Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat
Perbedaan
Pajak, Retribusi, Sumbangan
Karakteristik Pajak Retribusi Sumbangan
Sifat Wajib Wajib Sukarela
Manfaat yang Tidak Langsung Langsung Langsung
dirasakan
Sanksi Ada Ada Tidak ada
Fungsi Pajak
Fungsi Budgeter
Sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran
- pengeluaran pemerintah. Ex: dimasukkannya pajak dalam APBN
sebagai penerimaan dalam negeri
Fungsi Reguler (mengatur)
sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang
sosial dan ekonomi. Misal: pajak yang tinggi dikenakan kepada minuman
keras, dengan tujuan untuk mengurangi konsumsi minuman keras
Subjek Pajak
1. Subjek Pajak Dalam Negeri (SPDN)
2. Subjek Pajak Luar Negeri (SPLN)
3. Badan Usaha Tetap (BUT)
4. Warisan yang belum terbagi
Non-Subjek Pajak
1. Kantor perwakilan negara asing
2. Pejabat perwakilan diplomatik
3. Organisasi-organisasi internasional
4. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional
Objek Pajak
Definisi:
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun
Contoh:
Hadiah undian, laba usaha, Keuntungan karena penjualan atau
pengalihan harta, premi asuransi
Non-Objek Pajak
1. Bantuan yang diberikan kepada lembaga amil zakat
2. Warisan
3. Pembayaran klaim asuransi
4. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun
5. Bantuan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
kepada WP tertentu
Wajib Pajak
Jenis Pajak
Berdasarkan Golongan:
Pajak langsung: Kewajiban pajaknya tidak bisa dilimpahkan ke orang
lain (ex: Pajak penghasilan)
Pajak tidak langsung: Kewajiban pajaknya bisa dilimpahkan ke pihak
lain (ex: PPN)
Berdasarkan Sifat
Pajak Subyektif: Melihat status subjeknya (ex: Pajak penghasilan)
Pajak Obyektif: Yang dikenakan objeknya (ex: PPN)
Jenis Pajak
Berdasarkan Lembaga Pemungutanya:
Pajak Pusat: Diatur oleh UU, (ex: PPh, PPnBM, Bea Materai)
Pajak Daerah: Diatur oleh Perda (ex: Pajak Hotel, Pajak Restoran)
Pajak Final dan Non-Final
Pajak Final: Tidak digabung dalam perhitungan SPT OP maupun Badan (PPh
Pasal 4 ayat 2: Bunga deposito, hadiah undian, sewa tanah dan bangunan)
Pajak Non-Final: Digabung dalam perhitungan SPT OP maupun Badan (ex: PPh
21, 22, 23, 24)
Cara Pemungutan Pajak
Official Assessment: Dilakukan oleh pihak berwenang seperti DJP (ex: SKP,
PBB)
Self Assessment: Dilakukan oleh wajib pajak sendiri (PPh Tahunan)
Withholding system: Dilakukan oleh pihak lain seperti pemberi kerja (PPh
21, 23,22, PPN)
Asas PemungutanPajak
Equality
Bersifat adil disesuaikan dengan kemampuan bayar dari subjek
pajaknya Ex: Tarif pajak Progresif
Certainty
Penetapan pajak harus jelas peraturannya seperti tarif, kapan terutang, kapan
pembayarannya. Ex: hukum materiil dan formil
Asas PemungutanPajak
Convenience
Memudahkan wajib pajak dalam melakukan kewajibannya Ex:
Penerapan withholding tax dan pajak final
Economy
Indonesia •
•
Peredaran bruto konsolidasi mencapai
jumlah tertentu
dan Isu •
•
Market Intangibles
User Contribution
Definisi:
Perjanjian internasional di bidang perpajakan antar kedua negara yang mengatur pembagian hak
pemajakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh penduduk salah satu negara atau penduduk
kedua negara dalam persetujuan itu.
Tujuan:
1. Mencegah terjadinya double taxation
Perencanaan pajak guna meminimalkan pajak yang terutang dengan menggunakan strategi yang diperbolehkan menurut UU
Perpajakan.
Contoh: Mengubah jenis tunjangan perusahaan dari tunjangan berbentuk natura menjadi berupa uang.
Tax Avoidance
Skema penghindaran pajak secara aktif untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan celah dari ketentuan
perpajakan suatu negara. Tax avoidance sendiri tidak melanggar UU Perpajakan namun tidak mendukung tujuan dibentuknya
UU Perpajakan.
Contoh: Memanfaatkan fasilitas PP Nomor 23 tahun 2018 dengan cara memecah laporan keuangan dari semua usaha yang
dimiliki wajib pajak.
Tax Evasion
bentuk pelanggaran UU Perpajakan dengan melakukan penggelapan pajak dalam penghindaran pajak.
Contoh: Menyampaikan laporan keuangan yang tidak benar dan tidak sesuai kenyataan
Sanksi dalam Perpajakan