Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KUALITAS

LINGKUNGANPERUMAHAN
NAMA : SOPHIA ARDA SALEH
NIM : 1907010168
SEMESTER 4
Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia. Sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang Dasar (UUD)
1945 Pasal 28, bahwa rumah adalah salah satu hak dasar rakyat dan oleh
karena itu setiap Warga Negara berhak untuk bertempat tinggal dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selain itu rumah juga
merupakan kebutuhan dasar manusia dalam meningkatkan harkat,
martabat, mutu kehidupan dan penghidupan, serta sebagai pencerminan
diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup, serta pembentukan

watak, karakter dan kepribadian bangsa.


1. Pengertian Rumah

Menurut UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,


rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga. 
Menurut John F.C Turner, 1972, dalam bukunya Freedom To
Build mengatakan, “Rumah adalah bagian yang utuh dari permukiman, dan
bukan hasil fisik sekali jadi semata, melainkan merupakan
suatu proses yang terus berkembang dan terkait dengan mobilitas sosial
ekonomi penghuninya dalam suatu kurun waktu.
Menurut Siswono Yudohusodo (Rumah Untuk Seluruh Rakyat, 1991:
432), rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga.
Jadi, selain berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup
lainnya, rumah merupakan tempat awal pengembangan kehidupan.
2. Pengertian Perumahan

Menurut UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,


perumahan berada dan merupakan bagian dari permukiman, perumahan
adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan (pasal 1 ayat 2). 
Secara fisik perumahan merupakan sebuah lingkungan yang terdiri
dari kumpulan unit-unit rumah tinggal dimana dimungkinkan terjadinya
interaksi sosial diantara penghuninya, serta dilengkapi prasarana
sosial, ekonomi, budaya, dan pelayanan yang merupakan subsistem dari
kota secara keseluruhan. Lingkungan ini biasanya mempunyai aturan-
aturan, kebiasaan-kebiasaan serta sistem nilai yang berlaku bagi warganya .
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 mengenai Perumahan dan
Kawasan Permukiman, perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari
permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah
yang layak huni.
Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa prasarana, sarana, dan utilitas
umum menjadi salah satu aspek yang menentukan suatu perumahan layak huni
atau tidak.
Lingkup perumahan dapat dilihat dari jenis pelayanan dasar perumahan
berdasarkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi
dan Daerah Kabupaten/Kota, dalam Pasal 3 ayat (2), yaitu:
1) Rumah layak huni dan terjangkau; serta
2) Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung prasarana, sarana dan
utilitas (PSU).
Dalam Pasal 3 ayat (3), indikator dari rumah layak huni dan terjangkau
adalah:
1) cakupan ketersediaan rumah layak huni;
2) cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau.
Berdasarkan Permenpera Nomor 22 Tahun 2008
tersebut, Lingkungan perumahan adalah lingkungan
hunian dengan batas-batas fisik tertentu baik merupakan
bagian dari kawasan permukiman maupun kawasan
dengan fungsi khusus yang keberadaannya didominasi
oleh rumah-rumah dan dilengkapi Peningkatan dengan
prasarana, sarana, dan utilitas untuk menyelenggarakan
kegiatan penduduk yang tinggal di dalamnya dalam
lingkup terbatas.
3. Lingkungan Perumahan

Lingkungan perumahan merupakan suatu sistem yang terdiri dari lima elemen,
yaitu (K. Basset dan John R. Short, 1980, dalam Kurniasih) :
a.  Nature (unsur alami), mencakup sumber-sumber daya alam seperti topografi, hidrologi,
tanah, iklim, maupun unsur hayati yaitu vegetasi dan fauna.
b.  Man (manusia sebagai individu), mencakup segala kebutuhan pribadinya seperti
biologis, emosional, nilai-nilai moral, perasaan, dan perepsinya.
c.    Society (masyarakat), adanya manusia sebagai kelompok masyarakat.
d. Shells (tempat), dimana mansia sebagai individu maupun kelompok melangsungkan
kegiatan atau melaksanakan kehidupan.
e.  Network (jaringan), merupakan sistem alami maupun buatan manusia, yang menunjang
berfungsinya lingkungan permukiman tersebut seperti jalan, air bersih, listrik, dan
sebagainya.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada dasarnya suatu permukiman terdiri dari isi
(contents) yaitu manusia, baik secara individual maupun dalam masyarakat dan wadah yaitu
lingkungan fisik permukiman lingkungan fisik permukiman yang merupakan wadah bagi
kehidupan manusia dan merupakan pengejawantahan dari tata nilai, sistem sosial, dan
budaya masyarakat yang membentuk suatu komunitas sebagai bagian dari lingkungan
permukiman tersebut.
4. Persyaratan Kesehatan Perumahan

Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan
biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkan
penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Persyaratan kesehatan perumahan dan
lingkungan pemukinan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka
melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan/atau masyarakat
sekitar bahaya atau gangguan kesehatan.
Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan
pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan
perumahan berpengaruh sangat bes ar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat (Sanropie, 1992).
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan
Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai
berikut :
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar,
tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas
tambang;
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur
pendaratan penerbangan.
….. Lanjutan

2. Kualitas udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun
dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi; g maksimum 150
b. Debu dengan diameter kurang dari 10 g/m3 ;
c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm; d. Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari.
3. Kebisingan dan getaran
a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .
4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
d. Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg
5. Prasarana dan sarana lingkungan
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang
aman dari kecelakaan;
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;
….. Lanjutan
c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang
cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan
mata
d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan;
e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan;
f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan;
g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja,
tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
h. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi
makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
6. Vektor penyakit
a. Indeks lalat harus memenuhi syarat;
b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
7. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga
berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai