KELOMPOK 3
Maya Rosmayanti
Mela Rahma Yanti
Muhammad Alif Nawawi
Muhammad Naufal Fadhil
Mukhammad Rizky Wahyudi
Mumtaz Muzayyanah
Nani Nurhaeni
Neng Ina Lutfiana
Nur Arofah
Nur Indah Tresna
Nura Sylvania
Nuriyyah
Putri Ana Della
Restu Vemberrahayu
Kelas: Tingkat 1B
Pengertian Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sitem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon tersirkulasi ditubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain.
Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan
mengkoordinasi aktivitas tubuh.
Pengendalian endokrin diperantarai oleh pembawa pesan kimia atau hormon,
yang dilepas oleh kelenjar endokrin kedalam cairan tubuh diabsorbsi kedalam
aliran darah, dan dibawa melalui sistem sirkulasi menuju jaringan (sel) target.
Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon yaitu suatu molekul
protein yang memiliki sisi pemikat untuk hormon tertentu.
Respon hormonal tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan
distribusinya lebih luas dari pada respons langsung otot dan kelenjar terhadap
stimulus sistem saraf.
Karakteristik kelenjar endokrin
1. Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus
kelenjar ini mensekresi hormon langsung kedalam cairan jaringan
disekitar sel-selnya. Sebaliknya, kelenjar eksokrin seperti
kelenjar saliva, mensekresi produknya kedalam duktus
2. Kelenjar endokrin biasanya mensekresi lebih dari satu jenis
hormon
a. Dalam tubuh manusia telah diidentifikasi sekitar 40-50 jenis
hormon
b. Hormon-hormon baru ditemukan diberbagai bagian tubuh
termasuk disaluran gastrointestinal (GI), sistem saraf pusat
(SSP), dan saraf perifer
3. Kontraksi hormon dalam sirkulasi adalah rendah
a. Hormon yang bersirkulasi dalam aliran darah hanya
sedikit jika dibandingkan dengan zat aktif biologis
lainnya, seperti glukosa dan kolesterol
b. Walaupun hormon dapat mencapai bagian besar sel
tubuh, hanya sel target tertentu yang memiliki reseptor
spesifik yang dapat dipengaruhi
4. Kelenjar endokrin memiliki persendian pembuluh
darah yang baik
Kelenjarr-kelenjar pada sistem endokrin
2. Senyawa selain camp yang berperan sebagai pembawa pesan kedua untuk hormon
tertentu telah ditemukan.
3. Aktifasi gen melibatkan sistem reseptor intraselular.
Kelenjar tiroid
Morfologi kelenjar tirpid terdiri dari dua lobus lateral dihubungkan melalui
sebuah ismus yang sempit.
Folikel adalah unit fungsi onal kelenjar tiroid .
Rongga folikel berisi koloid, yang tersusun terutama dari protein globular dan
tiroglobulin
Sel parafolikular yang jumlahnya sedikit (sel c ), yang mensekresi kalsitonin ,
terdapat dalam ruang interfolikular dan diantara sel sel polikel.
Kelenjar Paratiroid
A. Morfologi
1. Kelenjar paratiroid adalah 4 organ kecil , masing masing berukuran sebesar biji
apel, terletak pada permukaan posterior kelenjar tiroid dan dipisahkan dari
kelenjar tiroid oleh kapsul-kapsul jaringan ikat.
2. Dari sisi histologi, ada dua jenis sel dalam kelenjar paratiroid : sel utama , yang
mensekresi hormon paratiroid (PTH) , dan sel oksifilik, yang merupakan tahap
perkembangan sel chief.
B. Efek fisiologis hormon paratiroid
3. PTH mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui
peningkatan kadar kalsium darah dan penurunan kadar fosfat darah.
a. ion kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi.
b. ion fosfat sangat penting untuk metabolisme selular
2. PTH meningkatkan kadar kalsium darah melalui 3 mekanisme.
a. PTH menstimulasi aktivitas osteoklas (sel penghancur tulang)
b. PTH secara tidak langsung meningkatkan absorpsi kalsium intestinal dan
mengurangi kehilangan kalsium dalam feses.
c. PTH menstimulasi reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal untuk mengganti
fosfor.
Kelenjar adrenal
A. Morfologi
1. Kelenjar adrenal (kelenjar suprarenal) adalah 2 massa triangurar pipih berwarna
kuning yang tertanam pada jaringan adiposa
2. Terdiri dari korteks bagian luar dan medula di bagian dalam
a. korteks mensekresi hormon steroid. Terbagi menjadi 3 lapisan : zona glomrulosa ,
zona fasikulata , dan zona retikularis.
b. medula yang secara embriologik berasal dari jenis neuroektodermis sama (sel sel
krista saraf) yang menjadi asal neuron simpatis.
B. Hormon kelenjar adrenal
3. Hormon nedular disekresi oleh sel sel kromafin medula adrenal untuk merespon
stemulus preganglionik simpatis.
• Efek epinefrin
(a). Frekuensi jantung, metabolisme, dan konsumsi oksigen meningkat.
(b). Kadar gula darah meningkat melalui stimulasi glikogenolisis pada hati dan
simpanan glikogen otot.
(c). Pembuluh darah pada kulit dan organ-organ viseral berkontraksi sementara
pembuluh di otot rangka dan otot jantung berdilatasi.
2. Efek norepinefrin adalah untuk meningkatkan tekanan darah dan untuk
menstimulasi otot jantung.
Pankreas Endokrin
a. Morfologi
1. pankreas adalah organ pipih yang terletak dibelakang dan sedikit dibawah lambung dalam
abdomen. Organ ini memiliki dua fungsi: fungsi endokrin fungsi eksokrin.
2. Bagian eksokrin bagi pankreas berfungsi sebagai sel asinar pankreas, memproduksi cairan
pankreas yang disekresi melalui duktus pankreas kedalam usus halus
3. Sel endokrin dapat ditemukan dalam pulau-pulau Langerhans, yaitu kumpulan kecil sel yang
tersebar diseluruh organ. Ada 4 jenis sel penghasil hormon yang teridentifikasi dalam pulau
tersebut.
a. Sel alfa mensekresi glukagon, yang meningkatkan kadar gula darah.
b. Sel beta mensekresi insulin, yang menurunkan kadar gula darah.
c. Sel delta mensekresi somatostatin, atau hormon penghalang hormon pertumbuhan,
yang menghambat sekresi glukagon dan insulin.
d. Sel F mensekresi polipeptida pankreas, sejenis hormon pencernaan untuk fungsi
yang tidak jelas, yang dilepaskan setelah makan.
b. Efek fisiologis insulin
1. Insulin menyediakan glukosa untuk sebagian besar sel
tubuh.
2. Insukin memperbesar simpanan lemak dan protein dalam
tubuh.
3. Insulin meningkatkan penggunaan karbohidrat untuk energi.
c. Efek fisiologis glukagon
1. Glukagon meningkatkan penguraian glikogen hati menjadi
glukosa (glikogenesis) sehingga kadar glukosa darah
meningkat.
2. Glukagon meningkatkan sistesis glukosa dari sumber
nonkarbohidrat (glukoneogenesis) dalam hati.
Kelenjar Pineal
a. Morfologi
1. Kelenjar pineal (epifisis selebri) terbentuk dari jaringan saraf dan terletak di langit-
langit ventrikel ke tiga otak.
2. Kelenjar ini terdiri dari pinealosit dan sel neuroglia penopang.
3. Seiring pertambahan usia, kelejar mengakumulasi cadangan kalsium yang disebut sebagai
‘brainsad’ (acerfulus).
b. Hormon yang disekresi kelenjar pineal adalah nelatonin, yang memiliki beberapa efek
yang telah dibuktikan.
2. Pada binatang percobaan, melatonin memengaruhi fungsi endokrin kelenjar tiroid,
korteks adrenal, dan gonad serta memengaruhi perilaku perkawinan mereka.
2. Pada manusia, melatonin sepertinya memiliki efek inhibisi terhadap pelepasan
gonadotropin dan menghambat produksi melanin oleh melanosit dikulit.
c. Pengendakian produksi melatonin
3. Intensitas dan durasi cahaya lingkungan, yang mencapai kelenjar melalui kolateral jalur
penglihatan, memengaruhi pelepasan melatonin. Produksi melatonin terendah terjafi
pada siang hari yang terbesar pada malam hari.
2. Siklus alami produksi melatonin mungkin berkaitan dengan irama beberapa proses
fisiologis harian.
Kelenjar timus
a. Kelenjar timus terletak dibagian posterior toraks terhadap
sternum dan melapisi bagian atas jantung. Kelenjar ini
ukurannya besar dimasa kanak-kanak dan mengecil seiring
pertumbuhan usia.
b. Hormon atau faktor yang diproduksi kelenjar ini meliputi 6
peptida, yang secara kolektif disebut timosin.
Fungsi timosin:
1. Timosin mengendalikan perkembangan sistem imun
dependentimus dengan menstimulasi diferensi dan kloriferasi
sel limposit.
2. Timosin mungkin berperan dalam penyakit immunodefisiensi
kongenital, seperti agammaglobulinemia, yaitu
ketidakmampuan total untuk memproduksi antibodi.
TERIMA KASIH