Pengertian Akhlak. Menurut Ibnu Arabi, dalam diri manusia ada tiga nafsu; Perbedaan & Persamaan antara Akhlak, Etika & Moral
Apa perbedaan & Persamaan antara
akhlak, etika & moral ?. Siapa yang mau berbagi ? Kedudukan Akhlak Sumber Akhlak Dalam Islam Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah al-Quran dan Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagai- mana konsep etika dan moral. Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-mata karena syara’ (al-Quran dan Sunnah) menilainya demikian. Apakah Islam menafikan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menentukan baik dan buruk ?. Hati nurani atau fitrah dalam bahasa al-Quran memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fithrah bertauhid, mengakui ke-Esaan- Nya. Karena fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran. Namun, fithrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar, misalnya pendidikan dan lingkungan. Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan. Keputusannya bermula dari pengalaman empiric kemudian diolah menurut kemampuan pengetahuannya. Oleh karena itu keputusan yang diberikan akal hanya bersifat spekulatif dan subjektif. Ruang Lingkup Akhlak
Ruang lingkup ajaran akhlak meliputi;
Akhlak terhadap Allah, Akhlak terhadap kalam Allah Akhlak terhadap Rasulullah Akhlak terhadap diri sendiri; seperti;"al-taubah" (kembali kepada Tuhan), "al-muraqabah" (kesadaran diri bahwa Tuhan mengintai kita), "almuhasabah" (selalu introspeksi terhadap diri sendiri), dan. "al-mujahadah" (terus menerus mendekati Tuhan). Akhlak terhadap makhluk (sesama manusia) meliputi; akhlak terhadap kedua orang tua, akhlak (etika) terhadap anak, istri, etika terhadap kerabat, etika terhadap tetangga, etika terhadap sesama muslim, etika kepada orang kafir (non muslim), etika terhadap binatang dan terakhir etika terhadap alam dalam arti luas. Indikator Manusia Berakhlak Menurut Sufi bahwa tanda-tanda manusia berakhlak, antara lain adalah:
Memiliki budaya malu; tidak menyakiti orang lain,
Banyak kebaikannya; benar dan jujur dalam ucapannya, Tidak banyak bicara tetapi banyak bekerja, Penyabar; hatinya selalu bersama Allah, Tenang; suka berterima kasih, Ridha terhadap ketentuan Tuhan; bijaksana, Hati-hati dalam bertindak; disenangi teman dan lawan, Tidak pendendam; tidak suka mengadu domba, Sedikit makan dan tidur, tidak pelit dan hasad, Cinta karena Allah dan benci karena Allah. Akhlak Sebagai Modal Sosial Bagi Keberhasilan Hidup Seseorang Akhlak mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam agama Islam. Setiap aspek ajaran Islam selalu berorientasi pada pembinaan dan pembentukan akhlak. Ibadah yang disyariatkan Islam bukanlah suatu jenis ritual yang kering dan hanya mengaitkan manusia kepada satu wujud transendental serta membebaninya dengan serangkaian ritus agama yang hampa makna. Tetapi, hal itu merupakan suatu bentuk “exercise” (latihan) untuk mengkondisikan manusia agar hidup dalam suasana penuh keluhuran budi (akhlak) dalam kondisi apapun. Misi utama Rasulullah di muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak, tepat sekali jawaban Aisyah r.a. atas pertanyaan mengenai akhlak Rasulullah, yaitu: “Akhlak Nabi Muhammad saw. adalah Al-Quran”. Jawaban yang ringkas dan sarat makna ini menunjukkan Al-Quran telah menyatu dalam diri Nabi dan menjadi paradigma dalam totalitas perilaku kesehariannya, sehingga Allah memposisikan Nabi tidak hanya sebagai pembawa risalah langit, tetapi sekaligus sebagai “uswatun hasanah” Substansi misi suci Nabi terkait erat dengan semangat “rabbaniyah dan insaniyah” yaitu pola hubungan antara dimensi vertikal (hablum min Allah) dan dimensi horizontal (hablum min An-Naas). Jika pola hubungan ini cukup kuat dan sejati, maka akan memancar pelbagai bentuk relasi pergaulan manusia yang berbudi luhur. Dari semangat rabbaniyyah dan insaniyyah ini, Nabi membangun masyarakat madani yang bercirikan kuat dan berorientasi kepada nilai-nilai luhur (akhlaq al- karimah). Oleh karena itu, suatu tatanan masyarakat yang sehat dan berkualitas akan terwujud bila akhlak menjadi mainstream dan terefleksikan dalam perilaku keseharian. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyatakan sebagai berikut: “Tuhanku telah berpesan padaku sembilan perkara, sekarang saya pesankan kepadamu: Allah berpesan padaku agar berbuat ikhlas dalam keadaan terang- terangan ataupun rahasia, adil dalam keadaan gembira ataupun marah, berhemat dalam keadaan kaya ataupun miskin, mema’afkan kepada yang menganiaya, memberi kepada yang telah menghalangi rezkiku, menghubungi orang yang telah memutuskan hubunganku dengannya, diamku supaya menjadi pikiran, ucapanku menjadi zikir, dan pandanganku supaya menjadi pelajaran”. Jadi, apabila seseorang memegang tuguh akhlak yang baik dalam hidupnya, maka ia akan selalu disenangi oleh siapa pun, sehingga ia akan meraih kesuksesan dalam hidupnya. Which of the strategies we’ve covered would you like to try in your own classes? Summarize the most important points in today’s lecture.