Gagal Ginjal
Gagal Ginjal
1
Pengertian Gagal
Ginjal
Sarah Dewi Permata Sari (1910711017)
Pengertian Gagal Ginjal
DAN/ATAU DAN/ATAU
POSTRE
NAL
Postrenal terjadi karena obstruksi aliran kemih oleh
beberapa sebab, antara lain: hipertrofi prostat jinak,
tumor panggul, dan pengendapan batu ginjal.
Biasanya disebabkan oleh obstruksi saluran kemih
akibat hipertrofi prostat, batu ginjal, dan batu pada
saluran kemih
Gagal Ginjal Kronik
A. Kategori GFR/ Laju filtrasi glomerulus
G1 >90
G2 60-89
G3a 45-59
G3b 30-44
G4 15-29
G5 <15
B. Kategori Albuminuria
A1 <30
A2 30-300
A3 >300
PATH
WAY
KOMPLIKASI
Luthfi dan
Rahma
04 05 06
Kadar alkalin fosfat
Gas darah arter (GDA) HB dan hematokrit
dibawah rentang normal. mungkin tinggi bila
menunjukkan asidosis
metabolism tulang
metabolic (nilai PH.
dipengaruhi (Engran
kaderbikarbonat dan
kelebihan basa dibawah
07 Balbarra).
réntang normal). Jumlah sel darah merah
dibawah rentang normal.
Hasil pemeriksaan pada pasien yang
menderita gagal ginjal kronik
Urin Darah
1. Volume : biasanya kurang dari 400 1. Haemoglobin (Hb) : menurun atau
ml/24 jam (oliguria) atau tidak ada anemia, biasanya Haemoglobin
urin (anuria, yaitu kurang dari 100 kurang dari 7-8 g/dl.
ml). 2. Ureum dan kreatinin : meningkat
2. Warna : secara abnormal urin keruh (minimal 10 mg/dl dari nilai
mungkin disebabkan oleh pus rujukan) peningkatan sehubungan
(nanah), bakteri, lemak, pospat atau dengan asidosis.
asam urat, sedimen kotor. Warna 3. Natrium : hipernatremia /
kecoklatan menunjukkan adanya hiponatremia.
darah. 4. Magnesium / fosfat : meningkat.
3. Berat Jenis : kurang dari 1.015 e. Kalsium : menurun
(menunjukkan kerusakan ginjal
berat).
SUMBER :
Brunner and Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa : Agung
Waluyo, et al, Edisi 8, EGC, Jakarta.
Hustrini, NM & Tanto, C 2014, Penyakit Ginjal Kronik : Kapita Selekta. editor. Tanto C, et
al. Edisi ke-4, Media Aesculapius, Jakarta. hlm. 644-647
Soenarso,. 2004. Aspek Klinik Gagal Ginjal Kronik. FK. UNJANI. Cimahi.
Sudoyo, Aru W, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata, dkk, 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
Jakarta
Wati, Nita Arum. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Akut Dengan
Masalah Kelebihan Volume Cairan di Ruang Hemodialisa RSUD Bangil Pasuruan. Program
Studi DII Keperawatan STIKES Insan Cendekia Medika Jombang
PENATALAKSANA
AN MEDIS
Penatalaksanaan Medis Gagal Ginjal Akut
Tujuan pengelolaan AKI yang utama adalah mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut
dan mempertahankan pasien tetap hidup sampai faal ginjalnya kembali ke fungsi
normal. Terdapat dua jenis pengobatan AKI yaitu :
Cari dan perbaiki faktor Evaluasi obat-obatan Optimalkan curah Perbaiki dan tingkat
pre- dan pascarenal yang sudah diberikan jantung dan aliran darah urine
ke ginjal
Cari dan obati komplikasi Asupan nutrisi adekuat Cari fokus infeksi dan Perawatan menyeluruh
akut (hiperkalemia, atasi infeksi secara yang baik
hipernatremia, asidosis,
agresif
hiperfosfatemia, edema
paru)
Kriteria RRT (hemodialisis) pada pasien kritis
dengan AKI :
01 02 03
Obat Hipertensi Suplemen untuk Obat Diuretic
Anemia
04 05
Suplemen Kalsium Obat Kortikosteroid
dan Vitamin D
ASKEP
Rani, Mira, Fadhia, Fida
Seorang pasien berusia 55 tahun, dirawat diruangan perawatan umum dirumah
sakit swasta. Pasien dirawat dengan keluhan sesak nafas, seluruh tubuh edema.
Seorang perawat melakukan anamnesa, didapatkan hasil sebagai berikut: pasien
memiliki riwayat penyakit DM sejak 10 tahun lalu dengan DM tidak terkontrol
dan hipertensi sejak 5 tahun lalu, TD : 150/95 mmHg. Nadi : 98 x/m, RR : 28
x/m, Suhu : 37⁰C, BB 65 kg, TB 150 cm pernapasan cepat, Pitiing edema
ekstremitas positif derajat 3, akral dingin, PND (+). BAK mulai sedikit
perharinya 100ml, Abdomen buncit. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 8 g/dL,
Ht 20%, Ur 110 mg/dL, Cr 3,5 mg/dL, Gula darah sewaktu 230 mg/dl. Hasil Ro
Thorax terdapat cairan didaerah pleura. Pasien bertanya bagaimana bisa terkena
penyakit ini. Pasien rencana dilakukan hemodialisa, perawat dan dokter serta
paramedic lainnya yang terkait, melakukan perawatan secara integrasi untuk
menghindari / mengurangi resiko komplikasi lebih lanjut.
Data
Fokus
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengatakan sesak jika bernapas 1. TTV
2. Klien mengatakan mengalami pembengkakan TD : 150/95 mmHg
pada tubuhnya Nadi : 98 x/menit
3. Klien mengatakan ketika BAK hanya sedikit RR : 28x/menit
100ml/hari Suhu : 37o C
4. Pasien bertanya bagaimana bisa terkena penyakit BB : 65kg
ini TB : 150cm
2. Klien terlihat sesak ketika bernafas
3. Pernapasan cepat
4. akral dingin
5. Piting edema ekstermitas positif derajat 3
6. PND (+)
7. BB: 65 kg
8. Hasil Ro Thorax terdapat cairan didaerah pleura.
9. Hasil lab Hb : 8 g/dL
Ht : 20%
Ur : 110 mg/dL
Cr : 3,5 mg?dL
Gula darah sewaktu 230 mg/dL
Analisa
Data
No Analisa Data Masalah Etiologi
.
Do:
PND (+)
Pasien terlihat bengkak disekujur badan
Piting edema ekstremitas (+) derajat 3 dan
abdomen buncit
2. Ketidakefektifan pola nafas Hiperventilasi
Ds:
Do:
Do :
3. Risiko rusaknya Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan integritas kulit Obsevasi ( I.
integritas kulit b.d selama 3x8 jam diharapkan integritas 11353)
gangguan volume kulit dapat terjaga dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi penyebab gangguan
cairan d.d gangguan Integritas Kulit dan Jaringan ( L. integritas kulit (mis. Perubahan
turgor kulit dan sirkulasi, perubahan status nutrisi)
14125)
pitting edema Terapeutik
ekrtremitas 1 Integritas kulit yang baik bisa 2. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
dipertahankan baring
2. Perfusi jaringan baik 3. Lakukan pemijataan pada area
3. Mampu melindungi kulit dan tulang, jika perlu
mempertahankan kelembaban kulit 4. Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering
5. Bersihkan perineal dengan air
Integritas kulit yang baik bisa
hangat Edukasi
dipertahankan (sensasi, elastisitas, 6. Anjurkan menggunakan pelembab
temperatur, hidrasi, pigmentasi) (mis. Lotion atau serum)
Tidak ada luka/lesi pada kulit 7. Anjurkan mandi dan menggunakan
Perfusi jaringan baik sabun secukupnya 8. Anjurkan minum
Menunjukkan pemahaman dalam air putih
proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya cedera berulang
Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami
Telaah
Jurnal
Hubungan Lama Menjalani Terapi
Hemodelisis dengan Kualitas
Hidup pada Pesien Gagal Ginjal
Kronik yang Menjalani
Hemodelisis di Rumah Sakit
Ginjal Rasyida Medan
Pendahul
uan
Penyakit GGK (cronic renal failure) ditandai adanya
kerusakan ginjal selama tiga bulan atau lebih (National
kidney fundation, 2002 dalam lemone et, 2016). Sehingga,
ginjal tidak dapat mengeluarkan sisa metabolism dan
mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit secara adekuat,
keadaan ini disebut sebagai gagal ginjal atau penyakit ginjal
stadium akhir (End Stage Renal Deases/ ESRD), yang
merupakan tahap akhir dari penyakit ginjal.
Pendahul
uan
Terapi hemodialisis merupakan suatu terapi yang
menggunakan teknologi tinggi sebagai pengganti fungsi
ginjal untuk mengeluarkan sampah metabolisme atau racun
tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium,
kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat dan zat-zat lain
melalui membran semi permeabel sebagai pemisah darah dan
cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses
difusi, osmosis dan ultrafiltrasi (Haryono, 2013). Tujuan
utama terapi hemodialisis adalah mengembalikan
keseimbangan cairan intraseluler dan ekstraseluler yang
terganggu akibat fungsi ginjal yang rusak (Wijaya & Putri,
2013).
Metode
Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan studi
analitik korelasi, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
lama terapi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien GGK
yang menjalani hemodialysis. Penelitian ini dilaksanankan di
RS. Ginjal Rasyida Medan mulai februari – Juli 2018.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti untuk mencari hubungan antara lama
terapi hemodialisis dengan kualitas hidup pada pasien yang menjalani hemodialisis,
maka peneliti mengambil kesimpulan :
1. Lama terapi hemodialisis yang dijalani pasien GGK adalah ≤12 bulan
2. Kualitas hidup pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisis adalah buruk.
3. Tidak ada hubungan lama terapi hemodialisis dengan kualitas hidup pada pasien
GGK yang menjalani terapi hemodialysis. Disarankan agar pasien HD meningkatkan
kualitas hidupnya dengan meningkatkan hubungan sosialnya dengan kelompok-
kelompok sosial/keagamaan di masyarakat.
4. Pertambahan usia dapat mempengaruhi kemampuan kerja ginjal untuk melakukan
filtrasi glomerulus sehingga terjadi penurunan tubulus ginjal untuk mereabsorpsi dan
pemekatan urin.
EDUKA
SI
Putri&Bayu
Edukasi pasien dalam perawatan rutin dialisis
ginjal, mencakup hal:
01 02 03
Diet, disarankan diet Jumlah cairan yang Pemeriksaan laboratorium
rendah natrium, kalium, diperbolehkan (misal (darah) setiap 1 bulan
dan fosfor tidak lebih dari 500 ml sekali untuk melihat
per hari) efektifitas dari
hemodialisa
04 05
Berat badan, pasien Perawatan akses vaskular
dianjurkan segera ke
pusat kesehatan bila ada
peningkatan berat badan
yang tidak wajar
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Karbohidrat Nasi, bihun, jagung, kentang, -
macaroni, mi, tepung-tepungan,
singkong, ubi, selai, madu, permen
Protein Telur, daging, ikan, ayam, susu Kacang-kacangan dan hasil olahan,
seperti temped an tahu.
Lemak Minyak jagung, minyak kacang Kelapa, santan, minyak kelapa,
tanah, minyak kelapa sawit, margarin, mentega biasa dan lemak
minyak kedelai, margarin, dan hewan
mentega rendah garam
Vitamin&Mineral Semua sayuran dan buah, Sayuran dan buah tinggi kalium
kecuali kecuali pasien dengan pada pasien dengan hiperkelemia
hyperkalemia dianjurkan yang
mengandung kalium rendah/
sedang
Sumber : Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Nutrisi & Diet
Batasan Asupan
1) Batasan asupan protein sebanyak < 0.8 gr/kg/hari pada laju
Fosfat & Kalium
filtrasi glomerulus < 30 ml
2) Bila terdapat tanda dan gejala malnutrisi, jumlah asupan
Beberapa contoh
protein yang diberikan perlu dilakukan penyesuaian asupan makanan tinggi fosfat:
protein kembali minuman kaleng, keju,
kerang, ikan sarden, telur
3) Batasan kalori untuk usia di bawah 60 tahun adalah 35
ikan, jeroan, hati ayam
kkal/kgBB/hari, pada usia di atas 60 tahun dengan aktivitas dan sapi, makanan siap
fisik yang menurun adalah 30 – 35 kkal/kgBB/hari saji
Beberapa contoh
4) Batasan asupan garam (maksimal 2 gram natrium atau
makanan tinggi kalium:
setara 5 gram garam dapur per hari), kecuali bila alpukat, pisang, buah
dikontraindikasikan kering, mangga, pepaya,
brokoli, kacang-kacangan,
5) Batasan cairan per hari dilihat dari tingkat keparahan PGK
kentang, biji-bijian
dan berat badan kering pasien. Batasan cairan ini
dipertimbangkan untuk menghindari terjadinya kelebihan
volume cairan di dalam tubuh.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian Berdasarkan berat
badan dibedakan menjadi 3 :
0 DIET DIALISIS 1 60 g protein. Diberikan kepada
1 pasien dengan berat badan ± 50 kg
(Almatsier 2006)
Pembatasan
Konsumsi
Cairan
Pembatasan konsumsi cairan juga harus
memperhatikan produksi pembuangan
urine dalam sehari. Karena umumnya
seseorang yang mengalami penyakit
ginjal jadi lebih jarang membuang
urine. Jangan sampai jumlah cairan
yang masuk lebih banyak daripada
yang dikeluarkan. Selain membuat
fungsi ginjalnya semakin menurun,
juga berisiko mengalami “overhidrasi”
atau kelebihan cairan.
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik