Anda di halaman 1dari 37

Sistem Akuntansi

Persediaan

Oleh
Dr. Fauzan Misra, SE,. M.Si,. Ak
Ileh Satria, SE,. MA,. M.Si
Definisi Persediaan
• Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk
barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional
pemerintah dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Klasifikasi Persediaan
Suatu aset dapat diklasifikasikan sebagai persediaan
bila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
• Barang atau perlengkapan (supplies) yang
digunakan dalam rangka kegiatan operasional
pemerintah. Termasuk dalam kelompok ini adalah
barang pakai habis seperti alat tulis kantor, barang
tak pakai habis seperti komponen peralatan dan
pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen
bekas
Klasifikasi Persediaan lanjutan
• Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan
dalam proses produksi. Persediaan dalam kelompok ini
meliputi bahan yang digunakan dalam proses produksi seperti
bahan baku pembuatan alat-alat pertanian, dan lain-lain.
• Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual
atau diserahkan kepada masyarakat. Contoh persediaan yang
termasuk dalam kelompok ini adalah alat-alat pertanian
setengah jadi.
• Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan. Contohnya
adalah hewan/tanaman.
Klasifikasi Persediaan dalam BAS
• Persediaan Bahan Pakai Habis :
• Persediaan Alat Tulis Kantor
• Persediaan Dokumen/Administrasi Tender
• Persediaan Alat Listrik dan elektronik ( lampu pijar,
battery kering)
• Persediaan Perangko, materai dan benda pos lainnya
• Persediaan Peralatan kebersihan dan bahan pembersih
• Persediaan Bahan Bakar Minyak/Gas
• Persediaan Isi tabung pemadam kebakaran
• Persediaan Isi tabung gas
Klasifikasi Persediaan dalam BAS
lanjutan
• Persediaan Bahan/Material
• Persediaan Bahan baku bangunan
• Persediaan Bahan/bibit tanaman
• Persediaan Bibit ternak
• Persediaan Bahan obat-obatan
• Persediaan Bahan kimia
• Persediaan Bahan Makanan Pokok
• Persediaan Barang Lainnya
• Persediaan Barang yang akan Diberikan Kepada Pihak
Ketiga
Isu-isu Dalam Persediaan
• Metode Pengakuan Beban Persediaan
1. Pendekatan Aset
2. Pendekatan Beban
• Metode Sistem Pencatatan Persediaan
1. Metode Perpetual
2. Metode Periodik
• Metode Pengukuran Persediaan
1. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP). 2.
Metode Rata-Rata Tertimbang
3. Metode Harga Pembelian Terakhir
Pengakuan Persediaan
• Persediaan diakui saat (1) potensi manfaat ekonomi masa
depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal; dan (2) telah diterima atau
hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
• Setiap pembelian persediaan akan dicatat sebagai aset, yakni
“Persediaan”. Berdasarkan bukti belanja persediaan, fungsi
akuntansi akan menjurnal akun “Persediaan” di debit dan
akun “Kas” atau akun “Hutang” di kredit. Selain itu, fungsi
akuntansi akan mencatat realisasi belanja dengan mendebit
akun “Belanja (nama persediaan)” dan mengkredit akun
“Perubahan SAL”.
Ilustrasi Pengakuan Persediaan • Pada tanggal 1 Pebruari 2015, SKPD Kota
XXX membeli persediaan berupa 5 rim kertas HVS dan 10 pak spidol. Harga
kertas HVS adalah Rp 50.000/rim dan harga spidol adalah Rp 100.000/pak.
Selama Bulan Pebruari 2015 digunakan sebanyak 2 rim kertas HVS dan 3 pak
spidol. • Berdasarkan bukti belanja tersebut, fungsi akuntansi akan menjurnal

Tanggal Kode Akun Nama Akun Debit Kredit


1/2/2015 1……. Persediaan Alat Tulis Kantor 1.250.000
1……. Kas di Bendahara Pengeluaran 1.250.000

Tanggal Kode Akun Nama Akun Debit Kredit


1/2/2015 5……. Belanja Alat Tulis Kantor 1.250.000
0……. Perubahan SAL 1.250.000
Pengakuan Beban Persediaan
Terdapat dua pendekatan pengakuan Beban Persediaan, yaitu
pendekatan aset dan pendekatan beban.
• Pendekatan aset digunakan untuk persediaan-persediaan
yang nilainya material dan maksud penggunaannya untuk
selama satu periode dan atau untuk maksud berjaga-jaga.
Contohnya adalah persediaan di sekretariat SKPD.
• Pendekatan beban dapat digunakan untuk persediaan-
persediaan yang nilainya relatif tidak material dan maksud
penggunaannya untuk waktu yang segera/tidak dimaksudkan
untuk sepanjang satu periode. Contohnya adalah persediaan
untuk suatu kegiatan.
Ilustrasi Pengakuan Beban Persediaan: Pendekatan Aset. Pada tanggal 1 Pebruari
2015, SKPD XYZ membeli persediaan sebanyak 5 rim kertas HVS dan 10 pak spidol
untuk Sekretariat. Harga kertas HVS adalah Rp 50.000/rim dan harga spidol adalah Rp
100.000/pak. Pada tanggal 20 Pebruari 2015, SKPD XYZ menggunakan persediaan
sebanyak 5 rim kertas HVS dan 10 pak spidol. Jurnal yang akan dibuat oleh fungsi
akuntansi adalah sebagai berikut:

Tanggal Kode Akun Nama Akun Debit Kredit


1/2/2015 1……. Persediaan Alat Tulis Kantor 1.250.000
1……. Kas di Bendahara Pengeluaran 1.250.000

Tanggal Kode Akun Nama Akun Debit Kredit


20/2/2015 1……. Belanja Persediaan Alat Tulis Kantor 1.250.000
0……. Perubahan SAL 1.250.000
Ilustrasi Pengakuan Beban Persediaan: Pendekatan Beban. Pada tanggal 1
Pebruari 2015, SKPD Kota XXX membeli persediaan berupa 5 rim kertas HVS
dan 10 pak spidol untuk Kegiatan Pelatihan Akuntansi Akrual. Harga kertas
HVS adalah Rp 50.000/rim dan harga spidol adalah Rp 100.000/pak.
Berdasarkan bukti belanja tersebut, fungsi akuntansi akan menjurnal:

Tanggal Kode Akun Nama Akun Debit Kredit


1/2/2015 9……. Beban Persediaan Alat Tulis Kantor 1.250.000
1……. Kas di Bendahara Pengeluaran 1.250.000

Tanggal Kode Akun Nama Akun Debit Kredit


20/2/2015 5……. Belanja Alat Tulis Kantor 1.250.000
0……. Perubahan SAL 1.250.000
Sistem Pencatatan Persediaan
Terdapat dua metode sistem pencatatan persediaan, yaitu metode perpetual dan
metode periodik.
1. Metode Perpetual. Dalam metode perpetual, fungsi akuntansi selalu
“mengkinikan” nilai persediaan setiap ada persediaan yang masuk maupun
keluar. Metode ini digunakan untuk jenis persediaan yang berkaitan dengan
operasional utama di SKPD dan membutuhkan pengendalian yang kuat.
Contohnya adalah persediaan obat-obatan di RSUD, persediaan pupuk di dinas
pertanian, dan lain sebagainya.
2. Metode Periodik. Dalam metode periodik, fungsi akuntansi tidak langsung
“mengkinikan” nilai persediaan ketika terjadi pemakaian. Jumlah persediaan
akhir diketahui dengan melakukan perhitungan fisik (stock opname) pada akhir
periode. Pada akhir periode inilah dibuat jurnal penyesuaian untuk mengkinikan
nilai persediaan. Metode ini dapat digunakan untuk jenis persediaan yang
sifatnya sebagai pendukung kegiatan SKPD, contohnya adalah persediaan ATK di
sekretariat.
Perbedaan Metode Sistem Perpetual VS Sistem Periodik

No Transaksi Metode Perpetual Metode Periodik

Akun D K Akun D K

1 Pembelian Persediaan xx Persediaan xx

Kas Di Bendahara Peng xx Kas Di Bendahara Peng xx

(Jurnal LO atau Neraca) (Jurnal LO atau Neraca)

Belanja Persediaan xx Belanja Persediaan xx

Perubahan SAL xx Perubahan SAL xx

(Jurnal LRA)

2 Pemakaian Beban Persediaan xx Tidak ada Jurnal

Persediaan xx

3 Penyesuaian Tidak ada Jurnal Beban Persediaan xx


(Akhir
Periode) Persediaan xx
Contoh Soal. Pada tanggal 1 Desember 2015,
Dinas Kesehatan Kota XXX membeli obat-
obatan senilai Rp 30.000.000. Pada tanggal 18
Desember 2015, terjadi pemakaian obat-
obatan senilai Rp10.000.000. Pada tanggal 31
Desember 2015, dilakukan stock opname
obat-obatan dan diketahui bahwa obat-obatan
yang tersisa di gudang adalah senilai Rp
20.000.000 yang dimilikinya. Buatlah jurnal
dengan menggunakan metode perpetual dan
metode periodik untuk mencatat persediaan
obat-obatan tersebut.
Metode Sistem Perpetual

Tanggal Kode Akun Nama Akun Debit Kredit


1/12/2015 1….. Persediaan Beban Obat-obatan 30.000.000
1…. Kas Di Bendahara Pengeluaran 30.000.000

5…. Belanja Persediaan Bahan Obat2an 30.000.000


0…. Perubahan SAL 30.000.000

18/12/2015 9…. Beban Persediaan Bahan Obat2an 10.000.000


1…. Persediaan Bahan Obat-obatan 10.000.000

31/12/2015 Tidak ada Jurnal


Metode Sistem Periodik

Tanggal Kode Akun Nama Akun Debit Kredit


1/12/2015 1….. Persediaan Beban Obat-obatan 30.000.000
1…. Kas Di Bendahara Pengeluaran 30.000.000

5…. Belanja Persediaan Bahan Obat2an 30.000.000


0…. Perubahan SAL 30.000.000

18/12/2015 Tidak Ada Jurnal

31/12/2015 9… Beban Persediaan Bahan Obat2an 10.000.000


1… Persediaan Bahan Obat-obatan 10.000.000
Selisih Persediaan
• Sering kali terjadi selisih persediaan antara catatan persediaan menurut
bendahara barang/pengurus barang dengan hasil stock opname.
• Selisih persediaan dapat disebabkan karena persediaan hilang, usang,
kadaluarsa, atau rusak.
• Jika selisih persediaan dipertimbangkan sebagai suatu jumlah yang
normal, maka selisih persediaan ini diperlakukan sebagai beban.
• Jika selisih persediaan dipertimbangkan sebagai suatu jumlah yang
abnormal, maka selisih persediaan ini diperlakukan sebagai kerugian
daerah.
• Penetapan besaran selisih persediaan sebagai normal atau abnormal
ditentukan oleh Pemda dalam kebijakan akuntansinya.
• Selisih pengakuan atas selisih persediaan hanya terdapat dalam metode
perpetual.
Contoh. Selisih Persediaan Melanjutkan ilustrasi pada slide
sebelumnya. Jika hasil stock opname menunjukkan bahwa sisa
obat-obatan adalah Rp19.000.000,00, maka jurnalnya adalah
sebagai berikut

Tanggal Kode Akun Nama Akun Debit Kredit


31/12/2015 5….. Beban Persediaan 1.000.000
1…. Persediaan 1.000.000
(jika selisih Persediaan tdk Signifikan)

31/12/2015 3…. Kerugian Daerah 1.000.000


1…. Persediaan 1.000.000
(jika selisih Persediaan Signifikan)
Pengukuran Persediaan
• Nilai persediaan meliputi seluruh biaya yang harus
dikeluarkan sampai barang tersebut dapat digunakan.
• Tiga alternatif untuk mengukur nilai persediaan, yaitu:
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan
pembelian.
b. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan
memproduksi sendiri.
c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya
seperti donasi/rampasan.
Pengukuran: Biaya perolehan

• Biaya perolehan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya


penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada
perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa
mengurangi biaya perolehan.
• Jika biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya dalam
memperoleh persediaan dipertimbangkan tidak material dan tidak dapat
ditelusuri secara langsung, maka biaya-biaya tersebut dapat diabaikan sebagai
komponen biaya perolehan.
•Contoh: Pada tanggal 1 Pebruari 2015 Dinas membeli obat-obatan senilai
Rp 100.000.000. dari pembelian tersebut terdapat biaya lelang sebesar
Rp 2.000.000. Fungsi akuntansi akan mencatat nilai persediaan sebesar:
Biaya Perolehan = Pembelian + biaya lelang
= Rp 100.000.000 + Rp 2.000.000
= Rp 102.000.000
Pengukuran: Harga Pokok Produksi

• Harga pokok produksi persediaan meliputi biaya langsung yang


terkait dengan persediaan yang diproduksi; dan biaya tidak
langsung yang dialokasikan secara sistematis.
• Contoh: Dinas Kehutanan Kota XXX memproduksi minyak kayu
putih sendiri. Biaya untuk membuat minyak kayu putih terdiri
atas bahan baku senilai Rp75.000.000 gaji para pekerja sebesar
Rp25.000.000 serta biaya overhead senilai Rp 5.000.000.
Berdasarkan informasi tersebut, fungsi akuntansi akan mencatat
nilai persediaan sebesar:
Nilai persediaan = Biaya Langsung (Biaya Variabel) + Biaya Tidak
Langsung (Biaya Tetap)
= Rp75.000.000 + Rp25.000.000 + Rp5.000.000
= Rp105.000.000
Pengukuran: Nilai Wajar

Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset


atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang
memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar
(arm length transaction). Contoh: Dinas Pertanian Kota
XXX menerima donasi berupa pupuk dari pabrik pupuk
sebanyak 100 ton. Berdasarkan hasil survei di pasar,
harga pupuk per ton adalah Rp1.000.000. Berdasarkan
informasi tersebut, fungsi akuntansi akan mencatat nilai
persediaan pupuk sebesar 1.000 ton x Rp1.000.000
atau Rp1.000.000.000.
Penilaian Persediaan
• Dalam satu periode, pemerintah daerah melakukan
beberapa kali pembelian persediaan dengan tingkat
harga yang berbeda-beda antara pembelian yang
satu dengan yang lain.
• Perbedaan tingkat harga tersebut menjadi
permasalahan tersendiri dalam melakukan
penilaian persediaan.
• Harga mana yang akan dipakai untuk menilai beban
persediaan yang telah dipakai/dijual/ diserahkan
dan harga mana yang akan dipakai untuk menilai
persediaan yang tersisa di akhir periode?
Contoh. Berikut adalah data pembelian dan
penggunaan obat-obatan pada Dinas Kesehatan
Kota XXX:

Tanggal Pembelian Penggunaan Jumlah


15/3/2015 100 dus @Rp 100.000 - 100 dus
20/4/2015 200 dus @Rp 150.000 - 300 dus
17/6/2015 - 150 dus 150 dus
8/8/2015 300 dus @Rp 200.000 - 450 dus
13/9/2015 - 100 dus 350 dus
Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP); Sistem Pencatatan Periodik

Dengan metode MPKP, 350 dus persediaan obat-obatan yang


tersisa dihitung mulai dari harga pembelian terakhir.

Tanggal Jumlah Unit Harga Per Unit Jumlah


8/8/2015 300 dus @Rp 200.000 Rp 60.000.000
20/4/2015 50 dus @Rp 150.000 Rp 7.500.000
Persed. Akhir 350 dus Rp 67.500.000

Untuk obat-obatan yang telah dipakai, beban persediaannya adalah:


Beban Persediaan = Persediaan Awal + Pembeliaan – Persediaan
Akhir Beban Persediaan
= 0 + {(100 x Rp100.000) + (200 x Rp150.000) + (300 x Rp200.000)}
– Rp 67.500.000,00
= Rp 32.500.000,00
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP); Sistem Pencatatan Perpetual

Tanggal Pembelian Penggunaan Jumlah


15/3/2015 100 dus @Rp 100.000 - 100 dus @Rp 100.000
= Rp 10.000.000 = Rp 10.000.000
20/4/2015 200 dus @Rp 150.000 - 100 dus @Rp 100.000
= Rp 30.000.000 200 dus @Rp 150.000
Rp 40.000.000
17/6/2015 - 100 dus Rp 100.000 150 dus Rp 150.000
50 dus Rp 150.000 = Rp 22.500.000
= Rp 17.500.000
8/8/2015 300 dus @Rp 200.000 - 150 dus Rp 150.000
=Rp 60.000.000 300 dus Rp 200.000
= Rp 82.500.000
13/9/2015 - 100 dus Rp 150.000 50 dus Rp 150.000
=Rp 15.000.000 300 dus Rp 200.000
= Rp 67.500.000

Jadi, nilai persediaan akhir obat-obatan Dinas Kesehatan Kota XXX adalah Rp67.500.000
dan beban persediaannya adalah Rp32.500.000 (Rp17.500.000 + Rp 15.000.000).
Metode Rata-Rata Tertimbang; Sistem Pencatatan Periodik

Tanggal Jumlah Unit Harga Per Unit Jumlah


15/3/2015 100 dus @Rp 100.000 Rp 60.000.000
20/4/2015 200 dus @Rp 150.000 Rp 30.000.000
8/8/2015 300 dus @Rp 200.000 Rp 60.000.000
Persed. Akhir 600 dus Rp 100.000.000

• Biaya rata-rata persediaan per unit = Rp 100.000.000 / 600 dus = Rp 166.666,67


• Nilai Persediaan = Biaya rata-rata per unit x persediaan akhir (unit)
= Rp 166.666,67 x 350 unit
= Rp 58.333.333,33
• Untuk obat-obatan yang telah dipakai, beban persediaannya adalah
: Beban Persediaan = Persediaan Awal + Pembeliaan – Persediaan Akhir Beban
Persediaan
= 0 + Rp 100.000.000 – Rp 58.333.333,33
= Rp 41.666.666,67
Rata-Rata Tertimbang; Sistem Pencatatan Perpetual
Tanggal Pembelian Penggunaan Jumlah
15/3/2015 100 dus @Rp 100.000 - 100 dus @Rp 100.000
= Rp 10.000.000 = Rp 10.000.000
20/4/2015 200 dus @Rp 150.000 - 300 dus @Rp 133.333,33
= Rp 30.000.000 Rp 40.000.000
17/6/2015 - 150 dus Rp 133.333,33 150 dus Rp 133.333,33
= Rp 20.000.000 = Rp 20.000.000
8/8/2015 300 dus @Rp 200.000 - 450 dus Rp 177.777,78
=Rp 60.000.000 = Rp 80.000.000
13/9/2015 - 100 dus Rp 177.777,78 350 dus Rp 177.777,78
=Rp 177.777.777,78 = Rp 62.222.222,22

Jadi, nilai persediaan akhir obat-obatan Dinas Kesehatan Kota XXX


adalah Rp62.222.222,22, dan beban persediaannya adalah
Rp37.777.777,78 (Rp20.000.000 + Rp17.777.777,78).
Metode Harga Pembelian Terakhir; Sistem Pencatatan Periodik

• Nilai Persediaan Akhir = Rp70.000.000 (350 dus x


Rp200.000)
• Untuk obat-obatan yang telah dipakai, beban
persediaannya adalah: Beban Persediaan
= Persediaan Awal + Pembeliaan – Persediaan
Akhir
• Beban Persediaan
= 0 + {(100 x Rp100.000) + (200 x Rp150.000) +
(300 x Rp200.000)} – Rp70.000.000
= Rp 30.000.000
Metode Harga Pembelian Terakhir; Sistem Pencatatan Perpetual
Tanggal Pembelian Penggunaan Jumlah
15/3/2015 100 dus @Rp - 100 dus @Rp 100.000
100.000 = Rp = Rp 10.000.000
10.000.000
20/4/2015 200 dus @Rp - 100 dus @Rp 100.000
150.000 200 dus @Rp 150.000
= Rp 30.000.000 Rp 40.000.000
17/6/2015 - 150 dus 150 dus Rp 150.000
(Rp 40.000.000 – Rp 22.500.000) = Rp 22.500.000
= Rp 17.500.000
8/8/2015 300 dus @Rp - 150 dus Rp 175.000
200.000 300 dus Rp 200.000
=Rp 60.000.000 = Rp 86.250.000
13/9/2015 - 100 dus 350 dus Rp 200.000
(Rp 86.250.000 – Rp 70.000.000) = Rp 70.000.000
=Rp 16.250.000

Jadi, nilai persediaan akhir obat-obatan Dinas Kesehatan Kota XXX adalah Rp70.000.000
dan beban persediaannya adalah Rp33.750.000 (Rp17.500.000 + Rp16.250.000).
Prosedur Akuntansi: Metode Periodik
No Transaksi Pencatatan oleh SKPD Pencatatan oleh PPKD

Akun D K Akun D K

1a Pembelian Persediaan xx Tidak ada Jurnal


Persediaan
Dg Uang/UP Kas Di Bendahara Peng xx
/TU Belanja Persediaan xx Tidak ada Jurnal
Perubahan SAL xx
1b Pembelian Persediaan xx Tidak ada Jurnal
Persediaan
Dg Uang LS Utang Belanja xx
(utang)
Pelunasan Utang Belanja xx RK SKPD xx
Utang/Pene
rbitan SP2D RK PPKD xx Kas di Kas Daerah xx
LS Barang Belanja Persediaan xx Tidak ada Jurnal
Perubahan SAL xx
Prosedur Akuntansi: Metode Periodik lanjutan

No Transaksi Pencatatan oleh SKPD Pencatatan oleh PPKD

Akun D K Akun D K

2 Pemakaian Tidak ada Jurnal Tidak ada Jurnal


Persediaan

3 Penyesuaian Beban Persediaan xx Tidak ada Jurnal


di akhir
Tahun Persediaan xx
Prosedur Akuntansi: Metode Perpetual
No Transaksi Pencatatan oleh SKPD Pencatatan oleh PPKD

Akun D K Akun D K

1a Pembelian Persediaan xx Tidak ada Jurnal


Persediaan
Dg Uang/UP Kas Di Bendahara Peng xx
/TU Belanja Persediaan xx Tidak ada Jurnal
Perubahan SAL xx
1b Pembelian Persediaan xx Tidak ada Jurnal
Persediaan
Dg Uang LS Utang Belanja xx
(utang)
Pelunasan Utang Belanja xx RK SKPD xx
Utang/Pene
rbitan SP2D RK PPKD xx Kas di Kas Daerah xx
LS Barang Belanja Persediaan xx Tidak ada Jurnal
Perubahan SAL xx
Prosedur Akuntansi: Metode Perpetual lanjutan

No Transaksi Pencatatan oleh SKPD Pencatatan oleh PPKD

Akun D K Akun D K

2 Pemakaian Persediaan xx Tidak ada Jurnal


Persediaan
Beban Persediaan xx
3 Penyesuaian Tidak ada Jurnal Tidak ada Jurnal
di akhir
Tahun
Pengungkapan
Hal-hal yang dipandang perlu untuk diungkapkan dalam laporan
keuangan sehubungan dengan persediaan meliputi:
• Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;
• Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau
perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang
atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang
yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat,
dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan
untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
• Kondisi persediaan. Persediaan dengan kondisi rusak atau usang
tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.
Tugas, kirim Via Email : qlcandalaspadang@gmail.com
Dengan nama file : KN…_BP_Nama Mahasiswa. Batas Akhir Pengiriman, Selasa, 20 April
2021 Jam 00:00 Wib. Jawaban Tulisan Tangan, kemudian di Scan/Jpeg

Soal. Berikut adalah data pembelian dan penggunaan APD penanganan COVID-19
pada Dinas Kesehatan Kota XXX sebagai berikut:

Tanggal Pembelian Penggunaan Jumlah


2/3/2020 200 unit @Rp 100.000 - 200 unit
10/3/2020 150 unit @Rp 150.000 - 350 unit
15/3/2020 200 unit @Rp 200.000 - 550 unit
28/3/2020 - 250 unit 300 unit
4/4/2020 50 unit @Rp 250.000 - 350 unit
8/4/2020 - 200 unit 150 unit

Dari data dan Informasi diatas siapkanlah Kartu Persediaan dengan Metode:
1. Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP); Sistem Pencatatan Periodik & Perpetual
2. Metode Rata-Rata Tertimbang; Sistem Pencatatan Periodik dan Perpetual
3. Metode Harga Pembelian Terakhir; Sistem Pencatatan Periodik dan Perpetual
4. Kemudian Lakukan Penjurnalan atau Pencatatan oleh SKPD dan PPKD dengan Metode Sistem
Periodik dan Perpetual .

Anda mungkin juga menyukai