Anda di halaman 1dari 57

Benign

Prostate
Hyperplas
ia (BPH)
Kelompok 2 Kelas A
Anggota
Kelompok
1. Sarah Dewi Permata Sari (1910711017) 7. Endah Dwi cahyani (1910711044)
2. Alfiyya Syahla Ashari (1910711036) 8. Nida Alhaq (1910711045)
3. Mira Putri Salsabila (1910711038) 9. Fida Nabilah Auliya (1910711068)
4. Bunga Rahma Dwi Cahyani (1910711039) 10. Luthfi Sari Wibowo (1910711071)
5. Sekar Wijayanti (1910711040) 11. Aisyah Nur Fadhillah (1910711073)
6. Talita Alifa Salsabila (1910711043) 12. Fitri Wulan sari (1910711074)
13. Fathia Nurfadillah Aninda (1910711075)
01

Definisi
Benign
Prostatic
Hyperplasia
Pembesaran jinak kelenjar
prostat
yang disebabkan oleh hiperplasia
stroma yang progresif dan
hiperplasia kelenjar prostat yang
menyebabkan jaringan prostat
yang terus berkembang
memanjang kearah depan
kandungkemih sehingga
menyumbat aliran urin keluar
02
Prevalens
i
Menurut penelitian insiden terjadinya BPH erat kaitannya dengan usia.
Prevalensi histopatologis BPH meningkat 20% pada laki-laki berusia 41-50
tahun, 50% pada laki-laki usia 51-60 tahun hingga lebih dari 90% pada laki-
laki berusia diatas 80 tahun. Pada usia 55 tahun sebanyak ± 25% laki-laki
mengeluh gejala obstuksi pada saluran kemih bagian bawah meningkat
hingga usia 75 tahun dimana 50% laki-laki mengeluh berkurangnya aliran
pada saat bekemih
Insidensi BPH akan semakin meningkat seiring
dengan bertambahnya usia. Menurut data WHO
(2013), diperkirakan terdapat sekitar 70 juta kasus
degeneratif, salah satunya ialah BPH, dengan
insidensi di negara maju sebanyak 19%, sedangkan
di negara berkembang sebanyak 5.35% kasus.
Tahun 2013 di Indonesia terdapat 9,2 juta kasus
BPH, di antaranya diderita oleh laki-laki berusia di
atas 60 tahun. Di Indonesia, BPH merupakan penyakit tersering
kedua setelah batu saluran kemih. Diperkirakan
sekitar 5 juta pria usia diatas 60 tahun menderita
lower urinary tract symptoms (LUTS) oleh karena
BPH. Secara umum, diperkirakan hampir 50% pria
Indonesia yang berusia di atas 50 tahun ditemukan
menderita BPH ini. Oleh karena itu, jika dilihat, dari
jumlah rakyat indonesia, maka dapat diperkirakan
2,5 juta laki–laki Indonesia menderita BPH.
03
Klasifika
si
Benigne Prostat Hiperplasia terbagi dalam 4 derajat sesuai
dengan gangguan klinisnya: (Kristiyanasari & Jitowiyono,
2012:119)
Derajat BPH Gangguan Klinis
Keluhan prostatisme, ditemukan penonjolan prostat 1-2 cm, sisa urin
1
kurang 50 cc, pancaran lemah, nokturia, berat kurang lebih 20 gram.
Keluhan miksi terasa panas, sakit, disuria, nokturia bertambah berat,
panas badan tinggi (menggigil), nyeri daerah pinggang, prostat lebih
2
menonjol, batas atas masih teraba, sisa urine 50-100 cc dan beratnya
kurang lebih 20-40 gram.
Gangguan lebih berat dari derajat dua, batas atas sudah tak teraba,
3 sisa urine lebih 100 cc, penonjolan prostat 3-4 cm, dan beratnya 40
gram.
Inkontinensia, prostat lebih menonjol dari 4 cm, ada penyulit ke ginjal
4
seperti gagal ginjal, hydroneprosis.
04
Etiologi &
Faktor
Risiko
You can enter a subtitle
here if you need it
ETIOLOGI
A B C
PENINGKATAN
PERUBAHAN AKTIVITAS SEL KADAR
KESEIMBANGAN STEM
HORMON ESTROGEN DIHISROTEOSTERO
DAN TEOSTERON N DAN RESEPTOR
ANDROGEN
FAKTOR RISIKO
A B C
Riwayat
Diet Alkohol
Keluarga

D E F

Obesitas Merokok Aktivitas


Seksual
05
Tanda &
Gejala
Pancaran Urin
Urin Menetes
Melemah

BAK tidak Lancar

Mengenjan bila
Nokturia
mau BAK
06
Komplik
asi
You can enter a subtitle
here if you need it
01 Retensi Urine
Retensi urin adalah ketidakmampuan
mengosongkan seluruh isi buli-buli. Retensi
urin terjadi karena pembesaran kelenjar
prostat yang menyebabkan penyempitan
lumen uretra posterior sehingga
menghambat aliran urin

02 Infeksi Saluran
Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih pada pasien BPH
terjadi karena pasien tidak mampu untuk
mengosongkan seluruh isi buli-buli dan
urine yang tidak dapat dikeluarkan
tersebut akan menjadi media
pertumbuhan bakteri
03 Hemoroid
Hemoroid adalah pembengkakan atau
pembesaran dari pembuluh darah di usus
besar bagian akhir (rektum), serta dubur atau
anus. Kerusakan traktus urinarius bagian
atas akibat dari obstruksi kronik
mengakibatkan penderita harus mengejan
pada miksi yang menyebabkan peningkatan
tekanan intraabdomen yang akan 04 Hematuria
menimbulkan hemoroid.
Hematuria pada pasien BPH biasanya
terjadi akibat rapuhnya pembuluh
darah pada prostat yang membesar,
dimana pembuluh darah superficial
akan terganggu oleh aktivitas fisik.
05 Gagal Ginjal
Tekanan intravesika yang tinggi diteruskan ke
seluruh bagian buli-buli tidak terkecuali pada
kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara
ureter ini menimbulkan aliran balik dari buli-buli
ke ureter atau terjadinya refluks vesikoureter. Jika
berlangsung terus akan mengakibatkan
hidroureter, hidronefrosis bahkan jatuh kedalam
gagal ginjal .

Hipertrofi Otot
06
Detrusor
Pembesaran prostat menyebabkan
peningkatan tekanan intravesika yang
menyebabkan perubahan pada dinding buli-
buli. Salah satu perubahan utama adalah
hipertrofi otot detrusor.
Urolithiasis (Batu
07
Saluran Kemih)
Obstruksi saluran kemih menjadi etiologi utama
batu saluran kemih karena menyebabkan stasis
urine, infeksi, perubahan pH urine dan
supersaturasi urine. Karena tidak sempurnanya
proses pengeluaran urine, sehingga
menyebabkan retensi fragemen batu dan terjadi
pembentukan batu saluran kemih.
07
Pemeriksa
an
Penunjang
You can enter a subtitle
here if you need it
Ultrasonografi /
Transrektal Uroflowmetri
Ultrasonografi (TRUS)

PSA Pielogram
(Prostate Specific Intravena/Intrave
Antigen) nous Pyelography
(IVP)
Prostate Specific
01 Antigen
Serum PSA dapat dipakai untuk mengetahui
perjalanan penyakit dari BPH, jika kadar PSA
tinggi berarti pertumbuhan volume prostat
lebih cepat, keluhan akibat BPH atau laju
pancaran urin lebih buruk, dan lebih mudah
terjadinya retensi urin akut.

Usia (th) Nilai Normal PSA (ng/ml)


< 4 ng/ml Normal
40 – 49 0 – 2,5
4 – 10 ng/ml Sedikit Tinggi
50 – 59 0 – 3,5
10 – 20 ng/ml Cukup Tinggi
60 – 69 0 – 4,5
20 – 35 ng/ml Sangat Tinggi
70 – 79 0 – 6,5
Ultrasonografi /
02 Transrektal Ultrasonografi
(TRUS)
Digunakan untuk mengetahui :
• Pembesaran prostat
• Menentukan volume kandung
kemih
• Mengukur sisa urine.
• Keadaan patologi lain seperti
divertikel, tumor dan batu.
Pemeriksaan pencitraan (imaging)
dengan Pielogram
03
Intravena/Intravenous
Pyelography (IVP)
Pemeriksaan ini untuk :
• Melihat adanya obstruksi pada
traktus urinarius
• Pembesaran prostat dapat dilihat
sebagai lesi defek isian kontras
(filling defect/indentasi prostat) pada
dasar kandung kemih / ujung distal
ureter membelok ke atas berbentuk
seperti mata kail (hooked fish)
0
Uroflowmetri
4
adalah sebuah tes yang
bertujuan mengukur kekuatan
aliran urine seseorang ketika
buang air kecil untuk mendeteksi
adanya BPH atau pembesaran
prostat.

> 15 ml / det Non Obstruktif

10 – 15 ml / det Border Line

< 10 ml / det Obstruktif


08
Penatalaksan
aan Medis
You can enter a subtitle
here if you need it
Menurut Sjamsuhidjat dan de jong (2010) dalam penatalaksanaan pasien
dengan BPH tergantung pada stadium-stadium dari gambaran klinis, yaitu:

Stadium 01 Stadium 03
Biasanya belum memerlukan tindakan Reseksi endoskopi dapat
bedah, diberikan Pengobatan dikerjakan dan apabila
konservatif, misalnya menghambat diperkirakan prostat sudah cukup
adrenoreseptor alfa seperti alfazosin besar, reseksi tidak akan selesai
dan terazosin. dalam 1 jam.

Stadium 02 Stadium 04
Indikasi untuk melakukan Membebaskan penderita dari retensi urin
pembedahan biasanya dianjurkan total dengan memasang kateter atau
reseksi endoskopi melalui uretra sistotomi. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan
(trans uretra). lebih lanjut untuk melengkapi diagnosis,
kemudian terapi definitive dengan
Transurethral Resection (TUR) atau
pembedahan terbuka.
Menurut Andra Saferi dan Yessie Mariza, (2013) penatalaksanaan
pada BPH dapat dilakukan dengan:

Medikamentos
Observasi a Terapi Bedah
Terapi
medikamentos
a pada
penanganan
BPH
1) Menghambat adrenoreseptor
alfa (alfa adrenergic)
Terazosin Tamsulosin
(Hytrin) (Flomax)

Doxazosin Alfuzosin
(Cardura) (Uroxatral)
Lanjutan..
2) Obat Anti Androgen

3) Penghambat Enzim Alfa 2


Reduktase (5α -Reduktase)

finasteride (proscar) dutasteride (avodart)

4) Fisioterapi
Terapi Bedah:

Prostatektomi Insisi Prostat


Perineal Transuretral
( TUIP )

Prostatektomi Prostatektomi TURP


Suprapubist Retropubik ( TransUretral
Reseksi Prostat )
Menurut Mansjoer, dkk (2000) dalam
pemilihan prosedur pembedahan
prostatectomy bergantung pada:
Usia dan
Ukuran
Kondisi
Kelenjar
Pasien
01 02 03 04

Keparahan Adanya
Obstruksi Penyakit
Berkaitan
09
Asuhan
Keperawatan
You can enter a subtitle
here if you need it
10

Telaah Jurnal
Disfungsi Ereksi Pada Penderita Benign
Prostate Hyperplasia (BPH) Di Rumah
Sakit Kota Bandar Lampung
Terminologi BPH secara histologi ialah terdapat pembesaran pada sel-sel
stroma dan sel-sel epitel pada kelenjar prostat. BPH akan menjadi suatu
kondisi klinis jika telah terdapat berbagai gejala pada penderita. Gejala yang
dirasakan ini dikenal sebagai gejala saluran kemih bawah (lower urinary tract
symptoms= LUTS) (Coyne, 2008).

Diperkirakan di dunia jumlah penderita BPH sebanyak 30 juta, dan jumlah ini
hanya pada pria karena wanita tidak memiliki kelenjar prostat (Emedicine,
2009). Di Indonesia sendiri kasus BPH menjadi urutan kedua setelah
penyakit batu saluran kemih, dan secara umum diperkirakan hampir 50% pria
di Indonesia yang berusia 50 tahun keatas ditemukan menderita BPH.
Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional menggunakan desain
survey analitik dengan jumlah sampel yang didapatkan
sebanyak 60 responden. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahuai hubungan antara variabel
independen kejadian BPH dengan variabel dependen
disfungsi ereksi. Sampel kasus ini diketahui melalui
kuesioner IIEF-5 (International Index of Erectile
Function) yang berisi 5 pertanyaan, yang responden nya
terdiri dari pasien poli bedah.
Hasil penelitian terlihat bahwa responden dengan diagnosis BPH
sebanyak 35 orang (100%), responden yang mengalami disfungsi
ereksi sebanyak 18 orang (51,4%) dan responden yang tidak
mengalami disfungsi ereksi sebanyak 17 orang (48,6%). Sedangkan
responden dengan diagnosis tidak BPH sebanyak 25 orang (100%),
dimana responden yang mengalami disfungsi ereksi sebanyak 3
orang (35%) dan responden yang tidak mengalami disfungsi ereksi
sebanyak 22 orang (65%).

Berdasarkan Hasil uji statistik dapat diketahui juga bahwa p-


value = 0,004 (lebih kecil dari nilai α = 0,05). Sehingga
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
BPH dengan disfungsi ereksi di poli bedah RSUD dr. A. Dadi
Tjokrodipo tahun 2016. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai
PR = 4,28 artinya responden yang terdiagnosis BPH mempunyai
resiko terjadinya disfungsi ereksi sebesar 4,28 kali
dibandingkan dengan responden yang tidak terdiagnosis BPH.
Edukasi dan promosi kesehatan
untuk benign prostatic hyperplasia
11
terutama untuk menghindari obat
yang dapat menyebabkan retensi
urin dan obat herbal, serta
menerapkan diet rendah lemak dan
tinggi protein.
Edukasi
You can enter a subtitle
here if you need it
cara mengedukasi pasien terkena pembesaran prostat/BPH itu
bermacam-macam. yang membedakan pasien yang satu dengan
pasien yang lain adalah derajat/kelas BPH nya

1.Jika masih kelas BPH yang pertama (awal-awal terkena BPH) maka
edukasinya hanya sebatas membahas gaya hidupnya. Terutama pola
makan. Contohnya jangan banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat-zat diuretic contohnya kopi,teh, dan lain-lain.

2.Jika penderita sudah terkena tahap 2 dari BPH, maka


edukasinya tetap seperti di awal, namun dengan penambahan
obat sesuai ijin dari dokter

3.Jika pada kontrol selanjutnya pasein masih belum sembuh,


itu menandakan pasien sudah masuk BPH tahap 3, yang
mana nanti setelah edukasi dan penambahan obat, akan
dilakukan tindakan bedah di tubuh pasien.
Edukasi pasien dengan benign
prostatic hyperplasia meliputi:

 Menghindari konsumsi obat-obatan yang dapat menimbulkan


retensi urin.
 Mengurangi konsumsi cairan, terutama beberapa jam sebelum
tidur.
 Mengurangi konsumsi minuman yang dapat memicu diuresis
seperti kafein dan alkohol.
 Membiasakan diri untuk miksi ganda, yaitu menunggu
beberapa saat setelah berkemih dan mencoba mulai berkemih
kembali.
 Menghindari kebiasaan mengejan saat miksi. Hal ini dapat
meningkatkan tekanan padapembuluh darah balikdan
menyebabkan keluarnya darah
 Pasien dengan benign prostatic hyperplasia sering
menggunakan obat herbal, akan tetapi obat-obat tersebut sering
kali tidak menunjukkan manfaat dan tidak disarankan.
Mission Vision
Mercury is the closest planet to Venus has a beautiful name
the Sun and the smallest one in and is the second planet from
the Solar System. It’s only a bit the Sun. It’s terribly hot, even
larger than the Moon hotter than Mercury
“This is a quote, words full of
wisdom that someone
important said and can make
the reader get inspired.”
—Someone Famous
This Is a Graph

16% 34%
Jupiter is the Venus has a good
biggest planet name, but it’s hot

22% 28%
Mercury is the Despite being red,
closest to the Sun Mars is cold

To modify this graph, click on it, follow the link,


change the data and paste the new graph here
Milestones Reached
2013-2015 2017-2019
Despite being red, It’s the farthest
Mars is cold from the Sun

2011-2013 2015-2017 2019-2021


Jupiter is the It’s the closest Venus has a
biggest of them all planet to the Sun beautiful name
Our Process

Jupiter Venus
Jupiter is the Venus has a
biggest planet beautiful name

Mercury Mars
Mercury is the Despite being
smallest planet red, Mars is cold
Areas We Cover

Mercury Venus Mars


Mercury is the closest Venus has a beautiful Despite being red,
planet to the Sun name, but it’s hot Mars is a cold place
Aweso
me
Words
Services

Mercury Mars
Mercury is the closest Despite being red, Mars is
planet to the Sun actually a very cold place

Venus Saturn
Venus has a beautiful Yes, Saturn is a gas giant
name, but it’s very hot and has several rings
95%
of customers are
satisfied with the services
of the health center
Innovations

Jupiter Neptune
Jupiter is the It’s the farthest
biggest of them all from the Sun

2014 2016 2018 2020

Mars Venus
Despite being red, Venus has a
Mars is cold beautiful name
Quality Improvement Measures
A B C
Mercury Venus Mars
Mercury is the closest Venus has a beautiful Despite being red,
planet to the Sun name, but it’s hot Mars is a cold place

D E F
Saturn Jupiter Neptune
Yes, this is the ringed It’s the biggest planet It’s the farthest planet
one. It’s a gas giant in the Solar System from the Sun
Awards

2004 2010 2014 2018

+ 12 +8 +6 + 15

Mercury is the It’s a gas giant and Venus has a Jupiter is the
smallest planet has rings beautiful name biggest of them all
Where Are We?

30%
Venus
Venus has a
beautiful name

70%
Mars
Despite being
red, Mars is cold
Our Team

Nurse Doctor Surgeon


Here you can talk a bit Here you can talk a bit Here you can talk a bit
about this person about this person about this person
Follow Us

You can replace the


images on the screens
with your own work. Just
delete these ones and
add yours
Alternative Resources
Did you like the resources of this template?
Find more options for free on our other sites

Anda mungkin juga menyukai