Anda di halaman 1dari 13

MELAFALKAN DAN MENULIS

LAMBANG BAHASA YANG BENAR


Kelompok 1:
Desi Putri Efendi
Yohanna Florensa
Wahidah
Wiwit Widya
Oktari Iswati
A. FONEM
Bahasa pada hakikatnya didukung oleh bunyi ujaran, yaitu bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Di dalam ilmu fonem itu ditulis di antara dua garis
miring I/…/, misal bunyi /a/,/i/,/u/,/e/,/o/. Fonem merupakan satuan bunyi
terkecil yang mampu menunjukkan perbedaan makna.
B. FONEM DALAM BAHASA INDONESIA
Proses pembentukkan bunyi bahasa melibatkan tiga faktor, yaitu alat ucap,
sumber tenaga, dan rongga pengubah getaran.
C. LATIHAN PELAFALAN VOKAL
Perbedaan bunyi pada fenom ini menegaskan adanya fenom-fenom yang
berbeda pula. Permasalahannya adalah dalam bahasa Indonesia terdapat
dua fenom yang berbeda dengan lambang yang sama, yaitu fenom [e] (tetes)
dan [] (engkau).
Contoh kalimat :
1. Setelah apel kami makan buah apel [ap l]
2. Kota Serang pernah diserang [s rang] wabah malaria.
D. LATIHAN PELAFALAN KONSONAN

• Pada pembelajaraan pelafalan sebagian siswa


sukar melafalkan konsonan tertentu, seperti
konsonan frikatif /f/,/s/,/sy/,/x/,dan /h/
sehingga terdapat kekeliruan pelafalan.
Contoh:
BENAR SALAH
HAFAL HAPAL
POSITIF POSITIP
FAKULTAS PAKULTAS
VARIASI PARIASI
LAMBANG TULIS BUNYI BAHASA
• SEJARAH AKSARA Aksara
merupakan lambang dari ujaran. Tulisan merupakan media komunikasi yang
harus dipahami karena manfaatnya yang luas. Tulisan dapat menyimpan
informasi yang akurat. Tidak diketahui kapan pertama kali manusia
menggunakan tulisan untuk berkomunikasi. Para ahli linguistik
memperkirakan tulisan berawal dari gambar yang ditemukan di gua Altamira,
Spanyol Utara.
• MORFOLOGI BAHASA INDONESIA A.
KATA DASAR Kata
dasar adalah morfem dasar, contoh : malam, ini, tidak, merah, angkat, dua.
Struktur kata dalam bahasa Indonesia ditetapkan berdasarkan suku kata. Kata
dasar dalam bahasa Indonesia dibentuk dari empat macam suku kata, yaitu:
Contoh: V : vokal
a-kal : V+K-V-K V-K
: vokal-konsonan as-pal : V-K+K-V-K
K-V : konsonan-vokal ta-li : K-V+K-V
K-V-K : konsonan-vokal-konsonan kun-ci :
KVK+KV
B. KATA BERIMBUHAN
1. Makna awalan ber-
Makna prefiks ber- dalam kalimat, contohnya:
berkeluarga: membentuk keluarga
berbahagia: dalam keadaan bahagia
beristri: mempunyai istri
berusaha: melakukan usaha
2. Makna awalan me-
menimbulkan: menyebabkan timbul
menghantui: menjadi hantu
memanfaatkan: menggunakan manfaat
membisu: menjadi bisu
C. KATA ULANG
• Jenis kata ulang
1. Kata ulang murni: anak-anak, lari-lari, dua-dua
2. Kata ulang berubah bunyi: sayur-mayur, serba-serbi
3. Kata ulang sebagian: tetumbuhan, tetangga, tetamu,
leluhur
4. Kata ulang berimbuhan: berjam-jam, menari-nari, kenalan-
kenalan
Makna kata ulang:
Banyak, semua, seluruh: Sampah-sampah ditimbun di
penampungan sampah.
Macam-macam: Kami menanam buah-buahan
Agak: Bajunya kebiru-biruan
Tiruan: menyerupai: Ayah membelikan adik mobil-mobilan.
D. KATA MAJEMUK
• Kata majemuk menurut sifat hubungannya antar unsur
pembentuknya terdiri atas berikut ini:
1. Kata majemuk endosentris adalah kata majemuk yang erat
hubungan antar unsur pembentuknya. Salah satu unsur
pembentuknya merupakan unsur pusat. Contoh: taman
bunga, matahari, pemandu wisata, kereta taman, kereta api,
jam taman.
2. Kata majemuk eksosentris adalah kata majemuk yang
hubungan antarunsur pembentuknya renggang. Kedudukan
unsur-unsur pembentuknya sama. Contoh: besar kecil, tua
muda, pagi sore, terang benderang, cantik molek.
SINTAKSIS BAHASA INDONESIA
• A. PENGERTIAN SINTAKSIS
Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang
mengkaji tentang kata, frase, klausa, dan kalimat. Istilah sintaksis
itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti
‘dengan’ dan tattein yang berarti ‘menempatkan’. Jadi yang
dimaksud dengan sintaksis, yaitu menempatkan bersama-sama
kata-kata menjadi kelompok kata dan kelompok-kelompok kata
menjadi kalimat.
• B. STRUKTUR SINTAKSIS
Contoh: Ibu membeli jeruk di pasar Kata-
kata yang terdapat dalam kalimat tersebut memiliki fungsi
sebagai berikut: Ibu
membeli jeruk di pasar S
P O Ket
C. SATUAN-SATUAN SINTAKSIS
• 1. Kata Sebagai
satuan kecil dalam sintaksis, kata berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis,
penanda kategori sintaksis, dan perangkat frase, klausa, dan kalimat.
2. Frase
Frase merupakan satuan sintaksis
yang satu tingkat di atas kata. Frase juga berperan sebagai pengisi fungsi
sintaksis. Pengertian frase, yaitu gabungan kata yang bersifat nonprediktif atau
lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis
dalam kalimat.
• 3. Klausa Klausa
adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata yang berkontruksi predikatif
atau suatu bentuk linguistik yang terdiri atas subjek dan predikat. Artinya, di
dalam konstruksi tersebut terdapat komponen kata atau frase yang berfungsi
sebagai subjek, predikat, objek dan keterangan.
4. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam
wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
WACANA BAHASA INDONESIA
• A. WACANA
1. Pengertian Wacana
Kata wacana secara umum mengacu pada artikel,
percakapan atau dialog, karangan dan pernyataan. Menurut
Harimurti Kridalaksana, wacana adalah satuan bahasa
terlengkap, dalam hirarki gramatikal, merupakan satuan
gramatikal atau satuan bahasa tertinggi dan terbesar. Kohesi
adalah adanya keterkaitan antarkalimat. Sedangkan koherensi
adalah adanya keterkaitan antar ide-ide atau gagasan-gagasan
kalimat. Jadi, wacana adalah susunan ujaran yang merupakan
satuan bahasa terlengkap, tertinggi, saling berkaitan, dengan
koherensi dan kohesi berkesinambungan membentuk satu
kesatuan untuk tujuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun
tulisan.
RAGAM WACANA
• JENIS-JENIS WACANA 1. Tiga
jenis wacana berdasarkan wacana jumlah peserta yang ikut ambil
bagian sebagai pembicara, yaitu:
a. Wacana Monolog
b. Wacana Dialog c.
Wacana Polilog 2. Lima
jenis wacana berdasarkan tujuan berkomunikasi, diantaranya:
a. Wacana Argumentasi
b. Wacana Esposisi
c. Wacana Persuasi
c. Wacana Deskripsi
d. Wacana Narasi
Jenis wacana dilihat dari bentuk saluran yang digunakan:
a. Khotbah (spontan) b.
Percakapan c. Siaran
langsung di radio atau TV.
B. ALAT-ALAT PEMBENTUKAN WACANA
• Alat-alat pembentuk wacana merupakan unsur-unsur yang membangun
atau membentuk wacana. Alat-alat pembentuk wacana itu juga disebut
elemen-elemen wacana.
• C. ANALISIS WACANA
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis
bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun
lisan. Dalam analisis wacana berlaku dua prinsip, yakni prinsip interpretasi
lokal dan prinsip analogi.
Prinsip interpretasi lokal adalah intepretasi berdasarkan konteks, baik
konteks linguistik atau konteks maupun konteks nonlinguistik. Konteks
linguistik yang merupakan konteks lokal tidak hanya berupa tempat, tetapi
juga dapat berupa waktu, ranah penggunaan wacana dan partisipan.
Prinsip interpretasi analogi adalah prinsip interpretasi suatu wacana
berdasarkan pengalaman terdahulu yang sama atau sesuai. Konteks yang
diperhatikan adalah yang paling relevan saja dengan situasi yang sedang
berlangsung karena pengalaman terdahulu sudah cukup membantu untuk
memahami wacana.
D. PENYUSUNAN WACANA SEDERHANA
DENGAN MEMPERHATIKAN KAIDAH BAHASA

Anda mungkin juga menyukai