Anda di halaman 1dari 25

Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja
• HARGAILAH USAHAMU, HARGAILAH DIRIMU. HARGA
DIRI MEMUNCULKAN DISIPLIN DIRI. KETIKA ANDA
MEMILIKI KEDUANYA, ITULAH KEKUATAN
SESUNGGUHNYA 

• “Clint Eastwood”
Dasar pemberlakuan keselamatan dan kesehatan kerja di
Indonesia
Pasal 87 UU no 13/2003
 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
 Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 86 UU no 13/2003
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatankerja;                             
b. moral dan kesusilaan;                                         
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai‑nilai agama.
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal   diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang‑ undangan yang berlaku.  
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
 Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan
terlindungi dari cedera yang disebabkan oleh berbagai kecelakaan yang
berhubungan dengan pekerjaan.
 Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan terbebas
dari berbagai penyakit fisik dan emosional yang disebabkan oleh
pekerjaan.
 Sasaran Keselamatan Kerja :
Tempat kerja, adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya
Istilah K3
 Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes)
 Disingkat K3
 dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health
Tujuan K3
a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit;
b. Melindungi kesehatan tenaga kerja;
c. Meningkatkan efisiensi kerja;
d. Sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa
adanya hambatan;
e. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produktifitas;
f. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat
kerja;
g. Sumber produksi di pelihara dan dipergunakan secara aman
dan efisien;
CONTOH K3

 Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD).


 Penyediaan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja.
 Pelatihan keselamatan kerja.
 Asuransi.
 Fasilitas dan Sarana Kesehatan.
Pencegahan Cedera dan Penyakit yang Terkait dengan
Pekerjaan

a. Menyadarkan para karyawan mengenai bahaya-bahaya yang


berhubungan dengan pekerjaan mereka.
b. Memasang alat-alat kontrol produksi.
c. Menyusun prosedur-prosedur kerja yang aman.
d. Mendorong penggunaan alat-alat pengaman/pelindung yang
layak.
Macam-Macam Kecelakaan kerja
 Menurut jenis kecelakaan;
– Terjatuh
– Tertimpa benda
– Tertumbuk atau terkena
benda-benda
– Terjepit oleh benda
– Pengaruh suhu tinggi
– Terkena arus listrik
– Kontak bahan-bahan
berbahaya atau radiasi
 Menurut penyebab;
– Mesin, misalnya: mesin pembangkit tenaga
listrik, mesin penggergajian kayu,
dan sebagainya.
– Alat angkut, misalnya: alat angkut darat,
alat angkut air.
– Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi, misalya :
bahan peledak, gas, zat-zat kimia, dan
sebagainya.
– Lingkungan kerja (di luar bangunan, di
dalam bangunan dan di bawah tanah).
– Penyebab lain yang belum masuk tersebut
di atas.
 Menurut luka atau kelainan;
• Patah tulang
• Dislokasi (keseleo)
• Regang otot (urat)
• Memar dan luka dalam yang
lain
• Amputasi
• Luka di permukaan
• Gegar dan remuk
• Luka bakar
• Keracunan-keracunan
mendadak
• Pengaruh radiasi
• Lain-lain
 Menurut letak kelainan atau luka
di tubuh
– Kepala
– Leher
– Badan
– Anggota atas
– Anggota bawah
– Banyak tempat
– Letak lain yang tidak
termasuk dalam klasifikasi
tersebut.
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

 Perilaku yang tidak aman


melingkupi:
1. sembrono dan tidak hati-hati
2. tidak mematuhi peraturan
3. tidak mengikuti standar prosedur kerja
4. tidak memakai alat pelindung diri
5. kondisi badan yang lemah
 Kondisi lingkungan yang tidak aman
termasuk didalamnya lingkungan dan alat-
alat yang digunakan
PENCEGAHAN KECELAKAAN 
1. Peraturan perundang-Undangan
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Penelitian Teknis
5. Penelitian Medis
6. Penelitian Psikologis
7. Penelitian secara statistik
8. Pendidikan dan latihan
9. Asuransi
10. Organisasi K.3
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kemudian, oleh
perusahaan melakukan beberapa tindakan untuk mencegah kecelakaan kerja
yang terjadi bagi pekerjanya khususnya di bagian laboratorium yaitu dengan
menerapkan Sistem Manajemen Kebijakan dan Keselamatan Kerja yang
dimulai
dari beberapa tahapan yaitu :
a. Planning (perencanaan),
b. Organizing (organisasi),
c. Actuating (pelaksanaan),
d. Controlling (pengawasan).
1. Planning (Perencanaan)
Berfungsi untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan di
masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
khususnya keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium.

2. Organizing (Organisasi)
Berfungsi untuk :
a. Menyusun garis besar pedoman keamanan kerja
b. Memberikan bimbingan, penyuluhan, pelatihan pelaksanaan
keamanan kerja
c. Memantau pelaksanaan pedoman keamanan kerja
d. Memberikan rekomendasi untuk bahan pertimbangan
penerbitan izin
e. Mengatasi dan mencegah meluasnya bahaya yang timbul
dari suatu
3. Actuating (Pelaksanaan)
Berfungsi untuk mendorong semangat kerja pekerja,
mengerahkan aktivitas pekerja, mengkoordinasikan berbagai
aktivitas pekerja menjadi aktivitas yang kompak (sinkron),
sehingga semua aktivitas pekerja sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya.

4. Controlling (Pengawasan)
Berfungsi untuk mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan
terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil
yang dikehendaki.
Evaluasi Program Keselamatan & Kesehatan

Keberhasilan sebuah program keselamatan dan kesehatan bisa


dilihat dari beberapa indikator berikut ini:
– Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait
dengan pekerjaan, baik secara kuantitatif (frekuensi
kejadian) maupun kualitatif (berat- ringannya
cedera/penyakit).
– Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat
terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan
pekerjaan.
Efek ekonomi atas kesehatan dan keselamatan bagi perusahaan:

Langsung :
biaya perawatan dan penyembuhan,kehilangan(anggota tubuh) ,
kematian,kehilangan sumber keuangan

Tdk langsung :
produktivitas, turnover, premi asuransi lebih tinggi, tanggung
jawab sosial
Manajemen K3
Adalah manajemen untuk
pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kewajiban K3
dalam rangkan pengendalian
resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja agar tercipta
tempat kerja yang aman dan
efisien serta produktif.
SISTEM MANAJEMEN K3
Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan
secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharan kewajiban K3 dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
5 Prinsip Dasar Manajemen K3

PRINSIP DASAR;
1. Penetapan kebijakan K3
2. Perencanaan penerapan K3
3. Penerapan K3
4. Pengukuran, pemantauan dan evaluasi kinerja K3
5. Peninjauan secara teratur untuk meningkatkan kinerja K3
secara berkesinambungan
Tujuan Penerapan SISTEM MANAJEMEN K3 :
1. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai manusia
2. Meningkatkan komitmen pimpinan dalam melindungi tenaga kerja
3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi
globalisasi
4. Proteksi terhadap industri dalam negeri
5. Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional
6. Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk ekspor
nasional
7. Meningkatkan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan sistem
8. Pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi terkait dengan
penerapan K3L
Siapa saja yang perlu menerapkan SMK3

Sesuai Pasal 3 Permenaker 05/MEN/1996, perusahaan yang


mempekerjakan minimal 100 tenaga kerja dan atau ada
potensi bahaya ledakan, kebakaran, pencemaran dan
penyakit akibat kerja, wajib menerapkan SMK3.

Anda mungkin juga menyukai