien ini merekomendasikan bahwa anak-anak yang didiagnosis dengan
diberikan : 2RHZE 10HR TBM harus menerima rejimen pengobatan empat obat standar
OAT FDC 1x4 tablet , Etambutol yang terdiri dari isoniazid (H), rifampisin (R), pirazinamid (Z)
2x175 mg setelah makan. dan etambutol (E) selama dua bulan [ fase intensif (IP)] diikuti
10 bulan pengobatan fase lanjutan dengan H dan R, dan dosis
obat serupa dengan TB paru
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak
Indonesia. 2009
Tatalaksana
PASIEN TEORI
.
Tapering doses deksametason (0,6 mg /
Pasien diberikan steroid Prednison
kg / hari) dalam tiga sampai empat dosis
3x10 mg
terbagi melalui rute parenteral atau
prednisolon oral (1 mg / kg / hari) dapat
diberikan untuk jangka waktu 4-6 minggu.
Ini telah terbukti mengurangi kejadian
hidrosefalus dan gejala sisa neurologis jika
diberikan pada awal perjalanan penyakit.
MENINGITIS TB HIDROSEFALUS
Meningitis tuberkulosis adalah radang Hidrosefalus adalah pembesaran ventrikulus otak sebagai
selaput otak yang disebabkan oleh akibat peningkatan jumlah cairan serebrospinal (CSS) yang
Mycobacterium tuberculosis. Biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi,
jaringan otak ikut terkena sehingga disebut sirkulasi dan absorbsinya.
sebagai meningoensefalitis tuberkulosis.
Epidemiologi
- WHO menerbitkan perkiraan penyakit khusus anak untuk pertama kalinya pada tahun 2012, melaporkan sekitar
500.000 kasus TB di antara anak-anak di bawah usia 15 tahun.
- Hidrosefalus paling sering terjadi pada masa bayi akibat malformasi kongenital dan dari perdarahan intraventrikular
pada bayi prematur. Pada usia lanjut, ini menunjukkan puncak lain karena kasus NPH. Prevalensi global
hidrosefalus secara keseluruhan adalah sekitar 85 per 100.000 individu dengan perbedaan yang signifikan antara
kelompok usia yang berbeda; 88 per 100.000 untuk populasi anak-anak dan 11 per 100.000 pada orang dewasa.
Prevalensi pada populasi lansia jauh lebih tinggi, sekitar 175 per 100.000, dan lebih dari 400 per 100.000 pada
mereka yang berusia lebih dari 80 tahun karena tingginya insiden NPH di kemudian hari
Patofisiologi
1. Hidrosefalus 2. Meningitis TB
Tuberkulosis sistem saraf pusat (SSP) adalah komplikasi
Perkembangan hidrosefalus pada Meningitis TB tuberkulosis yang paling serius pada anak-anak dan
dikarenakan adanya blokade pada sirkulasi cairan berakibat fatal bila tanpa pengobatan yang cepat dan
serebrospinal dan atau ketidakseimbangan antara tepat. Meningitis tuberkulosis biasanya timbul dari
penyerapan dari cairan cerebrospinal. Hidrosefalus pembentukan lesi kaseosa metastasis di korteks serebral
atau meninges yang berkembang selama penyebaran
didefinsikan sebagai adanya ventriculomegaly
limfohematogen dari infeksi primer.
dengan Evan’s ratio (maksimal lebar dari Frontal
horns/maksimal lebar dari Inner skull) lebih dari 0.30
dan atau ukuran satu atau kedua Temporal Horns
lebih dari 2mm.
Patofisiologi Hidrosefalus pada Meningitis TB
Hiponatremia
1. Hiponatremia
Natrium serum memiliki peran penting dalam mempertahankan osmolalitas serum, dan hiponatremia dapat
dikaitkan dengan osmolalitas normal, meningkat atau berkurang. Pada individu normal, osmolalitas serum berkisar
antara 280 mOsm / L dan 295 mOsm / L, dan dihitung dengan rumus berikut:
Osmolalitas Serum = (Serum natrium x 2 + glukosa darah / 1,8 + urea darah / 2,8) mEq /
Tatalaksana
1. Meningitis TB
Diikuti dengan pemberian kortikosteroid → mengurangi inflamasi pada permukaan otak dan
pembuluh darah, menurunkan tekanan intrakranial → menurunkan risiko mortalitas
1. Dexamethasone
0,6 mg/kg per hari pada anak dan 0,4 mg/kg per hari pada dewasa
2. Prednisolone
2–4 mg/kg per hari pada anak dan 2,5 mg/kg per hari pada dewasa
Prasad K, Singh M, Ryan H. Corticosteroids for managing tuberculous meningitis. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2016;2016(4):CD002244.
Donald P, Van Toorn R. Use of corticosteroids in tuberculous meningitis. The Lancet. 2016;387(10038):2585-2587.
Hidrosefalus ec Meningitis TB
Hidrosefalus, jika komunikans—ie, ketika cairan serebrospinal terhambat setelah keluar dari ventrikel
—dapat ditangani pada sekitar 80% anak dengan tatalaksana medis dengan furosemide atau
acetazolamide dan diberikan setiap 6–8 h selama 4 minggu, sedangkan hidrosefalus non-komunikans
membutuhkan ventriculo-peritoneal shunting segera.
Indikasi VP SHUNT:
1. Hidrosefalus kongenital setelah adanya stenosis aqueductal yang merupakan kelainan genetik
2. Tumor yang menyebabkan tersumbatnya LCS pada ventrikel lateral, ventrikel 3 dan ventrikel 4
3. Hidrosefalus komunikans yang disebabkan oleh meningitis atau subarachnoid hemorrhage
4. Myelomeningocele
5. Craniosynostosis
6. Dandy-walker syndrome→ terdapat kista pada ventrikel 4, hipoplasia cerebellar vermis, dan pembesaran fossa
posterior
7. Kista arachnoid
8. Idiopatik intracranial hipertensi
9. Hidrosefalus tekanan normal yang dapat menyebabkan triad classic ( memory problem/dementia, gait disfungsi dan
inkontinensia urin)
Komplikasi
Komplikasi yang sering adalah :
Hiponatremia 49%, hidrosefalus 42%, stroke 33%, paresis nervus kranial 29%, kejang
epileptik 28%, diabetes insipidus 6%, tuberkuloma 3%, myelo-radiculopati 3% dan
sindrom hipothalamus 3%.
Komplikasi iatrogenik yang paling umum dijumpai adalah hepatotoksis yang berhubungan
dengan obat anti tuberkulosis (OAT). Komplikasi yang umum pada pasien yang bertahan hidup
adalah gangguan kognitif 12% dan epilepsi 11%.
prognosis
Risiko kematian meskipun sudah diobati adalah 19,3%, dan peluang bertahan hidup tanpa
kecacatan adalah 36,7%.
Angka kematian yang lebih tinggi diamati pada anak-anak dengan hiponatremia
dibandingkan anak-anak yang tidak mengalami hiponatremia. Manajemen yang tepat dalam
mengatasi gangguan elektrolit dalam pasien ini merupakan hal yang penting dalam
meningkatkan prognosis pada pasien.
malnutrisi, hidrosefalus, adanya defisit neurologis fokal, penyakit milier, pasien dengan
penyakit kronis lainnya, atau infeksi HIV sangat dikaitkan dengan prognosis yang buruk.
Daftar Pustaka
1. R.I. Kementrian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta. 2016
2. Arshad A, Dayal S, Gadhe R, Mawley A, Shin K, Tellez D, et all. Analysis of Tuberculosis Meningitis Pathogenesis, Diagnosis, and Treatment.. J
Clin Med. 2020
3. IDAI. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi Kedua. 2008. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
4. Inamdar P, et al. Hyponatremia in children with tuberculous meningitis: A hospital-based cohort study. Journal of Pediatric Neurosciences.
2016;1(3):182–7
5. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009
6. Tuberculosis in children Tania A. Thomas, MD, MPH. Pediatr Clin N Am 64 (2017) 893–909
7. From Diagnosis to Treatment of Pediatric Tuberculosis: Ten Years Experience in a Single Institution. Clinical Pediatrics.2020