Anda di halaman 1dari 20

SISTEM

TRANSPORTASI
PADA AIRPORT

Nama : Nur Afra Mahlian


NPM : 1904104010105
Dosen : Erna Meutia, S.T, M.T.
Mata Kuliah : Utilitas Bangunan
Denah Bandara Sukadana Kayong
Utara
Penggolongan ruang
Transportasi di dalam gedung,
khususnya untuk gedung
TRANSPORT bertingkat di antaranya :
1. Transportasi Vertikal, berupa
ASI DI elevator/lift

DALAM 2. Transportasi Horizontal, berupa


konveyer dan travelator

BANGUNAN harizontal
3. Transportasi Diagonal, berupa
tangga dan eskalator
1. TRANSPORTASI VERTIKAL (LIFT)

• Lift penumpang, (passanger elevator) Digunakan untuk mengangkut manusia

1. Komponen di ruang mesin (Machine Room)


 Control system/control panel, berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan kerja dari
pada lift tsb.
 Geared machine/mesin penggerak,perputaran dari motor penggerak ditransformasikan oleh
roda gigi sehingga dari putaran motor tinggi dapat berubah ke putaran rendah.
 Primary Velocity Tranducer/Encoder,guna untuk mendeteksi putaran motor atau kecepatan
dari lift.
 Governor, yaitu alat pengaman dimana jika kecepatan lift melebihi batas yang telah
ditentukan, makan governor akan bekerja dan kereta akan berhenti oleh elektrik maupun
mekanik
2. Komponen di ruang luncur (Hoistway)
 Guide Rail/Rel Pemandu, Profil baja khusus pemandu jalanya kereta (car) dan bobot pengimbang
(Counterweight). Ukuran rel untuk kereta/ car biasanya lebih besar dari pada rel bandul
pengimbang/ counterweight. Guide rail ini terpasang tegak lurus dari dasar pit sampai di bawah
slap ruang mesin.
 Limit Switch/ Saklar Batas Lintas, Ada dua jenis saklar batas lintas yaitu untuk membalik arah
(direction switch) dan final switch. Biasanya komponen ini terpasang di rel kereta, dipasang
dibagian bawah dan dibagian atas rel. Yang berfungsi untuk menjaga agar kereta tidak menabrak pit
atau lantai kamar mesin.
 Vane Plate/Pelat Bendera, Dipasang di rel kereta yang berfungsi untuk mengatur pemberhentian
kereta pada lantai yang dikehendaki dan mengatur pembukaan pintu pendaratan (landing door).
 Landing Door/Pintu Pendaratan, Terdiri dari beberapa bagian, antara lain door hanger, door sill, dan
door panel. Berfungsi untuk menutup ruang luncur dari luar. Pada hall door ini dipasang alat
pengaman secara seri sehingga apabila salah satu pintu terbuka maka lift tidak akan bisa dijalankan.
 Buffer, Terletak di dua tempat yaitu: satu set untuk kereta dan satu set untuk beban pengimbang/
counterweight. Berfungsi untuk meredam tenaga kinetik kereta dan bobot pengimbang pada saat
jatuh.
 Governor Tensioner, Merupakan pully berbandul sebagai penegang rope governor yang terletak di
pit.
3. Komponen di car/kereta
 Car/Kereta, adalah kotak dimana penumpang naik dan dibawa naik turun. Kereta ini dihubungkan
langsung dengan bobot pengimbang (Counterweight) dengan tali baja lewat pully penggerak di
ruang mesin
 Car Door/Pintu Kereta, Terdiri dari beberapa bagian, antara lain: door hanger, door sill, door panel
dan door mekanisme yang mengatur buka tutup pintu. Berfungsi untuk menutup kereta dari luar.
Pada pintu kereta (car door) ini dipasang alat pengaman secara seri dengan pintu pendaratan/
landing door sehingga apabila pintu terbuka maka lift tidak dapat dijalankan.
 COP (Car Operating Panel), Ada satu atau lebih COP. Biasanya terletak pada sisi depan kereta
(front return panel). Pada panel tersebut terdapat tombol-tombol lantai dan tombol pengatur buka
tutup pintu.
 Interphone, Biasanya terletak pada COP (pada lokasi yang mudah dicapai) yang berfungsi untuk
mengadakan komunikasi (dalam keadaan tertentu) antara kereta, kamar mesin (Machine Room) dan
ruang kontrol gedung.
 Alarm Buzzer, berfungsi untuk memberi tanda bila lift berbeban penuh atau tanda-tanda lain.
 Switcing Box, Biasanya menjadi satu dengan COP. Yang terletak dibagian bawah COP secara
tertutup (yang dapat dibuka hanya dengan kunci khusus) didalamnya terdapat tombol-tombol
pengatur.
 Floor Indicator, Nomor penunjuk lantai dan arah jalannya kereta. Biasanya terletak disisi atas pintu
kereta (transom) atau pada COP.
 Lampu Darurat atau Emergency Light, Biasanya terletak diatas atap kereta, fungsinya untuk
menerangi kereta dalam keadaan darurat (listrik mati) dengan sumber battery.
 Saklar Pintu Darurat (Emergency Exit Switch), Terletak pada pintu darurat diatas kereta, fungsinya
untuk memastikan agar kereta tidak berjalan apabila pintu darurat dibuka untuk proses
penyelamatan.
 Safety Link, Mekanisme penggerak alat pengaman (safety device) diatas kereta yang dihubungkan
dengan governor di kamar mesin. Berfungsi untuk menahan kereta over speed ke bawah (dalam
keadaan darurat).

4. Komponen di luar ruang luncur atau di Hall


 Tombol Lantai, Tombol pemanggil kereta di lantai/ hall.
 Saklar Parkir, Biasanya terletak di lobby utama didekat tombol lantai (hall button) berfungsi untuk
mematikan dan menjalankan lift.
 Saklar Kebakaran/ Fireman Switch, Biasanya terletak di lobby utama disisi atas hall button,
berfungsi untuk mengaktifkan fungsi fireman control/ fireman operation.
 Hall Indicator/Penunjuk Lantai, Biasanya terletak di transom atau hall button pada masing-masing
lift. Berfungsi untuk mengetahui posisi masing-masing kereta.
Motor lift pada ruang mesin lift Rel pada lift
(Traction steel)
Pada pertemuan antara kabin dan rel ini
dipasangkan sepatu rem. Sedangkan pada jarak
tertentu pada rel (tergantung pada jarak lantai
pada gedung) dipasangkan saklar-saklar
pengirim sinyal ke alat pengendali mesin
penggerak untuk mengatur putaran roda
penggerak (mempercepat, memperlambat, atau
berhenti).
 
PENYUSUNAN RODA PENGGERAK, Alat-alat pengaman elevator
KABEL DAN MESIN ELEVATOR Alat pengaman elevator yang pertama adalah rem, pada mesin
elevator ‘gearless’ rem ini dipasang langsung pada mesinnya. Cara
kerjanya seperti rem mobil mempunyai sepatu rem berpegas yang
menekan pada silinder rem (drum brake), pengontrolan tekanan rem
dilakukan melalui pegas dengan elektromagnit arus d-c. Pada mesin
elevator d-c penurunan kecepatan elevator dilakukan oleh mesin
motornya sendiri dahulu baru kemudian remnya yang bekerja
menghentikan dan mengunci kabin pada lantai tertentu.
PINTU ELEVATOR
Denah dan Potongan Lift Untuk keamanan maka pintu elevator dimasa kini
menggunakan pintu-pintu otomatik elektris yang sinkron
dengan leveling control. Dengan demikian maka secara
otomatis pintu akan terbuka penuh pada saat berhenti ditiap
lantai, kecepatan pintu membuka dan menutup tergantung
pada tipe pintu dan lebar bukaan pintu.

Sensor Pintu
2. TRANSPORTASI HORIZONTAL
(KONVOYER DAN TRAVELATOR
HORIZONTAL)

• Konvoyer
Konvoyer bandara (Baggage Conveyor Systems)
adalah alat yang digunakan untuk mengangkut
barang penumpang secara terus menerus. Convoyer
ini menanggung beban untuk berat tertentu.
Pergerakan conveyor ini adalah dengan
menggunakan belt yang menggunakan motor
penggerak. Alat ini umumnya membentang dan
berjalan melalui lubang pada dinding. Conveyor ini
di sebut juga dengan nama airport conveyor
system.
KOMPONEN YANG ADA DALAM CONVEYOR SYSTEM

1. Belt, merupakan alas conveyor menyerupai sabuk yang lebar, biasanya terbuat dari bahan elastis.
2. Idler, sebuah kerangka yang berguna untuk menyangga belt. Berdasarkan letak dan fungsinya, idler dibedakan menjadi idler atas, tengah,
dan bawah. Bagian atas digunakan untuk menahan belt yang bermuatan, bagian tengah dipakai untuk menjajaki agar belt tidak bergeser
dari jalur yang telah disediakan, sementara idler bawah berguna untuk menahan belt kosong.
3. Centering Device, merupakan benda kecil yang melekat pada sebuah konveyor yang berfungsi untuk menjaga belt agar tetap di jalurnya
dan meleset dari rollernya.
4. Drive Units, merupakan unit penggerak sebuah bonveyor. Belt konveyor digerakan melalui gesekan antara belt dan drive pulley. Belt
yang melekat di sekitar pulley diputar menggunakan motor penggerak sehingga bisa bergerak.
5. Trippers, memiliki fungsi untuk menumpahkan muatan ditempat yang sudah ditentukan. Komponen ini dapat dioperasikan secara
otomatis sesuai pengaturan yang telah dibuat untuk memudahkan pekerjaan para karyawan.
6. Belt Cleaner, pembersih belt yang biasanya dipasang di ujung bawah belt. Berkat komponen ini, material yang berada di
atas belt tidak melekat pada belt dan langsung ditumpahkan di tempat yang sudah ditentukan.
7. Skirt, berbentuk menyerupai sebuah sekat yang dipasang disisi kanan dan kiri belt di tempat pemuatan. Skirt biasanya
dibuat dari bahan logam atau bisa juga terbuat dari bahan kayu. Biasanya komponen skirt ini dipasang tegak atau miring, yang
terpenting material tidak tercecer.
8. Holdback, memiliki peran untuk mencegah belt conveyor yang mengangkat muatan ke atas tidak berputar kembali ke
bawah.
9. Frame, berfungsi untuk menyangga semua susunan belt conveyor. Frame ditempatkan sedemikian rupa untuk memastikan
belt bisa berjalan tanpa gangguan saat digunakan.
10.Motor Penggerak, untuk menggerakan drive pulley. Pergerakan motor ini bisa diatur sesuai dengan keinginan, misalnya
dengan menggerakkan belt kosong dan mengatasi gesekan antara idler, menggerakan muatan mendatar, mengangkut muatan
dalam gerakan vertikal, menggerakan tripper, atau memberi percepatan pada belt yang biasanya digunakan oleh industri
otomotif.
11. Bending the Belt, memiliki peran untuk untuk melengkungkan belt. Terdiri dari pulley terakhir, susunan roller, dan beban
dengan sifat kelenturan belt. Bagian ini dibutuhkan karena belt yang terus bergerak harus berputar agar bisa terus
menggerakkan material.
12. Feeder, berfungsi untuk pemuatan material ke atas belt.
2. TRANSPORTASI HORIZONTAL
(KONVOYER DAN TRAVELATOR
HORIZONTAL)

• Travelator Horizontal
adalah sistem transportasi vertikal didalam bangunan
gedung untuk memindahkan orang / barang dari satu
lantai ke satu lantai yang berikutnya.
Travelator ini dipasang pada posisi mendatar
(horisontal) ataupun miring (inclined) dengan
kemiringan 10º–20º.
Material travelator harus fleksibel atau elastis,
diperkuat oleh karet atau komposit dan terangkai
dengan plat baja
3. TRANSPORTASI DIAGONAL (TANGGA DAN
ESKALATOR)

• Tangga • Tangga Darurat


merupakan salah satu alat transportasi dalam Keriteria dan persyaratan sebuah tangga darurat diantaranya:
bangunanyang menghubungkan antar lantai satu a. Kemiringan maximum 40˚;
dengan lantai lain dengan system transportasi manual. b. Letak antar tangga darurat dalam bangunan 30-40 m (+100 feet) ;
Tangga pada umumnya memiliki syarat: c. Dilengkapi penerangan yang cukup dengan listrik
cadanganmenggunakan
1. Kemiringan sudutnya tidak diperbolehkan lebih baterai selama listrik bangunan dimatikan karenakeadaan darurat;
dari 38 derajat.
d. Harus terlindung dengan material tahan api termasuk dinding
2.Jika jumlah anak tangga lebih dari 12 anak tangga, (beton)dan
aka harus menggunakan bordes. pintu tahan api(metal);
3.Lebar anak tangga untuk satu orang cukup 90 cm, e. Suplai udara segar diatur / dialirkan
sedangkan untuk dua orang 110-120 cm. f. Dilengkapi peralatan darurat;
g. Pintu pada lantai terbawah terbuka langsung ke arah luar gedung;
4. Tinggi balustrade sekitar 80-90 cm.
h. Pada tangga darurat, tiap lantai harus dihubungkan dengan pintu
masuk ke
dalam ruang tangga tersebut
3. TRANSPORTASI DIAGONAL (TANGGA DAN
ESKALATOR)

• Escalator
Escalator atau tangga berjalan adalah alat
transportasi antarlantai, sebagaimana
tangga (manual) yang menghubungkan
satu lantaidengan satu lantai yang di
atasnya maupun di bawahnya dengan
menggunakan system tangga yang
berjalan dengan bertenaga/bergerakatas
bantuan tenaga mesin.
Perletakan escalator Bagian-bagian escalator

Anda mungkin juga menyukai