Anda di halaman 1dari 47

KOMUNIKASI

INFORMASI
KONSELING
PENDAHULUAN

HARLINA KISDARJONO 2020 UNJANI


MASALAH di LAPANGAN
1. Pasien berhenti minum obat TBC setelah
sebulan, karena merasa sudah sehat
2. Pasien berhenti minum obat Rifampisin karena
warna kencing dan air mata menjadi merah
3. Pasien wanita bingung karena penjelasan
Apoteker tentang obat metformin adalah untuk
diabet yang tidak dideritanya
4. Pasien mengeluh karena perut merasa perih
setelah minum asam mefenamat dengan perut
kosong
5. Pasien hipertensi menghentikan obatnya karena
tekanan darahnya sudah turun setelah
minum antihipertensi seminggu
6. Pasien DM menghentikan obatnya karena kadar
gulanya telah normal setelah minuM
antidiabet sebulan
7. Pasien DM sangat patuh minum obat antidiabet,
karena dengan demikian dia mengira boleh
makan seenaknya.
8. Seorang bapak besok siang ingin sekali makan
gulai kambing berlemak, maka 2 hari ini dia
minum obat antikolesterol
MENURUT ANDA?
 Apoteker
Misconception #1
 “If one does makes me feel good, a larger
dose will make me feel better. ”
 May increase adverse effects
 Will add to expense
Misconception #2
 “If one drug doesn’t help, take another- or
two or three.”
 Sometimes promoted by physicians
 Often relates to over the counter drugs
Misconception #3
 “If I can get it without a prescription, it
must be safe.”
 Antihistamines, analgesics
 Interactions with other drugs
 Fat soluble vitamins
 Alchohol
Misconception #4
 “ If I have used this medicine for years, I
must need it now.”
 Change in indication for drug
 Use of other meds
 New findings
Misconception #5
 “If it helped someone else, it can help me.”
 Don’t borrow from friends and family members
 Signs of illness may not represent the same
disease
 Pasien minum Vitamin C menganggap makin
besar dosis makin baik, tidak ada pantangan bagi
siapapun

 Pasien mau membeli prednison untuk cucunya


karena mendengar dapat menjadikan anak gemuk.

 Pasien mengalami toksistas karena


mengunyah/menggerus obat slow release.
To Chew or not to Chew
Pasien 83 thn, mendapat resep Cardizem CD
(diltiazem lepas lambat), utk BP
Kapsulnya besar. Kapsul dikunyah. Pulse menjadi
rendah. Keluarga pasien menghubungi
farmasis, farmasis menyarankan dokter utk
mengganti menjadi tablet biasa. Pasien
membaik
Beberapa bulan kemudian, kontrol ke dokter,
kejadian berulang. Pasien meninggal 3 minggu
kemudian.
Kalau saja…..
 Apoteker menyempatkan
mereview resep, dan konseling
…….
Ukuran kapsul yang besar…..
Konseling : jangan dibelah,

dikunyah……
FAKTA
 Rata-rata ketidakpatuhan terapi
obat : 40%
 1/3: minum semua obat yang
diresepkan
 1/3: minum sebagian dari yang
diresepkan
 1/3 : tidak minum sama sekali
Medication adherence
22% of U.S. patients take less of the medication than is prescribed

American Heart Association: Statistics you need to know.


http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?
identifier=107
Accessed November 21, 2007.
Direct association between dosing frequency and medication adherence in studies using
electronic monitoring across a variety of therapeutic classes; modified from Claxton et al.15.

Laufs U et al. Eur Heart J 2010;eurheartj.ehq297

Published on behalf of the European Society of Cardiology. All rights reserved. © The Author
2010. For permissions please email: journals.permissions@oxfordjournals.org
Persistence
 Product persistency 100
curves
80
 after 1 year as much
as a 50 percent 60 Cozar
decline Fosamax
et
n
 after 5 years, 40
c
Zocor
compliance as low as e
Pr

29% to 33% 20
 greatest declines in
first six months 0
1 3 5 7 9 11 13
Months
Benchmark compliance rates:
 Disease  Rates of
 Epilepsy noncompliance
 Arthritis  30% to 50%
 Hypertension  50% to 71%
 Diabetes  40% (average)
 Oral contraceptives  40% to 50%
 HRT  8%
 Asthma  57%
 20%
Pemakaian obat yang kurang tepat

 Pemakaian berlebihan atau kurang


 Pemakaian pada waktu yang salah
 Obat yang salah
 Tidak menyelesaikan pengobatan
 Cara pakai yang salah
 Memakai obat orang lain
 Memakai obat yang rusak atau kadaluwarsa
 dll
Faktor Pasien

 Factors yang dianggap mempengaruhi compliance


 Pengetahuan pasien
 Perilaku compliance sebelumnya
 Kemampuan untuk mengintegrasikan kedalam kehidupan
sehari-hari/kompleksitas regimen obat tertentu
 Keyakinan tentang kesehatan dan persepsi terhadap
pengobatan
 Dukungan lingkungan (termasuk hubungan dengan staf
kesehatan
FORMULATION

PRESCRIBING

DISPENSING

PATIENT
ADHERENCE

PHARMACOKINETIC
S

PHARMACODYNAMI DRUG RESPONS


CS
Pasien dengan risiko tinggi
 Penyakit asimtomatik
 hipertensi
 Kondisi kronis
 hypertension, arthritis, diabetes
 Cognitive impairment
 dementia, Alzheimers
 Regimen komleks
 poly pharmacy, QOD
Pasien dengan risiko tinggi
 Multiple daily dosing
 qd < bid < tid, < qid
 Persepsi pasien
 effectiveness, side effects, cost
 Komunikasi yang jelek
 patient practitioner rapport
 Penyakit jiwa
 less likely to comply
The NATIONAL BURDEN of
NONADHERENCE
 Kurang lebih 125.000 kematian pertahun karena
nonadherence, atau dua kali jumlah kematian
akibat kecelakaan mobil
 Hampir 11% pasien rawat inap dan 40% pasien
sakit di panti jompo, adalah akibat nonadherence
 Biaya langsung maupun tidak langsung akibat
nonadherence mencapai $100 milyard per tahun di
USA
Perundangan

 Di Amerika: OBRA 1990


 Omnibus Reconciliation

 Di Indonesia
 Peraturan Menteri Kesehatan no
244/Men.Kes/SK/V/1990
APOTEKER
1. Apoteker memahami kegunaan konseling bagi pasien
 Menguasai teori konseling dan komunikasi
2. Apoteker mampu mengidentifikasi DRP & masalah
lain
 Mempu menggali informasi dari pasien
 Menguasai ilmu farmakoterapi dan komunikasi
3. Apoteker mampu memilih informasi yang tepat
untuk kondisi , behavior pasien, kesiapan pasien
dan memberikannya secara efisien dan efektif
 Menguasai ilmu farmakoterapi dan komunikasi
Menguasai teori konseling
 Faham akan teori konseling
 Faham kegunaan & pemanfaatan 3 prime
questions
 Faham akan kegunaan & pemanfaatan metoda
motivational interviewing
 Faham akan kerugian akibat non adherence
 Faham akan tahap-tahap kesiapan pasien menerima
informasi
 Faham akan fenomena gunung es
 Memilih pasien:
 prioritas pasien berdasarkan kondisi, penyakit dan
obat
 Menentukan kebutuhan informasi untuk pasien
(jenis dan kedalamannya)
 Memilih informasi yang tepat dari sumber yang
dipercaya
 Memberikan informasi secara efisien dan efektif
DISKUSI:
 Pengertian, fungsi dan tujuan konseling :
 Pemahaman teori konseling, kegunaan dan manfaat 3 prime
questions, kerugian akibat non-adherence, tahap kesiapan
pasien menerima informasi, fenomena gunung es,
 Metode konseling dan edukasi :
 3 prime questions, show and tell, verifikasi,
 edukasi kepada pasien dan keluarga,
 ketrampilan dalam konseling
 Memahami pasien :
 Kondisi kesehatan pasien, penyakit pasien, obat untuk
pasien, behavior pasien,
 Identifikasi DRP (Drug-Related Problem) dan
masalah lain :
 Identifikasi DRP
 Kebutuhan informasi, kebutuhan motivasi, empati dan
lainnya, problem solving,
 Pemilihan informasi dalam praktek konseling :
 Cara dan kiat memilih informasi sesuai kebutuhan
pasien, cara pemberian konseling yang efisien dan
efektif,

  
 
 Interaksi dengan dokter dan staf kesehatan lain :
 Cara penyampaian masalah pasien kepada dokter dan staf
kesehatan lain,
 Cara menghindari konflik
COUNSELING PASIEN:
 Counseling tidak berdiri sendiri
 Counseling merupakan upaya tercapainya
Patient Safety
 Counseling merupakan bagian dari
Pharmaceutical Care (Patient Focus)
 Counseling merupakan bagian dari
Medication Process Management
 Counseling tergantung dari attitude,
knowledge, skill dari Farmasis
(komunikasi dan Farmasi Klinis)
COUNSELING PASIEN:
 Ada metodanya
 Untuk obat penyakit akut
 Untuk obat penyakit kronis dan permasalahannya
 Ada teknik –teknik yang berbeda
 OTC (obat bebas)
 analisa
 memilihkan
 Resep dokter
 Penyakit akut
 Penyakit kronis
 Pasien rawat jalan
 Pasien pulang rawat inap
 Menjawab keluhan dll
 Harus dibangun tools untuk praktek sehari-hari
Kaitan KIE dengan Patient Safety
Kematian akibat Medical Error di R.S di USA
(IOM 99’)
120000

100000

80000

60000

40000

20000

0
Medication AIDS Kanker Kecelakaan Medical
Error Payudara Lalu-Lintas Error

• Medication Error di RS : 7.000


• AIDS : 16.516
• Kanker Payu Dara : 42.297
• Kecelakaan Lalu lintas : 43.458
• Medical Errors : 44.000-98.000
• Medication Errors di luar RS : puluhan ribu
MEDICAL ERROR

The failure
of a planned action to be
completed as intended
or
the use of a wrong plan
to achieve the aim
MEDICATION ERROR
Preventable event
that may cause
inappropriate medication use
or patient harm
Medication is in control of the
health care professional ,
patient, consumer
History-Taking
Medication Management Process
Obtain Where Adverse Drug Events Originate
Document
Medication-
Medication Source: Adapted from Bates et al.; JAMA 1995;274:29-34
related
History
History
11% Medication Inventory Management

Ordering Formulary,
Inventory
purchasing
Diagnostic/ Order management
decisions
Therapeutic Medication verified 49%
Decisions Ordered and
Made submitted

Surveillance Pharmacy Management


Incident/adver Dispense/ 14%
Evaluate Select Prepare
se event distribute
order medication medication
surveillance medication
and reporting

26%
Administration Management
Monitor/Evaluate Response Document Administer Medication Education
Assess and
Admin.
document Select the
Intervene as Document according to
patient correct drug Educate
indicated for administration order and Educate staff
response for patient
adverse and associated standards regarding
to medication the correct regarding
reaction/ information for medications
according to patient medication
error drug
defined
parameters

From Computerized physician order entry: costs, benefits and challenges. A case study approach. FCG 2003.
Kaitan KIE dengan Pelayanan Farmasi
RANTAI PELAYANAN OBAT
1.Pabrik
5.Penerimaan
Instruksi Dr
Pemesanan
apotik
6.Penulisan Resep
2.Penerimaan
3.Penyimpanan 7.Status & Data
di gudang Pasien
Distribusi 4.Penyimpanan
di R.Racik 8. Screening Resep

MEDICATION ERROR 10.Penyiapan 9. Etiket


obat

11Pemanggilan pasien Keterangan


12.Penyerahan obat Screening resep :
COUNSELING OBAT 13Inform/Counseling •Administrasi
error
Pemahaman Ketaatan •Pharmaceutical
error
•Clinical error
HK 2002
Monitoring Outcome
Counseling sebagai komponen
Pharmaceutical Care

 The American Society of Health System


Pharmacists’ guidelines on pharmacist-
conducted patient counseling state that:
 Pharmacist-conducted patient counseling is
a component of pharmaceutical care and
should be aimed at improving therapeutic
outcomes by maximizing proper use of
medication
“If medication related problems
were ranked as a disease, it
would be the fifth leading
cause of death in the US!”
*Beers MH. Arch Internal Med. 2003
Compliance dipengaruhi

KOMUNIKASI
 Komunikasi antar pasien-staf kesehatan
 Pendidikan, budaya dll
 Informasi
 Emosi
KEYAKINAN akan PENGOBATAN
 Pengalaman tentang pemakaian obat
 Efek samping
 Jumlah jenis obat
 Frekuensi pemakaian
 Lama terapi
 Simtom tidak ada/tidak terasa
 Kerumitan cara, aturan pakai
 Harga obat
Pasien tidak taat (non compliance)

 Kegagalan terapi
 Relaps
 Toksisitas
 Biaya yang tinggi
 Direct Medical Cost
 Direct non Medical Cost
 Indirect non Medical Cost
 Intangible Cost
 Opportunity Cost
Biaya akibat non compliance
Direct Medical Cost
 Obat-obatan Fee dokter
 Alat kesehatan Biaya rawat inap
 Test laboratorium dll

Direct non Medical Cost


 Transportasi, makan, mengurus keluarga

Indirect non Medical Cost


 Upah yang hilang akibat sakit, mengurus yang

sakit
 Intangible cost
Patient outcome

Pasien taat

Counceling

Komunikasi Farmasi Klinis Etika & Hukum

Farmakologi Toxikologi FarmakoTerapi dll

Farmakokinetik Farmakodinami
1. Problem solving skill
2. Komunikasi
3. Konseling/Edukasi
4. Patient Assessment
5. Farmasi Klinis: Farmakoterapi, Patofisiologi
dll
6. Penyakit dan progresnya, guidelines
7. Hukum dan etika
8. Pharmaceutical Care Plan
9. Interaksi dengan dokter, dll
10. Perilaku : peduli, komitmen, dll

Anda mungkin juga menyukai