informasi sepanjang semester dan tahun pelajaran (kompetensi) apa yang telah dikuasai siswa
agar memperoleh gambaran tentang pencapaian dan apa yang belum dikuasai
kompetensi siswa.
1. Penilaian tertulis (paper-pencil test) baik berupa soal pilihan maupun uraian
2. Tes praktek (performance test)
3. Penilaian produk
4. Penilaian proyek
5. Peta perkembangan
6. Evaluasi diri siswa
7. Penilaian afektif
8. Portopolio
PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN DI JENJANG PENDIDIKAN DASAR
KB 2
DAN MENENGAH
Alat Penilaian
Alat penilaian aspek kognitif Penilaian aspek psikomotor Penilaian aspek afektif
adalah tes berupa tes objektif, dilakukan dengan kombinasi dilakukan dengan alat
tes uraian dan tes berbentuk alat penilaian tes dan penilaian non-tes, yaitu
soal terbuka. pengamatan. Alat penilaian penilaian sikap dan penilaian
psikomotor dapat berupa tes diri, baik berbentuk kuesioner,
tertulis, tes simulasi dan tes pengamatan maupun laporan
contoh kerja (work sample). diri.
Penyekoran
Skor tes objektif dapat ditentukan dengan tanpa menyertakan factor koreksi atau dengan menyertakan
faktor koreksi. Jika tanpa menyertakan faktor koreksi maka hasil skor ditentukan sebagai berikut:
Jika dengan menyertakan faktor koreksi maka hasil skor ditentukan sebagai berikut:
𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝑃 × 𝑇× 𝐾
𝑀×𝑇
Skor Aspek
Afektif
Pemberian skor penilaian aspek afektif
𝑃 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
didasarkan pada kriteria penilaian dalam skala
𝑀 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
tertentu. Selanjutnya skor dari setiap aspek
𝑇 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
afektif yang dinilai dijumlahkan menjadi skor
𝐾 = 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
total.
PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN DI PERGURUAN TINGGI
Pre test berfungsi untuk mengetahui dan menentukan kompetensi manakah yang
telah dan belum dikuasai oleh siswa sehingga dapat menjadi dasar pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilakukan.
---
Post test pada akhir pembelajaran berfungsi untuk menilai efektivitas proses
pembelajaran.
Post test adalah set tes yang parallel yaitu tes yang disusun dari kisi-kisi tes yang
sama.
MEMANFAATKAN HASIL TES FORMATIF
Hasil tes formatif digunakan untuk memonitor apakah proses pembelajaran yang telah
dilakukan telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tes formatif merupakan alat
untuk melihat efektivitas proses pembelajaran.
Jika dari hasil tes formatif terdapat sejumlah kompetensi yang belum dikuasai siswa maka guru
harus mencari penyebabnya. Penyebab itu dapat berasal dari siswa atau dari pelaksanaan
proses pembelajaran.
Setelah itu guru melakukan tindakan perbaikan dan mengulang kembali tes formatif untuk
mengetahui apakah siswa telah benar-benar menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Titik
berat tes formatif adalah pada pengukuran pencapaian kompetensi siswa, bukan mencari
penyebab kesulitan belajar siswa.
MEMANFAATKAN HASIL TES DIAGNOSTIK
Tes diagnostik digunakan untuk menemukan kesulitan pemahaman konsep yang dialami
siswa, materi tes diagnostik dikembangkan dari konsep-konsep yang sulit dipahami
siswa.
---
Dari hasil tes guru akan menemukan kesulitan belajar yang dialami siswa. Selanjutnya
guru berupaya untuk mencari penyebab kesulitan belajar tersebut sekaligus berupaya
untuk menemukan alternatif atau cara untuk menghilangkan penyebab kesulitan belajar
itu sehingga siswa dapat berhasil menyelesaikan semua program pembelajaran yang
telah dirancang oleh guru.
PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN NON
TES