Anda di halaman 1dari 18

Terapi Relaksasi Otot untuk

Mengurangi Gangguan
Insomnia

Kelompok 10
Afriza Alya Salsabilla 015.20.18.429
Chairiya Aksari 015.20.18.449
Piranti Dewi Puspita 015.20.18.499
Terapi dengan gerakan
mengencangkan dan
melemaskan otot-otot pada
satu bagian tubuh pada satu
waktu untuk memberikan
Terapi perasaan relaksasi secara
Relaksasi otot fisik. Relaksasi progresif
Progresif adalah salah satu cara dari
teknik relaksasi
mengombinasikan latihan
napas dalam dan serangkaian
seri kontraksi dan relaksasi
otot tertentu (Kustanti, 2010).
Insomnia adalah kebiasaan tidur yang tidak
teratur ,dimana seseorang tidak dapat
mencapai kebutuhan tidurnya baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Salah satu bentuk
Insomnia dari terapi perilaku terhadap penurunan
insomnia adalah dengan teknik relaksasi.
Teknik relaksasi pertama kali
dikenalkan oleh Edmund
Jacobson seorang Psikolog dari
Chicago yang mengembangkan
metode fisiologis melawan
ketegangan dan kecemasaan.
Metode relaksasi terdiri dari
beberapa macam, yaitu: (1)
relaksasi otot, (2) pernafasan
diafragma, (3) imagery training,
(4) biofeedback, dan (5) hypnosis
(Miltenberger, 2014).
Etiologi
Pembahasan

1. Penelitian : Nessma Putri Austaryani dan Arif Widodo, Tahun 2010.


Judul Penelitian : Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Perubahan Tingkat Insomnia Pada Lansia Di Posyandu Lansia Desa
Gonilan Kartasura’’.
Kesimpulan :
• Lansia pada kelompok perlakuan (sebelum terapi) 6,7% mengalami
insomnia berat, 83,3% mengalami insomnia sedang, 10,0% mengalami
insomnia ringan, sedangkan pada kelompok kontrol 3,3% juga mengalami
insomnia berat, 86,7% mengalami insomnia sedang, dan 10,0% mengalami
insomnia ringan.
• Setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif pada kelompok perlakuan
lansia yang mengalami insomnia berat menurun menjadi 0%, lansia yang
mengalami insomnia sedang sebesar 56,7% dan lansia yang mengalami
insomnia ringan sebesar 43,3%, sedangkan pada kelompok kontrol tingkat
insomnia pada lansia relative tidak mengalami perubahan.
2. Penelitian : Rostimah Manurung dan Tri Utami Adriani,
Tahun 2017.
Judul Penelitian : Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Lansia Di Panti Jompo Yayasan Guna Bukti Bakti,
Medan ‘’.
Kesimpulan :
• Mayoritas responden memiliki kualitas tidur buruk sebelum
dilakukan intervensi sebanyak 66,7%.
• Mayoritas responden memiliki kualitas tidur baik sesudah dilakukan
intervensi sebanyak 21 orang 70,0%.
• Ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur
pada lansia di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun
2017 dengan p value = 0,003 (P<0,05).
3. Penelitian : Aries Dirgayunita dan Benny Prasetiya,
Tahun 2019
Judul Penelitian : Restruksi Psikoterapi Dan Relaksasi Emosi,
Otot Untuk Mengurangi Insomnia.

Kesimpulan :
Hasil intervensi yang dilakukan terhadap subyek, maka dapat
diketahui bahwa terapi dengan menggunakan teknik relaksasi
emosi, dan otot (progresif) serta restrukturisasi kognitif dapat
membantu individu yang mengalami gangguan tidur (sleep
disorder).
4. Penelitian : Esty Aryani Safithry; Tahun 2014
Judul Penelitian : Latihan Relaksasi untuk Mengurangi Gejala
Insomnia
Kesimpulan :

• Frekuensi gangguan tidur mengalami penurunan selama menjalani


proses terapi. Penerapan latihan relaksasi sangat membantu dalam
mengurangi tingkat kecemasan.
Metode/ cara untuk mengurangi Insomnia dengan Terapi
Relaksasi Otot Progresif

a. peneliti mensosialisasikan dan meminta persetujuan mengenai rencana


penelitian untuk membuat kontrak waktu penelitian tersebut.
b. Setelah dapat persetujuan dari berbagai pihak , maka peneliti datang
kembali sesuai kontrak waktu yang telah ditentukan.
c. Menjelaskan kepada calon responden mengenai tujuan, manfaat, prosedur
penelitian serta hak-hak responden.
d. Peneliti melakukan pendekatan kepada calon responden untuk meminta
kesediaan menjadi responden penelitian. Kemudian membagikan lembar
persetujuan kepada responden.
e. Membagikan kuesioner kualitas tidur kepada responden sebelum
melakukan terapi relaksasi otot progresif
f. Mengukur kualitas tidur dari masing-masing responden
g. Peneliti kemudian melakukan terapi relaksasi otot progresif pada
responden
h Responden dengan posisi duduk di kursi dengan kepala ditopang
dengan bantal dimana setiap kelompok otot ditegangkan selama 4-10
detik dan direlaksasikan selama 10–20 detik dan terapi ini
dilaksanakan selama 4 minggu setiap minggu dilaksanakan sebanyak
3 kali dan dilakukan selama 15 menit setiap intervensi, dalam
melaksanakan terapi ini dibantu oleh asisten sebanyak 2 orang yang
bertujuan untuk membantu peneliti dalam melaksanakan terapi
relaksasi otot.
i. Setelah itu, peneliti akan membagikan kuesioner kualitas tidur kembali
kepada responden setelah melakukan terapi relaksasi otot progresif.
j. Hasil kuesioner dari masing-masing responden akan dikumpulkan dan
di analisa kemudian dilakukan pengolahan data.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai