Anda di halaman 1dari 26

BY : KELOMPOK II

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
UDAYANA
2008
1. PENGERTIAN/DEFINISI

•Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal


ginjal yang progresif dan lambat, biasanya berlangsung
beberapa tahun ( Price,Silvia Anderson, 1995).

•Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal


yang progresif dan ireversible dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah) (Brunner and Suddarth, 2002).
2. ETIOLOGI

Penyakit – penyakit sistemik antara lain :


 Diabetes Mellitus,
 Glomerulonefritis Kronis,
 Pielonefritis,
 Hipertensi yang tidak terkontrol,
 obstruksi traktus urinarius,
 lesi herediter (seperti penyakit ginjal polikistik),
 gangguan vaskuler, infeksi, medikasi atau agen
toksik.
Etiologi: DM,GNK,Pielonefritis,Hipertensi tak terkontrol,

Obstruksi traktus urinarius,lesi herediter,gangguan vascular,medikasi,agen toksik.

Kerusakan nefron

Gagal Ginjal Kronis Tindakan Dialisis/Transplantasi (Askep tersendiri)

Produksi eritropoetin Prod.1,25 GFR menurun Kerusakan Aparatus Kurang info Aspek psiko

Produksi eritrosit dehidrokolekalsiferol Ekskresi fosfat Ekskresi urea Ekskresi Retensi natrium jukstaglomerulus kondisi & sosial

Anemia Metab.vit D terganggu Fosfat serum kalium dan air Aktivasi system penanganan

PK:Anemia absorpsi kalsium kalsium serum BUN PK:Hiperkalemia Vol plasma Renin Angiotensin ketergantungan,

Intoleran aktifitas di usus terhambat Parathormon Aldosteron Kurang citra tubuh,

Kalsium serum Resorpsi kalsium Uremia PK:Hipertensi Pengetahuan perub peran

Fosfat tulang

Kardiovaskuler PK:Penyakit tulang integument Gastrointestinal Neuromuskular Haluaran urine Gangguan Harga diri

PK: Perikarditis,efusi & Kalsifikasi metastasis

Perikardial,Tamp.jant Pruritus,ekimosis anoreksia,mual,muntah penurunan kesadaran,

Perubahan kenyamanan Asupan nutrisi tak adekuat konsentrasi Kelebihan volume Piting edema tungkai

Perubahan Nutrisi: cairan Edema periorbital

KET : Dx Keperawatan/PK Kurang dari kebutuhan Risiko Cidera Pembesaran vn leher


4.KLASIFIKASI GGK

Stadium penyakit GGK dapat dibagi tiga :

 Stadium I : terjadi penurunan cadangan ginjal, kadar


BUN & Kreatinin normal, asimtomatik.

 Stadium II : insufisiensi ginjal, lebih dari 75% nefron


rusak, BUN Kreatinin mulai meningkat, azotemia
ringan, nokturia,poliuria.

 Stadium III : 90 % nefron rusak, BUN Kreatinin


sangat meningkat, oligouria.
GEJALA KLINIS
Manifestasi kardiovaskuler mencakup hipertensi
(akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem
renin angiotensin aldosteron), piting edema, edema
periorbital, frikction rub pericardial dan pembesaran
vena leher.

Gejala integumen mencakup : warna kulit abu-abu


mengkilat, rasa gatal yang parah (pruritus), kulit
kering bersisik, ekimosis, kuku tipis dan rapuh,
rambut tipis dan kasar.
Gejala gastrointestinal mencakup : napas berbau
ammonia, ulserasi dan perdarahan pada mulut,
anoreksia, mual, muntah, cegukan, konstipasi dan
diare, perdarahan dari saluran GI.

Gejala Pulmoner mencakup : krekels, sputum kental,


napas dangkal dan pernapasan kussmaul.

Gejala neurologi mencakup : konfusi (perubahan


tingkat kesadaran), tidak mampu berkonsentrasi,
kelemahan dan keletihan, disorientasi, kejang,
kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak
kaki, dan perubahan perilaku.
Gejala musculoskeletal mencakup : kram otot,
kekuatan otot hilang, fraktur tulang dan foot drop.

Gangguan system reproduktif mencakup amenore


dan atropi testikuler.
. PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK

 Pemeriksaan laboratorium :

o Urine : Volume : oligouria atau anuria, warna keruh, berat


jenis kurang dari 1,015, osmolalitas kurang dari 350
mOsm/kg, klirens kreatinin mungkin agak menurun,
natrium > 40 mEq/L, proteinuria (3-4+).

o Darah :BUN/Kreatinin meningkat (kreatinin 10 mg/dl),


Hematokrit menurun, HB < 7-8 g/dL), Gas darah arteri :
pH < 7,2 ,bikarbonat dan PCO2 menurun. Natrium
mungkin rendah atau normal, kalium, magnesium/ fosfat
meningkat, kalsium menurun, protein ( khususnya
albumin) menurun, osmolalitas serum > 285 mOsm/kg.
Pemeriksaan Radiologi

USG Ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa,


kista, obstruksi pada saluran kemih atas.
Biopsy ginjal : mungkin dilakukan secara endoskopik
untuk menentukan sel jaringan untuk diagnosis
histologist.
Endoskopi ginjal, nefroskopi : menentukan pelvis ginjal;
keluar batu, hematuri, pengangkatan tumor selektif.
EKG : mungkin abnormal menunjukkan
ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa
KUB foto : menunjukkan ukuran ginjal/ ureter/ kandung
kemih dan adanya obstruksi batu.
Foto kaki, tengkorak, kolumna spinal dan tangan :
menunjukkan demineralisasi dan kalsifikasi.
TERAPI/TINDAKAN PENANGANAN

Intervensi diet meliputi pengaturan cermat masukan


protein, masukan cairan untuk mengganti cairan yang
hilang (biasanya cairan yang diperbolehkan antara
500 - 600 ml per 24 jam), masukan natrium untuk
mengganti natrium yang hilang dan pembatasan
kalium. Pada saat yang sama masukan kalori adekuat
dan suplemen vitamin dianjurkan.

Hiperfosfatemia dan hiperkalemia ditangani dengan


natrium karbonat dosis tinggi untuk mengganti
antasida yang mengandung aluminium karena dapat
menyebabkan toksisitas.
Hipertensi ditangani dengan medikasi anti hipertensi.
Gagal jantung kongestif dan edema pulmoner
ditangani dengan pembatasan cairan, diet rendah
natrium, diuretic, agen inotropik seperti digitalis atau
dobutamine dan dialysis.

Hiperkalemia ditangani dengan dialysis dan diet


rendah kalium.

Anemia ditangani dengan pemberian epogen


(eritropoetin manusia rekombinan).

Pasien dengan GGK kronis yang meningkat dirujuk ke


pusat dialysis dan transplantasi.
Integritas ego :
Gejala : Faktor stress, perasaan tak berdaya, tidak ada harapan.
Tanda : Menolak, ansietas,takut,marah,mudah
terangsang,perubahan kepribadian.

Eliminasi :
Gejala : Produksi urine menurun (oligouri,anuria),abdomen
kembung,diare atau konstipasi.
Tanda : Warna urine kuning pekat,merah,coklat.

Makanan /Cairan :
Gejala : Peningkatan BB secara cepat akibat edema. Penurunan
BB akibat malnutrisi.
Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa tak sedap di mulut
(napas bau ammonia)
Tanda : Distensi abdomen/ascites, pembesaran hati (tahap
akhir), Edema, ulserasi/perdarahan gusi atau lidah,
Neuro sensori :
Gejala : Nyeri kepala, kram otot/kejang, kesemutan ekstremitas bawah.
Tanda : Penurunan tingkat kesadaran/konsentrasi, rambut tipis, kuku rapuh
dan tipis.

Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki.
Tanda : Perilaku hati – hati (distraksi), gelisah.
 
Pernapasan.
Gejala : Napas pendek ; dispnea nocturnal paroksismal, batuk dengan atau
tanpa sputum.
Tanda : Takipnea,dispnea,pernapasan Kussmaul, batuk produktif.

Keamanan.
Gejala : Berulangnya infeksi.
Tanda : Fraktur tulang, kalsifikasi metastasik,keterbatasan gerak sendi.

Seksualitas.
Gejala : Penurunan libido, amenore, infertilitas.

Interaksi social.
Gejala : Kesulitan menjalankan fungsi peran dalam keluarga.
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN / POTENSIAL KOMPLIKASI

1 Kelebihan volume cairan b.d. penurunan haluaran urine,


masukan cairan berlebih, dan retensi cairan dan natrium.

2 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d.


anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet dan perubahan
membrane mukosa mulut.

3 Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan


b.d. kurang informasi.

4 Intoleran aktifitas b.d. keletihan, anemia, retensi produk


sampah dan prosedur dialysis
5 Gangguan harga diri b.d. ketergantungan,
perubahan peran, perubahan citra tubuh dan fungsi
seksual.

6 Perubahan kenyamanan b.d. rasa gatal yang parah (pruritus).

7 Risiko cidera b.d penurunan konsentrasi dan kesadaran.

8 PK : Hiperkalemia

9 PK : Perikarditis, Efusi Perikardial dan tamponade jantung.

10 PK : Hipertensi

11 PK : Anemia

12 PK : Penyakit tulang dan kalsifikasi metastasik.


RENCANA TINDAKAN
 1 Kelebihan volume cairan :

 Kaji status cairan ( timbang BB tiap hari,catat intake output, vena


turgor kulit dan adanya edema, distensi leher, tekanan darah, denyut
dan irama nadi)

 Batasi masukan cairan

 Identifikasi sumber potensial cairan


Medikasi dan cairan yg digunakan
Makanan

 Jelaskan pd pasien & keluarga rasional pembatasan cairan

 Beritahu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat


pembatasan cairan

 Tingkatkan dan dorong hygiene oral dengan sering.


2.Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
 
Kaji status nutrisi (perubahan BB, pengukuran antropometrik,
nilai elektrolit serum, BUN, Kreatinin, protein, transperin dan
kadar besi.)

Kaji pola diet nutrisi pasien (riwayat diet, makanan


kesukaan,hitung kalori)

Kaji factor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi


(anoreksia,mual,muntah, diet yg tdk menyenangkan, depresi,
kurang memahami pembatasan diet, stomatitis)

Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet.

Tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai biologis


tinggi spt telur, produk susu,daging
 
Anjurkan camilan tinggi kalori rendah protein rendah
natrium diantara waktu makan.

Ubah jadwal madikasi sehingga medikasi tidak segera


diberikan sebelum makan

Jelaskan rasional pembatasan diet dan hubungannya dgn


penyakit ginjal dan peningkatan urea & kreatinin.

Ciptakan lingkungan yang menyenangkan waktu makan

 Kaji bukti masukan protein tdk adekuat (terjadi edema,


penyembuhan lambat, penurunan kadar albumin serum)
 
3.Kurang penetahuan ttg kondisi dan penanganan

Kaji pemahaman ttg penyebab, konsekuensi dan


penanganan GGK
Jelaskan fungsi ginjal dan penyakit gagal ginjal sesuai
pemahaman pasien
Bantu pasien mengidentifikasi cara cara memahami
perubahab akibat GGK

4.Intoleran aktifitas

Kaji faktor yang menimbulkan keletihan.


Tingkatkan kemandirian dalam perawatan diri, bantu jika
keletihan terjadi.
Anjurkan aktifitas alternative sambil istirahat.
 
5.Gangguan harga diri

Kaji respon pasien dan keluarga tentang penyakit dan


penangannya.
Kaji pola koping pasien dan keluarga.
Ciptakan diskusi terbuka tentang perubahan dalam hidup
pasien akibat penyakit
Gali alternative ekspresi seksual selain hubungan seksual
Diskusikan peran member & menerima cinta kehangatan
dan kemesraan

6.PK : Hiperkalemia
.
Pantau kadar kalsium serum dan beritahu dokter bila
kadarnya melebihi 5,5 mEq/dl.
Kaji adanya kelemahan otot,diare,perubahan
EKG(gelombang T memuncak dan QRS melebar)
7. PK : Perikarditis,Efusi pericardial,tamponade jantung.
Kaji tentang demam,nyeri dada & friction rub pericardial
(tanda-tanda perikarditis), beritahu dokter jika ada.
Jika mengalami perikarditis,kaji factor berikut @ 4 jam:
(Denyut paradoksikal >10 mm Hg,Hipotensi
berat,Lemah/hilangnya denyut periper,Perub tingkat
kesadaran,Penonjolan vena leher.)
Persiapkan pasien untuk USG jantung utk mendukung
adanya efusi & tamponade.
Jika terjadi tamponade siapkan pasien utk
perikardiosentesis darurat.

8. PK : Hipertensi.
Pantau & catat tekanan darah sesuai indikasi.
Berikan medikasi antihipertensif sesuai instruksi.
Dorong kepatuhan terhadap pembatasan diet dan cairan.
Ajarkan pasien melaporkan tanda kelebihan cairan, sakit
kepala,edema atau kejang.
9. PK : Anemia.
 
Pantau eritrosit & hematokrit sesuai indikasi.
Berikan medikasi sesuai resep mencakup suplemen besi &
asam folat, epogen & multivit.
 Hindari pengambilan specimen darah yang tidak perlu.
Instruksikan cara mencegah perdarahan : menghindari
olah raga berat, & anjurkan penggunaan sikat gigi yg
lembut.
Beri terapi komponen darah sesuai indikasi.

10. PK : Penyakit tulang & kalsifikasi metastasik.


Berikan medikasi berikut sesuai resep : pengikat
fosfat,suplemen kalsium,suplemen vit D.
Pantau sesuai indikasi : kadar kalsium,fosfor,aluminium,
lapor dokter bila temuan abnormal.
Bantu pasien dalam program latihan.
EVALUASI KEPERAWATAN

Kelebihan volume cairan, tujuan : mempertahankan


berat badan ideal tanpa kelebihan cairan.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan, tujuan :
mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat.
Kurang pengetahuan, tujuan : meningkatkan
pengetahuan tentang kondisi dan penanganan yang
bersangkutan.
Intoleransi aktifitas, tujuan : berpartisipasi dalam
aktifitas yang dapat ditoleransi.
Gangguan harga diri, tujuan : memperbaiki konsep
diri.
Terhadap masalah – masalah kolaboratif, tujuan :
pasien menunjukkan tidak terjadi komplikasi.
MATUR SUKSMA

Anda mungkin juga menyukai