Anda di halaman 1dari 35

Pemeriksaan Laboratorium

Sistim Uronefrologi

Sri Julyani
Irmayanti HB
FK-UMI
2016
Fungsi Ginjal
Fungsi ginjal :
- Ekskresi
- Regulasi menilai fungsi ginjal
- Hormonal
uji laboratorium rutin atau lanjut
Tes Laboratorium

Tes fungsi ginjal → mengetahui adanya


gangguan fungsi ginjal.
• Fungsi filtrasi
• Kerusakan glomerulus/tubulus
• Fungsi reabsorbsi dan sekresi
Tes Urinalisis
Tujuan :
❑ untuk membantu menegakkan diagnosis
❑ mendapatkan informasi tentang fungsi organ
dan metabolisme tubuh
❑ mendeteksi kelainan asimptomatik
❑ mengikuti perjalanan penyakit dan hasil
pengobatan
Tes Urinalisis
a. Makroskopik
b. Mikroskopik
c. Sedimen urin
d. Kimia urin
e. Analisa batu
Persiapan & Pengumpulan Sampel
❑ Persiapan sampel
❑ Pengumpulan sampel :
▪ urin sewaktu
▪ urin pagi
▪ urin post prandial
▪ urin 12 jam / 24 jam
Tes Makroskopik Urin
a. Volume urin
• normal : 750 – 2000 ml / 24 jam
• kurang : oligouria (< 400 ml / 24 jam)
anuria (< 100 ml / 24 jam)
• lebih : > 2500 ml / 24 jam (DM)
→ kelainan ginjal dan saluran kemih
→ penyakit lain
→ asupan / diet
b. Warna
• normal : kuning muda
• abnormal : merah / kecoklatan (darah)
kuning / teh (urobilinogen)
keruh (nanah, bakteri, lemak)
→ patologis / fisiologis
c. Berat Jenis (BJ)
• normal : 1,003 – 1,030
• kepekatan urin → >1,030 (glukosuria ?)
d. Kejernihan
• normal : jernih, sedikit keruh
• kekeruhan : kristalisasi atau pengendapan
mineral
e. pH
• normal : 5 - 8
• sifat pH urin dipengaruhi bahan anorganik
→ asam atau basa
f. Bau
• normal : bau tidak keras, disebabkan asam-asam
organik yang mudah menguap
• amoniak : bila urin dibiarkan tanpa pengawet pada
suhu kamar (pemecahan ureum)
• aceton : penderita DM
• busuk : infeksi tr.urinarius (E.coli)
g. Busa
• normal : tidak berbusa
• busa warna kuning : bilirubin
• busa warna putih : protein
Tes Mikroskopik Urin
➢ Tujuan : mengamati sel dan partikel dalam
urin
➢ Tes sedimen urin
▪ elemen organik → sel, silinder, sel epitel,
spermatozoa, mikroorganisme
▪ elemen anorganik → kristal, lemak, bahan
amorf
a. Elemen organik ; Sel
• eritrosit : < 4/LPB (hematuri mikroskopik)
• lekosit : < 4/LPB (infeksi saluran kemih)
• epitel gepeng / squamous : (normal)
• epitel transisional (kandung kemih)
• epitel bulat (pelvis dan tubulus ginjal)
b. Silinder / torak :
• hialin : tidak berwarna, homogen,
transparan, ujungnya bulat → meningkat
setelah latihan fisik, keadaan dehidrasi

Silinder Hialin
b. Silinder / torak :
• silinder sel / celluler cast :
→ eritrosit (GNA, trauma ginjal, lupus nefritis)
→ lekosit (ISK, pielonefritis akut)
→ epitel (infeksi tubulus ginjal akut)
• silinder berbutir / granular cast :
→ granular halus atau kasar
→ berisi sel yang berdegenerasi, kasar – halus
(nefritis kronik, inflamasi akut)
• silinder lemak / fatty cast :
→ proses kronik (SN, GNK, GGK)
Silinder Eritrosit

Eritrosit
Leukosit

Epitel Squamous

Silinder Granuler
c. Oval fat bodies
• epitel tubulus bulat yang berdegenerasi
lemak
→ proteinuria (SN)
d. Mikroorganisme
• bakteri; pewarnaan gram sedimen urin,
biakan urin (nilai rujukan < 2/LPB)
→ E.coli, Proteus, Pseudomonas, Streptokokus
• yeast, kandida (nilai rujukan : negatif)
• parasit (T. vaginalis, Schistosoma)
Yeast

Bakteri
e. Elemen anorganik
• bahan amorf : urat, fosfat dan kristal
→ asam urat, natrium urat, kalsium sulfat
(urin normal yang asam)
→ kalsium oksalat, asam hipurat (urin normal yang asam,
netral, sedikit alkalis)
→ tripel fosfat (amonium magnesium fosfat),
kalsium fosfat (urin normal yang netral, alkali)
→ obat (sulfonamida) ; urin yang asam
→ sistein, leusin, tirosin, kolesterol (urin abnormal yang
asam)
Kristal Kalsium Fosfat

Kristal Kalsium Oxalat


Kristal Tripel Fosfat

Kristal Asam Urat


Tes Kimia Urin
a. Tes reagen strip
→ perubahan warna diinterpretasikan dengan membandingkan
dengan skala warna rujukan
▪ Glukosa → biru muda, hijau sampai coklat (< 30 mg/dl)
▪ Bilirubin → coklat muda hingga merah coklat (negatif)
▪ Urobilinogen → jingga sampai merah tua (♂ 0,3 - 2,1 mg/2
jam, ♀ 0,1 - 1,1 mg/2 jam)
▪ Keton → ungu (negatif)
▪ Protein → hijau muda; indikator adanya albumin (< 20
mg/dl)
▪ Nitrit → merah muda; indikator adanya bakteriuri (negatif)
Tes Kimia Urin
▪ Asam ascorbic → ungu (< 25 mg/dl)
▪ Eritrosit → kuning kehijau-hijauan hingga hijau kebiru-
biruan dan biru tua (negatif)
▪ Leukosit → coklat muda-ungu (negatif)
▪ pH → jingga hingga kuning kehijauan dan hijau kebiruan
(pH 5-8)
▪ BJ → tinggi : hijau kekuning-kuningan; rendah : biru tua
hingga hijau (BJ 1,003-1,030)
b. Tes semikuantitatif
❑Protein Bence Jones; cara Osgood
→ patologik : imunoglobulin monoklonal
→ MM, Amiloidosis, sindrom Fanconi
→ tes asam sulfosalisilat
❑Tes Glukosa Benedict
→ urin direaksikan dengan larutan
benedict,kadar glukosa urin berdasarkan
perubahan warna urin
c. Tes kuantitatif
❑Protein; cara Esbach
→ alat albuminometer esbach
→ sampel urin 12 jam / 24 jam
→ hasil tes dibaca setelah 18 – 24 jam
→ nilai rujukan : < 0,5 g / L
Tes Fungsi Ginjal
Untuk mengetahui kerusakan pada glomerulus
dan tubulus
Menilai faal ginjal : kreatinin dan kreatinin klirens
✓Kreatinin → senyawa nitrogen yang disintesis
dihati dan disimpan dalam otot, diekskresikan
ke urin melalui filtrasi glomerulus
✓Kreatinin → produk akhir metabolisme kreatin
✓Tes kreatinin → tes untuk menetapkan kadar
kreatinin darah dengan menggunakan alat
automatik
✓♂ 0,7-1,1 mg/dl ♀0,6-0,9 mg/dl
Tes Fungsi Ginjal
✓Ureum → dibentuk dihati; hasil metabolisme
protein; difiltrasi oleh glomerulus
✓Kadar urea → intake protein dan kemampuan
ekskresi ginjal
✓Peningkatan kadar urea→ gangguan ginjal;
obstruksi saluran kemih; peningkatan
katabolisme protein
✓Tes ureum → tes untuk menetapkan kadar
ureum dalam darah dengan menggunakan alat
automatik
✓Nilai rujukan : 10-50 mg/dl
Tes Fungsi Ginjal
✓Kreatinin klirens → volume plasma
(mengandung semua zat yang larut melalui
glomerulus, dibersihkan / dihilangkan dari
plasma lalu diekskresikan ke urin
✓Nilai klirens mewakili fungsi glomerulus secara
keseluruhan (ml/mnt)
✓Kadar zat dalam plasma berbanding terbalik
dengan nilai klirensnya, jika klirens menurun
maka kadar zat dalam plasma meningkat
✓ Klirens kreatinin (ml/menit) → urin 24 jam
UxV U : kadar kreatinin urin (mg/dl)
P P : kadar kreatinin darah (mg/dl)
V : volume urin 24 jam

✓ Rumus Cockroft and Gault


Clcr = (140 – umur) X BB ideal
72 X Srcr (mg/dl)
→ Untuk wanita ; ditambah fc pengali 0,85
→ BB ideal : BB berdasarkan TB
✓Interpretasi LFG berdasarkan Klirens kreatinin
▪ normal : > 120 ml/menit
▪ gangguan ginjal : 30 – 120 ml/menit
▪ GGK : 10 – 30 ml/menit
▪ GGTA : < 10 ml/menit
Laju Filtrasi Glomerulus
• Mengukur jumlah cairan yang mengalir melalui
semua glomerulus ke dalam tubulus pada waktu
tertentu → klirens kreatinin
• Kenaikan kadar kreatinin serum menunjukkan
menurunnya klirens kreatinin dan penurunan LFG
• BUN : nitrogen urea darah → kurang akurat
menilai LFG karena pengaruh faktor ekstrarenal
• Cystatin C : marker inflamasi tapi sensitif untuk
menilai LFG
Uji Fungsi Tubulus
Tubulus renal berfungsi menjaga keseimbangan
cairan, elektrolit dan asam basa
• Pemeriksaan BJ dan pH → fungsi tubulus
• Osmolalitas urin → daya asidifikasi urin
→ Osmolalitas urin : pengukuran partikel yang
terlarut dalam urin (50 – 1400 mOsm/kg air)
→ Mengukur daya asidifikasi urin ; pH asam
Analisa Batu
a. Makroskopik
→ bentuk permukaan, warna, jumlah, konsistensi
→ interpretasi makro :
• kalsium oksalat dan kalsium fosfat (keras, warna gelap,
permukaan kasar, ukuran kecil–sedang, kadang
multipel)
• asam urat (kuning, mudah pecah, bentuk tanduk)
• struvit (besar, bentuk tanduk)
• sistin (kecoklatan, bentuk tanduk)
b. Tes Kimia Batu
Dengan kit tes khusus, untuk menilai kadar / presentasi
unsur pembentuk batu
→ batu t/d : 34% kalsium oksalat, 54% kalsium fosfat dan
3,5% sisa unsur kalsium
Jazakumullahu Khairan Katsiran

Anda mungkin juga menyukai