Anda di halaman 1dari 31

Pendidikan Al-Islam II

KONSEPSI AKHLAK DALAM ISLAM


Coba pikirkan apa yang dimaksud dengan
Akhlak ?.

Diskusikan dengan teman di samping anda.

Siapa yang mau berbagi pengetahuan ?


KONSEPSI AKHLAK DALAM ISLAM

Pengertian Akhlak.
Menurut Ibnu Arabi, dalam diri
manusia ada tiga nafsu;
Perbedaan & Persamaan
antara Akhlak, Etika & Moral

 Apa perbedaan & Persamaan antara


akhlak, etika & moral ?.
 Siapa yang mau berbagi ?
Kedudukan
Akhlak
Sumber Akhlak Dalam Islam
 Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang
menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan
tercela.
 Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber
akhlak adalah al-Quran dan Sunnah, bukan akal
pikiran atau pandangan masyarakat sebagai- mana
konsep etika dan moral.
 Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik
atau buruk, terpuji atau tercela, semata-mata karena
syara’ (al-Quran dan Sunnah) menilainya demikian.
 Apakah Islam menafikan peran hati nurani, akal
dan pandangan masyarakat dalam menentukan
baik dan buruk ?.
 Hati nurani atau fitrah dalam bahasa al-Quran
memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk
karena manusia diciptakan oleh Allah SWT
memiliki fithrah bertauhid, mengakui ke-Esaan-
Nya.
 Karena fitrah itulah manusia cinta kepada
kesucian dan selalu cenderung kepada
kebenaran.
 Namun, fithrah manusia tidak selalu terjamin
dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh
dari luar, misalnya pendidikan dan lingkungan.
 Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia
hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki
manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan.
 Keputusannya bermula dari pengalaman empiric
kemudian diolah menurut kemampuan
pengetahuannya.
 Oleh karena itu keputusan yang diberikan akal
hanya bersifat spekulatif dan subjektif.
Ruang Lingkup Akhlak

Ruang lingkup ajaran akhlak meliputi;


 Akhlak terhadap Allah,
 Akhlak terhadap kalam Allah
 Akhlak terhadap Rasulullah
 Akhlak terhadap diri sendiri; seperti;"al-taubah" (kembali
kepada Tuhan), "al-muraqabah" (kesadaran diri bahwa Tuhan
mengintai kita), "al­muhasabah" (selalu introspeksi terhadap diri
sendiri), dan. "al-mujahadah" (terus menerus mendekati
Tuhan).
 Akhlak terhadap makhluk (sesama manusia) meliputi; akhlak
terhadap kedua orang tua, akhlak (etika) terhadap anak, istri,
etika terhadap kerabat, etika terhadap tetangga, etika terhadap
sesama muslim, etika kepada orang kafir (non muslim), etika
terhadap binatang dan terakhir etika terhadap alam dalam arti
luas.
Indikator Manusia Berakhlak
Menurut Sufi bahwa tanda-tanda
manusia berakhlak, antara lain adalah:

Memiliki budaya malu; tidak menyakiti orang lain,


Banyak kebaikannya; benar dan jujur dalam ucapannya,
Tidak banyak bicara tetapi banyak bekerja,
Penyabar; hatinya selalu bersama Allah,
Tenang; suka berterima kasih,
Ridha terhadap ketentuan Tuhan; bijaksana,
Hati-hati dalam bertindak; disenangi teman dan lawan,
Tidak pendendam; tidak suka mengadu domba,
Sedikit makan dan tidur, tidak pelit dan hasad,
Cinta karena Allah dan benci karena Allah.
Akhlak Sebagai Modal Sosial Bagi
Keberhasilan Hidup Seseorang
 Akhlak mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam
agama Islam. Setiap aspek ajaran Islam selalu
berorientasi pada pembinaan dan pembentukan akhlak.
 Ibadah yang disyariatkan Islam bukanlah suatu jenis
ritual yang kering dan hanya mengaitkan manusia
kepada satu wujud transendental serta membebaninya
dengan serangkaian ritus agama yang hampa makna.
 Tetapi, hal itu merupakan suatu bentuk “exercise”
(latihan) untuk mengkondisikan manusia agar hidup
dalam suasana penuh keluhuran budi (akhlak) dalam
kondisi apapun.
 Misi utama Rasulullah di muka bumi adalah
untuk menyempurnakan akhlak, tepat sekali
jawaban Aisyah r.a. atas pertanyaan
mengenai akhlak Rasulullah, yaitu: “Akhlak
Nabi Muhammad saw. adalah Al-Quran”.
 Jawaban yang ringkas dan sarat makna ini
menunjukkan Al-Quran telah menyatu dalam
diri Nabi dan menjadi paradigma dalam
totalitas perilaku kesehariannya, sehingga
Allah memposisikan Nabi tidak hanya
sebagai pembawa risalah langit, tetapi
sekaligus sebagai “uswatun hasanah”
 Substansi misi suci Nabi terkait erat dengan semangat
“rabbaniyah dan insaniyah” yaitu pola hubungan
antara dimensi vertikal (hablum min Allah) dan dimensi
horizontal (hablum min An-Naas).
 Jika pola hubungan ini cukup kuat dan sejati, maka
akan memancar pelbagai bentuk relasi pergaulan
manusia yang berbudi luhur.
 Dari semangat rabbaniyyah dan insaniyyah ini, Nabi
membangun masyarakat madani yang bercirikan kuat
dan berorientasi kepada nilai-nilai luhur (akhlaq al-
karimah).
 Oleh karena itu, suatu tatanan masyarakat yang sehat
dan berkualitas akan terwujud bila  akhlak menjadi
mainstream dan terefleksikan dalam perilaku
keseharian.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyatakan
sebagai berikut:
“Tuhanku telah berpesan padaku sembilan perkara,
sekarang saya pesankan kepadamu: Allah berpesan
padaku agar berbuat ikhlas dalam keadaan terang-
terangan ataupun rahasia, adil dalam keadaan
gembira ataupun marah, berhemat dalam keadaan
kaya ataupun miskin, mema’afkan kepada yang
menganiaya, memberi kepada yang telah
menghalangi rezkiku, menghubungi orang yang telah
memutuskan hubunganku dengannya, diamku supaya
menjadi pikiran, ucapanku menjadi zikir, dan
pandanganku supaya menjadi pelajaran”.
Jadi, apabila seseorang memegang tuguh
akhlak yang baik dalam hidupnya, maka ia
akan selalu disenangi oleh siapa pun, sehingga
ia akan meraih kesuksesan dalam hidupnya.
Which of the strategies we’ve covered
would you like to try in your own
classes?
Summarize the most important points
in today’s lecture.

Anda mungkin juga menyukai