Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

Modul 9
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menulis

Tutor : Ibu Ellyzana, ML., M.Pd

Di susun Oleh Kelompok 4:


1. METAMI SEPTIANA ( 856966763)
2. NITA SETIANA ( 856967851)
3. RISKARIA ( 856966803)
4. WAHYUNI ( 856966756)
MODUL 9
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menulis

KEGIATAN BELAJAR 1
Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menulis

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MENULIS


Menurut Pappas (dalam Nurchasanah, 1994) dalam pengajaran bahasa terpadu (termasuk menulis) dilandasi oleh
beberapa prinsip sebagai berikut.
1. Anak-anak adalah pembelajar yang konstruktif.
2. Bahasa adalah sistem makna yang dikomunikasikan dalam beberapa kehidupan sosial.
3. Anak-anak pada dasarnya sudah mempunyai pengetahuan
Tujuan pengajaran menulis terpadu adalah agar siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa tulis sesuai dengan konteks
pemakaian bahasa yang wajar.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus menulis adalah pembelajaran bahasa indonesia yang dipusatkan pada
kegiatan latihan menulis. Kalau di SD kelas rendah difokuskan pada penguasaan menulis huruf dan merangkai huruf
menjadi kata, serta merangkainya menjadi kalimat sederhana maka di SD kelas tinggi difokuskan pada latihan
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis secara jelas.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN MENULIS DI SD KELAS RENDAH
Hasil belajar atau tujuan pembelajaran menulis yang ingin dicapai dikelas 1 SD adalah
a) Bersikap benar dalam menulis garis putus-putus, garis lurus, garis lengkung, lingkaran, garis
pembentuk huruf
b) Menjiplak dan menebalkan (gambar, lingkaran, bentuk huruf)
c) Menyalin (huruf, kata, kalimat, angka arab, kalimat atau beberapa kalimat)
d) Menulis huruf, kata, dan kalimat sederhana dengan kata lepas
e) Menulis kalimat yang terdiri (atas 3-5 kata) dengan huruf sambung
f) Menulis kalimat yang didiktekan guru dengan huruf sambung dan menulisnya dengan benar
g) Menulis rapi kalimat dengan huruf sambung
Tujuan pembelajaran menulis di kelas 2 adalah
a) Menulis pengalaman dengan kalimat sederhana dan huruf sambung
b) Menulis kalimat yang didiktekan guru dalam huruf sambung dengan benar (penggunaan ejaan
dan tanda baca)
c) Melengkapi cerita dengan kata yang tepat
d) Menulis karangan pendek tentang kegiatan anggota keluarga
e) Menulis cerita sederhana tentang kesukaan dan ketidaksukaan
C. TUJUAN PEMBELAJARAN MENULIS DI SD KELAS TINGGI
1. Kelas 3
a) Menulis karangan dari pikiran sendiri dengan pilihan kata dan kalimat yang tepat
b) Menulis karangan berdasarkan rangkaian gambar seri dengan kalimat yang makin kompleks
c) Membuat ringkasan dari teks narasi cerita dalam beberapa kalimat dengan kata kata sendiri
2. Kelas 4
a) Memahami isi percakapan dan melengkapi percakapan
b) Menulis deskripsi tentang benda disekitar dengan bahasa yang runut
c) Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman dengan bahasa yang komunikatif
3. Kelas 5
a) Menulis karangan berdasarkan gambar seri yang diacak
b) Menulis karangan dengan bahan yang tersedia
c) Menyusun karangan dengan menggunakan kerangka karangan
4. Kelas 6
a) Menyusun naskah pidato/sambutan dengan bahasa yang komunikatif dan santun
b) Menyampaikan informasi dalam bentuk iklan dengan bahasa yang komunikatif
c) Menyusun rangkuman dari berbagai teks bacaan yang memiliki kesamaan tema
Kegiatan Belajar 2
Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menulis
A. MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
FOKUS MENULIS
Materi merupakan bahan pembelajaran yang berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan guru atau untuk mengembangkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam
kurikulum.
Metode mengacu kepada suatu prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang
meliputi (a) pemilihan bahan, (b) urutan bahan, (c) penyajian bahan, dan (d) pengulangan bahan,
sedangkan teknik mengandung makna upaya guru, usaha guru, atau cara yang digunakan guru
untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran dalam kelas pada saat itu.
Syafi”ie (dalam Nurchasanah, 2004) membagi menulis permulaan menjadi dua tahap, yaitu (a) tahap
prapenulisan, dan (b) tahap penulisan. Tahap prapenulisan bertujuan melatih siswa untuk
membiasakan diri bersikap yang baik dan tepat dalam menulis, misalnya sikap duduk yang benar,
pengaturan jarak mata dengan tangan yang tepat pada waktu menulis, cara membuka buku yang
tepat, dan belajar membuat berbagai macam garis yang memungkinkan siswa untuk bisa menulis
dengan tepat.
Tahap penulisan merupakan kelanjutan dan tahap prapenulisan yang bertujuan melatih siswa
untuk dapat menulis dengan sesungguhnya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan teknik yang
merupakan alternatif model pembelajaran menulis sebagai berikut.
1. Menjiplak, yang dapat dibagi menjadi (a) menjiplak huruf, (b) menjiplak kalimat, (c) menjiplak wacana
sederhana,
2. Menyalin, biasanya dimulai dari tingkatan kata, kalimat, sampai pada wacana.
3. Menatap, biasanya dilakukan dengan cara mengamati objek.
4. Menyusun, kegiatan menyusun yang paling sederhana adalah menyusun huruf menjadi kalimat,
dilanjutkan dengan menyusun kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi wacana.
5. Melengkapi, melengkapi kalimat sebagian katanya dihilangkan dan bisa juga melengkapi bagian kalimat
yang dihilangkan dalam wacana.
6. Menulis halus, kegiatan ini untuk membiasakan menulis secara baik.
7. Dikte, dengan memperdengarkan kata, kalimat, atau wacana sederhana kepada siswa agar mereka
menuliskan apa yang mereka dengar.
8. Mengarang, dapat dilakukan dengan bantuan gambar atau tanpa gambar.
Henry Guntur Tarigan (1986), menurutnya ada beberapa teknik dalam pembelajaran menulis,
yaitu: (1) menyusun kalimat, (2) memperkenalkan karangan, (3) meniru model, (4) karangan
bersama, (5) mengisi, (6) menyusun kembali, (7) menyelesaikan cerita, (8) menjawab pertanyaan,
(9) meringkas bacaan, (10) parafrase, (11) reka cerita gambar, (12) memerikan, (13)
mengembangkan kata kunci, (14) mengembangkan kata topik, (15) mengembangkan judul, (16)
mengembangkan peribahasa, (17) menulis surat, (18) menyusun dialog, (19) menyusun wacana.
TUGAS PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

Modul 10
Pembelajaran Bahasa Indonesia denga Fokus Menyimak

Tutor : Ibu Ellyzana, ML., M.Pd

Di susun Oleh Kelompok 4:


1. METAMI SEPTIANA ( 856966763)
2. NITA SETIANA ( 856967851)
3. RISKARIA ( 856966803)
4. WAHYUNI ( 856966756)
MODUL 10
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak

KEGIATAN BELAJAR 1
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

A. HAKIKAT PEMBELAJARAN
Pembelajaran dapat membuat seseorang memiliki pengalaman dan tingkah laku sesuai dengan
pengalaman atau pelatihan yang diterimanya. Oleh sebab itu, dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
(BI) sebagai B2 bagi siswa sekolah dasar (SD) perlu diberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih
menggunakan bahasa agar apa yang dilakukan itu dapat mengubah tingkah laku dalam berbahasa
Indonesia.
B. PEMBELAJARAN BAHASA
Dalam pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, salah
satu segi yang sering disorot dan dipertanyakan adalah strategi atau teknik, metode, dan pendekatan
pembelajaran yang digunakan.
C. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD
Menurut kurikulum 2004, yakni kurikulum berbasis kompetensi (KBK), mata pelajaran bahasa
Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa berkomunikasi baik lisan atau
tulis sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai aspek
kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
dan apresiatif terhadap karya sastra Indonesia (Mulyasa, 2003:89)
D. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MENYIMAK
1. Teori Menyimak
a. Hakikat menyimak
Menurut Kamidjan (2004:4) menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang bahasa lisan
dengan sungguh penuh perhatian, pemahaman, apresiatif yang dapat disertai dengan pemahaman
makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.
b. Jenis-jenis menyimak
1. Menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti mendengarkan siaran radio, televisi, percakapan orang di angkot, di pasar, kotbah di
masjid.
2. Menyimak intensif lebih menekankan pada kemampuan penyimak untuk memahami bahan
simakan.
c. Unsur-unsur menyimak
Unsur dasar menyimak adalah (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4) bahasa
lisan yang digunakan.
d. Teknik menyimak efektif
Adapun syarat meyimak yaitu (1) menyimak dengan konsentrasi, (2) menelaah materi simakan, (3)
menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan.
e. Teknik peningkatan daya simak
Beberapa teknik tersebut yaitu teknik loci, teknik penggabungan, teknik fonetik (Sutari dkk, 1997:67-7G)
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
a. Tujuan pembelajaran menyimak di Sekolah Dasar
Tujuan menyimak secara umum
1) Tujuan menyimak
a) Menyimak untuk mendapatkan fakta
b) Menyimak untuk menganalisis fakta
c) Menyimak untuk mengevaluasi fakta
d) Menyimak untuk mendapatkan inspirasi
e) Menyimak untuk mendapatkan hiburan
f) Menyimak untuk memperbaiki kemampuan belajar
b. Tujuan pembelajaran Menyimak di SD
Tujuan pembelajaran menyimak di SD adalah
(1) Melatih siswa menghargai orang lain, (2) melatih siswa disiplin, (3) melatih siswa berpikir
kritis, (4) melatih siswa meningkatkan daya nalar, dan (5) melatih siswa untuk meningkatkan
keterampilan berbicara.
c. Tujuan pembelajaran menyimak di SD kelas rendah
Tujuan pembelajaran menyimak (mendengarkan) untuk kelas I dan kelas II, lebih diutamakan
pada membiasakan siswa menyimak apa yang didengar untuk mengembangkan kemampuannya
dalam membaca dan menulis.
d. Tujuan pembelajaran menyimak di SD kelas tinggi
Pembelajaran menyimak diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman terhadap
apa yang mereka dengarkan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi
lisan dan tulisan.
KEGIATAN BELAJAR 2
Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
A. MATERI ATAU BAHAN YANG SESUAI UNTUK KEGIATAN MENYIMAK
Pada hakikatnya bahan pembelajaran menyimak, berbicara, membaca dan menulis dapat disusun
sendiri oleh guru atau memilih dan menentukan bahan yang terdapat dalam buku, baik buku
paket maupun buku tambahan (suplemen). Dalam menyususn bahan ajar yang perlu diperhatikan
adalah (1) siswa, (2) pendekatan, (3) tema, (khusus untuk kelas rendah), (4) media, (5) lingkungan,
kompetensi dasar kebahasaan, dan (6) sarana.
Dua hal yang merupakan syarat utama untuk memilih teks yang diperdengarkan adalah menarik
minat dan dekat dengan kebutuhan siswa. Hal tersebut dipertimbangkan dalam hal, yaitu:
1. Keluasan bahan ajar
2. Keterbatasan waktu
3. Perbedaan karakteristik siswa
4. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
B. METODE ATAU TEKNIK PEMBELAJARAN MENYIMAK
Macam-macam metode pembelajaran bahasa dapat dipelajari pada modul 3.
1. Simak-Tulis
2. Simak-Terka
3. Simak-Cerita
Ada beberapa teknik pembelajaran menyimak yang sesuai dan dapat dilakukan di SD (Sutari dkk,
1997:122), yaitu:
a. Simak-Ulang Ucap, biasanya digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dan cara
pengucapannya.
b. Simak-Jawab, sering digunakan guru karena pada setiap kesempatan guru pasti memberikan
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.
c. Simak-Baca, guru terlebih dahulu menyiapkan bahan simakan tulis, memberikan rambu-
rambu apa yang harus dibaca.
d. Simak-Rangkum, pada kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk membuat ringkasan isi
cerita yang telah didengarnya.
e. Simak-Lengkapi, memberikan pertanyaan atau soal yang berbentuk teknik terbuka.
f. Simak-Kerjakan, menuntut siswa melaksanakn perintah yang diintruksikan oleh guru.
g. Simak-Lakukan, diharapkan dari siswa merupakan perbuatan sesuai dengan yang
diperintahkan guru.
h. Simak-Bisik Berantai, untuk menguji kemampuan daya simak siswa dan kemampuan
menyimpan dan menyampaikan pesan pada oran lain.
i. Simak-Sanggah, biasanya digunakan pada penggunaan metode diskusi.
j. Simak-Temukan Benda/Objek, untuk menemukan benda dan objek yang dimaksud guru atau
orang lain .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai