Pembimbing:
dr. Sutiadi, Sp. PD
Definisi Anaemia
Anemia merupakan kondisi dimana menurunnya kadar hemoglobin (Hb) dibawah
normal yang disebabkan banyak faktor seperti defisiensi besi, asam folat, B12,
hemolitik, aplastik atau penyakit sistemik kronik6. Anemia merupakan masalah
medis yang sering dijumpai di seluruh dunia, terutama di negara berkembang.
Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity) melainkan
merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease)9.
Alwi I, et al. 2017. Penatalaksaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing: Jakarta.
Wang, M. 2016. Iron Deficiency and Other Types of Anemia in Infants and Children. Journal AAFP 93(6):275-7.
Tabel 1. Kadar hemoglobin dalam mendiagnosis anemia (WHO)
Anemia
Population Non-
Ringan Sedang Berat
anemia
Buku Harrison
Etiology of Anemia???
Anemia Defisiensi Besi Peningkatan kebutuhan besi, kehilangan besi meningkat, penurunan konsumsi dan absorbs besi
Anemia pada Penyakit Ketidakmampuan tubuh meningkatkan produksi eritrosit / Destruksi sel darah merah/ Sekresi
Kronis hormon eritropoitin yang tidak adekuat dan resistensi terhadap hormon tersebut
Alwi I, et al. 2017. Penatalaksaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktik Klinis. Interna Publishing: Jakarta.
Buku Harrison
Clinical Manifestation of Anaemia
Acute-onset anaemia Vitamin B12 deficiency
• fatigue • glossitis
• generalised weakness • peripheral neuropathy
• loss of stamina • combination of motor (upper and lower motor
• acute dyspnoea neurone type) and sensory deficits
• syncope
Haemolytic anaemias
Chronic anaemia • jaundice
• weakness, fatigue, lethargy • splenomegaly
• palpitations • evidence/history of splenectomy or
• dyspnoea or orthopnoea cholecystectomy
• orthostatic light-headedness • leg ulcers
• new onset or worsening of angina • shortened digits in sickle cell disease
Iron deficiency
Physical signs • angular cheilosis
• pallor of skin and mucosal surfaces • glossitis
• resting or orthostatic tachycardia • koilonychia
• parasternal systolic ejection flow murmur
4
• Anamnesis pada Anemia Defisiensi Besi
Gejala klinis bervariasi tergantung beratnya dan lamanya anemia, berupa rasa lemah dan lelah, sakit
kepala, kesemutan, rambut rontok, restless leg dan gejala angina pektoris pada kasus berat. Gejala
khas yaitu adanya glossitis, disfagia, pica, koilonychia (spoon nail) jarang ditemukan.
6
PEMERIKSAAN FISIK
4
Neuromuskular:
• Kelemahan otot
• Sakit kepala, kurang konsentrasi, mengantuk, tinnitus
• Parestesia, neuropati perifer, ataksia dan hilangnya sensasi getaran,
dan propiosepsi pada anemia pernisiosa.
Kardiovaskular:
• Sirkulasi hiperdinamik dengan murmur ‘aliran’ yang rendah
• Gagal jantung
• Petunjuk untuk infeksi, keganasan (misalnya limfoma, leukemia,
metastasis karsinoma)
• Hepatosplenomegali
• Limfadenopati
• Manifestasi perdarahan (petechiae, purpura, ecchymosis)
4
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan penyaring
Pemeriksaan penyaring anemia terdiri dari pengukuran kadar hemoglobin, indeks eritrosit, dan
hapusan darah tepi. Dari sini dapat dipastikan adanya anemia serta jenis morfologik anemia
tersebut.
2. Pemeriksaan darah seri anemia
Pemeriksaan ini meliputi hitung leukosit, trombosit, hitung retikulosit dan laju endap darah.
3. Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan ini memberikan informasi berharga mengenai keadaan system hematopoiesis.
Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk diagnosis definitive pada beberapa jenis anemia.
Pemeriksaan ini diperlukan untuk diagnosis anemia aplastic, anemia megaloblastic, serta pada
kelainan hematologic yang dapat mensupresi sistem eritroid seperti Sindrom Mielodisplastik
(MDS).
8
4. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan ini hanya dikerjakan atas indikasi khusus, kisalnya pada:
• Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, saturasi transferrin, protoporfirin
eritrosit, ferritin serum, reseptor transferrin dan pengecatan besi pada sumsum
tulang (Perl’s stain)
• Anemia megaloblastic: folat serum, vitamin B12 serum, tes supresi deoksiuridin
dan tes Schiling
• Anemia hemolitik: bilirubin serum, tes Coomb, elektroforesis Hb dan lain-lain
• Anemia aplastic: biopsy sumsum tulang
8
4
1. Tentukan penyebab anemia!
2. Evaluasi klinis bisa lihat hitung sel darah lengkap, terutama WBC and platelet
3. Penilaian awal anemia yang paling praktis -> lihat MCV
4
PENDEKATAN BERDASARKAN AWITAN PENYAKIT
Berdasarkan awitan anemia , kita dapat menduga jenis anemia tersebut. Anemia yang timbul cepat (dalam
beberapa hari sampai minggu) biasanya disebabkan oleh : 1.) perdarahan akut, 2.) anemia hemolitik yang
didapat seperti halnya pada AIHA terjadi penurunan Hb > 1 g/dl perminggu. Anemia hemolitik intravaskular
juga sering terjadi dengan cepat, seperti misalnya akibat salah transfusi, atau episode pada anemia akibat
defisiensi G6PD, 3.) anemia yang timbul akibat leukimia akut, 4.) krisis aplastik pada anemia hemolitik kronik.
Anemia yang timbul pelan-pelan biasanya disebabkan oleh : 1.) anemia defisiensi besi, 2.) anemia defisiensi
folat atau vitamin B12, 3.) anemia akibat penyakit kronik, 4.) anemia hemolitik kronik yang bersifat kongenital.
PENDEKATAN BERDASARKAN BERATNYA ANEMIA
Derajat anemia dapat dipakai sebagai petunjuk ke arah etiologi. Anemia berat biasanya disebabkan oleh : 1.)
anemia defisiensi besi, 2.) anemia aplastik, 3.) anemia pada leukimia akut, 4.) anemia hemolitik didapat atau
kongenital seperti misalnya pada thalasemia major, 5.) anemia pasca perdarahan akut, 6.) anemia pada GGK
stadium terminal.
Jenis anemia yang lebih sering bersifat ringan sampai sedang, jarang sampai derajat berat ialah : 1.) anemia
akibat penyakit kronik, 2.) anemia pada penyakit sistemik, 3.) thalasemia Trait.
Jika pada ketiga anemia tersebut di atas dijumpai anemia berat, maka harus dipikirjan diagnosis lain, atau
adanya penyebab lain yang dapat memperberat derajat anemia tersebut.
PENDEKATAN BERDASARKAN SIFAT GEJALA ANEMIA
Sifat-sifat gejala anemia dapat dipakai untuk membantu diagnosis. Gejala anemia lebih menonjol
dibandingkan gejala penyakit dasar dijumpai pada : anemia defisiensi besi, anemia aplastik,
anemia hemolitik. Sedangkan pada anemia akibat penyakit kronik dan anemia sekunder lainnya
(anemia akibat penyakit sistemik, penyakit hati atau ginjal), gejala-gejala penyakit dasar sering
lebih menonjol.
BESI SERUM
NORMAL
MENURUN
Ring sideroblastic
Besi sumsum Besi sumsum Elektroforesis Hb dalam sumsum
tulang negatif tulang positif tulang
Hb A2 naik
HbF naik
Anemia
Anemia akibat
defisiensi besi penyakit kronik
Anemia
Thalassemia beta
sideroblastik
Anemia, MCV <95 um3 (95 fL)
Periksa feritin
TIBC meningkat, besi serum menurun, transferrin Hasil lain: TIBC menurun, FE meningkat, Saturasi
menurun saturation Cek TfR transferrin meningkat
Anemia defisiensi
besi
Besi rendah Besi normal
Terapi
RETIKULOSIT
MENINGKAT N/menurun
- + Tumor ganas
hematologi Faal hati
(leukemia, faal ginjal
myeloma} Limfoma kanker
Anemia faal tiroid
Riw aplastik penyakit kronik
keluarga +
Anemia pada
leukemia Anemia
akut/mieloma mielopsitik
AIHA
Enzimopati
membranopati
Anemia pada sindrom Anemia pada
hemoglobinopat GGK penyakit
i mielodisplastik
hati kronik
hipotiroid
penyakit kronik
RETIKULOSIT
Meningkat N/ menurun
Riwayat
perdarahan akut Sumsum tulang
Faal tiroid
Anemia defisiensi
B12/asam folat dalam Faal hati
terapi B 12 serum rendah Asam folat rendah
Displastik
Anemia pada
hipotiroidisme
Anemia pada
hipotiroidisme
Sindrom
mielodisplastik
Pemeriksaan Penunjang pada Anemia Defisiensi Besi
• DPL: Hb menurun, leukosit menurun, trombosit meningkat/menurun
• Retikulosit: normal atau menurun
• Morfologi eritrosit: mikrositik hipokrom
• Sediaan darah tepi: adanya anisositosis
• Besi serum: menurun
• Feritin serum: hasil bervariasi
• Transferin: meningkat
• TIBC: meningkat
• Saturasi transferrin: menurun
• Aspirasi sumsum tulang: sideroblas menurun
atau negative
6
Pemeriksaan penunjang yang dapat ditemukan • Hapusan darah tepi : normositik normokrom,
berupa: dapat hipokrom mikrositik ringan
• Hemoglobin (Hb) menurun (kadar : 8-9 g/dl) • Aspirasi dan biopsi sumsum tulang : jarang
• Hitung retikulosit absolut : normal atau dilakukan untuk mendiagnosis anemia
meningkat sedikit penyakit kronik, tapi gold standard untuk
• Feritin serum : normal atau meningkat. membedakan dengan anemia defisiensi besi.
Merupakan penanda simpanan zat besi, • Saturasi transferrin
kadar 15 ng/ml mengindikasikan tidak • Reseptor transferin terlarut (soluble
adanya cadangan besi transferin receptor) : menurun
• Besi dalam serum : menurun (hipoferemi),
half-life: 90 menit
• Transferin serum : menurun, half-life 8-12
hari, sehingga penurunan transferin serum
lebih lama terjadi daripada penurunan kadar
besi serum
Tabel 4. Perbedaan anemia dari hasil pemeriksaan penunjang
Parameter Anemia penyakit Anemia defisiensi Campuran keduanya
kronik besi
Serum besi Menurun atau Menurun Menurun
normal
Transferin Menurun atau Meningkat Menurun
normal
Saturasi Menurun atau Menurun Menurun
transferin normal
Feritin Normal atau Menurun Menurun atau
meningkat normal
TFR Normal Meningkat Normal atau
meningkat
TFR/log Rendah (<1) Tinggi (>4) Meningkat (>2)
feritin
sitokin meningkat Normal Meningkat
6
Tabel . Diagnosis laboratorium anemia hipokrom
Buku IPD
Hiperbilirubinemia
indirect Anemia Retikulositosis
Pikirkan diagnosis lain, termasuk yang
Evaluasi hemolysis: DPL, retikulosit, menyebabkan normositik normokrom,
LDH, bilirubin indirek, seperti penyakit kronik, gagal ginjal
haptoglubulin, SDT (sediaan darah kronik
tepi) Tidak
Ya
Demam/
riwayat
Sferosis, DAT + schistocytes Sickle
Infeksi/obat travelling
cells
Anemia
Sferosis, DAT - , mikrositik
riwayat keluarga hipokrom
+
Immune hemolysis :
kelainan talasemia Anemia sickle
Sferositosis cells
limfoproliferatif /
herediter
keganasan, penyakit
autoimun, infeksi, Apusan darah tebal
transfusi darah Anemia hemolitik Elektroforesis Hb dan tipis, kultur darah,
mikroangiopati serologi babersia Keterangan :
LDL : Laktat Dehidrogenase
PT/PTT, fungsi Aktivitas G6PG DAT : Direct Antiglobulin Test
ginjal dan hati,
tekanan darah PT : Prothrombin Time
G6PD : Glucose-6-Phospate Dehydrogenase
PTT : Partial Thromboplastin Time
TTP, HUS, DIC, eklamsi,
preeklamsi, hipertensi TTP : Thrombotic Thrombocytopenic Purpura
malignan, prosthetic valve HUS : Hemolytic Uremic Syndrom
Algoritme 2. Pendekatan Diagnosis pada Anemia Hemolitik DIC : Disseminated Intravascular Coagulation
Tabel 8. Diagnosis Anemia Hemolitik Autoimun