Apendisitis
Apendisitis
KELAS A
Mahasiswa Kelas A
11. Fida Nabilah Auliya 1910711068 24. Sarah Dewi Permata Sari 1910711017
13. Muhammad Helmy Maulani 1910711066 26. Talita Alifa Salsabila 1910711043
Pengertian Apendisitis
Grade 4 - Perforasi - Peritonitis difus dengan atau tanpa udara bebas peritoneal.
Fathurahman
Gomes, C.A., Sartelli, M., Di Saverio, S. et al. (2015). Alfiya
Pathway Apendisitis
Helmy, April, Angga, Sekar, Nurul, Bunga, Luthfi, Rahma
Tanda dan Gejala
Bunga dan Nurul
Tanda dan Gejala Apendisitis
Nyeri Abdomen
Pada saat terjadi obstruksi akan terjadi proses sekresi
mukus yang akan menyebabkan peningkatan tekanan
intraluminer dan distensi lumen maka kondisi ini akan
menstimulasi serat saraf aferen viseral yang kemudian
diteruskan menuju korda spinalis Th8 – Th10,
sehingga akan timbul penjalaran nyeri di daerah
epigastrium dan preumbilikal.
Mual dan Muntah
Dengan berlanjutnya sekresi cairan
musinosa fungsional, terjadilah
peningkatan tekanan intralumen yang
menyebabkan kolapsnya vena drainase.
Hal ini mengakibatkan timbulnya
sensasi kram yang segera diikuti oleh
mual dan muntah.
Anoreksia
Selain itu mual dan muntah sering
terjadi beberapa jam setelah
muncul nyeri, yang berakibat pada
penurunan nafsu makan sehingga
dapat menyebabkan anoreksia. Demam
Terkadang appendisitis juga
disertai dengan demam derajat
rendah. Suhu tubuh sedikit naik,
kira-kira 37,2-38 oC, bila suhu
tubuh diatas 38 oC dapat menjadi
pertanda perforasi.
Sembelit
Peningkatan tekanan intraluminar akan
menyebabkan peningkatan tekanan
perfusi kapiler, yang akan
menimbulkan pelebaran vena,
kerusakan arteri dan iskemi jaringan. Diare
Dengan rusaknya barier dari epitel
mukosa terjadi penebalan atau Diare dapat terjadi akibat infeksi
pembengkakan jaringan dinding usus sekunder dan iritasi pada ileum
buntu karena infeksi di saluran terminal atau caecum. Yang akan
pencernaan. Adanya tinja atau terjadi peningkatan peristalsis,
pertumbuhan parasit ini yang akan sehingga pengosongan rektum
menyumbat rongga usus buntu menjadi lebih cepat dan berulang-
sehingga terjadi sembelit. ulang yang mengakibatkan diare
Komplikasi
Luthfi & Rahma
Perforasi
Peritonitis
Perforasi merupakan lubang atau luka
pada dinding suatu organ tubuh. Kondisi ini Peritonitis merupakan peradangan pada
dapat terjadi pada esofagus, lambung, usus peritoneum. Peritoneum merupakan selaput
kecil, usus besar, anus atau kantung empedu. yang melapisi dinding abdomen bagian
Kondisi ini umumnya dikarenakan berbagai dalam dan menyelimuti organ-organ yang
terdapat pada abdomen. Kondisi ini
penyakit seperti radang usus buntu
umumnya timbul akibat dari infeksi bakteri
(apendisitis) dan radang kantung usus besar
atau jamur. Peritonitis dapat terjadi akibat
(divertikulitis). Selain itu, kondisi ini juga
dari adanya perforasi pada abdomen, atau
dapat disebabkan oleh trauma fisik seperti luka sebagai komplikasi dari kondisi medis
karena tusukan pisau atau tembakan peluru. lainnya. Peritonitis suatu infeksi pada sistem
Lubang atau luka yang terjadi pada saluran vena porta ditandai dengan panas tinggi
pencernaan atau kantung empedu dapat 39oC – 40oC menggigil dan ikterus
menyebabkan kondisi peritonitis atau merupakan penyakit yang jarang.
peradangan pada lapisan tipis jaringan yang
melapisi perut (peritoneum). Peritonitis dapat
menyebabkan sepsis yang pada akhirnya akan
menyebabkan kegagalan fungsi organ–organ
tubuh.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
ENDAH, MIQDAD, SAFA
-Pemeriksaan Penunjang-
1 2 3
3. Operasi
Tindakan operasi yang dapat dilakukan adalah apendiktomi, tindakan pembedahan
dengan cara membuang apendiks (Wiwik Sofiah, 2017). Indikasinya yaitu bila
diagnosa appendisitis telah ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Keadaan yang
meragukan diperlukan pemeriksan penunjang USG atau CT scan.
Lanjutan...
Apendiktomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal dengan insisi
pada abdomen bawah. Efek dari anastesi yang sering terjadi pada klien post operasi
adalah termanipulasinya organ abdomen sehingga terjadi distensi abdomen dan
menurunnya peristaltik usus. Hal ini mengakibatkan belum munculnya peristaltik
usus (Mulya, 2015).
1 2 3 4
Tujuan keperawatan untuk Sebelum operasi, Setelah operasi, posisikan Jika drain terpasang di area
upaya meredakan nyeri, siapkan pasien untuk pasien fowler tinggi, berikan insisi, pantau secara ketat
mencegah defisit volume menjalani pembedahan, analgetik narkotik sesuai adanya tanda tanda
cairan, mengatasi ansietas, mulai jalur Intra Vena program, berikan cairan oral obstruksi usus halus,
mengurangi risiko infeksi berikan antibiotik, dan apabila dapat ditoleransi. hemoragi sekunder atau
yang disebabkan oleh masukan selang abses sekunder (Brunner &
gangguan potensial atau nasogastrik (bila Suddarth, 2014).
aktual pada saluran terbukti ada ileus
gastrointestinal, paralitik), jangan
mempertahankan integritas berikan laksatif.
kulit dan mencapai nutris
yang optimal.
ASUHAN
KEPERAWATAN
Mira, Rani, Fadhia, Fida
kasus
Kegiatan ini dilakukan selama tiga hari, dalam 2 kali implementasi sehari
pada kedua pasien. Terapi relaksasi benson diberikan sebelum pemberian
analgetik. Sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi Benson dilakukan
pengukuran skala nyeri dengan Numeric Rating Scale (NRS). Hasil evaluasi
yang didapat pada kedua pasien yaitu pasien mengalami penurunan intensitas
skala nyeri dengan hasil nyeri ringan, tandatanda vital dalam rentang normal,
ekspresi pasien tampak tenang dan rileks.
Edukasi
Putri&Bayu
Edukasi
Konsumsi
Konsumsi Perbanyak makanan
makanan minum air Makan tidak mengandung Rutin cek ke
berserat putih terburu buru probiotik dokter
Hindari merokok
Latihan mobilisasi
untuk untuk
bertahap sampai
mengurangi risiko
03 infeksi dada dan 04 ke aktifitas
normal 2-3 minggu
batuk
setelah operasi
Thanks