Anda di halaman 1dari 30

SISTEM DAN PROSEDUR

PENERIMAAN KAS
(PERSPEKTIF PENATAUSAHAAN)
PADA SKPD DAN SKPKD

Dr. FAUZAN MISRA


 Nama : Dr. Fauzan Misra SE, M.Sc, Ak, CA
Resume
 TTL : Batu Bulek, Lintau Buo Utara, Kab. Tanah Datar, 17 Juli 1981
 Pekerjaan : Dosen Fakultas Ekonomi Univ. Andalas (2005 - Sekarang)
 Wakil Direktur Pusat Pengembangan Akuntansi FEUA (2006-2007)
 Kepala Program Studi Akuntansi Universitas Andalas (2011-2013)
 Pejabat Pembuat Komitmen FEUA (2012)
 Pendidikan:
 S1 (SE, Ak) : Akuntansi, FEUA (2000-2004)
 S2 (M.Sc) : Akuntansi (Konsentrasi Akuntansi Sektor Publik), UGM (2007-2009)
 S3 : MD FEB UGM (2018)
 Pengalaman:
 Mengajar Mata Kuliah :
 Rumpun Akt Keuangan: Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Teori Akuntansi. (PPAK dan S2)
 Rumpun Akt. Pemerintahan: Akuntansi Pemerintahan, Keuangan Daerah, Analisis Lap. Keu Pemerintah,
 Rumpun Pajak: Pengantar Perpajakan, Perpajakan, Praktikum Perpajakan, Akuntansi Pajak.
 Instruktur pada Kursus Brevet Pajak (Setara Brevet B, PPA FEUA, 2009- sekarang))
 Instruktur pada beberapa Kursus Akuntansi/Keuangan Daerah (2009- sekarang)
 PanitianPengadaan B/J KKD dan KKDK (2010, 2011 dan 2013)
 Tim Penyusun naskah Akademik Perda ttg Retribusi Daerah Kota sawahlunto (2010)
 Tim Penyusun Analisis Standar Belanja (ASB) Kota Padang Panjang (2011)
 Tim Penyusun Analisis Standar Belanja (ASB) Kota Padang (2012)
 Tim Penyusun SOP Pemberian Hibah dan Bansos Kota Padang (2012)
 Tim Penyusun SOP Pelayanan Pajak Daerah dan Retribusi Kota Padang (Ketua, 2013)
 Tim Penyusun Kajian Potensi Pendapatan Asli Daerah Kota Padang Panjang (2014)
 Tim Penyusun Kajian Potensi Pajak Daerah Kota Padang (2014)
 Konsultan Independen AUS-AIDS AIPD untuk Propinsi NTT dan NTB (2013-sekarang)
 Tim Ahli DPRD Kab. Nduga, Papua (2016-sekarang) 2
 Tim Penyusun Naskah Akademik Perda KUPD Kota Padang (2017)
 Vernon Kam (1990):
“Behind every practice is a rationale.....good
practice in based on a good theory whether
we are aware of the theory or not. If we can
formulate a good theory, then we will have
good practices if the theory is followed”
HUBUNGAN KONTRAK PRINSIPAL–
AGEN: KONFLIK

P
E
Hak dan Sumber Daya Dipercayakan
P R M
R A E
I Monitoring
N
K R A
Y I G
S
N E
I A Bonding
N
P T
A T A
Akuntabilitas Pengelolaan Hak dan Sumber Daya
L H

4
HUBUNGAN KONTRAK PRINSIPAL–
AGEN: SOLUSI

L Ketentuan Undang-Undang
E
P
R
M
B E
P A
Rencana Kerja & Anggaran
R A G
A
M
E
I K P R A
N
I
Y
E G
S R
W N E
I
P
A A
K
Akuntansi Pelaporan T N
A
A T I
L H
L A
N
Auditing

TRANSPARANSI & AKUNTABILITAS


LANDASAN KEBIJAKAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Omnibus
Regulation

UU 25/2004 UU 17/2003 UU 1/2004 UU 15/2004 UU 33/2004

PP PP PP
misal: SAP, dstnya

UU 32/2004
UU No. 23/2014 PP 58/2005
(Omnibus Regulation)

PP 38/07

PP 41/07
PERMENDAGRI 13/2006

6 FAUZAN MISRA
PERMENDAGRI 59/07, 21/2011 05/18/2021
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban Pemeriksaan
Disusun dan
RPJMD RKPD Rancangan Penatausahaan disajikan Sesuai
DPA-SKPD Pendapatan SAP
PEDUM APBD • Bendahara penerimaan
Laporan Keuangan
wajib menyetor
o/ MDN Verifikasi penerimaannya ke Pemerintah Daerah
rekening kas umum
daerah selambat- • LRA Laporan Keuangan
KUA PPAS DPA-SKPD lambatnya 1 hari kerja • Neraca diperiksa oleh BPK
• Lap. Arus Kas
Penatausahaan • CaLK
Pelaksanaan APBD Belanja
Nota
Kesepakatan Pendapatan
• Penerbitan SPM-UP,
Raperda PJ
SPM-GU, SPM-TU dan
SPM-LS oleh Kepala
SKPD
Pel APBD
Belanja
Pedoman • Penerbitan SP2D oleh
PPKD
Penyusunan Persetujuan
RKA-SKPD o/ KDH Pembiayaan Bersama (KDH +
Penatausahaan
DPRD)
Pembiayaan

RKA-SKPD Laporan Realisasi • Dilakukan oleh PPKD

Semester Pertama setelah 3 hari

RAPBD Kekayaan dan


Kewajiban daerah
Evaluasi o/
R P-APBD Gubernur/MDN
• Kas Umum
• Piutang 15 hari
Evaluasi • Investasi
Evaluasi • Barang
Raperda APBD • Dana Cadangan
R P-APBD 7 hari
oleh Gubernur/ Oleh
• Utang
penyesuaian o/
Mendagri Gbrnr/MDN Pemda
Akuntansi
Keuangan Daerah
Perda PJ Pel
Perda APBD Perda P-APBD
APBD
PENATAUSAHAAN
PENERIMAAN
PADA SKPD DAN PPKD
Penerimaan Daerah

Pendapatan Penerimaan
Daerah Pembiayaan
Pendapatan Daerah

Bendahara Bendahara Penerimaan-


Bank Pemerintah, Bank Lain,
Badan, Lembaga Keuangan,
Penerimaan Pembantu Kantor Pos
Ketentuan Umum
 Semua penerimaan daerah dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan daerah dikelola dalam APBD.
 Setiap SKPD yang mempunyai tugas memungut

dan/atau menerima pendapatan daerah wajib


melaksanakan pemungutan dan/atau penerimaan
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
 Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk

membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh


peraturan perundang-undangan.
 Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus
disetor ke rekening kas umum daerah paling lama
1 (satu) hari kerja.
 Penerimaan daerah yang disetor ke rekening kas
umum daerah dapat dilakukan dengan cara:
 Disetor langsung ke Bank Kas Daerah
 Disetor melalui bank lain, badan, lembaga
keuangan, dan/atau kantor pos
 Disetor melalui bendahara penerimaan
Pendapatan Daerah Melalui
Bendahara Penerimaan

 Bendahara penerimaan wajib menyelenggarakan


penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan
penyetoran atas penerimaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
 Secara administratif, bendahara penerimaan SKPD

bertanggung jawab kepada Pengguna Anggaran


atas pengelolaan uang yang menjadi tugasnya.
Namun secara fungsional, bendahara penerimaan
SKPD bertanggung jawab kepada PPKD selaku BUD.
Pihak Terkait
 Pengguna Anggaran
 Menyerahkan SKP (Surat Ketetapan Pajak)-Daerah dan SKR (Surat Ketetapan
Retribusi) kepada Bendahara Penerimaan
 Menerima Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan dari Bendahara
Penerimaan melalui PPK SKPD
 Bendahara Penerimaan
 Menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera pada SKP-
Daerah/SKR dari Wajib Pajak/Retribusi
 Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan
dokumen SKP Daerah/SKR yang diterimanya dari Pengguna Anggaran
 Membuat Surat Tanda Setoran (STS) dan Surat Tanda Bukti
Pembayaran/Bukti lain yang sah
 Menyerahkan Tanda Bukti Pembayaran/tanda bukti lain yang
sah kepada Wajib Pajak/Retribusi
 Menyerahkan uang yang diterimanya dan STS pada Bank
 Menerima STS yang telah diotorisasi dari Bank dan
menyampaikan ke BUD
 Membuat dan menyampaikan Laporan
Pertanggungjawaban Penerimaan kepada Pengguna
Anggaran dan PPKD selaku BUD.
 PPKD selaku BUD
 Menerima Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan dari
Bendahara Penerimaan melalui PPK SKPD
 Melakukan verifikasi, evaluasi, serta analisis atas laporan
pertanggungjawaban bendahara penerimaan SKPD dalam
rangka rekonsiliasi penerimaan
Langkah-Langkah Teknis
 Pengguna Anggaran menyerahkan Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Daerah/Surat Ketetapan Retribusi (SKR) kepada Bendahara Penerimaan.
Bendahara Penerimaan menggunakan SKP Daerah/SKR sebagai
dokumen sumber untuk melakukan penatausahaan penerimaan.
 Bendahara Penerimaan memverifikasi penerimaan uang dengan SKP
Daerah/SKR yang bersangkutan.
 Setelah melakukan verifikasi, Bendahara Penerimaan menerbitkan STS
dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang Sah.
 Bendahara menyerahkan STS kepada Bank dan Surat Tanda Bukti
Pembayaran/Bukti Lain yang Sah kepada Wajib Pajak/Retribusi.
 BUD menerima Nota Kredit dari Bank atas STS yang diterimanya dari
Bendahara Penerimaan. Contoh Dokumen
Pendapatan Daerah Melalui
Bendahara Penerimaan Pembantu

 Dalam hal obyek pendapatan daerah tersebar atas pertimbangan


kondisi geografis wajib pajak dan/atau wajib retribusi tidak
mungkin membayar kewajibannya langsung pada badan,
lembaga keuangan atau kantor pos yang bertugas melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi bendahara penerimaan, dapat
ditunjuk bendahara penerimaan pembantu.
 Bendahara penerimaan pembantu mempertanggungjawabkan
bukti penerimaan dan bukti penyetoran dari seluruh uang kas
yang diterimanya kepada bendahara penerimaan.
Pihak terkait
Pengguna Anggaran
Menyerahkan SKP Daerah dan SKR kepada Bendahara
Penerimaan Pembantu
Menerima Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan dari
Bendahara Penerimaan melalui PPK SKPD
Bendahara Penerimaan.
 Bendahara Penerimaan Pembantu
Menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera pada SKP-
Daerah/SKR dari Wajib Pajak/Retribusi
 Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan dokumen
SKP Daerah/SKR yang diterimanya dari Pengguna Anggaran
 Membuat STS dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti lain yang sah
 Menyerahkan Tanda Bukti Pembayaran/tanda bukti lain yang sah
kepada Wajib Pajak/Retribusi
 Menyerahkan uang yang diterimanya dan STS kepada Bank
 Menerima STS yang telah diotorisasi dari Bank dan menyampaikan ke
BUD
 Membuat dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban
Penerimaan kepada bendahara penerimaan
Langkah-langkah Teknis
 Pengguna Anggaran menyerahkan SKP Daerah / SKR kepada Bendahara Penerimaan
Pembantu. Bendahara Penerimaan Pembantu menggunakan SKP Daerah/SKR
tersebut sebagai dokumen sumber untuk melakukan penatausahaan penerimaan.
 Bendahara Penerimaan Pembantu memverifikasi penerimaan uang dengan SKP
Daerah/SKR.
 Setelah melakukan verifikasi, Bendahara Penerimaan Pembantu menerbitkan STS
dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang Sah. STS diserahkan kepada
Bank sedangkan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang Sah diserahkan
kepada Wajib Pajak/Retribusi.
 SKP Daerah/SKR diserahkan kepada Bendahara Penerimaan. Bendahara
penerimaan melakukan verifikasi, evaluasi, dan analisis atas laporan
pertanggungjawaban penerimaan.
 BUD menerima Nota Kredit dari Bank atas STS yang diterimanya dari Bendahara
Penerimaan Pembantu.
Pendapatan Daerah Melalui
Bank Pemerintah yang ditunjuk, Bank Lain, Badan, Lembaga
Keuangan, dan/atau Kantor Pos

 Kepala Daerah dapat menujuk bank, badan, lembaga keuangan


dan/atau kantor pos yang bertugas melaksanakan sebagian
tugas dan fungsi bendahara penerimaan
 Bank, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor pos menyetor
seluruh uang yang diterimanya ke rekening kas umum daerah
paling lambat satu hari kerja terhitung sejak uang diterima
 Bank, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor pos
bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui BUD
PPKD
Menyerahkan SKP daerah kepada Wajib Pajak dan
Bendahara Penerimaan
Pengguna Anggaran
Menyerahkan SKR kepada Wajib Retribusi dan Bendahara
Penerimaan
Bank yang ditunjuk, bank lain, badan, lembaga
keuangan, dan atau kantor pos
Menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera pada
SKP-Daerah/SKR dari Wajib Pajak/Retribusi
Menerbitkan Slip Setoran/Bukti Setoran Lain yang sah dan
Nota Kredit
Menyerahkan Slip Setoran/bukti lain yang sah kepada Wajib
Pajak/Retribusi dan Nota Kredit kepada BUD
Bendahara Penerimaan
Menerima Slip Setoran/Bukti lain yang sah dari
WP/Retribusi
Langkah-Langkah Teknis
 PPKD menyerahkan SKP daerah kepada bendaraha
penerimaan dan wajib pajak
 Pengguna Anggaran menyerahkan SKR Daerah kepada
Bendahara Penerimaan dan Wajib Pajak/Retribusi.
 Kasda menerima uang dari Wajib Pajak/Retribusi kemudian
membuat Bukti Setoran dan Nota Kredit. Bukti Setoran
diserahkan kepada Wajib Pajak/Retribusi sedangkan Nota
Kredit diserahkan kepada BUD. Wajib Pajak/Retribusi
menyerahkan Bukti Setoran kepada Bendahara Penerimaan.
Bendahara Penerimaan menerima Slip
Setoran/Bukti Lain yang Sah dari Wajib
Pajak/Retribusi atau mendapatkan salinannya
dari bank dan akan menggunakannya sebagai
dokumen sumber dalam penatausahaan
penerimaan bersama-sama dengan SKP
Daerah/SKR.
THANK
THANKYOU,
YOU,
ARIGATO,
ARIGATO,
SYUKRON
SYUKRON
GRACIAS
GRACIAS
XIE-XIE
XIE-XIE
MOKASIH
MOKASIH

30

Anda mungkin juga menyukai