Anda di halaman 1dari 22

BELL’ PALSY

dr. Irina Kemala Nst, SpS


DEPARTEMEN NEUROLOGI
FKUSU / RSHAM

1
PENDAHULUAN

 Bell’spalsy → paralise isolated N.VII


(nervus fasialis) tipe perifer pada wajah
 Onset akut (24-48jam)
 Unilateral, jarang bilateral
 Dapat terjadi berulang kali
 Epidemis → sporadik / jarang

2
EPIDEMIOLOGI

 Insidens 23 per 100.000 penduduk


 Perbandingan ♂ & ♀ → sama
 Usia pertengahan & tua
 Insidens ↑ → wanita hamil trimester III,
penderita DM & HT
 Adanya rw terpapar temperatur dingin
atau aliran angin sblm onset paralise

3
ETIOLOGI

 Tidak diketahui pasti


 Dipercaya sbg akibat infeksi viral →
herpes simpleks & varicella zoster →
ganglion geniculatum
 Bagian dari sindroma polineuritis kranialis

4
PATOLOGI

 Perubahan patologi → inflamasi & edema


pada nervus fasialis di kanalis fasialis →
pe↑ tekanan pada nervus fasialis →
paralise fungsi → diikuti proses degene-
rasi akson wallerian

5
6
GEJALA KLINIS

 Rw nyeri pada foramen stylomastoideus


→ terletak berdekatan di belakang sudut
mandibula → muncul 24-48 jam sblm
munculnya paralise wajah
 Paralise otot-otot wajah bagian atas &
bawah → unilateral → muncul saat
bangun pagi → progresifitas paralise >>

7
GEJALA KLINIS

 Lagopthalmus (+) → paralisis


m.orbicularis oculi
 Bell phenomenon (+) → mata tidak dapat
menutup & bola mata berputar ke arah
luar & ke atas saat melakukan usaha
menutup mata

8
Perbedaan
innervasi otot
wajah bagian
atas dan bawah

9
10
GEJALA KLINIS

 Bila edema meluas secara proksimal


melibatkan nervus chorda tympani →
pengecapan & salivasi (-)
 Bila melibatkan nervus stapedius →
hiperakusis (+)
 Bila melibatkan ganglion genikulatum →
lakrimasi (-)
 Bbrp kasus → kebas di wajah, nistagmus
11
Anatomi Nervus Fasialis

12
DIAGNOSA

 Gejala klinis
 Laboratorium → leukosit, KGD, dll
 CT kranial → menyingkirkan penyakit
telinga tengah (otitis media akut), fraktur
tulang temporal, tumor tulang temporal
primer

13
DIAGNOSA

 MRI Brain + kontras → menyingkirkan


lesi pada otak, cerebellopontine angle,
glandula parotis.
 Lumbal pungsi (LP) → menyingkirkan
suspek meningitis, vaskulitis, atau
meningeal carcinomatosis

14
DIAGNOSA

 Studi elektromyografi → membedakan


defek konduksi temporer dari bentuk
gangguan patologik serabut saraf
 Studi elektroneurografi → adanya respons
evoked yang baik
 Testing audiometri → menentukan tipe
dan keparahan hilangnya pendengaran

15
16
PENATALAKSANAAN

FARMAKOLOGI
 Kortikosteroid → stadium akut (10-14hr)
 Prednisolone → dosis 40-60 mg per hari
selama 5 hari
 Methylprednisolone → awal dosis 80 mg
ditappering off selama periode 7 hari
 Antiviral acyclovir

17
18
PENATALAKSANAAN

NON FARMAKOLOGI
 Melindungi mata yg terpapar
 Fisioterapi → massage otot-otot wajah
 Pembedahan dekompresi

19
PROGNOSIS

 80% → sembuh sempurna tanpa obat


dlm periode > 2-3 minggu (4-8 mgg)
 15% → sisa asimetris fasial → surgeri
 Penyembuhan pengecapan mendahului
penyembuhan fungsi motorik → bila
terjadi pada minggu pertama → tanda
prognostik yang baik

20
PROGNOSIS

 Penyembuhan yang diikuti proses


regenerasi saraf selama 2 tahun atau >>
→ bersifat inkomplet
 Paralise inkomplit → prognosis lebih baik
 Kelompok usia tua, hiperakusis (+) &
paralise yg berat → prognosis lbh buruk

21
TERIMA KASIH

22

Anda mungkin juga menyukai