Anda di halaman 1dari 33

MOBILISASI

ROM AKTIF DAN


PASIF
Definisi mobilisasi
 Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk
bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.
Setiap orang butuh untuk bergerak.Kehilangan
kemampuan untuk bergerak menyebabkan
ketergantungan,keadaan ini jelas membutuhkan
tindakan keperawatan. Mobilisasi diperlukan untuk
meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan
kesehatan, memperlambat proses penyakit
(Mubarak, Indrawati, & Susanto, 2015).
Tujuan mobilisasi

Adapun tujuan dari mobilisasi adalah sebagai berikut :


a. Mempertahankan fungsi tubuh dan menccegah kemunduran
serta mengembalikan rentang gerak aktivitas tertentu sehingga
penderita dapat kembali normal atau setidak-tidaknya dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari b. Memperlancar peredaran
darah
c. Membantu pernapasan menjadi kuat
d. Mempertahankan tonus otot, memelihara, dan meningkatkan
pergerakan dari persendian
e. Memperlancar eliminasi alvi dan urine
f. Melatih atau ambulasi (Mubarak, Indrawati, & Susanto, 2015)
Manfaat mobilisasi
Menurut Mubarak (2015) manfaat mobilisasi dini adalah sebagai beikut:
a. Meningkatkan kecepatan dan kedalaman pernafasan
- Mencegah atelektase dan pnemoni hipostatis
- Meningkatkan kesadaran mental dampak dari peningkatan oksigen ke
otak
b. Meningkatkan sirkulasi peredaran darah
- Nutrisi untuk penyembuhan mudah didapat pada daerah luka
- Dapat mencegah thrombophlebitis
- Meningkatkan kelancaran fungsi ginjal
- Mengurangi rasa nyeri
lanjutan…..
c. Meningkatkan berkemih untuk mencegah retensi urin
d. Meningkatkan metabolism
-Mencegah berkurangnya tonus otot
-Mengembalikan keseimbangan nitrogen
e. Meningkatkan peristaltik
-Memudahkan terjadinya flatus
-Mencegah distensi abdominal dan nyeri akibat gas
-Mencegah konstipasi
- Mencegah ileus paralitik
Faktor yang memengaruhi mobilisasi

a. Gaya Hidup
Mobilisasi seseorang dapat dipengaruhi oleh latar
belakang budaya, nilai-nilai yang dianut, dan
lingkungan tempat ia tinggal (masyarakat).
b. Ketidak mampuan
Secara umum, terdapat dua jenis ketidakmampuan yaitu
ketidakmampuan primer dan sekunder.
Ketidakmampuan primer disebabkan oleh penyakit atau
trauma, sementara ketidakmampuan sekunder terjadi
akibat dampak dari ketidakmampuan primer.
Faktor..
c. Tingkat Energi
Energi sangat dibutuhkan dalam mobilisasi. Dalam
hal ini, cadangan energi yang dimiliki masing-
masing individu cukup bervariasi.
d. Usia
Pada individu dengan usia lanjut kemampuan untuk
melakukan aktivitas dan mobilisasi menurun
sejalan dengan proses penuaan.
Faktor..
e. Sistem neuromuskular
Sistem neuromuskular yang memengaruhi
mobilisasi adalah sistem otot, skeletal, ligamen
tendon, kartilago dan saraf. Otot skeletal mengatur
gerak tulang karena adanya kemampuan otot untuk
berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai
sistem pengungkit.
Rentang gerak mobilisasi
Terdapat 3 rentang gerak dalam mobilisasi menurut Carpenito
(2000) dalam Mubarak (2015), yaitu :
a. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot
dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif.
Misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
b. Rentang gerak aktif
Rentang gerak aktif berguna untuk melatih kelenturan dan
kekuatan otot serta sendi dengan menggunakan ototnya secara
aktif, misalnya pasien yang berbaring di tempat tidur
menggerakkan kakinya sendiri
Lanjutan…
c. Rentang gerak fungsional
Rentang gerak fungsional berguna untuk
memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan
aktifitas yang diperlukan.
Tahapan mobilisasi pasca operasi
Tahapan mobilisasi pasca operasi menurut Mochtar (1998) yaitu :
a. 6-10 jam setelah pembedahan pasien dapat melakukan :
1) Latihan pernafasan sambari tidur terlentang dan diulangi sebanyak 3
kali
2) Menggerakkan lengan dari posisi disamping tubuh ke posisi
disamping kepala sehingga membentuk sudut 180°kemudian
mengembalikannya ke posisi semula dan diulangi sebanyak 3 kali
pada masing-masing kedua lengan
3) Menggerakkan lengan tangan kesamping badan sehingga
membantuk sudut 90° kemudian kembalikan kesampingbadan
diulangi sebanyak 3 kali pada masing masing kedua lengan
4) Menggerakkan tungkai kaki ke atas kemudian mengembalikannya
keposisi semuladiulangi sebanyak 3 kali pada masing-masing tungkai
Lanjutan…
5) Menggerakkan tungkai kaki ke arah samping hingga 30 °-50 °
kemudian mengembalikannya keposisi semula, lakukan
sebanyak 3 kali pada masing-masing tungkai
6) Pasien miring ke kanan dan ke kiri masing masing selama 2 jam
b. Hari ke 2, pasien dapat didudukkan selama 5 menitdan diminta
untuk nafas sedalam dalamnya lalu dihembuskan disertai batuk-
batuk kecil yang berguna untuk melonggarkan pernafasan dan
sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia
mulai pulih. Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi
setengah duduk (posisi semifowler)
c. Hari ke3-5, pasien dianjurkan untuk belajar duduk selama sehari,
belajar berjalan dan kemudian berjalan sendiri
Dampak bila tidak melakukan mobilisasi

a. Dampak pada sistem moskuloskeletal


atrofi, kontraktur, osteoporosis dan kekakuan serta
nyeri pada sendi yang dapat menyebabkan
hambatan pergerakan.
b. Dampak pada sistem respirasi
Pada sistem respirasi jika mobilisasi tidak
dilakukan akan menyebabkan penurunan gerak
pernapasan, penumpukan sekret, elektasis dan
penurunan kapasitas vital.
Lanjutan…
c. Dampak pada sistem perkemihan
infeksi saluran kemih. Hal ini dapat terjadi karna
pasien hanya terlentang di tempat tidur tanpa
melakukan pergerakan, sehingga urin tidak dapat
melewati ureter dengan baik dan justru banyak
tertampung di pelvis renalis.
d. Dampak pada sistem gastrointestinal
Salah satu contoh masalah yang umum ditemui
adalah konstipasi.
Range Of Motion

 ROM gerak terdiri dari dua kata yaitu ROM


( Range Of Montion ) yang artinya ruang lingkup
gerak sendi dan ROM ( Range Of Movement )
yang artinya jangkauan sendi. Jadi ROM (Range
Montion ) adalah segenap gerakan sendi yang
dalam keadaan normal dapat dilakukan dalam
keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang
bersangkutan ( pusdiknakes, 1995 ).
Ada dua jenis ROM:

 ROM aktif yaitu pasien menggunakan ototnya


untuk melakukan gerakan secara mandiri,
 ROM pasif adalah latihan yang dilakukan Ada

dua jenis latihan ROM yaitu dengan bantuan


orang lain. ROM pasif dilakukan karena
pasien belum mampu menggerakkan anggota
badan secara mandiri.
Manfaat Pergerakan ( ROM Aktif )

a. Memelihara kelenturan dari tulang dan


sendi
b. Menjaga agar tidak terjadi kerapuhan
tulang
c. Meningkatkan kekuatan otot
d. Menjaga agar peredaran darah lancar
Hal – Hal yang Harus Diperhatikan Dalam
Pergerakan ( ROM Aktif)

a. Perhatikan keadaan umum penderita, apakah


merasa kelelahan, pusing atau kecapaian
b. Pastikan pakaian dalam keadaan longgar
c. Jangan lakukan pada penderita patah tulang
d. Jangan lakukan latihan fisik segera setelah
penderita makan
e. Gunakan gerakan badan yang benar untuk
menghindari ketegangan /luka pada penderita
Lanjutan…
f. Gunakan kekuatan dengan pegangan yang
nyaman ketika melakukan latihan
g. Gerakan bagian tubuh dengan lancar, pelan
dan berirama
h. Hindari gerakan yang terlalu sulit
i. Jika kejang pada saat latihan, hentikan
j. Jika terjadi kekakuan tekan pada daerah yang
kaku, teruskan latihan dengan perlahan
Latihan Gerakan ROM aktif
1.Latihan aktif anggota gerak atas :
Leher,spinal, serfikal
Tipe sendi: pivotal(putar)
 Fleksi : menggerakan dagu menempel kedada rentang 45^

 Ekstensi: mengembalikan kepala keposisi tegak, rentang 45^

 hiperekstasi: menekuk kepala kebelakang sejauh mungkin,


rentang 40-45^
 fleksi lateral : memiringkan kepala sejauh mungkin kearah setiap

bahu rentang 40-45^


 rotasi ; memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler,

rentang 180^
BAHU

Tipe Sendi: ball and scocket


 fleksi : menaikan lengan dari posisi disamping tubuh kedepan
keposisi ke posisi di atas kepala, rentang 180^
 Ekstensi : Mengembalikan lengan keposisi disamping tubuh ,
rentang 180^
 Hiperektensi :Menggerakan lengan kebelakang tubuh ,siku
tetap lurus, rentang 45-60^
 Abduksi : Menaikan lengan keposisi samping diatas kepala
dengan telapak tangan jauh dari kepala rentang180^
Lanjutan bahu…
 Adduksi : menurunkan lengan kesamping dan
menyilang tubuh sejauh mungkin, rentang 320^
 Rotasi dalam : Dengan siku fleksi, memutar bahu
dengan menngerakan lengan sampai ibujari menghadap
kedalam dan kebelakang, rentang 90^
 Rotasi luar : Dengan siku fleksi , menggerakan lengan
sampai ibu jari keatas dan samping kepala, rentang 90^
 Sirkumduksi : menggerakan lengan dengan lingkaran
penuh, rentang 360^
SIKU

Tipe sendi : hinge


fleksi : menggerakan siku sehingga lengan bahu bergerak kedepan
sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150^.
 Ekstensi : meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang

150^.
 Lengan bawah

 Tipe sendi : pivotal (putar)

 supinasi : memutar lengan bawah dan tangan sehingga

telapaktangan menghadap keatas, rentang 70-90^


 pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan

menghadap kebawah, rentang 70-90^


PERGELANGAN TANGAN

tipe sendi : kondiloid


 fleksi : menggerakan telapak tangan kesisi bagian dalam

lengan bawah,rentang 80-90^


 ekstensi : menggerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari,

tangan, lengan bawah berada dalam arah yang sama, rentang


80-90^
 hiperekstensi : membawa permukaan tangan dorsal

kebelakang sejauh mungkin, rentang 89-90^


 abduksi : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari,

rentang 30^
 adduksi : menekuk pergelangan tangan miring kea rah lima

jari, rentang 30-50^


JARI- JARI TANGAN

tipe sendi : condyloid hinge


 fleksi : membuat genggaman rentang 90^

 ekstensi : meluruskan jari-jari tangan, rentang 90^

 hiperektensi : menggerakan ari-jari tangan

kebelakang sejauh mungkin, rentang 30-60^


 abduksi : meregangkan jari-jari tangan yang satu

dengan yang lain, rentang 30^


 adduksi : merapatkan jari-jari tangan, rentang 30^
IBU JARI

tipe sendi: pelana


 fleksi : menggerakan ibu jari menyilang permukaan

telapak tangan rentang 90^


 ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan,

rentang 9^
 abduksi ; menjauhkan ibu jari kesamping, rentang 30^

 adduksi : menggerakan ibu jari kepan tangan, rentang 30^

 oposisi : menyentuhkan ibu jari kesetiap jari-jari tangan

pada tangan yang sama


PINGGUL

tipe sendi : ball and socket


 fleksi : menggerakan tungkai kedepan dan keatas, rentang 90-120^
 ekstensi : menggerakan kembali kesamping tungkai yang lain, rentang 90-
120^
 hiperekstensi : menggersksn tungkai kebelakang tubuh, rentang 30-50^
 abduksi ; menggerakan tungkai kesamping menjauhi tubuh, rentang 30-50^
 adduksi : menggerakan tungkai kembali keposisi media dan melebihi jika
mungkin, rentang 30-50^
 rotasi dalam: memutar kaki dan tungkai kearah tungkai lain, rentang 90^
 rotasi luar: memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90^
 sirkumduksi : menggerakan tungkai melingkar
LUTUT
tipe sendi : hinge
 fleksi menggerakan tumit kearah belakang paha, rentang 120-130^

 ekstensi : mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130^

MATA KAKI
tipe sendi : hinge
 dorsifleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,

rentang 20-30^
 plantarfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk

kebawah, rentang 45-50^


KAKI
tipe sendi : gliding
 invers : memutar telapak kaki kesamping dalam, rentang 10^

 eversi : memutar telapak kaki kesamping luar, rentang 10^


Manfaat dan Tujuan ROM Pasif
1. Mengkaji kemampuan otot, tulang, dan sendi
dalam melakukan pergerakan
2. Mempertahankan atau memelihara fleksibilitas dan
kekuatan otot
3. Memelihara mobilitas persendian
4. Merangsang sirkulasi darah
5. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan, dan
kontraktur
6. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
Waktu dan Frekuensi ROM Pasif

1. Idealnya latihan ini dilakukan sekali sehari.


2. Lakukan masing-masing gerakan sebanyak 10
hitungan, latihan dilakukan dalam waktu 30 menit.
3. Mulai latihan secara perlahan, dan lakukan latihan
secara bertahap.
4. Usahakan sampai mencapai gerakan penuh tetapi
jangan memaksakan gerakan.
5. Jangan memaksakan suatu gerakan pada pasien,
gerakan hanya sampai pada batas yang ditoleransi
pasien.
Lanjutan…
6. Jaga supaya tungkai dan lengan, anggota
badan menyokong seluruh gerakan.
7. Hentikan latihan apabila pasien merasa nyeri,
dan segera konsultasikan ke tenaga kesehatan.
8. Dilakukan dengan pelan-pelan dan hatihati
dengan melihat respon/keadaan pasien
Tujuan Mobilisasi ROM Pasif
1. Mempertahankan fungsi tubuh dan mencegah
kemunduran serta mengembalikan rentang gerak aktivitas
tertentu sehingga penderita dapat kembali normal atau
setidak-tidaknya dapat mencakupi kebutuhan sehari-hari.
2. Memperlancar peredaran darah
3. Membantu pernapasan menjadi lebih kuat.
4. Mempertahankan tonus otot, memelihara dan
meningkatkan pergerakan dari persendian.
5. Memperlancar eliminasi buang air besar dan air kecil.
6. Melatih atau ambulansi.
Indikasi pelaksanaan ROM
Indikasi pelaksanaan ROM adalah pasien
dengan bed rest total di tempat tidur dalam
jangka waktu yang lama, pasien yang setelah
immobilisasi karena suatu keadaan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai