Anda di halaman 1dari 36

KELOMPOK 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DENGAN ANSIETAS

Debby Indriyani Z 742003.S.19003


Desi Komariah 742003.S.19007
Iffa Rifani R 742003.S.19014
Mila Karnelia 742003.S.19017
Nur Khalifatul U 742003.S.19019
Nurma Yunita 74200 .S.19024
Sri rahayu 742003.S.19031
Definisi

Ansietas merupakan keadaan ketika individu atau


kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian
atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom
dalam berespons terhadap ancaman yang tidak
jelas, nonspesifik (Carpenito, 2007).

Ansietas merupakan gejolak emosi seseorang


yang berhubungan dengan sesuatu di luar dirinya
dan mekanisme diri yang digunakan dalam
mengatasi permasalahan (Asmadi, 2008).
Menurut Asmadi, 2008 ada beberapa teori yang menjelaskan
mengenai asal ansietas, teori tersebut antara lain:
1. Teori psikoanalisis
Dalam pandangan psikoanalisis, ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego.

2. Teori interpersonal
Dalam pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap penolakan saat berhubungan dengan orang lain.

3. Teori perilaku
Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan hasil frustasi.
Ketidakmampuan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang
diinginkan akan menimbulkan keputusasaan.
Klasifikasi
Menurut Peplau (dalam Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan
yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.

Ansietas ringan Ansietas sedang

Perasaan bahwa ada sesuatu yang Ansietas sedang merupakan


berbeda dan membutuhkan perhatian perasaan yang menggangu
khusus. Stimulasi sensori meningkat bahwa ada sesuatu yang benar-
dan membantu individu benar berbeda; individu
memfokuskan perhatian untuk
menjadi gugup atau agitasi.
belajar, menyelesaikan masalah,
berpikir, bertindak, merasakan, dan
melindungi diri sendiri.
Ansietas Berat Panik

Ansietas berat, yakni ada sesuatu Individu mengalami kehilangan


yang berbeda dan ada ancaman, kendali dan detail perhatian
memperlihatkan respons takut dan hilang, karena hilangnya
distress.
kontrol, maka tidak mampu
melakukan apapun meskipun
dengan perintah.
Faktor Pencetus Ansietas
Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas
dapat berasal dari diri sendiri (faktor internal) maupun dari
luar dirinya (faktor eksternal). Namun demikian pencetus
ansieta dapat dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu:

1. Ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan


fisiologis atau gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
guna pemenuhan terhadap kebutuhan dasarnya.
2. Ancaman terhadap sistem diri yaitu adanya sesuatu yang
dapat mengancam terhadap identitas diri, kehilangan
status/peran diri dan hubungan interpersonal (Asmadi 2008).
Gejala Klinis
Keluhan (keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang
mengalami ansietas), antara lain sebagai berikut:

1. Cemas, khawatir, firasat, buruk, takut akan pikirannya


sendiri, mudah tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi (mimpi yang menegangkan).
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan (keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan
tulang, pendengaran berdenging (tinitus),
7. Berdebar-debar, sesak napas, gangguan pencernaan,
gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.
Etiologi
1. Faktor Predisposisi

Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :


 Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan superego.
 Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan
takut terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal.
Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti
perpisahan dan kehilangan.
 Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi,
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Faktor Presipitasi

Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.


Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :
 Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari - hari.
 Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
Patofisiologi
Berdasarkan proses perkembangannya :

1. Bayi/anak-anak
a. Berhubungan dengan perpisahan
b. Berhubungan dengan lingkungan atau orang yang tidak dikenal
c. Berhubungan dengan perubahan dalam hubungan teman sebaya

2. Remaja
a. Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat :
b. Perkembangan seksual
c. Perubahan hubungan dengan teman sebaya
3. Dewasa
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Kehamilan
b. Menjadi orang tua
c. Perubahan karir
d. Efek penuaan

4. Lanjut usia
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Penurunan sensori
b. Penurunan motorik
c. Masalah keuangan
d. Perubahan pada masa pension
Pohon Masalah
 

Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Gangguan perilaku : kecemasan Core Problem

 
Koping individu tak efektif

Stressor

 
Mekanisme Koping

Ketika klien mengalami ansietas, individu menggunakan bermacam macam mekanisme


koping untuk mencoba mengatasinya. Mekanisme koping untuk mengatasi ansietas
adalah:
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas (task oriented reaction)
Merupakan pemecahan
21,8%masalah secara sadar yang digunakan untuk menanggulangi
35,5% stressor yang ada secara realistis yaitu :
ancaman
 Perilaku menyerang (Agresif)
Biasanya digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar memenuhi kebutuhan.
 Perilaku menarik diri
Digunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik maupun psikologis.
10,9% kompromi
 Perilaku
Digunakan untuk merubah tujuan yang akan dilakukan atau mengorbankan kebutuhan
personal untuk mencapai tujuan.
2. Mekanisme pertahanan ego (Ego oriented reaction)
Mekanisme ini membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang yang digunakan untuk
melindungi diri dan dilakukan secara sadar untuk mempertahankan keseimbangan.
Mekanisme pertahanan ego :
 Disosiasi adalah pemisahan dari proses mental atau perilaku dari kesadaran atau
identitasnya.
21,8%
 Identifikasi (identification) adalah proses dimana seseorang untuk menjadi yang ia
35,5%
kagumi berupaya dengan mengambil/meniru pikiranpikiran, perilaku dan selera orang
tersebut
 Intelektualisasi (intellectualization) adalah penggunaan logika dan alasan yang
berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
 Introjeksin
10,9% (introjection) adalah suatu jenis identifikasi yang dimana seseorang
mengambil dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok
kedalam struktur egonya sendiri, berupa hati nurani, contohnya rasa benci atau kecewa
terhadap kematian orang yang dicintai, dialihkan dengan cara menyalahkan diri sendiri.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang ansietas yaitu :
 Pemerikasaan laboratorium, pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan peningkatan fungsi adrenal, peningkatan glukosa dan
menurunnya fungsi paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium.
 Uji psikologis
Komplikasi

Depresi Skinzofrenia
Hibefrenik

Skinzofrenia
Somatoform Simplek
Penatalaksanaan Medis
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap
pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang
bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau
psikiatrik, psikososial dan psikoreligius

1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :


a. Makan makan yang bergizi dan seimbang.
b. Tidur yang cukup.
c. Cukup olahraga.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meminum minuman keras.
2. Terapipsikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan
memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan
neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak
(limbic system).
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala
ikutan atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk
menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan
obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :

a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan


dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan
diberi keyakinan serta percaya diri.
b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila
dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat
stressor.
d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
ASUHAN KEPERAWATAN

 Nama : Ny. E
 Umur : 50th
 Alamat : Kelurahan Sari Rejo, Kec. Medan
Polonia
 Pendidikan : SD
 Pekerjaan : IRT
 Keluhan utama : cemas
Riwayat kesehatan sekarang

Saat dibawa ke RS klien mengatakan dirinya cemas dan khawatir dengan


kondisinya. Saat dilakukan pengkajian klien mengalami hipertensi TD
150/100 mmHg dan stroke dibagian kaki kirinya. Klien mengatakan perasaan
dirinya gelisah, tidak percaya diri dengan kondisinya, klien takut karena
penyakitnya ia akan dijauhi orang atau diolok-olok orang lain, klien juga
merasa sedih karena ia tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti
biasanya. Jika klien merasa pusing ia kerap marah-marah dan memukul
apapun yang ada didekatnya, akibatnya akan sesak nafas. Klien tidak
mengetahui kondisinya dan bagaimana cara mengatasinya
Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan ia mengalami
hipertensi sudah 5th yang lalu dan
strokenya 3th yang lalu, strokenya Riwayat kesehatan keluarga
pernah sembuh dengan dipijat Klien mengatakan dalam
namun kambuh lagi. keluarganya ada yang
mengalami hipertensi yaitu dari
ibunya dan ibunya meninggal
karena stroke
Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : composmentis


TTV
TD : 150/100mmHg
N : 76x/mnt
S : 36,5oC
R : 24x/mnt
BB : 47kg
TB : 153cm
Analisa data
No Data fokus Masalah

1. Harga diri rendah


DS:

1. Klien mengatakan malu dengan kondisinya


2. Klien tidak ingin bertemu orang lain selain keluarganya

DO:

3. Klien tampak murung


4. Klien tampak tidak percaya diri
5. Klien berbicara dengan suara yang pelan
2. DS: Resiko perilaku
kekerasan
1. Klien mengatakan ia tidak bisa menahan emosinya
2. Klien mengatakan jika emosi ia memukul apapun yang ada disampingnya

DO:

3. Mentalnya tidak stabil


4. Klien marah-marah tanpa sebab sebelum masuk RS
5. Klien memukul apapun yang ada didekatnya
3. DS: Ansietas
Klien mengatakan dirinya tidak tahu bagaimana cara mengendalikan
amarahnya
Klien mengatakan dirinya bingung harus bagaimana menyikapi kondisinya
DO:
Klien tampak cemas
Klien tampak gelisah
Klien tampak kebingungan
Diagnosa Keperawatan

 Harga diri rendah


 Resiko perilaku kekerasan
 Ansietas
Intervensi
no Diagnosa. kep tujuan & kriteria hasil intervensi
1. Harga diri Setelah 5xpertemuan Bina hubungan saling percaya dengan
rendah gangguan konsep mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik
diri : harga diri rendah
teratasi dengan kriteria  Sapa klien dengan ramah baik verbal
hasil maupun non verbal
 Ekspresi wajah baik  Perkenalkan diri dengan sopan
 menunjukkan rasa  Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
senang, ada kontak yang disukai klien
mata, mau berjabat  Jelaskan tujuan pertemuan
tangan, mau  Jujur dan menepati janji
menyebutkan  Tunjukan sikap empati dan menerima klien
nama,mau apa adanya
menjawab salam  Beri perhatian kepada dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga
tentang cara merawat klien dengan harga diri
rendah
2. Resiko Setelah dilakukan 5x pertemuan resiko perilaku  Bantu klien mengungkapkan
Perilaku perasaan marahnya
Kekerasan kekerasan tidak terjadi dengan criteria hasil :
 Bantu klien mengungkapkan
 Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada tanda-tanda perilaku kekerasan
perawat yang dialaminya
 Klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan  Diskusikan dengan klien perilaku
kekerasan yang dilakukannya
yang dilakukannya: selama ini
 Klien menceritakan keadaan fisik, emosional dan  Diskusikan dengan klien akibat
sosialnya negatif (kerugian) cara yang
dilakukan pada
 Klien menjelaskan jenis-jenis ekspresi yang
 Diskusikan cara yang mungkin
dilakukannya dan perasaan saat melakukan dipilih dan anjurkan klien
kekerasan memilih cara yang mungkin
untuk mengungkapkan
 Klien menjelaskan akibat tindak kekerasan yang
dilakukannya
 Klien memperagakan cara mengontrol perilaku
kekerasan
3. Setelah dilakukan 5x
Ansietas
pertemuan pasien mampu
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan
mengontrol ansietasnya menggambarkan perasaan yang mendasari
dengan kriteria hasil kecemasannya.
 Klien mampu  Gunakan pertanyaan terbuka beralih dari topik yang
mengidentifikasi cara tidak mengancam ke isu konflik
kecemasan berkembang  Tinjau penilaian terhadap stresor, nilai-nilai yang
 Klien mampu menjelaskan terancam dan cara konflik berkembang
tindakan yang tepat ketika  Identifikasi bersama pasien cara / tindakan yang
kecemasan terjadi dilakukan jika terjadi kecemasan
 Klien mampu memperagakan  Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
tindakan untuk mengontrol
kecemasa
Implementasi Dan Evaluasi
Hari/ta No. Implementasi Evaluasi
nggal dx
Senin, I  Memperkenalkan diri dengan S:
26 sopan Klien mengatakan malu dengan kondisinya
April  Menanyakan nama lengkap dan Klien tidak ingin bertemu orang lain selain keluarganya
2021 nama panggilan yang disukai klien  
 Menjelaskan tujuan pertemuan O:
 Mendiskusikan dengan klien  Klien tampak murung
kemampuan yang masih dapat  Klien tampak tidak percaya diri
dilaksanakan selama sakit  Klien berbicara dengan suara yang pelan
 Memberi kesempatan pada klien A : Masalah teratasi sebagian
untuk mencoba kegiatan yang telah P : Pertemuan Dilanjutkan
direncanakan.  Memberikan kesempatan kepada klien untuk mencoba
 Memberi pujian atas keberhasilan kegiatan yang telah direncanakan
klien.  Memberikan pujian atas apa yang telah dicapai oleh
 Memberi pendidikan kesehatan klien
pada keluarga tentang cara  Memberikan pendidikan kepada keluarga cara merawat
merawat klien dengan harga diri klien dengan kebutuhan HDR
rendah
Senin, II  bantu klien mengungkapkan S:
26 perasaan marahnya  Klien mengatakan ia tidak bisa menahan
April  bantu klien mengungkapkan emosinya
2021 tanda-tanda perilaku  Klien mengatakan jika emosi ia memukul
kekerasan yang dialaminya apapun yang ada disampingnya
 diskusikan dengan klien O:
perilaku kekerasan yang  Mentalnya tidak stabil
dilakukannya selama ini  Klien marah-marah tanpa sebab sebelum masuk
RS
 Klien memukul apapun yang ada didekatnya

A : Masalah teratasi sebagian


P:
 Membantu klien mengatasi kemarahannya.
 Mendiskusikan dengan klien perilaku
kekerasan yang dilkukannya selama ini
 Mendiskusikan dengan klien akibat negatif dari
perilaku yang dilakukannya
Senin, 26 III  Membantu pasien untuk S:
April 2021 mengidentifikasi dan Klien mengatakan dirinya tidak tahu bagaimana
menggambarkan perasaan cara mengendalikan amarahnya
yang mendasari Klien mengatakan dirinya bingung harus
kecemasannya. bagaimana menyikapi kondisinya
 Gunakan pertanyaan terbuka O:
beralih dari topik yang tidak Klien tampak cemas
mengancam ke isu konflik Klien tampak gelisah
 Identifikasi bersama pasien Klien tampak kebingungan
cara / tindakan yang A : masalah teratasi sebagian
dilakukan jika terjadi P : pertemuan dilanjutkan
kecemasan
 Mengajarkan teknik
distraksi dan relaksasi
Sabtu, 1 I  Menjelaskan tujuan S : klien mengatakan sangat bersemangat
Mei 2021 pertemuan dan antusias
 Memberikan perhatian
kepada klien dan O:
memperhatikan kebutuhan  murung pada klien hilang
dasar klien  suara pasien mulai terdengar normal
 Memberikan kesempatan  mimik wajah pasien terlihat gembira
kepada klien untuk  keluarga pasien mengerti dan paham
mencoba kegiatan yang tentang apa yang disampaikan oleh
telah direncanakan perawat
 Memberikan pujian yang A : Masalah teratasi
realistis P : intervensi dihentikan
 Memberikan pendidikan
kepada keluarga cara
merawat klien dengan
kebutuhan HDR
Sabtu, 1 Mei II  membuat kontak interaksi S : klien mengatakan ketika pusing
2021 yang jelas dia sudah tidak memukul-mukul
 membantu klien mengatasi benda atau apapun yang berada
didekatnya
kemarahannya
 mengajarkan teknik dikstraksi O :
klien terlihat melakukan diktraksi
nafas dalam nafas dalam yang telah dianjurkan dan
sedikit memijit-mijit kepalanya
Klien bisa mengontrol emosinya
A : masalah teratasi
P : intervensi dipertahankan
Sabtu, 1 III  Bantu pasien untuk S : klien mengatakan sudah tidak
Mei 2021 mengidentifikasi dan cemas lagi tentang keadaanya
menggambarkan dan sudah faham betul apa yang
perasaan yang terjadi pada dirinya
mendasari O : cemas, gelisah dan
kecemasannya kebingungan pada klien
 Identifikasi bersama berkurang
pasien cara / tindakan A : Masalah teratasi
yang dilakukan jika P : intervensi dihentikan
terjadi kecemasan
 Ajarkan teknik
distraksi dan relaksasi
HATUR NUHUN PAMIARSA 

Anda mungkin juga menyukai