Anda di halaman 1dari 42

KEDUDUKAN HADIST

DALAM ISLAM

Drs. H. Zaenal Abidin, M.Ag.


PENGERTIAN HADIST
Etimologi
• “Berbicara", "perkataan" atau "percakapan“
• Al jadiid (baru), lawan dari al qadiim, al jadiid ini berorientasi
kepada kalam nabi Muhammad SAW, dan sebaliknya al qadiim
lebih berorientasi terhadap firman-firman Allah SWT
Terminologi
• Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa
perkataan (qauly), perbuatan (fi’ly), pembiaran (taqriry)
maupun sifatnya.
PENGERTIAN SUNNAH
Etimologi
• Sanna, yasunna, sunnatan, yang berarti perilaku
yang mentradisi, norma-norma, undang-undang
Terminologi
• Menurut ulama Hadist (Muhaddistin), segala
perkataan Nabi Muhammad SAW, perbuatannya,
dan segala tingkah lakunya.
PENGERTIAN SUNNAH
• Menurut ulama Ushul Fiqh (Ushuuliiyuun), segala
sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad
SAW yang bukan al Qur’an baik berupa segala
perkataan, perbuatan, dan pengakuan yang patut
dijadikan dalil hukum syara
• Menurut Ulama Fiqh (Fuqahaa), segala sesuatu yang
berasal dari Nabi Muhammad SAW baik berupa
ucapan maupun pekerjaan, tetapi tidak wajib untuk
dikerjakan
PENGERTIAN KHABAR
Etimologi
• Berita
Terminologi
• Sesuatu yang datang dari nabi Muhammad SAW
dan dari yang lain seperti para sahabat, tabi’in
dan pengikut tabi’in atau orang-orang
setelahnya.
PENGERTIAN ATSAR
Etimologi
• Peninggalan atau bekas sesuatu, maksudnya
peninggalan atau bekas Nabi (hadits)
Terminologi
• Segala sesuatu yang diriwayatkan dari para
sahabat, dan boleh juga disandarkan pada
Nabi.
UNSUR-UNSUR
HADITS
• Rawi adalah orang yang menerima suatu hadits dan
menyampaikan atau menuliskan hadits tsb. dalam
sebuah kitab.
• Matan adalah materi (isi) hadits itu sendiri, baik
berupa perkataan atau perbuatan Nabi maupun
pembiaran Nabi atas perbuatan sahabat.
• Sanad adalah rangkaian rawi yang dapat
menghubungkan matan hadits sehingga sampai
kepada Nabi Muhammad saw.
‫حدثنا عبيدهللا بن موىس قال ‪ :‬اخربان حنظةل بن اىب سفيان عن اكرمة بن‬
‫خادل عن ابن معر ريض هللا عهنام قال ‪ :‬قال رسول هللا ص‪.‬م‪ .‬بين الاس‪-‬الم‬
‫عىل مخس شهادة ان الاهل الاهللا وان محمد رسول هللا واقام الصالة وايتاء‬
‫الزاكة واحلج وصوم رمضان‪“ .‬رواه البخارى ‪  ‬‬
‫‪• Ibnu umar ra. ………………………sebagai rawi pertama‬‬
‫‪• Ikrimah bin khalid …………………sebagai rawi kedua‬‬
‫‪• Handhalah bin abi sufyan ………….sebagai rawi ketiga‬‬
‫‪• Ubaidullah bin musa ……………….sebagai rawi keempat‬‬
‫‪• Imam bukhari ………………………sebagai rawi kelima atau rawi terakhir‬‬
‫ اخربان حنظةل بن اىب سفيان عن اكرمة بن‬: ‫حدثنا عبيدهللا بن موىس قال‬
‫الم‬-‫ بين الاس‬.‫م‬.‫ قال رسول هللا ص‬: ‫خادل عن ابن معر ريض هللا عهنام قال‬
‫عىل مخس شهادة ان الاهل الاهللا وان محمد رسول هللا واقام الصالة وايتاء‬
   ‫ “رواه البخارى‬.‫الزاكة واحلج وصوم رمضان‬
• Bukhari sebagai mudawwin/mukharrij pertama atau awal sanad.
• Ubaidullah bin musa sebagai sanad kedua.
• Handhalah bin abi sufyan sebagai sanad ketiga.
• Ikrimah bin khalid sebagai sanad keempat
• Ibnu umar ra. Sebagai sanad kelima atau akhir sanad.
Deretan kata-kata mulai dari : ‫الم‬-‫ينالاس‬-- - ‫ ب‬sampai kepada‫ن‬-‫ض‬--‫ ا‬- ‫م‬-‫صوم ر‬-‫ و‬itulah yang dinamakan
matan.
SYARAT PERAWI
• Perawi harus adil. Artinya, perawi tersebut tidak
menjalankan kefasikan, dosa-dosa, perbuatan dan
perkataan yang hina.
• Betul-betul hafal.
• Tidak bertentangan dengan perawi yang lebih baik dan
lebih dapat dipercaya.
• Tidak berillat, yakni tidak memiliki sifat yang membuat
haditsnya tidak diterima.
• Sekurangnya dikenal oleh dua orang ahli hadits pada
jamannya.
PENGGOLONGAN ORANG-ORANG
YANG MENYAMPAIKAN HADITS:
•Sahabat (orang yang seangkatan dengan
Nabi yang menerima langsung dari nabi)
•Tabi’in (Pengikut, generasi kedua yang
menerima dari sahabat nabi)
•Tabi tabi’in (Pengikut dari pengikut, orang
yang menerima dari generasi Tabi’in
KLASIFIKASI HADIST BERDASARKAN
UJUNG SANAD
• Marfu’, adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada Nabi
Muhammad saw
• Mauquf, adalah hadits yang sanadnya terhenti pada para sahabat nabi tanpa
ada tanda-tanda baik secara perkataan maupun perbuatan yang menunjukkan
derajat marfu’. Contoh: Al Bukhari dalam kitab Al-Fara'id (hukum waris)
menyampaikan bahwa Abu Bakar, Ibnu Abbas dan Ibnu Al-Zubair mengatakan:
"Kakek adalah (diperlakukan seperti) ayah". Pernyataan dalam contoh itu tidak
jelas, apakah berasal dari Nabi atau sekadar pendapat para sahabat.
• Maqtu’, adalah hadits yang sanadnya berujung pada para tabi'in (penerus)
atau sebawahnya. Contoh hadits ini adalah: Imam Muslim meriwayatkan
dalam pembukaan sahihnya bahwa Ibnu Sirin mengatakan: "Pengetahuan ini
(hadits) adalah agama, maka berhati-hatilah kamu darimana kamu mengambil
agamamu".
KLASIFIKASI HADIST BERDASARKAN
JUMLAH PENUTUR
1. Hadits Mutawatir, adalah hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok
orang dari beberapa sanad dan tidak terdapat kemungkinan bahwa
mereka semua sepakat untuk berdusta bersama akan hal itu. Jadi
hadits mutawatir memiliki beberapa sanad dan jumlah penutur
pada tiap lapisan generasi (thaqabah) berimbang. Para ulama
berbeda pendapat mengenai jumlah sanad minimum hadits
mutawatir (sebagian menetapkan 20 dan 40 orang pada tiap lapisan
sanad). hadits mutawatir sendiri dapat dibedakan antara dua jenis :
• mutawatir lafzhy (lafaz redaksional sama pada tiap riwayat)
• ma’nawy (pada redaksional terdapat perbedaan namun makna sama pada
tiap riwayat)
KLASIFIKASI HADIST BERDASARKAN
JUMLAH PENUTUR
2. Hadits Ahad, hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang
namun tidak mencapai tingkatan mutawatir. hadits ahad kemudian
dibedakan atas tiga jenis antara lain:
• Gharib, bila hanya terdapat satu jalur sanad (pada salah satu
lapisan terdapat hanya satu penutur, meski pada lapisan lain
mungkin terdapat banyak penutur)
• Aziz, bila terdapat dua jalur sanad (dua penutur pada salah satu
lapisan, pada lapisan lain lebih banyak)
• Masyhur, bila terdapat lebih dari dua jalur sanad (tiga atau lebih
penutur pada salah satu lapisan, dan pada lapisan lain lebih
banyak) namun tidak mencapai derajat mutawatir. Dinamai juga
hadits mustafidl.
KLASIFIKASI HADIST BERDASARKAN
TINGKAT KEASLIAN HADIST
1. Hadits Sahih, yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu
hadits. Hadits shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Sanadnya bersambung (lihat hadits Musnad di atas);
• Diriwayatkan oleh para penutur/rawi yang adil, memiliki sifat istiqomah,
berakhlak baik, tidak fasik, terjaga muruah(kehormatan)-nya, dan kuat
ingatannya.
• Pada saat menerima hadits, masing-masing rawi telah cukup umur
(baligh) dan beragama Islam.
• Matannya tidak mengandung kejanggalan/bertentangan (syadz) serta
tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yang mencacatkan hadits
(’illat).
KLASIFIKASI HADIST BERDASARKAN
TINGKAT KEASLIAN HADIST
2. Hadist Hasan, bila hadis yang tersebut sanadnya bersambung, tetapi
ada sedikit kelemahan pada rawi(-rawi)nya; misalnya diriwayatkan
oleh rawi yang adil namun tidak sempurna ingatannya. Namun
matannya tidak syadz atau cacat.
3. Hadist Dhaif (lemah), ialah hadis yang sanadnya tidak bersambung
(dapat berupa hadis mauquf, maqthu’, mursal, mu’allaq, mudallas,
munqathi’ atau mu’dlal), atau diriwayatkan oleh orang yang tidak
adil atau tidak kuat ingatannya, atau mengandung kejanggalan atau
cacat.
4. Hadist Maudlu’, bila hadis dicurigai palsu atau buatan karena dalam
rantai sanadnya dijumpai penutur yang dikenal sebagai pendusta.
JENIS HADITS DHA’IF
• Hadits Mursal: Hadits yang tidak menyebut
sahabat dalam rangkaian perawinya.
• Hadits Munqathi’: Hadits yang sanadnya
terputus di tengah, karena ada rawi yang hilang,
atau rawi yang tidak dikenal identitasnya.
• Hadits Maqlub: Hadits yang susunan rawi-
rawinya terbalik dalam sanadnya, atau terbalik
antara sanad dan matannya.
JENIS HADITS DHA’IF
• Hadits Munkar: Hadits yang matannya tidak
dikenal, kecuali dari seorang rawi yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kekuatan hafalannya.
• Hadits Matruk: Hadits yang diriwayatkan oleh
perawi yang diketahui suka berbohong, sering
salah, fasik (suka berbuat dosa besar) atau
teledor, sedangkan haditsnya hanya didapat dari
perawi ini saja.
KLASIFIKASI HADIST
BERDASARKAN
KONSEKUENSI HUKUMNYA
1.Hadits Maqbul (diterima): terdiri dari
hadits shahih dan hadits hasan
2.Hadits Mardud (ditolak): yaitu hadits
dha’if dan Hadist maudlu’
KLASIFIKASI HADIST
BERDASARKAN ISNAD DAN
MATAN
1.Qath’i, hadist yang sanad dan matan nya
sudah sangat jelas dan terinci, sehingga
tidak mungkin ada perbedaan penafsiran
2.Zhanni, hadist masih umum, belum jelas
dan terinci, sehingga memerlukan
penjelasan
HADIST QUDSI
• Hadist qudsi ialah hadis yang berisi perkataan Rasulullah
mengenai firman Allah yang diwahyukan secara langsung.
• Makna hadis ini berasal dari Allah, akan tetapi—berbeda
dengan Alquran--, kata-katanya adalah kata-kata Rasulullah.
• Hadist qudsi ini, sebagian, kemudian disampaikan kepada
sahabat-sahabat Rasul yang tertentu.
• Karenanya, tingkat kesahihan hadis qudsi ini serupa dengan
hadis yang lain-lain, dan diukur dengan cara yang serupa pula
di atas.
CONTOH HADIST QUDSI
‫ول اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه‬
ُ ‫ قَا َل َر ُس‬:‫ قَا َل‬،‫َع ْن َأيِب ه َُرْي َر َة َريِض َ اهَّلل ُ َع ْن ُه‬
‫ ِب َي ِدي الل َّ ْي ُل‬،‫ َوَأاَن َّادله ُْر‬،‫ ي َ ُس ُّب بَيِن ب َ ُنو آ َد َم َّادله َْر‬: ُ ‫َو َسمَّل َ ” قَا َل اهَّلل‬
(‫َوالهَّن َ ُار”(رواه البخاري وكذكل مسمل‬
Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, beliau berkata, telah
bersabda Rasulullah SAW, “Allah Telah Berfirman,’Anak – anak
adam (umat manusia) mengecam waktu; dan aku adalah
(Pemilik) Waktu; dalam kekuasaanku malam dan siang’ ”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan begitu juga Muslim
CONTOH HADIST QUDSI
” : َ ‫ول اهَّلل ِ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل‬
ُ ‫ قَا َل َر ُس‬:‫ قَا َل‬،‫َع ْن َأيِب ه َُرْي َر َة َريِض َ اهَّلل ُ َع ْن ُه‬
‫ َأاَن َأ ْغىَن الرُّش َ اَك ِء َع ْن الرِّش ْ ِك؛ َم ْن مَع ِ َل مَع َ اًل َأرْش َ َك ِفي ِه‬: ‫قَا َل اهَّلل ُ تَ َب َار َك َوتَ َعاىَل‬
(‫(رواه مسمل وكذكل ابن ماجه‬.”‫ تَ َر ْك ُت ُه َورِش ْ َك ُه‬،‫َم ِعي غَرْي ِي‬
Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, beliau berkata, Telah bersabda Rasulullah
SAW, “Telah berfirman Allah tabaraka wa ta’ala (Yang Maha Suci dan Maha
Luhur), Aku adalah Dzat Yang Maha Mandiri, Yang Paling tidak membutuhkan
sekutu; Barang siapa beramal sebuah amal menyekutukan Aku dalam amalan
itu, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya”
Diriwayatkan oleh Muslim (dan begitu juga oleh Ibnu Majah)
KOMPILASI HADITS
• Pada awalnya Rasulullah saw melarang para sahabat
menuliskan hadits, karena dikhawatirkan akan
bercampur-baur penulisannya dengan Al-Qur’an.
• Perintah untuk menuliskan hadits yang pertama kali
adalah oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz. Beliau
menulis surat kepada gubernurnya di Madinah yaitu
Abu bakar bin Muhammad bin Amr Hazm Al-Alshari
untuk membukukan hadits.
KOMPILASI HADITS
• Ulama yang pertama kali mengumpulkan hadits adalah Ar-
Rabi Bin Shabi dan Said bin Abi Arabah, akan tetapi
pengumpulan hadits tersebut masih acak (tercampur
antara yang shahih dengan, dha’if, dan perkataan para
sahabat.
• Pada kurun ke-2 imam Malik menulis kitab Al-Muwatha di
Madinah, di Makkah Hadits dikumpulkan oleh Abu
Muhammad Abdul Malik Bin Ibnu Juraiz, di Syam oleh
imam Al-Auza i, di Kuffah oleh Sufyan At-Tsauri, di Bashrah
oleh Hammad Bin Salamah.
KOMPILASI HADITS
• Pada abad ke-3 H penulisan dan pembukuan hadits
mencapai puncaknya. Ditandai dengan munculnya
karya besar kumpulan hadits yang ditulis oleh Imam
Ahmad bin Hanbal yang disebut Musnad Ahmad bin
Hanbal. Setelah itu muncul kumpulan hadits yang
disusun Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu
Daud, Imam Tirmizi, Imam Ibnu Majah dan Imam
Nasa’I yang disebut Al-Kutubus Sittah.
KEHUJJAHAN HADITS
‫ون‬ ‫ر‬َّ ‫ك‬ َ
‫ف‬ ‫ت‬‫ي‬ ‫ُم‬
‫ه‬ َّ ‫ل‬‫ع‬َ ‫ل‬‫و‬ ‫م‬ ِ
َ ُ َ َ ْ َ َ ْ o ُ َ َّ َ َ َ َ
‫هْي‬ ‫ل‬ َ
‫ل‬ ‫ِز‬
ِّ - ‫ن‬ ‫ا‬ ‫م‬ ِ
‫اس‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ِ
‫ل‬ ‫نِّي‬‫ب‬ ‫ت‬
ُ ِ
‫ل‬ ‫ر‬ ْ
‫ك‬ ِّ
‫اِذل‬o - َ
‫ك‬ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬ْ
َ ‫ وَأ َنزل‬...
…Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu‫ِإ‬ ‫ِإ‬
menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. (QS: An Nahl:44)
ِ ‫ َو ُسنّ َة َر ُس ْوهِل‬، ‫هللا‬
ِ ‫ ِكت َا َب‬: ‫تَر ْك ُت فيمُك ْ َأ ْم َرْي ِن ْلن تَ ِضلُّوا ما تَم َّس ْكمُت ْ هِب ِ َما‬
Aku tinggalkan bagi kamu dua perkara yang mana kamu tidak akan
sesat selagimana kamu berpegang teguh kepadanya : Kitab Allah
dan Sunnah RasulNya. (Hadis riwayat Imam Malik & Tirmizi)
KEHUJJAHAN HADITS
• Yusuf Musa menyatakan, sejak abad pertama
lampau, seluruh umat Islam menempatkan hadist
pada peringkat pertama sesudah al-Qur`an.
• ‘Ajjaj al-Khathib menyatakan, al-Qur`an dan hadist
merupakan dua sumber hukum Islam yang bersifat
permanen. Tidaklah mungkin bagi umat Islam,
termasuk para mujtahid dapat mengetahui masalah-
masalah syar’iyyah tanpa menoleh kepada
keduanya.
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-
QUR’AN
•Bayan Taqrir disebut juga bayan at-ta’qid
atau bayan al-isbat, yaitu jika hadis
menetapkan serta memperkuat apa yang
telah diterangkakn dalam Al-Qur’an.
Fungsi hadis dalam hal ini hanya
memperkuat isi atau kandungan Al-
Qur’an.
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-
QUR’AN
Rasulullah saw. Bersabda,” tidak akan diterima sholat seseorang
yang berhadas hingga dia berwudu”.(H.R.al-Bukhari no.hadis:132)
sesuai dengan firman Allah SWT. (QS AL Maidah:6)
‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬
‫يَٰ َٓأهُّي َا ذَّل ِ َين َءا َمنُ ٓو ۟ا َذا ُق ْممُت ْ ىَل َّلصلَ ٰو ِة فَ ْغ ِسلُو ۟ا ُو ُجو َهمُك ْ َوَأيْ ِديَمُك ْ ىَل لْ َم َرا ِف ِق‬
‫ِإ‬ ْ ‫ٱ‬ ‫ِإ‬ َ ‫ِإ‬
ِ ‫وسمُك ْ َوَأ ْر ُجلمُك ْ ىَل ل َك ْع َبنْي‬
ِ ‫َو ْم َس ُحو ۟ا ِب ُر ُء‬‫ٱ‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak ‫ِإ‬
mengerjakan salat, maka basuhlah muka dan tanganmu sampai
dengan siku, dan usaplah kepala dan kakimu sampai dengan kedua
mata kaki."
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-
QUR’AN
•Bayan at-tafsil berarti penjelasan
dengan memerinci kandungan
ayat-ayat yang mujmal, ayat yang
masih bersifat global yang
memerlukan mubayyin
(penjelasan).
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-
QUR’AN
Kewajiban shalat, dalam Al-Qur’an dinyatakan dalam
bentuk yang masih mujmal
ْ ‫الصاَل ُة فَلْ ُي َؤ ِ ّذ ْن لَمُك ْ َأ َح ُدمُك ْ َولْ َي ُؤ َّممُك َأ ْكرَب ُ مُك‬
َّ ‫َو َصلُّوا اَمَك َرَأيْ ُت ُمويِن ُأ َصيِّل فَ َذا َحرَض َ ْت‬
"Shalatlah kalian seperti kalian melihat aku shalat. Maka ‫ِإ‬
jika waktu shalat sudah tiba, hendaklah salah seorang dari
kalian mengumandangkan adzan, dan hendaklah yang
menjadi Imam adalah yang paling tua di antara kalian."
(HR. Bukhari: 595, Sahih menurut Ijma' Ulama)”
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-
QUR’AN
• Bayan at-taqyid adalah penjelasan hadist dengan
cara membatasi ayat-ayat yang bersifat mutlak
dengan sifat, keadaan, atau syarat tertentu. Kata
mutlak artinya kata yang merujuk pada hakikat kata
itu sendiri apa adanya tanpa memandang jumlah
atau sifatnya. Penjelasan Nabi berupa taqyid
terhadap ayayt-ayat Al-Qur’an yang mutlak.
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-
QUR’AN
Firman Allah SWT Q.S. Al-Maidah/5 Ayat 38.
‫َوال َّس ِار ُق َوال َّس ِارقَ ُة فَا ْق َط ُعوا َأيْ ِدهَي ُ َما َج َز ًاء ِب َما َك َس َبا نَاَك اًل ِم َن اهَّلل ِ ۗ َواهَّلل ُ َع ِز ٌيز َح ِك ٌمي‬
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka
kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.”
Dari ‘Aisyah dari Muhammad saw. Bersabda “Tangan pencuri
dipotong jika curian senilai seperempat dinar.” (H.R. al-Bukhari no.
Hadis:6292)
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-
QUR’AN
•Bayan at-takhsis adalah penjelasan
Nabi Muhammad SAW. dengan cara
membatasi atau mengkhususkan ayat-
ayat Al-Qur’an yang bersifat umu (‘am)
sehingga tidak berlaku pada bagian-
bagian tertentu yang mendapat
pengecualian.
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-
QUR’AN
‫ٱ‬ ‫ٱ‬
‫ِّ ُأْلنثَيَ ِنْي‬-o‫يُو ِصيمُك ُ هَّلل ُ ىِف ٓ َأ ْولَٰ ِدمُك ْ ۖ ِل َّذل َك ِر ِمثْ ُل َحِظ‬
“Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian
pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang
anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak
perempuan” (QS An Nisa:10)
Rasulullah saw. bersabda, “Kami (para nabi) tidak
mewarisi sesuatu pun, yang kami tinggalkan hanya
berupa sedekah”.(H.R. al-Bukhari no. Hadis:3302)
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-
QUR’AN
•Bayan at-tasyri’ adalah penjelasn
hadis yang berupa penetapan
suatu hukum atau aturan syar’i
yang tidak didapati nasnya dalam
Al-Qur’an.
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-
QUR’AN
ِ ِ َ ‫اَك‬ ‫آ‬ ‫اَل‬
‫الص َة َو تُوا َّالز َة َو ْارك ُعوا َم َع َّالراكع َني‬ ِ
‫ق‬
َّ ‫َوَأ ميُوا‬
“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama
dengan orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah: 43)
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw. “Telah mewajibkan
Zakat Fitra dibulan Ramadan atas setiap muslim, baik dia
itu merdeka atau hambah laki-laki atau perempuan, yaitu
satu sha’ kurma satu sha’ gandum”.(H.R. Muslim no.
Hadis:1635)
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-
QUR’AN
•Bayan naskh adalah penjelasan hadis
yang menghapus ketentuan hukum
yang terdepat dalam Al-Qur’an. Hadis
yang datang setelah Al-Qur’an
menghapus ketentuan-ketentuan Al-
Qur’an.
FUNGSI HADITS TERHADAP AL-
QUR’AN
.....maka tidak ada wasiat bagi ahli waris.(H.R. Abu Dawud no.
Hadis:2486)
Hadis tersebut men-naskh ketentuan dalam Q.S. Al-Baqarah:180 .
‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬
‫َ َأ َحدَ مُك ُ لْ َم ْو ُت ن تَ َر َك َخرْي ً ا لْ َو ِصيَّ ُة ِللْ َ ٰو دِل َ ْي ِن َو َأْل ْق َ ِرب َني‬ ‫ُك ِت َب عَلَ ْيمُك ْ َذا َحرَض‬
‫ِإ‬ ‫لْ ُمتَّ ِق َني‬‫ٱ‬ ‫ِإ‬ ‫ٱ‬
ِ ‫ِب لْ َم ْع ُر‬
‫وف ۖ َحقًّا عَىَل‬
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu
kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang
banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara
ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa”.
KEDUDUKAN HADIST DALAM
ISLAM
‫اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين َآ َمنُوا َأ ِطي ُعوا اهَّلل َ َوَأ ِطي ُعوا َّالر ُسو َل َوُأويِل اَأْل ْم ِر ِمنْمُك ْ فَ ْن تَنَ َاز ْع ْمُت‬
‫ِإ‬ … ‫يِف يَش ْ ٍء فَ ُردُّو ُه ىَل اهَّلل ِ َو َّالر ُس ِول‬
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ‫ِإ‬
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembali kanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya)…” (Q.S An Nisa:59)

‫ول فَخ ُُذو ُه َو َما هَن َامُك ْ َع ْن ُه فَا ْنهَت ُوا‬


ُ ‫َو َما َآاَت مُك ُ َّالر ُس‬
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, makatinggalkanlah.” (QS. Al-Hasyr :7)
KEDUDUKAN HADIST DALAM
ISLAM
• Hadist riwayat Imam Malik
ِ ‫اب‬
‫هللا َو‬ ‫ت‬ ِ
‫ك‬ ‫ا‬ ً‫د‬ َ ‫ا‬‫و‬ُّ ‫ل‬ ِ
‫ض‬ َ ‫ت‬ ‫ن‬َ
َ َ َ ْ ْ َ ْ َّ َ َ ِ ْ َ ْ ْ ‫تَ َر‬
‫ب‬‫ا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬ ِ ‫هِب‬ ‫مُت‬ ْ
‫ك‬ ‫س‬‫م‬َ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ن‬‫ي‬‫ر‬‫م‬‫ا‬َ ْ ‫مُك‬ ‫ي‬‫ف‬ِ ‫ت‬ُ ْ
‫ك‬
ِ ‫ُسنَّ ُة َر ُس ْوهِل‬
“Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian, kalian tidak
akan sesat selama kalian berpegangan kepada keduanya,
yaitu kitab Allah dan sunah rasulnya”. (HR Imam Malik)

Anda mungkin juga menyukai